You are on page 1of 11

BAB 8

KODE ETIK PROFESI AKUNTAN MENUJU ERA


GLOBAL

Kelompok 3
Jurusan Akuntansi
Disusun Oleh :
1. Irda Islaminati

2013020075

2. Siti Wardah

2013020069

3. Suryati Arumsari

2013020071

STIE DHARMA BUMIPUTERA


Jalan Warung Jati No.41 Kel. Kalibata, Kec. Pancoran, Jakarta Selatan

KODE ETIK PROFESI AKUNTAN MENUJU ERA GLOBAL


TANTANGAN PROFESI AKUNTAN GLOBAL
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi system informasi dan
komunikasi telah ikut mendorong perkembangan ekonomi menuju penyatuan system
ekonomi global. Pernyataan system ekonomi global ini makin mendorong tumbuhnya
perusahaan-perusahaan multinasional yang beroperasi melampaui batas-batas suatu negara.
Kesatuan aktivitas perekonomian ini terlihat jelas yang dicapai oleh para pemimpin negaranegara di dunia, antara lain perjanjian ASEAN, APEC, Uni Eropa, dan terakhir perjanjian
WTO, makin mendorong ke arah pernyataan system ekonomi dunia.
Saat ini sedikitnya ada dua persoalan di bidang audit dan akuntansi yang belum sepenuhnya
dapat mendukung ke arah kesatuan ekonomi global, yaitu:
a) Setiap negara masih mempunyai prinsip akuntansi dan standar audit sendiri-sendiri,
yang terkadang berbeda antara negara satu dengan negara lainnya. Banyak negara
yang mewajibkan agar setiap perusahaan yang beroperasi di wilayahnya menyusun
laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku di negara masingmasing.
b) Profesi akuntan di dunia belum sepenuhnya serius dalam mengembangkan standar
perilaku etis profesi akuntan.
Sejalan dengan perkembangan ekonomi global dan dalam rangka mengantisipasi keberadaan
profesi akuntan bertaraf internasional, maka dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi,
organisasi IAI telah sepakat untuk mengadopsi standar audit, akuntansi, dank ode etik
internasional yang dikeluarkan oleh IFAC.
KODE ETIK PROFESI AKUNTAN DI AS
Enam manfaat dari kode etik profesi,yaitu:
1. Dapat memberikan motivasi melalui penggunaan tekanan dari rekan sejawat (peer
pressure) dengan memelihara seperangkat harapan perilaku yang diakui umum yang
harus dipertimbangkan dalam proses keputusan.
2. Dapat memberikan pedoman yang lebih stabil tentang benar atau salah daripada
mengandalkan kepribadian manusiawi atau keputusan yang selalu bersifat ad hoe.
3. Dapat memberikan tuntunan, terutama dalam menghadapi situasi yang abu-abu
(ambiguous situational).
4. Kode etik tidak saja dapat menuntun perilaku karyawan (employees), namun dapat
juga mengawasi kekuasaan otokrasi atasan (employers).
5. Kode etik dapat merinci tanggungjawab social perusahaan itu sendiri.
6. Kode etik sebenarnya untuk kepentingan bisnis itu sendiri, kalau bisnis tidak mau
mengawasi perilaku dirinya sendiri, maka pihak lain yang akan bertindak
mengawasinya.

Ada dua organisasi profesi akuntan yang berpengaruh di AS yang telah memberikan
kontribusi bagi penyusunan kode etik profesi akuntan, yaitu American Institute of Certified
Public Accountants (AICPA) dan Institute of Management Accountants (IMA). Kode etik
AICPA lebih ditujukan untuk para akuntan yang berpraktik pada kantor akuntan publik,
sedangkan kode etik IMA lebih ditujukan bagi para akuntan yang berprofesi sebagai akuntan
manajemen di suatu organisasi perusahaan.
KODE ETIK PROFESI AKUNTAN DI BEBERAPA NEGARA DI LUAR AS
Ada banyak contoh kode etik profesi akuntan yang berlaku di banyak negara. Beberapa kode
etik yang berlaku di beberapa negara, seperti AS, Inggris, Jerman, Kanada, dan Australia
tidak banyak berbeda.
SARBANES OXLEY ACT
Badai skandal keuangan yang mempertontonkan pelanggaran etika secara nyata yang
dilakukan oleh para eksekutif puncak perusahaan-perusahaan public multinasional yang
berkantor pusat di AS yang juga melibatkan profesi akuntan public ternama, sempat
menggoncang bursa saham dan perekonomian AS. Akibat berbagai skandal ini, pemerintah
dan lembaga legislative AS segera mengeluarkan undang-undang yang sangat terkenal
dengan nama Sarbanes-Oxley Act (SOX).
KODE ETIK PROFESI
ACCOUNTANTS (IFAC)

AKUNTAN:

INTERNASIONAL FEDERATION

OF

Pada bulan Juni 2005, organisasi profesi IFAC telah menerbitkan kode etik seara
lengkap dan sangat rinci. Pedoman kode etik ini tersiri atas tiga bagian ; Bagian A berisi
prinsip-prinsip fundamental Etika Profesi yang berlaku untuk seluruh profesi akuntan dan
juga berisi kerangka konsep untuk menerapkan prinsip-prinsip tersebut; Bagian B berisi
penjelasan lebih lanjut mengenai penerapan kerangka konsep dan prinsip-prinsip fundamental
pada bagian A untuk situasi-situasi khusus, terutama bagi mereka yang berpraktik sebagai
akuntan publik; dan bagian C berisi penjelasan lebih lanjut mengenai kerangka konsep dan
prinsip-prinsip fundamental pada bagian A untuk diterapkan pada situasi-situasi khusus,
terutama bagi profesi akuntan bisnis (akuntan manajemen).
Struktur dan Kerangka Dasar Kode Etik IFAC
Menurut Brooks (2007), ada 4 pendekatan cara memahami filosofi Kode Etik IFAC
sebagai berikut: Memahami Struktur Kode Etik, Memahami Kerangka Dasar Kode Etik
untuk melakukan penilaian yang bijak, Proses Menjamin Independensi Pikiran
(independence in mind) dan Independensi Penampilan (independence in appearance),
Pengamanan untuk mengurangi Risiko Situasi konflik Kepentingan.

Kerangka dasar Kode Etik IFAC dijelaskan sebagai berikut:

1. Ciri yang membedakan profesi akuntan yaitu kesadaran bahwa kewajiban akuntan
adalah untuk melayani kepentingan publik.
2. Harus dipahami bahwa tanggungjawab akuntan tidak secara eklusif hanya melayani
klien (dari sudut pandang akuntan publik), atau hanya melayani atasan (dari sudut
pandang akuntan bisnis), melainkan melayani kepentingan public dalam arti luas.
3. Tujuan (objective) dari profesi akuntan adalah memenuhi harapan profesionalisme,
kinerja, dan kepentingan publik.
4. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan empat kebutuhan dasar, yaitu
kredibilitas, profesionalisme, kualitas jasa tertinggi, dan kerahasiaan.
5. Keseluruhan hal tersebut hanya dapat dicapai bila profesi akuntan dilandasi oleh
prinsip-prinsip perilaku fundamental, yang terdiri atas: integritas, objektivitas,
kompetensi professional dan kehati-hatian, kerahasiaan, perilaku profesional,
dan standar teknis.
6. Namun, prinsip-prinsip fundamental pada butir (5) hanya dapat diterapkan jika
akuntan mempunyai sikap independen, baik independensi dalam pikiran
(independence in mind) maupun independen dalam penampilan (independence in
appearance).
Konsep-konsep yang memerlukan penjelasan antara lain:
1)

Prinsip-prinsip Fundamental Etika.

2)

Independensi.

3)

Ancaman terhadap Independensi.

4) Pengamanan terhadap Ancaman Independensi.


Prinsip-prinsip Fundamental Etika
Prinsip-prinsip Fundamental Etika terdiri atas:
a)

Integritas (integrity). Seorang akuntan profesional harus bertindak tegas dan jujur
dalam semua hubungan bisnis dan profesionalnya.

b)

Objektivitas (objektivity). Seorang akuntan profesional seharusnya tidak boleh


membiarkan terjadinya bias, konflik kepentingan, atau di bawah pengaruh orang lain
sehingga mengesampingkan pertimbangan bisnis dan professional.

c)

Kompetensi profesional dan kehati-hatian. Seorang akuntan profesional mempunyai


kewajiban untuk memelihara pengetahuan dan keterampilan professional secara
berkelanjutan pada tingkat kompeten yang didasarkan atas perkembangan praktik,
legislasi, dan teknik terkini.

d)

Kerahasiaan (confidentiality). Seorang akuntan professional harus menghormati

kerahasiaan informasi yang diperolehnya sebagai hasil dari hubungan professional


dan bisnis serta tidak boleh mengungkapkan informasi apa pun kepada pihak ketiga
tanpa izin yang benar dan spesifik, kecuali terdapat kewajiban hokum atau terdapat
hak professional untuk mengungkapkannya.
e) Perilaku profesional (profesional behavior). Seorang akuntan professional harus patuh
pada hokum dan perundang-undangan yang relevan dan harus menghindari tindakan
yang dapat mendiskreditkan profesi.
Independensi
Sebagaimana telah diketahui, ada dua jenis independensi yang dikenal, yaitu independensi
dalam fakta dan independensi dalam penampilan. Untuk independensi dalam fakta, IFAC
menggunakan istilah lain, yaitu independensi dalam pikiran.
a)

Dalam pikiran: suatu keadaan pikiran yang memungkinkan pengungkapan suatu


kesimpulan tanpa terkena pengaruh yang dapat mempromosikan penilaian
profesional.

b) Dalam penampilan: penghindaran fakta dan kondisi yang sedekimian signifikan


sehingga pihak ketiga yang paham dan berpikir rasional - dengan memiliki
pengetahuan.
Ancaman terhadap Independensi
Seperti telah diungkapkan sebelumnya, ancaman terhadap independensi dapat berbentuk:
a)

Kepentingan diri (self-interest)

b)

Review diri (self-review)

c)

Advokasi (advocacy)

d)

Kekerabatan (familiarity)

e) Intimidasi (intimidation).
Ancaman Independensi Akuntan Publik
Ancaman kepentingan diri dapat timbul akibat ada kepentingan keuangan, atau ada
kepentingan dari keluarga langsung atau keluarga dekat, atau kepentingan lain dari akuntan
yang bersangkutan. Kepentingan diri adalah wujud sifat yang lebih mengutamakan
kepentingan pribadi atau keluarga dibandingkan dengan kepentingan public yang lebih luas.

Contoh langsung ancaman kepentingan diri untuk akuntan public, antara lain, namun tidak

terbatas pada:

Kepentingan keuangan dalam perusahaan klien, atau kepentingan keuangan bersama


pada suatu perusahaan klien.

Ketergantungan yang tidak wajar pada total fee dari suatu klien.

Memiliki hubungan bisnis yang sangat erat dengan klien.

Kekhawatiran berlebihan bila kehilangan suatu klien.

Potensi akan dipekerjakan oleh suatu klien.

Fee kontijensi sehubungan dengan perikatan penjaminan.

Ada pinjaman dari/atau kepada klien penjaminan, atau kepada/dari direktur atau
pejabat dari klien (IFAC, 200.4)

Contoh langsung Ancaman Kepentingan Diri untuk akuntan bisnis: Kepentingan


keuangan, pinjaman, dan garansi; Perjanjian kompensasi insentif; Penggunaan harta
perusahaan yang tidak tepat; Tekanan komersial dari pihak di luar perusahaan.
Pengamanan terhadap ancaman
Ada dua kategori pengamanan terhadap Ancaman Independensi, yaitu: Pengamanan
melalui profesi, legislasi, atau regulasi; Pengamanan lingkungan kerja.
PROFESI AKUNTAN INDONESIA DAN IFAC
Saat ini profesi akuntan di Indonesia, baik akuntan publik maupun akuntan manajemen,
mengikuti standar kompetensi yang beralku di AS. Namun dengan kecenderungan terjadinya
penyatuan sistem perekonomian dunia, mau tidak mau seluruh profesi akuntan di dunia juga
harus mendukung ke arah penyatuan sistem ekonomi global tersebut. Saat ini, sebagaimana
telah dijelaskan sebelumnya, kecenderungan timbulmya kesatuan sistem ekonomi global ini
belum diikuti oleh keseragaman atau keharmonisan penerapan standar-standar teknis
akuntansi, auditing, dan kode etik profesi akuntan di seluruh dunia.
Menyadari hal tersebut, para pengurus dan anggota IAI telah berkali-kali mengadakan
diskusi dan pembicaraan sekitar kesiapan IAI untuk mengadopsi standar-standar teknis dan
kode etik internasional dengan memanfaatkan berbagai forum, seperti kongres, seminar,
lokakarya, pelatihan, dan sejenisnya. Kabar terakhir, pengurus IAI bertekad untuk sesegera
mungkin agar profesi akuntan Indonesia mengadopsi standar teknis dan perilaku yang
dikeluarkan oleh International Federation of Accountans (IFAC).

KASUS
Arthur Anderson dengan Eron
Arthur Anderson ( AA ) merupakan salah satu Kantor Akuntan Publik elit dunia yamg
termasuk dalam kelomok big eight. Pada tahun 1985, AA bahkan masuk peringkat satu dalam
kelompok big-eight, bila dilihat dari pendapatan yang diperolehnya. Kedelapan kantor
akuntan ini beserta peringkatnya berdasarkan pendapatan yang diperoleh tahun 1985 adalah
sebagai berikut :

Big Eight
1. Arthur Anderson ( AA )
2. Peat, Marwick, Mitchell ( PMM )

Pendapatan ( jutaan dolar )


1.200
1.000

3. Ernst and Whinney ( EW )


4. Coopers and Lyband ( CL )

809
779

5. Price Waterhouse ( PW )

645

6. Arthur Young ( AY )
7. Deloitte Haskins and Sells ( DHS )

545
528

8. Touche Ross ( TR )

513

Dengan reputasinya sebagai KAP peringkat satu dunia, maka sangat mengejutkan bila
pada awal abad ke 21 ini, AA bubar akibat berbagai pelanggaran etika yang dilakukan oleh
para akuntan dan pimpinan puncaknya saat memberikan jasa audit dan non-audit kepada
kliennya. Kasus manipulasi dan rekaya laporan keuangan yang menimpa enron pada tahun
2001 yang meruakan salah satu klien AA telah menyeret AA menuju jurang kebangkrutan.
Isu-isu etika yang menyangkut hubungan AA dengan Enron yang dikutip dari Ethics for
CPAs, antara lain :
a. Kedekatan hubungan personel AA dengan personel Enron. Personel AA sering hadir
dalam berbagai pesta yang disponsori oleh Enron dan mereka ini berperilaku
layaknya karyawan Enron sehingga sulit dibedakan antara personel AA dengan
personel Enron
b. Perekrutan personel AA oleh Enron. Banyak sekali personel Aayang direkrut oleh
Enron untuk berbagai jabatan dan banyak diantaranya yang menduduki posisi
penting di Enron.
c. Ruang lingkup jasa. Pada tahun 2000, Enron membayar fee jasa audit sekitar US$25
juta, dan jasa non-audit sekitar US$27 juta per tahun. Bahkan ada yang percaya
bahwa total yang diterima oleh AA dari Enron mencapai lebih dari US$100 juta per
tahun.

d. Bertindak selaku auditor internal. Pada tahun 1993, AA bertindak selaku auditor
internal Enron. Untuk menjalankan fungsi ini, AA merekrut empat puluh personel
Enron, termasuk wakil presiden internal auditnya, untuk menjadi personel AA.
e. Jasa akuntasi. Enron berkonsultasi dengan AA untuk merancang struktur perusahaan
yang dikenal dengan sebutan Special Purpose Entity ( SPE ) dengan tujuan
memperoleh hasil akuntansi sesuai dengan yang diinginkan. Penstrukturan ini
memungkinkan SPE untuk tidak dimasukkan dalam laporan keuangan konsolidasi
dan dijadikan entitas untuk merekayasa laba atau melakukan offset kerugian.
Pertanyaan
1. Coba Anda identifikasi pelanggaran prinsip etika dan Aturan Etika apa saja yang
dilanggar oleh AA dengan mengacu pada pedoman kode etik AICPA!
2. Bagaimana pelanggaran etika tersebut dapat dijelaskan bila menggunakan pedoman
kode etik IFAC?
3. Coba Anda identifikasi ketentuan ketentuan yang ada dalam Sarbanes-Oxley Act
untuk mengatasi ancaman pelanggaran etik sebagaimana telah dilakukan oleh
personel AA!
4. Bagaimana Anda menjelaskan perilaku pejabat puncak Enron dan AA menggunakan
teori hakikat manusia utuh dan teori teori etika yang telah dibahas pada bab bab
sebelumnya?
Jawaban :
1. Coba Anda identifikasi pelanggaran prinsip etika dan Aturan Etika apa saja yang
dilanggar oleh AA dengan mengacu pada pedoman kode etik AICPA!
Prinsip-prinsip dan aturan etika AICPA :
Tanggung jawab : dalam menjalankan tanggung jawab AA kurang profesional,
anggota AA tidak menjalankan pertimbangan moral dan profesional secara
sensitive
Kepentingan Publik : AA telah menerima kewajiban dan melayani
kepentingan publik, namun tidak menghormati kepercayaan publik karena
tidak mengungkapkan kesalahan Enron sejak awal, hal ini tidak
memcerminkan profesionalisme AA
Integritas : AA kurang menunjukan integritasnya dalam kasus Enron dan tidak
melaksanakan semua tanggung jawab professional
Objektivitas dan Independensi : AA tidak objektif dan termasuk dari konflik
kepentingan Enron, tidak menjaga independensi dalam praktik audit saat
memberikan jasa auditing dan atestasi lainnya.
Kehati-hatian : AA tidak mengikuti standar-standar etika dan teknis profesi,
terlihat dari kebangkrutan AA yang diakibatkan kasus Enron

2. Bagaimana pelanggaran etika tersebut dapat dijelaskan bila menggunakan pedoman


kode etik IFAC?
Pelanggaran yang Dilakukan Arthur Andersen dengan menggunakan kode etik IFAC
Kode Etik Prinsip-prinsip Dasar Akuntan Profesional IFAC
Seorang akuntan professional diharuskan untuk mematuhi prinsip-prinsip dasar
berikut :
a. Integritas : seorang akuntan professional harus tegas dan jujur dalam semua
keterlibatannyadalam hubungan profesional dan bisnis
b. Objektivitas : seorang akuntan professional seharusnya tidak membiarkan
konflikkepentingan, atau pengaruh yang berlebihan dari orang lain untuk
mengesampingkan penilaianprofessional atau bisnis
c. Kompetensi professional dan Kesungguhan:
seorang
akuntan
professional
mempunyaitugas yang berkesinambungan untuk senantiasa menjaga penghetahuan
dan skil professionalpada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau
atasan menerima jasaprofessional yang kompeten berdasarkan perkembangan terkini
dalam praktik, legislasi danteknis. Seorang akuntan professional harus bertindak
tekun dan sesuai dengan standar teknisdan professional yang berlaku dalam
memberikan layanan professional
d. Kerahasiaan : seorang akuntan professional harus menghormati kerahasian informasi
yangdiperoleh sebagai hasil dari hubungan bisnis professional dan bisnis tidak
bolehmengungkapkan informasi tersebut kepada pihak ketiga, tanpa otoritas yang
tepat dan spesifikkecuali ada hak hukum atau professional atau kewajiban untuk
mengungkapkan. Informasirahasi yang diperoleh sebagai hasil dari hubungan bisnis
professional seharusnya tidak bolehdigunakan untuk kepentingan pribadi para akuntan
professional atau pihak ketiga.
e. Perilaku Profesional : seorang akuntan professional harus patuh pada hukum dan
peraturan-peraturan terkait dan seharusnya menghindari tindakan yang bisa
mendeskreditkan profesi.Dan Arthur Andersen telah melanggar keseluruhan dari
Prinsip etika IFAC tersebut.
3. Coba Anda identifikasi ketentuan ketentuan yang ada dalam Sarbanes-Oxley Act
untuk mengatasi ancaman pelanggaran etik sebagaimana telah dilakukan oleh
personel AA!
a) Pemerintah AS menerbitkan Sarbanes-Oxley Act (SOX) untuk melindungi para
investordengan cara meningkatkan akurasi dan reabilitas pengungkapan yang
dilakukan perusahaanpublik. Selain itu, dibentuk pula PCAOB (Public Company
Accounting Oversight Board) yangbertugas:

Mendaftar KAP yang mengaudit perusahaan publik


Menetapkan atau mengadopsi standar audit, pengendalian
mutu, etika, independensi dan standar lain yang berkaitan dengan audit perusahaan
publik
Menyelidiki KAP dan karyawannya, melakukan disciplinary hearings, dan
mengenakan sanksijika perlu
Melaksanakan kewajiban lain yang diperlukan untuk meningkatkan standar
professional diKAP
Meningkatkan ketaatan terhadap SOX, peraturan-peraturan PCAOB, standar
professional,peraturan pasar modal yang berkaitan dengan audit perusahaan publik.

b) Perubahan-perubahan yang ditentukan dalam Sarbanes-Oxley Act


Untuk menjamin independensi auditor, maka KAP dilarangmemberikan jasa non audit
kepada perusahaan yang diaudit. Berikut ini adalah sejumlah jasanon audit yang
dilarang :
Pembukuan dan jasa lain yang berkaitan.
Desain dan implementasi sistem informasi keuangan.
Jasa appraisal dan valuation
Opini fairness
Fungsi-fungsi berkaitan dengan jasa manajemen
Broker, dealer, dan penasihat investasi
Membutuhkan persetujuan dari audit committee perusahaansebelum melakukan audit.
Setiap perusahaan memiliki audit committee ini karena definisinyadiperluas, yaitu
jika tidak ada, maka seluruh dewan komisaris menjadi audit committee.
Melarang KAP memberikan jasa audit jika audit partnernya telah memberikan jasa
audittersebut selama lima tahun berturut-turut kepada klien tersebut.
KAP harus segera membuat laporan kepada audit committeeyang menunjukkan
kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan, alternatif perlakuan-perlakuan
akuntansi yang sesuai standar dan telah dibicarakan dengan manajemenperusahaan,
pemilihannya oleh manajemen dan preferensi auditor.
KAP dilarang memberikan jasa audit jika CEO, CFO, chief accounting officer,
controller klien sebelumnya bekerja di KAPtersebut dan mengaudit klien tersebut
setahun sebelumnya.
c) SOX melarang pemusnahan atau manipulasi dokumen yang dapat menghalangi
investigasi pemerintah kepada perusahaan yang menyatakan bangkrut. Selain itu,
kini CEO dan CFO harus membuat surat membuat surat pernyataan bahwa
laporan keuangan yang mereka laporkan adalah sesuai dengan peraturan SEC
(Securities Exchange Commission) dan semua informasi yang dilaporkan adalah
wajar dan tidak ada kesalahan material. Sebagai tambahan menjadi semakin
banyak ancaman pidana bagi mereka yang melakukan pelanggaran ini. Dalam
SOX diatur tentang akuntansi, pengungkapan dan pembaharuan governance, yang
mensyaratkan adanya pengungkapan yang lebih banyak mengenai informasi
keuangan, keterangan tentang hasil-hasil yang dicapai manajemen, pembatasan
kompensasi eksekutif dan pembentukan komite audit yang independen. Dalam hal
pelaporan SOX mewajibkan semua perusahaan public untuk membuat suatu
sistem pelaporan yang memungkinkan bagi pegawai atau pengadu
(whistleblowers) untuk melaporkan terjadinya penyimpangan.

4. Bagaimana Anda menjelaskan perilaku pejabat puncak Enron dan AA menggunakan


teori hakikat manusia utuh dan teori teori etika yang telah dibahas pada bab bab
sebelumnya?
a. Teori hakikat manusia utuh yaitu dengan memadukan dan menyeimbangkan
kualitas kesehatan fisik, pengetahuan intelektual, kematangan emosional dan
kerukunan sosial, dan kesadaran spiritual.Berdasarkan kasus ini Enron dan AA
termasuk dalam hakikat manusia yang tidak utuh karena keduanya berorientasi
mengejar kekayaan materi, kesenangan indriawi, dan kekuasaan sehingga
kurang sekali atau bahkan lupa untuk mengembangkan kecerdasan emosional
dan kecerdasan spiritual sehingga terbentuknya karakter yang negatif.

b. Teori Etika:
Teori utilitarisme yang mengatakan "perbuatan adalah baik jika membawa
manfaat, manfaat disini bukan hanya satu atau dua orang saja, melainkan
manfaat, manfaat disini bukan hanya satu atau dua orang saja, melainkan
manfaat untuk masyarakat luas" Nampak terlihat bahwa para eksekutif enron
hanya mengedepankan ekonomis, dengan menyampingkan etika dan moral.
Teori ini juga telah dilanggar oleh enron dengan cara memanipulasi pencatatan
keuangan sehingga membuat wall street memberikan tahta tinggi untuk harga
saham enron. kasus ini telah mengurangi kepercayaan terhadap para akuntan
publik sebagai salah satu sumber daya perusahaan yang menghitung dan
menangani keuangan perusahaan.
Teori Deontologi yang mengatakan bahwa "suatu perbuatan tidak akan pernah
dinilai baik karena hasilnya yang baik", juga telah dilanggar oleh enron.
Mungkin hasil yang akan diperoleh enron dengan menjalankan scandalnya
adalah memperoleh profit yang tergolong tinggi, namun disamping itu, ia telah
merugikan orang lain, ia sebenarnya telah merugikan dirinya sendiri, dengan
cara memanipulasi laporan keuangan, mencatat hutang menjadi pendapatan,
dan hanya mengejar faktor ekonomis saja tanpa mempedulikan faktor etika
dan moral, membuatnya lenyap hanya dengan hitungan beberapa bulan setelah
ia dinobatkan menjadi salah satu perusahaan terbesar di Amerika Serikat.
Teori Egoisme, suatu teori yang menjelaskan bahwa semua tindakan manusia
dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri. Keduanya sama-sama tidak
mementingkan kepentingan orang lain, yang akibatnya merugikan banyak
pihak.

You might also like