Professional Documents
Culture Documents
Instan?
BAGI banyak orang, sarapan merupakan ritual penting. Salah satu panganan yang
digemari adalah bubur karena dianggap baik bagi pencernaan. Lebih cepat
dipecah jadi gula, sehingga lebih mudah dibakar menjadi energi.
Menurut ahli gizi Andi Iman Arundhana, pilihan terhadap bubur, panganan
berbahan dasar beras sebagai bahan sarapan lantaran sudah menjadi kultur.
"Orang Indonesia dikatakan belum makan jika bukan beras (nasi atau bubur),"
ujarnya kepada Plasadana.com yang mewawancarainya untuk Yahoo Indonesia.
Belakangan, makin banyak orang memilih bubur instan sebagai menu sarapan
karena dianggap lebih cepat dan praktis. Namun, Iman menyarankan agar
masyarakat sebaiknya tidak mengonsumsi bubur instan. Selain karena nilai
gizinya yang tidak memadai, bubur instan juga bisa berdampak buruk bagi
kesehatan.
"Bubur instan termasuk fast food. Cepat disajikan, cepat dihabiskan, dan cepat
pula berdampak buruk bagi kesehatan," ungkapnya.
Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar itu menjelaskan,
Jumlah kebutuhan kalori yang dibutuhkan dari sarapan berkisar 25-30 persen dari
total kebutuhan sehari. Artinya, jika kebutuhan kalori kita 2.000, jumlah yang
diharapkan terpenuhi dari sarapan berkisar 500-600 kkal.
Dalam semangkuk bubur yang dimasak sendiri, mungkin kita hanya mengonsumsi
sekitar 50 gram beras karena kandungan airnya banyak. Sehingga, kelihatannya
kita mengonsumsi banyak (dalam bentuk bubur beratnya berkisar 200 gr). Dari 50
gram itu, hanya mengandung sekitar 318 kkal, 10 gram protein, 4,2 gram lemak,
dan 57 gram karbohidrat.
Dengan sarapan bubur yang dimasak sendiri, berarti kebutuhan yang dicapai
hanya sekitar 63 persen dari total yang direkomendasikan.
"Sedangkan bubur instan, hanya mengandung 210 kkal, 9 gr protein, 3,6 lemak,
dan 39 gr karbohidrat atau tidak sampai 50 persen dari yang direkomendasikan,"
jelasnya.
Dengan kata lain, meskipun tidak jauh berbeda, dari segi nilai gizi dapat dikatakan
bahwa bubur yang dibuat sendiri lebih baik dibandingkan bubur instan.
Lebih lanjut Andi menjelaskan, bubur instan memiliki serat yang lebih rendah,
sehingga lebih cepat dicerna. Dengan begitu, orang yang mengonsumsi bubur
instan cenderung cepat merasa lapar kembali. Selain itu, pada makanan instan,
umumnya juga diberikan tambahan zat seperti pengawet, gula tambahan, dan
pewarna makanan seperti sunset yellow.
Yang tidak kalah mengkhawatirkan juga, tambah Andi, adalah kandungan sodium
di bubur instan yang sangat tinggi. Kadar sodium yang berlebihan dapat
menyebabkan penumpukan di ginjal, sehingga membentuk batu ginjal.
"Karena itu orang yang sering mengonsumsi makanan instan, risiko terkena
penyakit ginjal akan meningkat juga," tegasnya.
Karena itulah, ia menyarankan untuk sarapan dengan bubur yang dimasak sendiri,
bukan bubur instan. Bahkan, penting untuk dilengkapi dengan tambahan asupan
lain. Misalnya, menambahkannya dengan segelas susu, dan setelahnya
mengonsumsi buah. Jika hanya mengonsumsi bubur, pasti kebutuhan kalori untuk
tubuh masih kurang.
Selain itu, bisa juga dengan menambah bubur dengan sayuran dan sumber protein
lain seperti telur, ayam, dan tempe. "Ini yang tidak bisa diperoleh dari bubur
instan," ujarnya.
Inilah Kerugian Jika Banyak Mengkonsumsi Makanan Hangatan
5. Makanan cair
Oke, makanan cair memang tidak selalu buruk, namun makanan cair atau
minuman makanan pengganti dapat menjauhkan Anda dari mengonsumsi
makanan yang tepat. Makanan pengganti mungkin akan lebih cocok dikonsumsi
orang yang sedang sakit, namun jangan biarkan makanan semacam itu
menggantikan makanan alami.
6. Daging olahan
Daging olahan punya nama lain daging misteri, karena tidak jelas apa yang
terkandung di dalamnya. Namun satu hal yang pasti, jika daging olahan itu
dikemas dalam kaleng dan jenis dagingnya tidak jelas, maka daging tersebut tidak
baik bagi tubuh. Berusahalah untuk menghindari sosis dan salami, karena hasil
olahan dengan lemak dan garam.
7. Chicken nugget
Chicken nugget hampir sama dengan sosis, yakni berasal dari daging sisa
dicampur dengan tepung. Dan saat nugget-nugget kecil itu digoreng, maka akan
meningkatkan levelnya sebagai makanan terburuk untuk dikonsumsi. Sepotong
kecil nugget yang digoreng menyerap lebih banyak lemak dari hasil penggorengan
itu.
8. Donat
Jika ada satu makanan yang melambangkan makanan junk food abad ke-21, itu
adalah donat. Baik dilapisi, diisi, dikilapkan dengan gula dan selai, atau yang
polos sekalipun, makanan ini tidak baik bagi tubuh. Bukan hanya sekedar masalah
tepung halus dan gula halus, namun makanan ini juga digoreng dalam minyak
sulingan. Donat akan mengganggu keseimbangan gula darah Anda, dan dapat
mempercepat proses pembakaran, sehingga Anda akan cepat merasa lapar lagi.
9. Sup Kaleng
Sup memang bukan makanan yang buruk dan tidak layak dibandingkan dengan
makanan-makanan di atas. Namun jika sudah berbicara mengenai garam dan
makanan kemasan, maka tentu saja sup kaleng masuk daftar. Akan jauh lebih baik
bila Anda memasak sup sendiri. Bukan kalengan.