Professional Documents
Culture Documents
B. Tinjauan Pustaka
Analisis porositas tanah dihitung dengan persamaan P= (1-BI/
BJ)x100%, dimana P=porositas (%), BI=bobot isi (gram/cm3), dan BJ=berat
jenis (gram/cm3). Analisis penetapan bobot isi menggunakan metode cilinder,
sedangkan analisis penetapan berat jenis menggunakan metode pignometer
(Utaya 2008).
Makrofauna tanah mempunyai peran yang sangat beragam di dalam
habitatnya. Pada ekosistem binaan, keberadaannya dapat bersifat positif
(menguntungkan) maupun negatif (merugikan) bagi sistem budidaya. Pada
satu sisi makrofauna tanah berperan menjaga kesuburan tanah melalui
perombakan bahan organik, distribusi hara, peningkatan aerasi tanah dan
sebagainya, tetapi pada sisi lain juga dapat berperan sebagai hama berbagai
jenis tanaman budidaya. Dinamika populasi berbagai jenis makrofauna tanah
menentukan perannya dalam mendukung produktivitas ekosistem binaan.
Dinamika populasi makrofauna tanah tergantung pada faktor lingkungan yang
mendukungnya, baik berupa sumber makanan, kompetitor, predator maupun
keadaan lingkungan fisika-kimianya (Sugiyarto et al. 2007).
Makrofauna tanah merupakan bagian dari biodiversitas tanah yang
berperan penting dalam perbaikan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah melalui
proses imobilisasi dan humifikasi. Makrofauna tanah berperan dalam proses
fragmentasi, serta memberikan fasilitas lingkungan (mikrohabitat) yang lebih
baik bagi proses dekomposisi lebih lanjut yang dilakukan oleh kelompok
mesofauna dan mikrofauna tanah serta berbagai jenis bakteri dan fungi
(Rizqiyah 2013).
Untuk menangkap makrofauna epigeik digunakan pitfall trap berupa
gelas plastik, yang telah diisi larutan deterjen, dan diberi sungkup plastik pada
bagian atasnya. Pitfall trap ditanam selama 24 jam. Setiap petak perlakuan
ditanam 3 pitfall trap. Makrofauna yang terperangkap selanjutnya
diidentifikasi di laboratorium, dan spesimen diawetkan dalam botol plastik
yang berisi alkohol 75% (Dewi et al. 2008).
Mesofauna tanah dikoleksi dengan metode Ekstraksi tanah Corong
Barlese-Tullgren: Sampel tanah diambil dari kedalaman 0-20 cm. Sampel
tanah dimasukkan dalam saringan, kemudian dimasukkan dalam corong yang
ujung bawahnya dipasang botol koleksi yang berisi alkohol 70% 4 cm dari
dasar botol. Corong diletakkan di atas papan ekstraktor yang berlubanglubang dan bagian atas corong ditutup dengan corong penutup yang bagian
dalamnya dipasang lampu listrik 10 watt. Sampel tanah diekstraksi selama 2
hari. Mesofauna yang turun pada botol koleksi kemudian diidentifikasi di
laboratorium. (Wulandari et al. 2005).
Keberadaan mesofauna tanah dalam tanah sangat bergantung pada
ketersediaan energi dan sumber makanan untuk melangsungkan hidupnya,
seperti bahan organik dan biomassa hidup yang semuanya berkaitan dengan
aliran siklus karbon dalam tanah. Dengan ketersediaan energi dan hara bagi
mesofauna tanah tersebut, maka perkembangan dan aktivitas mesofauna tanah
akan berlangsung baik dan timbal baliknya akan memberikan dampak positif
bagi kesuburan tanah. Jika dilihat dari jenis-jenis yang ditemukan di ketiga
lokasi, keberadaan mesofauna tanah di lahan bekas tambang masih sangat
kurang. Hal ini disebabkan ketersediaan sumber makanan sebagai energi bagi
mesofauna tanah masih sangat sedikit (Hilwan dan Handayani 2013).
C. Metodologi Praktikum
1. Alat
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
Frame monolit
Gelas plastik
Plastik penutup
Tiang bambu
Nampan plastik
Ember plastik
Cangkul
Cetok
Kuas kecil
Pinset
Kantong plastik
Kertas label
Botol plastik atau flakon
2. Bahan
a. Alkohol 70%
b. Formalin 4%
c. Larutan detergent
d. Ctka 2 mm.
e. Aquadest
f. Tanah bongkah asli (ring sampel).
g. Air.
h. Lilin.
3. Cara Kerja
a. Metode Perangkap Jebak
1) Menentukan lokasi praktikum yang akan digunakan dalam
pengamatan
2) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
3) Membuat transek seluas 200 m2 atau menyesuaikan dengan kondisi
aktual lahan.
4) Membuat lubang jebak sebanyak 2 buah per kelompok, dengan
ukuran diameter sekitar 15 cm, atau disesuaikan dengan alat yang
digunakan untuk memerangkap fauna. Jarak antar lubang jebak
adalah sekitar 8 m atau menyesuaikan kondisi lahan. Membuat atap
plastik untuk melindungi alat jebak tersebut
5) Memasukkan larutan deterjen sebanyak sekitar 50 ml ke dalam alat
jebak yang sudah dipasang. Membiarkan alat jebak tersebut
terpasang selama 24 Jam.
6) Setelah 24 jam, mengambil alat jebak tersebut, dan membawa ke
laboratorium untuk pengamatan keragaman fauna yang diperoleh.
Memberi label yang menunjukkan identitas lokasi dan waktu
pengamatan.
7) Penanganan spesimen: Menyiapkan saringan plastik dengan mata
lubang saring yang sangat lembut sehingga tidak mampu meloloskan
spesimen yang diperoleh. Menuangkan larutan deterjen+spesimen
yang didapat dari lapangan ke dalam saringan. Mencuci dengan air
secara hati-hati supaya tidak ada spesimen yang hilang tercuci.
Memasukkan spesimen yang sudah bersih ke dalam botol plastik
yang telah berisi alkohol 75% sebanyak sekitar 25 ml atau
tergantung pada banyaknya spesimen yang didapat. Memberi label
sesuai dengan label semula.
8) Mengamati fauna yang didapat dengan menggunakan mikroskop dan
identifikasi karakter morfologi, serta mencocokkan dengan kunci
identifikasi fauna sehingga jenis fauna diketahui.
9) Mengitung populasi per jenis fauna per pitfall. Memasukkan data
fauna yang didapat ke dalam Tabel 1.
iii.
iv.
v.
vi.
vii.
sumbatnya.
Membuang gelembungnya lalu mengisi piknometer dengan
viii.
z.
ac. kelompok
aw.
h
bp.
c
ci.
o
db.
h
du.
a
en.
i
fg.
p
fz.
d
gs.
c
hl.
c
ie.
a
ix.
h
jq.
s
kj.
j
lc.
o
le.
ld. kelompok
lt.
10
lu.
h
mi.
1
mj.
c
mx.
1
nm.
2
my.
o
nn.
h
oc.
a
ob.
2
oq.
1
or.
i
pf.
2
pg.
p
pu.
2
pv.
d
qj.
4
qy.
1
qk.
c
qz.
c
rn.
7
ro.
a
sc.
1
sd.
h
sr.
1
ss.
s
tg.
1
tv.
1
th.
j
tz.
F
ua.
do
ub.
H
11
uc.
0,5
ud.
0,
ue.
0,
uf.
0
ug.
0,0
uh.
0,
ui.
0,
uj.
0
uk.
0,1
ul.
0,
um.
0,
un.
0
uo.
0,0
up.
0,
uq.
0,
ur.
0
us.
0,0
ut.
0,
uu.
0,
uv.
0
uw.
0,1
ux.
0,
uy.
0,
uz.
0
va.
0,0
vb.
0,
vc.
0,
vd.
0
ve.
0,0
vf.
0,
vg.
0,
vh.
0
vi.
0,0
vj.
0,
vk.
0,
vl.
0
vm.
0,0
vn.
0,
vo.
0,
vp.
0
vq.
0,0
vr.
0,
vs.
0,
vt.
0
vu.
vv.
vw.
vx.
12
0,0
vy.
0,0
wc.
0,
0,
vz.
0,
wa.
0,
wb.
0
13
we.
wf.
2.5
2
1.5
NILAI
dominan
KR
FR
H indeks
0.5
0
ORDO
wg.
Sumber : Data rekapan
2. Pembahasan
wh.
Mikroba yang terdapat dalam tanah sangatlah banyak
jumlahnya antra lain fungi, bakteri, virus, mikroflora dan aktinomisetes.
Masing-masing biota tersebut mempunyai peranannya bagi kesuburan
tanah maupun kesehatan tanah. Misalnya bakteri penambat fosfat yang
dapat menyediakan fosfat bagi tanaman dan bakteri penambat nitrogen
yang mampu mengikat nitrogen bebas dari atmosfer. Menurut Ernawati
(tahun 2008) grup-grup fauma tanah yang menguntungkan berperan
sebagai saprofagus, geofagus dan predator. Saprofagus adalah fauna
pemakan sisa-sisa organik sehingga mempercepat proses dekomposisi dan
mineralisasi serta meningkatkan populasi mikroba tanah. Geofagus dalah
fauna pemakan campuran tanah dan sisa bahan organik yang secara tidak
14
pada
dasarnya
15
16
wp.
17
wq.DAFTAR PUSTAKA
wr.