Professional Documents
Culture Documents
ACARA III
PROTEIN
Disusun Oleh :
Nama
: Dayanti Haryono
NIM
: H1916005
Kelas
:A
Kelompok
:3
ACARA III
PROTEIN
A. TUJUAN
Tujuan dari acara III Protein adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pH isoeletrik
2. Mengetahui pengaruh penambahan Ca(OH)2, asam asetat, enzim
bromelin terhadap penjendalan protein susu sapi dan sari kedelai
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan Alat dan Bahan
Pipet adalah alat berbentuk silinder kecil dan panjang mirip
dengan sedotan. Terbuat pipet ukur dari bahan gelas yang dilengkapi
dengan ukuran dalam mililiter (ml). Secara umum Pipet berfungsi
untuk memindahkan suatu volume cairan dari satu tempat ke tempat
yang lain. Pipet sangat beragam bentuk dan kegunaanya. Pipet volume
adalah pipet yang mempunyai bentuk yang berbeda dengan pipet
lainnya dengan bentuk menggelembung ditengahnya .Bentuk yang
menggelembung berfungsi untuk mengambil larutan dengan volume
tepat
sesuai
dengan
label
yang
tertera
pada
bagian
yang
waah
penampung
yang
digunakan
untuk
mengaduk,
b-laktoglobulin,
a-laktalbumin,
serum
albumin,
bagi tubuh, karena zat ini disamping berfungsi sebagai zat pembangun
dan pengatur, Protein adalah sumber asam- asam amino yang
mengandung unsur C, H, O dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau
karbohidrat (Primasoni, 2012). Protein adalah salah satu komponen
gizi makanan yang diperlukan ternak untuk pertumbuhan. Laju
pertumbuhan ternak yang cepat, akan membutuhkan protein lebih
tinggi di dalam ransumnya (Haryanto, 1992 dalam Martawidjaya
1999). Namun efisiensi penggunaan protein untuk pertumbuhan
jaringan tubuh, dipengaruhi oleh ketersediaan energi (ENSMINGER
dan PARKER, 1986 dalam Martawidjaya 1999).
Secara kimiawi, protein merupakan polimer, dengan asam
amino sebagai monomernya dan dihubungkan dengan ikatan peptida.
Ikatan peptida adalah ikatan antara gugus karboksil satu asam amino
dengan gugus amino dari asam amino di sampingnya. Asam amino
adalah senyawa yang memiliki satu atau lebih gugus karboksil (COOH) dan satu atau lebih gugus amino (-NH2) yang salah satunya
terletak pada atom C tepat disebelah gugus karboksil. Asam amino
penyusun protein merupakan turunan dari asam karboksilat yang satu
atom hidrogennya diganti dengan gugus amino (-NH2). Gugus asam
karboksilat menyebabkan sifat asam dan gugus amino menyebabkan
sifat basa. Sehingga asam amino bersifat amfoter (Hulse, 2009).
Fungsi dan Peranan Protein Protein memegang peranan
penting dalam berbagai proses biologi. Peran-peran tersebut antara
lain: 1. Katalisis enzimatik Hampir semua reaksi kimia dalam sistem
biologi dikatalisis oleh enzim dan hampir semua enzim adalah protein.
2. Transportasi dan penyimpanan Berbagai molekul kecil dan ion-ion
ditansport oleh protein spesifik. Misalnya transportasi oksigen di
dalam eritrosit oleh hemoglobin dan transportasi oksigen di dalam otot
oleh mioglobin. 3. Koordinasi gerak Kontraksi otot dapat terjadi
karena pergeseran dua filamen protein. Contoh lainnya adalah
pergerakan kromosom saat proses mitosis dan pergerakan sperma oleh
flagela. 4. Penunjang mekanis Ketegangan kulit dan tulang disebabkan
tanpa
suatu
susu
atau
pengendapan
protein
yang
semula
yang dapat
klorida,
kalsium
sulfat,
glukano-D-laktone,
dan
penggumpal asam (seperti asam laktat dan asam asetat) (Setyadi, 2008
dalam Anggraini, 2013). Pada penggumpalan kedelai, penggunaan
asam akan menurunkan pH sari kedelai yang menyebabkan protein
kedelai (globulin) mencapai titik isoelektris sehingga mengalami
presipitasi .Penggumpal tipe asam yang dapat digunakan yaitu asam
Ditambahkan
5 ml asam asetat
1N
Ditambahkan
9 tabung
reaksi Protein
b. Titik Isoelektrik dan Kelarutan
Disiapkan dan diberi label
Ditambahkan
c. Penjedalan Protein
dapat
juga
dipisahkan
secara
elektroforesis
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Keterangan:
pH = 4,7
pH
5,9
5,6
5,3
5,0
4,7
4,4
4,1
3,8
3,5
K = kekeruhan (+)
P = presipitasi (x)
(-) = tidak ada
(+)
: agak keruh
(++) : keruh
(+++) : sangat keruh
(x)
: sedikit endapan
(xx) : cukup endapan
(xxx) : banyak endapan
aquadest
maka
semakin
tinggi
tingkat
kelarutan
dan
Bahan
50 ml Air SusuSapi
+ 3 ml larutan
Ca(OH)210%
+ 3ml asam asetat 1 N
+ 3 ml Enzim Bromelin
nanas
+ 3 ml asam asetat pH
isoelektrik
100 ml Sari Kedelai
+ 3 ml larutan
Ca(OH)210%
+ 3ml asam asetat 1 M
+ 3 ml cairan buah
nanas muda
+ 3 ml asam asetat pH
isoelektrik
Sumber :LaporanSementara
Inkubasi
Intensitas
K
Suhukamar
+++
Suhukamar
++
40oC, 15 menit
xx
80oC
xxx
Suhukamar
+++
Suhukamar
xx
40 C, 15 menit
++
xxx
80oC
Keterangan :
pH = 4,4 (yang paling keruh)
K
: kekeruhan (+) (+)
: agakkeruh (x)
: sedikitendapan
P
: presipitasi (x) (++) : keruh
(xx) : cukupendapan
(-) : tidakada
(+++) : sangatkeruh (xxx) : banyakendapan
Kegunaan dari air kapur ini adalah sebagai reaktan atau
pereaksi kimia. Reaktan atau pereaksi kimia adalah bahan yang
dikonsumsi atau menyebabkan terjadinya suatu reaksi kimia tertentu.
Pada penjedalan protein untuk susu sapi dan susu kedelai berfungsi untuk
mengendapakan kasien susu yang membuktikan bahwa susu masih segar
dan memiliki protein. Fungsi enzim bromelin pada praktikum yaitu
digunakan untuk memberi suasan asam pada susu sapi dan susu kedelain,
sehingga akan menimbulkan endapan dan kekeuruhan. Fungsi perlakuan
panas yaitu adalah untuk mendenaturasi protein lebih cepat dan
meningkatkan aktivitas enzim. Fungsi asam asetata 1 N yaitu
menimbulkan suasa asam dan memberi ion H + pada susu, sehingga
menyebabkan pengendapan dan kekeruhan
Berdasarkan Tabel 3.2 sampel yang digunakan pada uji
pendelan yaitu susu sapi 50 ml dan susu kedelai 100 ml. Masing-masing
diberi perlakuan dengan penambahaan Ca(OH)2, asam asetat 1 N, enzim
bromelin. Pengaruh penambahan bromelin yaitu untuk menghidrolisis
protein dan menggumpalkan susu. Enzim bromelin merupakan enzim
proteolitik seperti halnya rennin (renet), papain dan fisin yang
mempunyai sifat menghidrolisa protein dan menggumpalkan susu.
Dengan demikian enzim bromelin dapat digunakan sebagai substitusi
bagi enzim sejenis lainnya (Sebayang, 2006). Perlakuan susu sapi dan
susu kedelai ditambakan enzim bromelin kemudian diinkubasi selama 15
menit dengan suhu 40oC. Inkubasi pada suhu 40C selama 15 menit ini
bertujuan untuk meningkatkan aktifitas enzim bromelin. Hasil dari susu
sapi yaitu agak keruh dan cukup endapan. Sedangkan pada susu kedelai
yaitu keruh dan banyak endapan endapan . Hal ini tidak sesuai dengan
teori yang menyebutkan bahwa susu sapi yang banyak mengalami
penjendalan
(penggumpalan)
(Harmayani,
2009).
Penyimpangan yang dapat terjadi yaitu pada saat pemanasaan susu sapi
suhu 80oC sudah terjadi cukup lama sehingga terjadi pengumpalan yang
sangat banyak dan tersisa susu sedikit karena terjadi peguapan ke
protein
dapat
bermanfaat
positif
untuk
mengentalkan bahan misalnya pada industri susu dan sirup. Hasil dari
proses koagulasi protein biasanya mampu membentuk karakteristik yang
diinginkan. Yaitu mengental yang mungkin terjadi pada proses
selanjutnya setelah denaturasi dan koagulasi. Kekentalan hasil campuran
telur mempengaruhi keinginan untuk menyusut atau menjadi lebih kuat.
(Vickie, 2008) Sedangkan kerusakan protein yang memberikan dampak
negatif adalah menyebabkan trurunnya kelarutan, hilangnya aktifitas
DAFTAR PUSTAKA
AKK. 1995. Kedelai. Kanisius. Jakarta
Alwi H dan Dendy S. 2002. Telaah dan Sastra. Obor. Jakarta
Anggraini R P, Agustinus H, Djoko R. dan R. Singgih S S. 2013. Pengaruh Level
Enzim Bromelin dari Nanas Masak dalam Pembuatan Tahu Susu
Terhadap Rendemen dan Kekenyalan Tahu Susu. Jurnal Ilmiah
Peternakan Vol. 1 No. 2 Hal: 507-513
Bintang, R. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Erlangga. Jakarta
Buckle, K A. 1985. Ilmu Pangan. UI Press. Jakarta
Chang, R. 2005. Kimia Dasar Edisi Ketiga Jilid I. Erlangga. Jakarta
Day dan Undew. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Gramedia.
Jakarta
Devi, N. 2010. Nutrition and Food Gizi untuk Keluarga. Buku Kompas. Jakarta
Fesseden, R J. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid II. Erlangga. Jakarta
Fesseden, R J. 1999. Kimia Organik. Erlangga. Jakarta
Hermayani, E. dkk. 2009. Pemanfaatan Kultur Pediococcus acidilactid F-11
Penghasil Bakteriosin Sebagai Penggumpalan pada Pembuatan Tahu.
Jurnal Pascapanen Vol. 6 No. 1 Hal: 0-20
Hendrayo D, Sriyanti, dan Ari W. 1994. Teknik Kultur Jaringan. Kanisus. Jakarta
Hulse, Wendy L, dkk. 2009. Inuence of Protein on Mannitol PolymorpHic form
Produced During Co-spray Drying. International Journal of
PHarmaceutics 382 (2009) 6772
Ismunandar. dkk. 2008. Olimpiade Kimia International Tingkat SMA.
Wahyumedia. Jakarta
Karling, I K dan Lukman A. 2010. Ekstraksi Gelatin dari Tulang Rawan Ikan
Pari (Himatura gerardi) pada Variasi Larutan Asam Untuk Perendaman.
Prosding Skripsi Semester Gasal 2009/2010. Jurusan Kimia. Fakultas
Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institu Teknologi Sepuluh
November
Martawidjaja M, Setiadi B, dan Sarta S S. 1999. Pengaruh Tingkat Protein Energi
Ransum Terhadap Kinerja Produksi Kambing Muda. Balai Penelitian
Ternak
LAMPIRAN GAMBAR