Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 3
Jurusan Akuntansi
Disusun Oleh :
1. Irda Islaminati
2013020075
2. Siti Wardah
2013020069
3. Suryati Arumsari
2013020071
Ada dua organisasi profesi akuntan yang berpengaruh di AS yang telah memberikan
kontribusi bagi penyusunan kode etik profesi akuntan, yaitu American Institute of Certified
Public Accountants (AICPA) dan Institute of Management Accountants (IMA). Kode etik
AICPA lebih ditujukan untuk para akuntan yang berpraktik pada kantor akuntan publik,
sedangkan kode etik IMA lebih ditujukan bagi para akuntan yang berprofesi sebagai akuntan
manajemen di suatu organisasi perusahaan.
KODE ETIK PROFESI AKUNTAN DI BEBERAPA NEGARA DI LUAR AS
Ada banyak contoh kode etik profesi akuntan yang berlaku di banyak negara. Beberapa kode
etik yang berlaku di beberapa negara, seperti AS, Inggris, Jerman, Kanada, dan Australia
tidak banyak berbeda.
SARBANES OXLEY ACT
Badai skandal keuangan yang mempertontonkan pelanggaran etika secara nyata yang
dilakukan oleh para eksekutif puncak perusahaan-perusahaan public multinasional yang
berkantor pusat di AS yang juga melibatkan profesi akuntan public ternama, sempat
menggoncang bursa saham dan perekonomian AS. Akibat berbagai skandal ini, pemerintah
dan lembaga legislative AS segera mengeluarkan undang-undang yang sangat terkenal
dengan nama Sarbanes-Oxley Act (SOX).
KODE ETIK PROFESI
ACCOUNTANTS (IFAC)
AKUNTAN:
INTERNASIONAL FEDERATION
OF
Pada bulan Juni 2005, organisasi profesi IFAC telah menerbitkan kode etik seara
lengkap dan sangat rinci. Pedoman kode etik ini tersiri atas tiga bagian ; Bagian A berisi
prinsip-prinsip fundamental Etika Profesi yang berlaku untuk seluruh profesi akuntan dan
juga berisi kerangka konsep untuk menerapkan prinsip-prinsip tersebut; Bagian B berisi
penjelasan lebih lanjut mengenai penerapan kerangka konsep dan prinsip-prinsip fundamental
pada bagian A untuk situasi-situasi khusus, terutama bagi mereka yang berpraktik sebagai
akuntan publik; dan bagian C berisi penjelasan lebih lanjut mengenai kerangka konsep dan
prinsip-prinsip fundamental pada bagian A untuk diterapkan pada situasi-situasi khusus,
terutama bagi profesi akuntan bisnis (akuntan manajemen).
Struktur dan Kerangka Dasar Kode Etik IFAC
Menurut Brooks (2007), ada 4 pendekatan cara memahami filosofi Kode Etik IFAC
sebagai berikut: Memahami Struktur Kode Etik, Memahami Kerangka Dasar Kode Etik
untuk melakukan penilaian yang bijak, Proses Menjamin Independensi Pikiran
(independence in mind) dan Independensi Penampilan (independence in appearance),
Pengamanan untuk mengurangi Risiko Situasi konflik Kepentingan.
1. Ciri yang membedakan profesi akuntan yaitu kesadaran bahwa kewajiban akuntan
adalah untuk melayani kepentingan publik.
2. Harus dipahami bahwa tanggungjawab akuntan tidak secara eklusif hanya melayani
klien (dari sudut pandang akuntan publik), atau hanya melayani atasan (dari sudut
pandang akuntan bisnis), melainkan melayani kepentingan public dalam arti luas.
3. Tujuan (objective) dari profesi akuntan adalah memenuhi harapan profesionalisme,
kinerja, dan kepentingan publik.
4. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan empat kebutuhan dasar, yaitu
kredibilitas, profesionalisme, kualitas jasa tertinggi, dan kerahasiaan.
5. Keseluruhan hal tersebut hanya dapat dicapai bila profesi akuntan dilandasi oleh
prinsip-prinsip perilaku fundamental, yang terdiri atas: integritas, objektivitas,
kompetensi professional dan kehati-hatian, kerahasiaan, perilaku profesional,
dan standar teknis.
6. Namun, prinsip-prinsip fundamental pada butir (5) hanya dapat diterapkan jika
akuntan mempunyai sikap independen, baik independensi dalam pikiran
(independence in mind) maupun independen dalam penampilan (independence in
appearance).
Konsep-konsep yang memerlukan penjelasan antara lain:
1)
2)
Independensi.
3)
Integritas (integrity). Seorang akuntan profesional harus bertindak tegas dan jujur
dalam semua hubungan bisnis dan profesionalnya.
b)
c)
d)
b)
c)
Advokasi (advocacy)
d)
Kekerabatan (familiarity)
e) Intimidasi (intimidation).
Ancaman Independensi Akuntan Publik
Ancaman kepentingan diri dapat timbul akibat ada kepentingan keuangan, atau ada
kepentingan dari keluarga langsung atau keluarga dekat, atau kepentingan lain dari akuntan
yang bersangkutan. Kepentingan diri adalah wujud sifat yang lebih mengutamakan
kepentingan pribadi atau keluarga dibandingkan dengan kepentingan public yang lebih luas.
Contoh langsung ancaman kepentingan diri untuk akuntan public, antara lain, namun tidak
terbatas pada:
Ketergantungan yang tidak wajar pada total fee dari suatu klien.
Ada pinjaman dari/atau kepada klien penjaminan, atau kepada/dari direktur atau
pejabat dari klien (IFAC, 200.4)
KASUS
Arthur Anderson dengan Eron
Arthur Anderson ( AA ) merupakan salah satu Kantor Akuntan Publik elit dunia yamg
termasuk dalam kelomok big eight. Pada tahun 1985, AA bahkan masuk peringkat satu dalam
kelompok big-eight, bila dilihat dari pendapatan yang diperolehnya. Kedelapan kantor
akuntan ini beserta peringkatnya berdasarkan pendapatan yang diperoleh tahun 1985 adalah
sebagai berikut :
Big Eight
1. Arthur Anderson ( AA )
2. Peat, Marwick, Mitchell ( PMM )
809
779
5. Price Waterhouse ( PW )
645
6. Arthur Young ( AY )
7. Deloitte Haskins and Sells ( DHS )
545
528
8. Touche Ross ( TR )
513
Dengan reputasinya sebagai KAP peringkat satu dunia, maka sangat mengejutkan bila
pada awal abad ke 21 ini, AA bubar akibat berbagai pelanggaran etika yang dilakukan oleh
para akuntan dan pimpinan puncaknya saat memberikan jasa audit dan non-audit kepada
kliennya. Kasus manipulasi dan rekaya laporan keuangan yang menimpa enron pada tahun
2001 yang meruakan salah satu klien AA telah menyeret AA menuju jurang kebangkrutan.
Isu-isu etika yang menyangkut hubungan AA dengan Enron yang dikutip dari Ethics for
CPAs, antara lain :
a. Kedekatan hubungan personel AA dengan personel Enron. Personel AA sering hadir
dalam berbagai pesta yang disponsori oleh Enron dan mereka ini berperilaku
layaknya karyawan Enron sehingga sulit dibedakan antara personel AA dengan
personel Enron
b. Perekrutan personel AA oleh Enron. Banyak sekali personel Aayang direkrut oleh
Enron untuk berbagai jabatan dan banyak diantaranya yang menduduki posisi
penting di Enron.
c. Ruang lingkup jasa. Pada tahun 2000, Enron membayar fee jasa audit sekitar US$25
juta, dan jasa non-audit sekitar US$27 juta per tahun. Bahkan ada yang percaya
bahwa total yang diterima oleh AA dari Enron mencapai lebih dari US$100 juta per
tahun.
d. Bertindak selaku auditor internal. Pada tahun 1993, AA bertindak selaku auditor
internal Enron. Untuk menjalankan fungsi ini, AA merekrut empat puluh personel
Enron, termasuk wakil presiden internal auditnya, untuk menjadi personel AA.
e. Jasa akuntasi. Enron berkonsultasi dengan AA untuk merancang struktur perusahaan
yang dikenal dengan sebutan Special Purpose Entity ( SPE ) dengan tujuan
memperoleh hasil akuntansi sesuai dengan yang diinginkan. Penstrukturan ini
memungkinkan SPE untuk tidak dimasukkan dalam laporan keuangan konsolidasi
dan dijadikan entitas untuk merekayasa laba atau melakukan offset kerugian.
Pertanyaan
1. Coba Anda identifikasi pelanggaran prinsip etika dan Aturan Etika apa saja yang
dilanggar oleh AA dengan mengacu pada pedoman kode etik AICPA!
2. Bagaimana pelanggaran etika tersebut dapat dijelaskan bila menggunakan pedoman
kode etik IFAC?
3. Coba Anda identifikasi ketentuan ketentuan yang ada dalam Sarbanes-Oxley Act
untuk mengatasi ancaman pelanggaran etik sebagaimana telah dilakukan oleh
personel AA!
4. Bagaimana Anda menjelaskan perilaku pejabat puncak Enron dan AA menggunakan
teori hakikat manusia utuh dan teori teori etika yang telah dibahas pada bab bab
sebelumnya?
Jawaban :
1. Coba Anda identifikasi pelanggaran prinsip etika dan Aturan Etika apa saja yang
dilanggar oleh AA dengan mengacu pada pedoman kode etik AICPA!
Prinsip-prinsip dan aturan etika AICPA :
Tanggung jawab : dalam menjalankan tanggung jawab AA kurang profesional,
anggota AA tidak menjalankan pertimbangan moral dan profesional secara
sensitive
Kepentingan Publik : AA telah menerima kewajiban dan melayani
kepentingan publik, namun tidak menghormati kepercayaan publik karena
tidak mengungkapkan kesalahan Enron sejak awal, hal ini tidak
memcerminkan profesionalisme AA
Integritas : AA kurang menunjukan integritasnya dalam kasus Enron dan tidak
melaksanakan semua tanggung jawab professional
Objektivitas dan Independensi : AA tidak objektif dan termasuk dari konflik
kepentingan Enron, tidak menjaga independensi dalam praktik audit saat
memberikan jasa auditing dan atestasi lainnya.
Kehati-hatian : AA tidak mengikuti standar-standar etika dan teknis profesi,
terlihat dari kebangkrutan AA yang diakibatkan kasus Enron
b. Teori Etika:
Teori utilitarisme yang mengatakan "perbuatan adalah baik jika membawa
manfaat, manfaat disini bukan hanya satu atau dua orang saja, melainkan
manfaat, manfaat disini bukan hanya satu atau dua orang saja, melainkan
manfaat untuk masyarakat luas" Nampak terlihat bahwa para eksekutif enron
hanya mengedepankan ekonomis, dengan menyampingkan etika dan moral.
Teori ini juga telah dilanggar oleh enron dengan cara memanipulasi pencatatan
keuangan sehingga membuat wall street memberikan tahta tinggi untuk harga
saham enron. kasus ini telah mengurangi kepercayaan terhadap para akuntan
publik sebagai salah satu sumber daya perusahaan yang menghitung dan
menangani keuangan perusahaan.
Teori Deontologi yang mengatakan bahwa "suatu perbuatan tidak akan pernah
dinilai baik karena hasilnya yang baik", juga telah dilanggar oleh enron.
Mungkin hasil yang akan diperoleh enron dengan menjalankan scandalnya
adalah memperoleh profit yang tergolong tinggi, namun disamping itu, ia telah
merugikan orang lain, ia sebenarnya telah merugikan dirinya sendiri, dengan
cara memanipulasi laporan keuangan, mencatat hutang menjadi pendapatan,
dan hanya mengejar faktor ekonomis saja tanpa mempedulikan faktor etika
dan moral, membuatnya lenyap hanya dengan hitungan beberapa bulan setelah
ia dinobatkan menjadi salah satu perusahaan terbesar di Amerika Serikat.
Teori Egoisme, suatu teori yang menjelaskan bahwa semua tindakan manusia
dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri. Keduanya sama-sama tidak
mementingkan kepentingan orang lain, yang akibatnya merugikan banyak
pihak.