Professional Documents
Culture Documents
A. Tujuan
Tujuan dari praktikum acara V tentang Uji Aktivitas Starter dalam
Fermentasi Makanan adalah :
1. Mengetahui aktivitas starter yoghurt dalam proses fermentasi susu.
2. Mengetahui aktivitas starter ragi roti dalam proses fermentasi makanan.
3. Mengetahui aktivitas starter ragi tape dalam proses fermentasi makanan.
B. Tinjauan Pustaka
Fermentasi ragi (khamir) roti merupakan fermentasi aerob dimana udara
merupakan kebutuhan utama proses fermentasi. Salah satu parameter yang
berpegaruh dari proses fermntasi yaitu konsentrasi oksigen terlarut. Dalam
pembuatan roti, adonan roti akan ditanami ragi yang sebenarnya kultur spora
suatu jenis jamur. Spora jamur akan tumbuh dan memfermentasikan gula
dalam adonan, dan terbentuklah gelembung-gelembung karbondioksida.
Fermentasi yang berlangsung dalam kondisi aerob ini akan mendorong
produksi CO2. Pertumbuhan dan daya fermentasi ragi dipegaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya adalah keberadaan gula yang dapat difermentasi, pH, suhu,
tekanan osmosis serta bahan-bahan penghambat dan pemicu fermentasi
(Afrianti, 2013).
Dalam industri pengolahan susu, bakteri asam laktat memegang peranan
kusus sebagai pembentuk asam dan cita rasa. Umumnya, sebagai bahan dasar
digunakan susu atau kepala susu yang sudah disterilisasi atau dipasteurisasi
yang kemudian dibubuhi biak murni sebagai pembangkit asam atau biak
pemulai. Mentega kepala susu asam diperoleh darikepala susu dengan
penambahan Streptococcus lactis, S. cremoris, dan Leuconostoc cremoris
menjadi asam dengan pembentukan ikatan diasetil menjadi beraroma. Joghurt
terdiri dari susu utuh terhomogenisasi dan terasteurisasi yang ditumbuhi
dengan Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus dan
dieramkan pada suhu 43-45oC selam waktu singkat (2-3 jam) (Baskoro, 1994).
campuran
Streptococcussubsp.
thermophilus
dan
Lactobacillus
seperti
Streptococcussubsp.
Thermophillusdan
Lactobacillus
protein dalam tepung menjadi senyawa nitrogen yang dapat diserap sel khamir
untuk membentuk sel yang baru.Lipase memecah lemak menjadi asam lemak
dan gliserin.Invertase memecah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.Maltase
memecah maltosa menjadi glukosa dan zymase memecah glukosa menjadi
alkohol dan karbondioksida.Akibat dari fermentasi ini timbul komponenkomponen pembentuk flavor roti, diantaranya asam asetat, aldehid dan ester
(Koswara, 2009).
C. Metodologi
1. Alat
a. Alat titrasi
b. Erlemeyer 250 ml dan 50 ml
c. Gelas beker
d. Gelas volume
e. Inkubator
f. Kompor
g. Neraca
2.
h. Panci
i. Pengaduk
j. Penjepit
k. pH meter
l. Pipet dan pro pipet
m. Termometer
Bahan
a. Susu pasteurisasi
b. Starter yoghurt Lactobacillus bulgaricus
c. Starter yoghurt Streptococcus thermophillus
d. Indikator pp 1 %
e. Aquades
f. Larutan NaOH 0,1 N
g. Ragi roti
h. Ragi tape
i. Tepung terigu
j. Tepung beras
3. Cara Kerja
a. Uji Aktivitas Kultur Yogurt Terhadap Kekentalan
50 ml susu pasteurisasi
Penambahan
Penambahan
20 ml sampel
50 ml susu pasteurisasi
Penambahan
10 ml sampel
Penambahan
Pengojokan; penggojogan
3 tetes indikator PP 1 %
Penambahan
Penekanan kebawah
Penambhan,
2 gr ragi roti
pembuatan sampel untuk masing-masing percobaan jam ke 0,
Penambahan
Shift
A
A
A
B
B
B
0
+
+
+
+
+
+
Kekentalan
0,5
1
++
+++
+
++
++
++
++
+++
++
+++
++
+++
0
7,40
7,50
7,20
6,89
6,9
6,82
pH
0,5
7,73
7,35
7,46
6,16
5,78
6,5
1
7,62
6,81
6,67
6,46
5,93
6
0
0,045
0,036
0,0315
0,054
0,0405
0,0495
% Asam Laktat
0,5
0,036
0,0405
0,036
0,0315
0,036
0,054
60
0,027
0,045
0,054
0,0315
0,045
0,0585
m dan dapat
ditemui dalam pasangan hingga rantai panjang. Sel bakteri dapat tumbuh
dengan baik pada suhu 37-40oC, namun juga dapat tumbuh hingga
520C.Bakteri
ini
tergolong
sebagai
fakultatif
anaerobik
dan
dapat
lain
valin,
histidin,
dan
glisin
yang
diperlukan
oleh
S.
S.
Lactobacillus
bulgaricus,
Streptococcus
thermopillus
dan
asam laktat pada jam ke 0 dengan pH 6,89 yaitu 0,054%. Pada jam ke
0,5kadar asam laktat menjadi 0,0315% seiring dengan menurunnya pH
menjadi 6,16. Pada jam ke 1 kadar asam laktat tetap yaitu 0,0315% dengan
pH 6,46.
Pada starter streptococus shift A kadar asam laktat pada jam ke 0 dengan
pH 7,50 yaitu 0,036%. Pada jam ke 0,5 kadar asam laktat meningkat menjadi
0,0405 % dengan pH 7,35. Pada jam ke 1 kadar asam laktat menjadi 0,045%
dengan pH 6,81. Pada starter streptococus shift B kadar asam laktat pada jam
ke 0 dengan pH 6,9 yaitu 0,0405%. Pada jam ke 0,5 kadar asam laktat
menurun menjadi 0,036% seiring dengan menurunnya pH menjadi 5,78.
Pada jam ke 1 kadar asam laktat menjadi 0,045% dengan pH 5,93.
Pada starter lactobasillus + streptococus berdasarkan percobaan shift A
kadar asam laktat pada jam ke 0 dengan pH 7,20 yaitu 0,0315%. Pada jam ke
0,5 kadar asam laktat menjadi 0,036% dengan pH 7,46. Pada jam ke 1 kadar
asam laktat meningkat menjadi 0,054% dengan pH 6,67. Pada percobaan
starter lactobacillus + streptococcus shift B kadar asam laktat pada jam ke 0
dengan pH 6,82 yaitu 0,0495%. Pada jam ke 0,5 kadar asam laktat menjadi
0,054% dengan pH 6,5. Pada jam ke 1 kadar asam laktat meningkat menjadi
0,0585% seiring dengan pH 6.
Menurut teori Utami dkk (2010) menyatakan bahwa kenaikan asam
laktat dalam fermentasi susu selalu seimbang dengan penurunan pH yoghurt,
artinya semakin besar kadar asam laktat yang terbentuk selama fermentasi
maka pH yoghurt semakin turun. Berdasarkan teori tersebut dapat dikatakan
bahwa hasil praktikum yang sesuai dengan teori hanya percobaan dengan
starter streptococcus oleh shift 1 dan susu dengan starter lactobacillus+
streptococcus oleh shift 2 karena pada percobaan ini dihasilkan seiring
besarnya kadar asam laktat maka pH yoghurt semakin turun, sedangkan
percobaan lainnya dianggap tidak sesuai dengan teori Utami dkk (2010)
karena hasil yang diperoleh besarnya kadar asam laktat dengan pH tidak
stabil kadang turun dan kadang naik. Namun ketidaksesuaian hasil praktikum
dengan teori Utami (2010) karena adanya penggojokan yang kurang homogen
setelah sampel ditambahkan dengan starter bisa juga disebkan karena adanya
kebocoran pada buret pada saat proses tritasi yang menyebabkan volume
NaOH yang ditambahkan terlalu berlebih dan menyebabkan kadar asam laktat
yang tidak signifikan dan ketidaktelitian praktikan pada saat praktikum.
Ada beberapa faktor yang mempegaruhi uji aktivitas kultur yogurt
menurut Dibyanti dkk (2010) faktor-faktor itu diantaranya yaitu, ketersediaan
nutrient didalam media tumbuh, pengaruh suhu, pengaruh aktifitas air,
pengaruh pH, dan pengaruh oksigen.
Tabel 5.2 Uji Aktivitas Ragi Roti
Kelompok
4 (B)
Sampel
Tepung terigu + ragi roti
4 (A)
Waktu
0
15
30
45
60
0
15
30
45
60
khamir
menghasilkan
karbondioksida
yang
digunakan
untuk
yang
baru.Lipase
memecah
lemak
menjadi
asam
lemak
dan
yang
mempengaruhi
laju
pengembangan
adonan
adalah
ekstensibilitas dan elastisitas film protein, viskositas adonan, dan tentu saja
aktivitas khamirnya.
a. Suhu, aktivitas khamir sangat dipengaruhi oleh suhu medium. Pada
kisaran suhu 20-40oC, peningkatan suhu adonan 1oC akan
meningkatkan laju fermentasi sampai 12%. Oleh karena itu, pada
proses produksi sangat vital untuk dilakukan pemantauan dan
pengendalian suhu adonan secara akurat pada akhir proses
pencampuran. Perlu diketahui dan menjadi catatan bahwa apabila
suhu adonan melebihi 55oC maka khamir akan mati.
b. Konsentrasi khamir, pada suhu tersebut di atas, laju fermentasi
tergantung pada jumlah khamir ynag digunakan. Setelah proses
meningkat
kembali
setelah
tersedia
nutrisi
untuk
Sampel
Tepung beras + ragi tape
4 (B)
Waktu
0
30
60
0
30
60
Keterangan
Ungu
Ungu memudar
Ungu pudar
Ungu pekat
Ungu agak pudar
Ungu keputihan
bahan-bahan
yang
mengandung
karbohidrat
menjadi
Budiansyah
(2010)
adalah
terjadinyaproses
fermentasi
yang
E. Kesimpulan
dengan
melakukan
fermentasi
dan
DAFTAR PUSTAKA
Afrianti, Leni Herlina. 2013. Teknologi Pengawetan Pangan. Alfabeta.
Bandung.
Antara, Nyoman Semadi. 2009. Pengendalian Proses Fermentasi Dalam
Pengolahan Roti. Jurnal Tataboga, Vol. 2, No. 1.
Wahyu.
2002.
Bioteknologi
Fermentasi
Susu.
Pusat
LAMPIRAN PERHITUNGAN
1. Kadar Asam Laktat L. bulgaricus dan S. thermophilus
a. 0 jam
1,1 x 0,1 x 90
x 100
20 x 1000
= 0,0495 %
% asam laktat =
b. 0,5 jam
1,2 x 0,1 x 90
x 100
20 x 1000
= 0,054 %
% asam laktat =
c. 1 jam
% asam laktat =
1,3 x 0,1 x 90
x 100
20 x 1000
= 0,0585 %
2. Kadar asam laktat Kadar Asam Laktat L. bulgaricus
a. 0 jam
1,2 x 0,1 x 90
x 100
% asam laktat =
20 x 1000
= 0,054 %
b. 0,5 jam
0,7 x 0,1 x 90
x 100
% asam laktat =
20 x 1000
= 0,0315 %
c. 1 jam
0,7 x 0,1 x 90
x 100
% asam laktat =
20 x 1000
= 0,0315 %
3. Kadar asam laktat Kadar Asam Laktat S. thermophilus
d. 0 jam
0,9 x 0,1 x 90
x 100
% asam laktat =
20 x 1000
= 0,0405%
e. 0,5 jam
0,8 x 0,1 x 90
x 100
% asam laktat =
20 x 1000
= 0,036 %
f. 1 jam
1 x 0,1 x 90
x 100
% asam laktat =
20 x 1000
= 0,045 %
LAMPIRAN GAMBAR
LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI PANGAN DAN PENGOLAHAN
UJI AKTIVITAS STARTER DALAM FERMENTASI MAKANAN
Disusun Oleh :
1. Lintang Sekar Sari
2. Nur Saadah Tri M
3. Ria Juniarbaya
(H3114057)
(H3114070)
(H3114079)
4. Sekar Maharani R
5. Wahyuningtyas PN
(H3114091)
(H3114100)