Professional Documents
Culture Documents
PEMBUATAN LARUTAN
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
Untuk memepelajari dan melatih cara-cara pembuatan larutan dengan konsentrasi
tertentu.
2. Waktu Praktikum
Jumat, 23 Mei 2014
3. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Campuran zat-zat yang homogen disebut larutan, yang memiliki komposisi
merata atau serba sama diseluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung suatu
zat terlarut atau lebih dari satu pelarut. Zat terlarut merupakan komponen yang
jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah
yang banyak. Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperature
tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh, larutan tidak
jenuh(Achmad, 2001:1).
Seperti yang telah kita ketahui bahwa larutan sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari. Kebutuhan akan larutan itu sendiri bermacam-macam konsentrasinya,
terlebih dalam pengujian-pengujian yang menggunakan reaksi kimia, maka kevalidan
besar konsentrasi sangat penting. Dalam percobaan kali ini perlu melakukan
standarisasi dengan tujuan untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya dari larutan yang
dihasilkan(MR, 2008).
Dalam cairan dan padatan, molekul-molekul saling terikat akibat adanya tarikmenarik antarmolekul. Gaya ini juga memainkan peranan penting dalam pembentukan
larutan. Bila suatu zat (zat terlarut) larut dalam zat lainnya (pelarut), partikel zat
terlarut akan menyebar ke seluruh pelarut. Partikel zat terlarut ini menenpati posisi
yang biasanya ditempati oleh molekul pelarut. Kemudahan partikel zat terlarut
menggantikan molekul pelarut bergantung pada kekuatan relatif dari tiga jenis
interaksi, interaksi pelarut-pelarut, interaksi zat terlarut-zat terlarut, interaksi zat
terlarut-pelarut(Chang, 2005:4).
Kamu dapat menggunakan berbagai macam satuan konsentrasi larutan untuk
menjelaskan secara kuantitatif jumlah relative dari zat terlarut dan pelarut. Dalam
kehidupan sehari-hari, sering digunakan persentase. Dalam ilmu kimia, molaritas (mol
zat terlarut per liter larutan) adalah satuan konsentrasi larutan yang digunakan.
Meskipun dalam keadaan tertentu, molalitas (mol zat terlarut per kilogram pelarut)
juga digunakan. Saya juga menggunakan bagian per juta (part per million) atau bagian
per miliar ( part [er billion) bila saya membahas tentang pengendalian polusi(Moore,
2004:179).
Larutan umpan pengendapan dapat diperoleh dari metode re-ekstraksi hasil
proses ekstraksi (proses basah) maupun metode pelarutan hasil proses klorinasi
(proses kering). Metode re-ekstraksi (proses basah) lebih menguntungkan apabila
dibandingkan dengan metode proses kering sebab metode re-ekstraksi (proses basah)
tidak memerlukan panas yang tinggi sehingga sangat hemat akan energi, prosesnya
mudah karena tidak memerlukan peralatan pendukung yang rumit (Sajima, 2007).
C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat-alat Praktikum
a. Gelas arloji
b. Gelas kimia 100 mL
c. Gelas kimia 250 mL
d. Gelas kimia 50 mL
e. Labu ukur 50 mL
f. Pipet tetes
g. Sendok
h. Spatula
i. Timbangan analitik
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Aquades (H2O(s))
b. NaCl(s) (Natrium klorida)
c. NaOH(s) (Natrium hidroksida)
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pembuatan Larutan NaOH
a. Dihitung jumlah massa NaOH(s) yang dibutuhkan saat konsentrasi 0,5 M dan
0,75 M.
b. Ditimbang massa NaOH yang telah didapatkan dari hasil perhitungan dengan
timbangan analitik dan NaOH ditempatkan ke dalam gelas kimia.
c. Dimasukkan aquades ke dalam gelas kimia untuk melarutkan padatan NaOH,
kemudian diaduk dengan spatula.
d. Dituangkan larutan NaOH 0,5 M dan 0,75 M pada masing-masing labu ukur,
kemudian ditambahkan aquades sampai volumenya 50 mL.
e. Masing-masing larutan dikocok agar tercampur merata, kemudian dituangkan
ke dalam gelas kimia dan diberi tanda dengan menggunakan kertas label.
2. Pembuatan Larutan NaCl
a. Dihiting jumlah massa NaCl(s) yang dibutuhkan jika konsentrasi NaCl 0,5%
dan 1%.
b. Ditimbang massa NaCl yang telah didapatkan dari hasil perhitungan dengan
timbangan analitik, kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia.
c. Dimasukkan aquades ke dalam gelas kimia untuk melarutkan padatan NaCl,
kemudian diaduk dengan spatula.
d. Dituangkan larutan NaCl 0,5% dan 1% pada masing-masing labu ukur,
kemudian ditambahkan aquades sampai volumenya mencapai 50 mL.
e. Masing-masing larutan dikocok agar tercampur merata, kemudian dituangkan
ke dalam gelas kimia dan diberi tanda dengan kertas label.
E. HASIL PENGAMATAN
No.
PERLAKUAN
1.
Dihitung berapa gram senyawa yang harus
HASIL PENGAMATAN
0,5
1
4.
(M)
0,75
50
0,25
1,5
0,5
50
0,5
1
Dimasukkan zat (NaOH dan NaCl) yang telah
F. ANALISIS DATA
1. Persamaan Reaksi
a. NaOH(s) + H2O(l)
NaOH(aq) + H2O(l)
b. NaCl(s) + H2O(l) > NaCl(aq) + H2O(l)
2. Perhitungan
a. Untuk NaOH 0,75 M, pelarutnya bervolume 50 mL
M
gram
Mr
1000
V
3
Gram =
=
M . Mr .V
1000
0,75 x 40 x 50
1000
= 1,5 gram
b. Untuk NaOH 0,5 M, pelarutnya bervolume 50 mL
M
Gram =
gram
Mr
1000
V
M . Mr .V
1000
0,5 x 40 x 50
1000
= 1 gram
c. Untuk NaCl 0,5%, pelarutnya bervolume 50 mL (w/v)
=
% w/v =
Gram =
w
x volume larutan
v
100
0,5 x 50
100
= 0,25 gram
d. Untuk NaCl 1% jika pelarutnya bervolume 50 mL
% w/v =
Gram =
w
x volume larutan
v
100
1 x 50
100
= 0,5 gram
3. Tabel Pengamatan
No.
1.
2.
Konsentrasi
NaCl (%)
NaOH
0,5
1
(M)
0,75
0,5
Volume larutan
(mL)
50
50
Massa (gram)
NaCl
NaOH
0,25
0,5
1,5
1
G. PEMBAHASAN
dengan pengadukan. Peristiwa ini terbukti dari zat yang mulanya berukuran besar,
lama-kelamaan menjadi kecil dan akhirnya tidak terlihat.
Dalam percobaan terlihat bahwa NaCl lebih cepat larut dibanding NaOH. Hal
ini dikarenakan NaCl yang dilarutkan dalam bentuk serbuk sementara NaOH yang
dilarutkan dalam bentuk bongkahan. Dengan kata lain luas permukaan NaCl lebih
besar dibanding NaOH.
Pada pembuatan NaOH, dapat dirasakan perubahan suhu yang signifikan, yaitu
felas kimia yang terasa panas. Hal ini dikarenakan total entalpi pelarutan bernilai
negative (eksoterm/melepas kalor). Peristiwa ini terjadi karena saat NaOH larut dalam
air, akan terurai menjadi ion-ionnya yang akan berinteraksi dengan molekul air yang
menimbulkan penyebaran dan berjauhan. Proses ini membutuhkan energi untuk
melawan gaya tarik (gaya kohesi). Selain itu antar molekul H2O akan berjauhan akibat
interaksi tadi, yaitu H2O mengatur diri dengan saling berjauhan. Proses ini juga
membutuhkan energi. Sedangkan, akibat interaksi gaya tarik intramolekul antara
molekul air dan ion menyebabakan pelepasan energi (eksoterm). Pelepasan energi ini
lebih besar dibandingkan dua proses yang membutuhkan energi tadi, sehingga
kelebihan inilah yang menyebabkan gelas kimia terasa panas.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa larutan
dapat dibuat dengan cara melarutkan suatu zat dalam pelarut (biasanya air) dengan
syarat pelarut harus lebih banyak dibandingkan zat terlarutnya. Konsentrasi larutan
dinyatakan dengan satuan-satuan konsentrasi seperti fraksi mol (x), molaritas (M),
molalitas (m), normalitas (N), ppm, ppb, persen massa (% w/w) dan persen volume (%
v/v).
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia. 2001. Kimia Larutan. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Adipu, Yulianty. 2011. Ratio Pengenceran Sperma terhadap Motilitas Spermatozoa, Fertilitas
dan Daya Tetas Ikan Lele (Clarias sp). Manado: UNSRAT.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti. Jakarta: Erlangga.
Moore, John T. 2004. Kimia for Dummies. Bandung: Pakar Raya.
MR. Mariati. 2008. Pembuatan Larutan dan Standarisasinya. Medan: Universitas Al
Washliyah.