You are on page 1of 13

KLONING

Kata kloning berasal dari bahasa inggris Cloning yaitu suatu usaha untuk menciptakan
duplikat suatu organisme melalui aseksual (tanpa hubungan antara laki-laki dan perempuan)
atau dengan kata lain membuat foto copi atau penggandaan dari suatu makhluk melalui cara
non seksual.
Menurut Bakri, H.M. Nurchalis (1996), Rekayasa genetika adalah istilah dalam ilmu biologi
yang artinya secara umum adalah usaha manusia dalam ilmu biologi dengan cara
memanipulasi (rekayasa) sel, atau gen yang terdapat pada suatu organisme tertentu dengan
tujuan menghasilkan organisme jenis baru yang identik secara genetika.
Dalam pandangan islam, kloning adalah persoalan kontemporer yang hukumnya sendiri tidak
pernah dibicarakan dalam al-Quran maupun Hadist dan ijtihad para ulama Mutaqaddimin.
Salah satu jalan yang dapat ditempuh untuk menetapkan hukumnya adalah melalui ijtihad.
Disamping itu proses perkembangan manusia pertama-tama diatur perkawinan yang sah
menurut Islam. Dan perkawinan adalah suatu ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita
sebagai suami isteri berdasarkan hukum (UU), hukum agama atau adat istiadat yang berlaku
seperti firman Allah dalam al-Quran surat Adz-Dzariyat : 49.

Manfaat positif yang mungkin diperoleh antara lain:


Kloning dapat membantu pasangan suami-istri yang mempunyai problem reproduksi untuk
memperoleh anak,
Dengan kloning , para ilmuwan dapat mengobati berbagai macam penyakit akibat
rusaknya, beberapa gen yang terdapt dalam tubuh manusia,
Kloning memberikan peluang kepada para ilmuwan untuk menentukan karakteristik (fisik
dan mental),
Ilmuwan dapat menentukan silsilah seseorang yang tak dikenal
Dapat menjadikan sebagai dasar untuk membuktikan pelaku perzinahan
Implikasi negatif :
Proses penciptaan manusia merupakan hak prerogatif Allah semata (the divine will),
dengan mengkloning manusia , berarti telah memasuki dan mengintervensi ranah
kekuasaan Allah,
Para ilmuwan tersebut tidak mempercayai bahwa Allah adalah pencipta yang paling
sempurna (ahsan al-Khaliqin),

Tuhan telah menciptakan manusia dengan keragaman, kloning manusia bertentangan


dengan sunatullah. (partaonan Daulay, 2005 . 92)

Kawat Gigi
1. Sejarah
Pada awalnya Celcus pada tahun 25 SM mengemukakan teori: Gigi dapat digerakkan dengan
memberikan tekanan dengan tangan. Peralatan sederhana yang didesain untuk mengatur gigi
geligi telah ditemukan oleh para arkeolog di makam-makam kuno bangsa Mesir, Yunani, dan
Suku Maya di Meksiko
Namun dengan berkembangnya zaman, Pada abad ke-20 Edward Angel atau yang
dikenal dengan "Father of Orthodontics" membuat trobosan-trobosan baru dalam ilmu
pengetahuan orthodontik, sehingga ditemukannya "Rubber Appliance" oleh Calvin S. Case
dan H. A. Baker,disinilah berkembangnya Braces (Bracket).
Manfaat
1. Merapikan gigi yang berantakan.
2. Untuk menggerakkan dan menahan gigi
3. Mengkoreksi fungsi bicara
4. Mengkoreksi bentuk wajah
5. Mengkoreksi laju pertumbuhan tulang rahang
Kerugian
1. Rasa sakit ketika pertama kali memakai behel
2. Lubang dan Karang Gigi cepat terbentuk
3. Gusi, Bibir, dan Pipi mudah mengalami radang (Stomatitis) atau sering disebut
Sariawan

2. Pandangan Islam Tentang Kawat Gigi


Orthodonti, atau biasanya lebih dikenal sebagai kawat gigi, adalah ilmu kedokteran
gigi yang bertujuaan untuk memperbaiki letak atau posisi gigi agar didapatkan hubungan yang
ideal antara rahang atas dan bawah sehingga fungsi estetis, pengunyahan ataupun bicara
menjadi maksimal. Keberhasilan dari perawatan Orthodonti biasanya mencapai 90 hingga
99%. Tapi yang lebih penting adalah perawatan setelah pemasangan kawat. Ini dilakukan
untuk mencegah letak gigi yang sudah berubah ke tempat baru akan balik lagi posisinya ke
tempat semula. Sehingga dibutuhkan alat yang disebut retainer atau penahan.
Mengenai hukum memakai kawat gigi, tergantung dari niat atau tujuan dalam
penggunaannya.Setiap perbuatan itu tergantung dari niatnya. Hal ini telah dikatakan
Rasulullah SAW sebagaimana dalam Hadits Riwayat Bukhari. Dari Amirul Muminin, (Abu
Hafsh atau Umar bin Khottob rodiyallohuanhu) dia berkata: Aku pernah mendengar
Rasulullah shollallohualaihi wassalam bersabda: Sesungguhnya seluruh amal itu tergantung
kepada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai niatnya. Oleh karena itu,
barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Alloh dan
Rosul-Nya. Dan barangsiapa yang berhijrah karena (untuk mendapatkan) dunia atau karena
wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya itu kepada apa yang menjadi tujuannya
(niatnya). (Diriwayatkan oleh dua imam ahli hadits; Abu Abdillah Muhammad bin Ismail
bin Ibrohim bin Mughiroh bin Bardizbah Al-Bukhori dan Abul Husain Muslim bin Al-Hajjaj
bin Muslim Al-Qusairy An-Naisabury di dalam kedua kitab mereka yang merupakan kitab
paling shahih diantara kitab-kitab hadits) .
Apabila memang ada keperluannya untuk pengobatan atau merapikan gigi yang tidak rapi
(tidak wajar), maka hukumnya boleh karena masuk dalam kategori berobat. Jika hal itu untuk
pengobatan atau untuk membuang kelainan,atau untuk kebutuhan, misalnya seseorang tidak
bisa makan dengan baik kecuali dengan mengubah gigi-giginya, maka hal tersebut
diperbolehkan. Hal ini sesuai dengan Hadits riwayat Bukhari dan Muslim yaitu Allah
menurunkan penyakit dan menurunkan pula obatnya, diketahui oleh yang mengetahui dan
tidak akan diketahui oleh orang yang tidak mengerti. (HR. Bukhari dan Muslim)
Diperbolehkannya pemasangan kawat gigi (orthodonti) juga dinyatakan dalam Kitabul
Muntaqa Min Fatawa Syaikh Shalih Al-Fauzan, Juz 7, hal. 3223-324 dinyatakan bahwa bila
memang diperlukan, misalnya ada kelainan yang harus diperbaiki, maka hukumnya
diperbolehkan.
Adapun gigi yang sudah tumbuh sewajarnya kemudian dirubah agar menjadi lebih baik lagi
sesuai dengan selera maka hal ini adalah terlarang karena masuk dalam kategori merubah
ciptaan Allah. Bahkan terdapat larangan untuk mengubah gigi dan mengikirnya untuk
keindahan, beserta ancaman bagi pelakunya, karena perbuatan tersebut termasuk sia-sia dan
mengubah ciptaan Allah. Mengubah gigi untuk tujuan memperindahnya dan untuk
menampakkan ketajamannya adalah perbuatan haram. untuk memperindah dan mempercantik
diri. Pada dasarnya merubah ciptaan adalah perbuatan terlarang. Hal ini termaktub dalam Al
Quran, dimana Allah berfirman mengkisahkan tentang ucapan Iblis dalam QS An-Nisa ayat
119:
Artinya: Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan anganangan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang
ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah
ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya". Barang siapa yang menjadikan

syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang
nyata. (QS. An-Nisa: 119).
Berdasar fatwa Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani mengikir gigi merupakan
perbuatan yang merubah ciptaan Allah Subhanahu wa Taala dan menyibukkan diri dengan
perbuatan sia-sia yang tidak ada manfaatnya, dan hanya membuang-buang waktu yang
seharusnya dipergunakan untuk hal-hal lain yang lebih bermanfaat bagi manusia. Perbuatan
tersebut juga merupakan penipuan dan penggelapan serta menunjukkan kerdilnya manusia.
Diharamkan bagi wanita muslim untuk mengikir gigi-giginya dengan tujuan memperindah
diri, dengan cara mendinginkan gigi-giginya dengan pendingin sehingga tampak merenggang
jarak antara gigi-giginya supaya kelihatan cantik. Namun apabila terdapat kotoran pada gigigiginya yang mengharuskannya mengubahnya, dengan tujuan untuk menghilangkan kotoran
tersebut, atau karena terdapat ketidaknyamanan yang mengharuskannya untuk
memperbaikinya dengan tujuan untuk menghilangkan ketidaknyamanan tersebut, maka
perbuatan tersebut tidak mengapa, karena hal itu termasuk dalam berobat dan membuang
kotoran, yang hanya bisa dilakukan oleh daokter spesialis. Hal ini juga serupa dengan
penggunaan kawat gigi (orthodonti).
Selain itu terdapat kecenderungan perubahan tujuan dalam terapi ortodhonti yang semula
ingin memperbaiki struktur dan komposisi giginya yang tak rata, dalam perkembangannya
akhir-akhir ini justru mengarah ke tren gaya hidup. Penggunaan kawat gigi atau braket dan
mengubah bentuk rahang mulai diburu masyarakat Indonesia, terutama kalangan strata
ekonomi atas. Menurut pengurus MUI KH Umar Shihab permasalahan ini dikembalikan pada
niat atau tujuannya. Apabila penggunaannya tidak diperlukan sehingga niat penggunaannya
semata-mata untuk riya dan membangga-banggakan diri, maka hukumnya tidak boleh. Sebab,
biasanya rata-rata waktu perawatan orthodonti cukup lama tergantung tingkat keparahannya
dengan biaya yang tidak sedikit. Sehingga penggunaan kawat gigi secara tidak langsung akan
menaikkan prestise penggunanya. Tapi, apabila niatnya untuk kesehatan atau keindahan, para
ulama membolehkannya.
Islam melarang umatnya untuk mengubah gigi dan mengikirnya untuk keindahan, beserta
ancaman bagi pelakunya, karena perbuatan tersebut termasuk sia-sia dan mengubah ciptaan
Allah. Jika perawatan orthodonti digunakan dengan tujuan yang seperti disebutkan di atas
tadi, maka hal ini termasuk kepada hal yang berlebih-lebihan (israf) yang dibenci
oleh seperti termaktub dalam QS. Al-Isra : 26-27, QS. Al-Maidah: 77, dan QS. Al-Anam:
141.
N#uur #s 4n1)9$# m)ym t3J9$#ur t$#ur@69$# wur jt7
? #7s? b)tjt6J9$# (#qR%x. tbuqz) u9$# (tb%x.ur `
s9$# mn/t9 #Yqx.
Artinya: Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang
miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
(hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan
dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (Al-Isra: 26-27)
Artinya : Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas)
dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orangorang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah

menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus. (Al-Maidah:
77)
Artinya :dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang yang berlebih-lebihan. (Al-Anam: 141)
Jadi, penggunaan ortdodhonti (kawat gigi) dikembalikan kepada niat atau tujuannya. Apabila
memang terdapat indikasi untuk melakukannya seperti memperbaiki cacat muka, kesulitan
bicara, mengunyah, bernafas, atau pun untuk menghilangkan rasa sakit pada sendi rahang
akibat gigitan yang tidak normal, maka penggunaannya diperbolehkan. Namun bila tidak
diperlukan sehingga merubah ciptaan hanya untuk riya dan membangga-banggakan diri
maka hukumnya tidak boleh.
1. Menyempurnakan bentuk gigi tetapi tidak cacat atau hanya untukmemperindah
Allah menciptakan manusia dalam keadaan sangat sempurna. Allah berfirman :


Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (QS.
At-Tin: 4).
Perbuatan mengubah ciptaan Allah dari bentuk yang sempurna itu. termasuk godaan setan.
Sebagaimana yang Allah tegaskan,





Setan itu mengatakan: Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba
Engkau bagian yang sudah ditentukan (untuk saya goda) Aku benar-benar akan menyesatkan
mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka
(memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan
akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya.
(QS. An-Nisa: 118 119)
Sesungguhnya Allah telah melarang orang-orang yang merubah bentuk hanya untuk
keindahan saja
Nabi Muhammad SAW bersabda :



"Allah telah mengutuk orang-orang yang membuat tato dan orang yang minta dibuatkan
tato, orang-orang yang mencabut bulu mata, orang-orang yang minta dicabut bulu matanya,
dan orang-orang yang merenggangkan gigi demi kecantikan yang merubah ciptaan Allah."
(HR. Muslim)
2. Menyempurnakan bentuk gigi karena cacat
Hukumnya boleh , berdasarkan sabda Rasulullah SAW :



Wahai sekalian hamba Allah, berobatlah sesungguhnya Allah tidak menciptakan suatu
penyakit melainkan menciptakan juga obat untuknya kecuali satu penyakit." Mereka
bertanya, "Penyakit apakah itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Yaitu penyakit tua
(pikun). (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad. Berkata Tirmidzi : Hadits ini
Hasan Shahih).
Karena sesungguhnya mengembalikan bentuk anggota badan yang tidak sempurna (cacat)
pada keadaan sesuai yang Allah ciptakan, tidak termasuk mengubah ciptaan Allah




Bahwa hidung beliau terkena senjata pada peristiwa perang Al-Kulab di zaman
jahiliyah. Kemudian beliau tambal dengan perak, namun hidungnya malah membusuk.

Kemudian Nabi shallallahu alaihi wa sallam memerintahkannya untuk menggunakan tambal


hidung dari emas. (HR. An-Nasai 5161, Abu Daud 4232, dan dinilai hasan oleh Al-Albani).

KESIMPULAN
Merapikan gigi yang sudah teratur dan sudah normal tidak diperbolehkan, termasuk bentuk
tidak ridha dengan ciptaan Allah,
Merapikan gigi dalam rangka menormalkan yang cacat diperbolehkan,termasuk
mengembalikan ciptaan Allah pada kondisi yang lebih sempurna.

KLONING
1. Sejarah
Sejarah kloning muncul pertama kali pada tahun 1960 oleh Gurdon, percobaan
Gurdon yang pertama kali dilakukanya terhadap berudu, yaitu dengan menaruh gen ke
dalam sel berudu tersebut. Percobaan ini berhasil melahirkan berudu baru namun berudu
tersebut tidak bisa tumbuh menjadi katak dewasa dan akhirnya mati terurai oleh air.
2. Pengertian
Definisi kloning adalah pembiakkan dengan teknik membuat keturunan dengan kode
genetik yang sama dengan induknya. Istilah loning atau klonasi berasal dari
kata clone(bahasa Greek) atau klona, yang secara harfiah berarti potongan/pangkasan
tanaman. Dalam hal ini tanam-tanaman baru yang persis sama dengan tanaman induk
dihasilkan lewat penanaman potongan tanaman yang diambil dari suatu pertemuan
tanaman jantan dan betina.
3. Jenis
Kloning pada tumbuhan
Kloning pada tumbuhan yaitu mencangkok atau menstek tanaman untuk mendapatkan
tanaman yang memiliki sifat persis sama dengan induknya.
Kloning pada hewan
Kloning pada hewan pertama kali dicoba pada tahun 1950-an pada hewan katak, tikus,
kera dan bison juga pada domba, dan dalam kelanjutannya proses yang berhasil hanyalah
percobaan Kloning pada domba. Awal mula proses pengkloningan domba adalah dengan
mengambil inti sel dari tubuh domba, yaitu dari payudara atau ambingnya lalu sifat khusus
yang berhubungan dengan fungsi ambing ini dihilangkan, kemudian inti sel tersebut
dimasukkan kedalam lapisan sel telur domba, setelah inti selnya dibuang kemudian
ditanamkan kedalan rahim domba agar memperbanyak diri, berkembang berubah menjadi
janin dan akhirnya di hasilkan bayi domba. Pada akhirnya domba ini mempunyai kode
genetic yang sama dengan domba pertama yang menjadi sumber pengambilan sel ambing.
[5]
Kloning pada embrio
Kloning embrio tejadi pada sel embrio yang berasal dari rahim istri yang terbentuk dari
pertemuan antara sel sperma suaminya dengan sel telurnya lalu sel embrio itu dibagi
dengan satu teknik perbanyakan menjadi beberapa sel embrio yang berpotensi untuk

membelah dan berkembang. Kemudian sel-sel embrio itu dipisahkan agar masing-masing
menjadi embrio tersendiri yang persis sama dengan sel embrio pertama yang menjadi
sumber pengambilan sel. Selanjutnya sel-sel embrio itu dapat ditanamkan dalam rahim
perempuan asing (bukan isteri), atau dalam rahim isteri kedua dari suami bagi isteri
pertama pemilik sel telur yang telah dibuahi tadi. Yang selanjutnya akan menghasilkan
lebih dari satu sel embrio yang sama dengan embrio yang sudah ada. Lalu akan terlahir
anak kembar yang terjadi melalui proses Kloning embrio ini dengan kode genetik yang
sama dengan embrio pertama yang menjadi sumber Kloning.
Kloning pada manusia
Kloning pada manusia terdapat dua cara. Petama, Kloning manusia dapat berlangsung
dengan adanya laki-laki dan perempuan dalam prosesnya. Proses ini dilaksanakan dengan
mengambil sel dari tubuh laki-laki, lalu inti selnya diambil dan kemudian digabungkan
dengan sel telur perempuan yang telah dibuang inti selnya. Sel telur ini setelah bergabung
dengan inti sel tubuh laki-laki lalu ditransfer ke dalam rahim seorang perempuan agar
dapat memperbanyak diri, berkembang, berubah menjadi janin, dan akhirnya dilahirkan
sebagai bayi. Bayi ini merupakan keturunan dengan kode genetik yang sama dengan lakilaki yang menjadi sumber pengambilan sel tubuh. Kedua, Kloning manusia dapat pula
berlangsung di antara perempuan saja tanpa memerlukan kehadiran laki-laki. Proses ini
dilaksanakan dengan mengambil sel dari tubuh seorang perempuan, kemudian inti selnya
diambil dan digabungkan dengan sel telur perempuan yang telah dibuang inti selnya. Sel
telur ini setelah bergabung dengan inti sel tubuh perempuan lalu ditransfer ke dalam rahim
perempuan agar memperbanyak diri, berkembang, berubah menjadi janin, dan akhirnya
dilahirkan sebagai bayi. Bayi yang dilahirkan merupakan keturunan dengan kode genetik
yang sama dengan perempuan yang menjadi sumber pengambilan sel tubuh. Hal tersebut
mirip dengan apa yang telah berhasil dilakukan pada hewan domba. Adapun pewarisan
sifat yang terjadi dalam proses Kloning, sifat-sifat yang diturunkan hanya berasal dari
orang yang menjadi sumber pengambilan sel tubuh, baik laki-laki maupun perempuan. Dan
anak yang dihasilkan akan memiliki ciri yang sama dengan induknya dalam hal
penampilan fisiknya seperti tinggi dan lebar badan serta warna kulit dan juga dalam hal
potensi-potensi akal dan kejiwaan yang bersifat asli. Dengan kata lain, anak tersebut akan
mewarisi seluruh ciri-ciri yang bersifat asli dari induknya. Sedangkan ciri-ciri yang
diperoleh melalui hasil usaha, tidaklah dapat diwariskan. Jika misalnya sel diambil dari
seorang ulama yang faqih, atau mujtahid besar, atau dokter yang ahli, maka tidak berarti si
anak akan mewarisi ciri-ciri tersebut, sebab ciri-ciri ini merupakan hasil usaha, bukan sifat
asli.
4. Manfaat
a. Kloning manusia memungkinkan banyak pasangan tidak subur untuk mendapatkan
anak.
b. Organ manusia dapat dikloning secara selektif untuk dimanfaatkan sebagai organ
pengganti bagi pemilik sel organ itu sendiri, sehingga dapat meminimalisir risiko
penolakan.

c. Sel-sel dapat dikloning dan diregenerasi untuk menggantikan jaringan-jaringan tubuh


yang rusak, misalnya urat syaraf dan jaringan otot. Kemungkinan bahwa kelak manusia
dapat mengganti jaringan tubuhnya yang terkena penyakit dengan jaringan tubuh
embrio hasil kloning, atau mengganti organ tubuhnya yang rusak dengan organ tubuh
manusia hasil kloning. Di kemudian hari akan ada kemungkinan tumbuh pasar jual-beli
embrio dan sel-sel hasil kloning.
d. Teknologi kloning memungkinkan para ilmuan medis untuk menghidupkan dan
mematikan sel-sel. Dengan demikian, teknologi ini dapat digunakan untuk mengatasi
kanker. Di samping itu, ada sebuah optimisme bahwa kelak kita dapat menghambat
proses penuaan berkat apa yang kita pelajari dari kloning.
e. Teknologi kloning memungkinkan dilakukan pengujian dan penyembuhan penyakitpenyakit keturunan. Dengan teknologi kloning, kelak dapat membantu manusia dalam
menemukan obat kanker, menghentikan serangan jantung, dan membuat tulang, lemak,
jaringan penyambung, atau tulang rawan yang cocok dengan tubuh pasien untuk tujuan
bedah penyembuhan dan bedah kecantikan.
5. Dampak
Menurut George Annos, kloning akan memiliki dampak buruk bagi kehidupan, antara lain :
a. Merusak peradaban manusia.
b. Memperlakukan manusia sebagai objek.Jika kloning dilakukan manusia seolah seperti
barang mekanis yang bisa dicetak semaunya oleh pemilik modal. Hal ini akan
mereduksi nilai-nilai kemanusiaan yang dimiliki oleh manusia hasil kloning.
c. Kloning akan menimbulkan perasaan dominasi dari suatu kelompok tertentu terhadap
kelompok lain. Kloning biasanya dilakukan pada manusia unggulan yang memiliki
keistimewaan dibidang tertentu. Tidak mungkin kloning dilakukan pada manusia awam
yang tidak memiliki keistimewaan. Misalnya kloning Einstein, kloning Beethoven
maupun tokoh-tokoh yang lain. Hal ini akan menimbulkan perasaan dominasi oleh
manusia hasil kloning tersebut sehingga bukan suatu kemustahilan ketika manusia hasil
kloning malah menguasai manusia sebenarnya karena keunggulan mereka dalam
berbagai bidang.
6. Hukum Kloning
Menurut syara hukum Kloning pada tumbuhan dan hewan tidak apa-apa untuk dilakukan
dan termasuk aktivitas yang mubah hukumnya. Dari hal itu memanfaatkan tanaman dan
hewan dalam proses Kloning guna mencari obat yang dapat menyembuhkan berbagai
penyakit manusia terutama yang kronis adalah kegiatan yang dibolehkan Islam, bahkan
hukumnya sunnah (mandub), sebab berobat hukumnya sunnah. Begitu pula memproduksi
berbagai obat-obatan untuk kepentingan pengobatan hukumnya juga sunnah. Imam Ahmad
telah meriwayatkan hadits dari Anas RA yang telah berkata, bahwa Rasulullah SAW berkata: Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla setiap kali menciptakan penyakit, Dia menciptakan
pula obatnya. Maka berobatlah kalian ! Imam Abu Dawud dan Ibnu Majah meriwayatkan
dari Usamah bin Syuraik RA, yang berkata: Aku pernah bersama Nabi, lalu datanglah
orang-orang Arab Badui. Mereka berkata,Wahai Rasulullah, bolehkah kami berobat ?
Maka Nabi SAW menjawab : Ya. Hai hamba-hamba Allah, berobatlah kalian, sebab
sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tidaklah menciptakan penyakit kecuali menciptakan

pula obat baginya Oleh karena itu, dibolehkan memanfaatkan proses Kloning untuk
memperbaiki kualitas tanaman dan mempertinggi produktivitasnya atau untuk
memperbaiki kualitas hewan seperti sapi, domba, onta, kuda, dan sebagainya. Juga
dibolehkan memanfaatkan proses Kloning untuk mempertinggi produktivitas hewanhewan tersebut dan mengembangbiakannya, ataupun untuk mencari obat bagi berbagai
penyakit manusia, terutama penyakit-penyakit yang kronis. Demikianlah hukum syara
untuk Kloning manusia, tanaman dan hewan. Kloning pada manusia haram menurut
hukum Islam dan tidak boleh dilakukan. Dalil-dalil keharamannya adalah sebagai berikut :
Anak-anak produk proses Kloning tersebut dihasilkan melalui cara yang tidak alami.
Padahal justru cara alami itulah yang telah ditetapkan oleh Allah untuk manusia dan
dijadikan-Nya sebagai sunnatullah untuk menghasilkan anak-anak dan keturunan. Allah
SWT berfirman : dan Bahwasanya Dialah yang
menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan, dari air mani apabila
dipancarkan. (QS. An Najm : 45-46) Allah SWT berfirman : Bukankah dia dahulu setetes
mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian mani itu menjadi segumpal darah,
lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya. (QS. Al Qiyaamah : 37-38). Anakanak produk Kloning dari perempuan saja (tanpa adanya laki-laki), tidak akan mempunyai
ayah. Dan anak produk Kloning tersebut jika dihasilkan dari proses pemindahan sel teluryang telah digabungkan dengan inti sel tubuh ke dalam rahim perempuan yang bukan
pemilik sel telur, tidak pula akan mempunyai ibu. Sebab rahim perempuan yang menjadi
tempat pemindahan sel telur tersebut hanya menjadi penampung, tidak lebih. Ini
merupakan tindakan menyia-nyiakan manusia, sebab dalam kondisi ini tidak terdapat ibu
dan ayah. Hal ini bertentangan dengan firman Allah SWT :

Hai manusia, sesunguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan. (QS. Al Hujuraat : 13) Kloning manusia akan menghilang nasab (garis
keturunan). Padahal Islam telah mewajibkan pemeliharaan nasab. Diriwayatkan dari Ibnu
Abbas RA, yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda : Siapa saja yang
menghubungkan nasab kepada orang yang bukan ayahnya, atau (seorang budak) bertuan
(loyal/taat) kepada selain tuannya, maka dia akan mendapat laknat dari Allah, para
malaikat, dan seluruh manusia. (HR. Ibnu Majah). Berdasarkan dalil-dalil itulah proses
Kloning manusia diharamkan menurut hukum Islam dan tidak boleh dilaksanakann.
7. Hukum Kloning menurut MUI
Musyawarah Nasional VI Majelis Ulama Indonesia yang diselenggarakan pada tanggal 2327 Rabiul Akhir 1421 H. / 25-29 Juli 2000 M. dan membahas tentang Kloning, setelah
Menimbang,
Bahwa salah satu hasil kemajuan yang dicapai oleh iptek adalah Kloning, yaitu suatu
proses penggandaan makhluk hidup dengan cara nucleus transfer dari sel janin yang sudah
berdiferensiasi dari sel dewasa, atau penggandaan makhluk hidup menjadi lebih banyak,
baik dengan memindahkan inti sel tubuh ke dalam indung telur pada tahap sebelum terjadi
pemisahan sel-sel bagian-bagian tubuh

bahwa masyarakat senantiasa mengharapkan penjelasan hukum Islam tentang Kloning,


baik Kloning terhadap tumbuh-tumbuhan, hewan, dan terutama Kloning terhadap manusia;
bahwa oleh karena itu, MUI dipandang perlu untuk menetapkan fatwa tentang hukum
Kloning untuk dijadikan pedoman.
Memperhatikan:
Kloning tidak sama dengan, dan sedikit pun tidak berarti, penciptaan, melainkan hanya
sekedar penggandaan. Secara umum, Kloning terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan akan
membawa kemanfaatan dan kemaslahatan kepada umat manusia. Kloning terhadap
manusia dapat membawa manfaat, antara lain : rekayasa genetik lebih efisien dan manusia
tidak perlu khawatir akan kekurangan organ tubuh pengganti (jika memerlukan) yang biasa
diperoleh melalui donor, dengan Kloning ia tidak akan lagi merasa kekurangan ginjal, hati,
jantung, darah, dan sebagainya, karena ia bisa mendapatkannya dari manusia hasil
teknologi Kloning.
d. Kloning terhadap manusia juga dapat menimbulkan mafsadat (dampak negatif yang
tidak sedikit; antara lain :
e. Menghilangkan nasab anak hasil Kloning yang berakibat hilangnya banyak hak anak
dan terabaikan-nya sejumlah hukum yang timbul dari nasab;
f. Institusi perkawinan yang telah disyariatkan sebagai media berketurunan secara sah
menjadi tidak diperlukan lagi, karena proses reproduksi dapat dilakukan tanpa
melakukan hubungan seksual;
g. Lembaga keluarga (yang dibangun melalui perkawinan) akan menjadi hancur, dan
pada gilirannya akan terjadi pula kehancuran moral (akhlak), budaya, hukum, dan
syariah Islam lainnya;
h. tidak akan ada lagi rasa saling mencintai dan saling memerlukan antara laki-laki dan
ppperempuan;
i. hilangnya maqashid syariah dari perkawinan, balk maqashid awwaliyah (utama)
maupun maqashid tabiah (sekunder).
j. Pendapat dan saran peserta sidang.
k. Mengingat
l. Firman Allah SWT : Dan Dia menundukkan untuk kamu apa yang ada di langit dan
apa yang ada di bumi semuanya (sebagai rahmat) dariNva. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
berfikir (QS. al-Jatsiyah [45].- 13).
m. Firman Allah SWT : Dan Kami telah memuliakan anak-anakAdam, Kami angkut
mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari Yang baik-baik, dan
Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas rraakhluk vang telah
Kami ciptakan (QS. al-Isra[I7]: 70).
8. Firman Allah SWT : ..apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang
dapat menciptakan seperti ciptaan-Nva sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut
pandangan mereka. Katakanlah, Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dialah
Tuhan Yang Mahaesa lagi Mahaperkasa (QS. al-Rad [13]: 16)
n. firman Allah SWT : Dan sesungguhnya Kami telah menciptakar manusia dari saripati
(berasal) dari tanah. Kemudiar Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan ;

o.

p.
q.
r.

s.
t.

u.

v.

w.

dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air man: itu Kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpa. darah itu Kami jadikan segumpal daging, dar. segumpal daging
itu Kami jadikan tulang belulan, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan dagiri
27 Kemudian Kami jadikan dia makhluk (berbentuk) lain. Maha sucilah Allah,
Pencipta Paling baik (QS. al-Muminun (23]: 12-14).
Kaidah Fiqhiyah : Menghindarkan kerusakan (hal-hal yang negatif) diutamakan dari
pada mendatangkan kemaslahatan
Menetapkan:
Fatwa musyawarah nasional MUI (Majelis ulama Indonesia) tentang Kloning.
Kloning terhadap manusia dengan cara bagaimanapun yang berakibat pada pelipat
gandaan manusia hukumnya adalah haram.
Kloning terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan hukumnya boleh (mubah) sepanjang
dilakukan demi kemaslahatan dan/atau untuk menghindarkakemudaratan (hal-hal
negatif).
Mewajibkan kepada semua pihak terkait untuk tidak melakukan atau mengizinkan
eksperimen atau praktek Kloning terhadap manusia.
Mewajibkan kepada semua pihak, terutama para ulama, untuk senantiasa mengikuti
perkembangan teknologi Kloning, meneliti peristilahan dan permasalahatannya, serta
menyelenggarakan kajian-kajian ilmiah untuk menjelaskan hukumnya.
Mewajibkan kepada semua pihak, terutama ulama dan umara, untuk mendorong
pembentukan (pendirian) dan mendukung institusi-institusi ilmiah yang
menyelenggarakan penelitian di bidang biologi dan teknik rekayasa genetika pada
selain bidang Kloning manusia yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Mewajibkan kepada semua pihak, terutama ulama dan umara, untuk segera
merumuskan kriteria dan kode etik penelitian dan eksperimen bidang biologi untuk
dijadikan pedoman bagi pihak-pihak yang memerlukannya.
Keputusan fatwa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap muslim yang
memerlukan dapat mengetahuinya, menghimbau semua pihak untuk menyebarluaskan
fatwa ini [11]

x.
y. KESIMPULAN
z. Kloning adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetic yang sama dengan sel
induknya tanpa diawali proses pembuahan sel telur atau sperma tapi diambil dari inti
sebuah sel pada makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan, hewan maupun
manusia.
aa. Kloning terdiri dari beberapa macam, antara lain: Kloning pada tumbuhan, Kloning
pada hewan, Kloning pada embrio,dan Kloning pada manusia.
ab. Adapun mengenai hukum Kloning dari kajian diatas dapat disimpulkan bahwa hukum
Kloning dibagi menjadi dua, yang pertama yaitu Kloning yang di perbolehkan, dan
Kloning yang tidak diperbolehkan.
ac. Sedangkan Mengenai Kloning yang diperbolehkan adalah Kloning yang
meninmbulkan kemaslahatan bagi manusia antara lain yaitu Kloning pada tanaman
dan hewan adalah untuk memperbaiki kualitas tanaman dan hewan, meningkatkan
produktivitasnya, mencari obat alami bagi banyak penyakit manusia-terutama
penyakit-penyakit kronis.
ad. Sedangkan Kloning yang tidak diperbolehkan adalah Kloning terhadap manusia yang
dapat menimbulkan mafsadat (dampak negatif yang tidak sedikit; antara lain :
menghilangkan nasab, menyulitkan pelaksanaan hukum-hukum syara.

You might also like