You are on page 1of 5

Laporan Praktikum Kartografi Tematik

Acara I

ACARA I
I.

JUDUL
PENYUSUNAN, DESAIN, DAN LAYOUT PETA DASAR

II.

TUJUAN
Melatih mahasiswa menyiapkan peta dasar sebagai dasar penyusunan peta
tematik.

III.

ALAT DAN BAHAN


1. Peta Topografi atau Peta Rupa Bumi
2. Spidol OHP
3. Kertas kalkir
4. Rapidograph

IV.

DASAR TEORI
Peta Peta dasar digunakan sebagai dasar pembuatan peta tematik atau
peta lainnya. Pada peta tematik, peta dasar adalah peta yang berisi semua data
topografi dan pada peta tersebut semua data tematik akan digambarkan. Peta
dasar bagi peta tematik adalah suatu peta yang berisi informasi tematik yang
akan digambarkan.
Tidak semua data topografi digambarkan pada peta dasar yang digunakan
untuk peta tematik, tetati harus dilakukan generalisasi, khususnya penghilangan,
pemilihan dan penyederhanaan. Proses generalisasi tersebut berkaitan erat
dengan tema yang akan disajikan pada peta tematik. Selanjutnya, peta dasar
yang telah dilakukan generalisasi dijadikan sebagai peta dasar untuk penyajian
data tematik tersebut disebut peta kerangka.
Peta topografi adalah peta yang menggambarkan semua kenampakan
dipermukaan bumi baik kenampakan alami maupun kenampakan buatan
manusia yang disajikan dengan ketelitian yang tinggi. Oleh karena itu peta
topografi biasanya digunakan sebagai peta dasar dalam penyusunan peta
tematik.
Peta topografi sering digunakan sebagai peta dasar untuk peta tematik,
karena banyak memberikan informasi tentang lingkungan geografikal. Namun
hal ini tidak berarti bahwa peta topografi secara langsung dapat digunakan
sebagai peta dasar, kecuali dalam hal-hal tertentu, hal ini disebabkan karena
banyaknya simbol-simbol kenapakan yang dikandungnya, serta warna-warna
yang bermacam-macam akan mengganggu penyajian informasi tematiknya.

Windia Sari Sunardiyana


09/285126/GE/6673

Laporan Praktikum Kartografi Tematik


Acara I

Untuk peta tematik pada umumnya detail elemen-elemen topografi


sebaiknya dipilih secukupnya dan kalau perlu dilakukan generalisasi elemenelemen topografis tersebut. Suatu peta dasar yang sudah sesuai digunakan untuk
peta tematik tertentu, belum tentu sesuai untuk peta tematik lainnya.
Elemen-elemen yang dicantumkan dalam pembuatan peta dasar dari peta
topografi adalah
Sistem garis lintang dan bujur
Unit administrasi
Toponimi
biarpun elemen-elemen yang dicantumkan pada peta dasar untuk peta tematik
banyak, namun yang utama di masukkan hanya lah sintem agris lintang dan
bujur, unit administrasi, serta toponimi.
Sistem garis lintang dan bujur sangat penting disajikan dalam setiap peta,
karena berfungsi sebagai General Reference System. Sistem garis lintang dan
bujur terkait dengan sistem proyeksi, dimana posisi permukaan bumi yang
digambarkan akan menentukan sistem proyeksi yang dipilih.
Nama-nama geografis perlu dicanumkan dalam peta tematik sebagai
suatu informasi yang menggambarkan informasi tersirat spasial yang mungkin
ada pada daerah yang dibuat tidak menjadi peta buta. Tentunya tidak semua
nama-nama geografis dimasukkan seperti halnya peta topografi. Nama-nama
sungai, danau, laut, selat, nama-nama kota, nama-nama pemukiman besar,
puncak-puncak gunung/bukit sangat perlu dicantumkan. Untuk peta sosial
ekonomi, nama-nama unit administrasi atau kode sangat membantu dalam
pembacaan petanya untuk kepentingan analisis.
Unit administrasi sangat penting bagi kebanyakan peta tematik
khususnya sosial ekonomi, karena pada umumnya data sosial ekonomi di
petakan berdasarkan unit administrasi. Apabila peta tematik lingkungan fisik
akan digunakan untuk kepentingan analisis, misalnya unit administrasi pada
peta tematik fisikal perlu mencantumkan batas administrasinya.

V.

CARA KERJA
1. Meyiapkan Peta Topografi Lembar Yogyakarta dan Sleman (Kabupaten
Sleman)
2. Memilih salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Sleman.
Windia Sari Sunardiyana
09/285126/GE/6673

Laporan Praktikum Kartografi Tematik


Acara I

3. Menyiapkan kertas kalkir diatas Peta Topografi dengan melakukan


deliniasi yang meliputi:
a. Kenampakan garis: batas administrasi, jalan, sungai
b. Kenampakan titik: ibukota kecamatan, dll
4. Melengkapi dengan informasi lain yang diperlukan dalam sebuah peta
sesuai kaidah kartografis, seperti koordinat, toponimi, dll
VI.

HASIL PRAKTIKUM
1. Peta dasar Kecamatan Pandak Skala 1:25.000 lembar 1408-223
Yogyakarta dan 1408-241 Sleman pada kertas kalkir tahun 2001
(terlampir)

VII.

PEMBAHASAN
Praktikum pertama Kartografi Tematik praktikan dilatih untuk
menyiapkan peta dasar sebagai dasar penyusunan peta tematik. Peta tematik
menggambarkan informasi kuantitatif dan kualitatif tentang kenampakan
atau konsep-konsep yang lebih spesifik seuai dengan tema peta. Pada
pembuatan peta dasar pada praktikum ini praktikan memilih Kecamatan
Pandak. Praktikan kemudian mendelineasi pada kertas kalkir dengan spidol
OHP dan Rapidograph. Delineasi dilakukan dengan memperhatikan
informasi-informasi yang ada di peta RBI, dimana kenampakan simbol titik
dan garis harus diperhatikan .
Kenampakan-kenampakan simbol yang rumit dan banyak pada peta
RBI mengakibatkan peta menjadi sulit diamati karena terlihat rumit. Maka
disinilah generalisasi akan berfungsi, generalisasi akan sangat membantu
untuk memilih, menghilangkan, dan menyederhanakan kenampakan yang
ada di peta RBI. Cara melakukan generalisasi tidak dilakukan dengan
sembarangan tetapi dengan aturan-aturan generalisasi agar sesuai dengan
tema yang akan disajikan. Sehingga informasi-informasi yang tidak
dibutuhkan dan informasi yang sesuai dengan tema dapat terpilah dengan
baik.
Peta dasar yang memiliki banyak kesalahan atau noise seperti
simbolisasi yang jelek, isi peta yang terlalu rumit, dan layout yang tidak
harmonis dapat mengakibatkan salah pengertian oleh pembaca peta, atau
peta yang terlalu rumit akibat banyak simbol akan mempersulit pengguna
peta untuk memperoleh informasi dari peta tersebut memalui layout peta.

Windia Sari Sunardiyana


09/285126/GE/6673

Laporan Praktikum Kartografi Tematik


Acara I

Gangguan-gangguan seperti inilah yang menimbulkan noise antara pembuat


peta dengan pembuat peta.
Peta dasar yang memiliki banyak noise tidak baik jika digunakan
untuk digunakan sebagai dasar pembuatan peta tematik karena jika peta
dasar yang digunakan memiliki gangguan maka, peta selanjutnya yang
menggunakan peta dasar sebagai dasar pembuatan peta, peta tersebut juga
akan mengalami gangguan. Sehingga pembuatan peta dasar haruslah teliti
dan cermat.
Praktikum pada acara ini untuk pembuatan peta dasar digunakan
rapidograph, rapidograph dibedakan ketebalannya untuk membedakan
setiap simbol-simbol peta. Namun terjadi kesalahpahaman antara asisten
dengan praktikan sehingga praktikan menggunakan spidol OHP warna
untuk membedakan setiap kenampakan-kenampakan yang ada pada peta.
Kecamatan pandak memiliki kenampakan simbol yang relatif sedikit
hanya dibeberapa bagian terlihat rumit dengan simbol-simbol bangunan,
sehingga praktikan hanya melakukan generalisasi pada bagian-bagian
tertentu. Titik bangunan yang rapat dan banyak di generalisasi namun,
diusahakan tetap mewakili kenampakan yang ada dalam peta tersebut.
generalisasi ini dilakukan untuk mempermudah pembuat peta dalam
menyapaikan informasi kepada pembaca peta. Selain itu, generalisasi
dilakukan juga untuk memperindah peta, agar peta mudah dibaca dan tidak
rumit, sehingga peta lebih bersifat komunikatif.
VIII. KESIMPULAN
1. Peta dasar digunakan sebagai dasar dalam membuat peta tematik
2. Peta dasar sebaiknya tidak memiliki noise agar pada peta-peta
selanjutnya tidak terdapat gangguan.
3. Elemen yang dicantumkan dalam pembuatan peta dasar dari peta
topografi diantaranya sistem garis lintang dan bujur, unit administrasi
dan toponimi,
4. Warna yang terdapat pada peta dasar adalah warna hitam untuk simbol
batas administrasi dan simbol titik, warna merah sebagai warna jalan,
dan warna biru sebagai warna sungai.
5. Informasi lintang bujur berfungsi untuk mengetahui lokasi dari peta
tersebut.

Windia Sari Sunardiyana


09/285126/GE/6673

Laporan Praktikum Kartografi Tematik


Acara I

6. Proses generalisasi sangat penting agar peta yang dibuat tidak rumit, dan
kenampakan yang ada disesuaikan dengan tema peta tematik
7. Penyajian informasi dalam bentuk peta memiliki kelebihan yaitu
memperlihatkan distribusi lokasi.
IX.

DAFTAR PUSTAKA
Mastra, Riadika, 1997, Konsep Dasar Kartografi, Pusat Pendidikan dan
Latihan Bakosurtanal: Bogor
Sinaga, Maruli, Drs, M.S, 1999, Pemetaan Topografi, Fakultas Geografi,
Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta
Sukoco, Yusron, Sukwarjono, Maruli. 1993. Pegetahuan Peta. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada.

LAM PI R AN

Windia Sari Sunardiyana


09/285126/GE/6673

You might also like