You are on page 1of 38

BAB I.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pangan fungsional umumnya sering dianggap sebagai salah satu bagian dari
pangan yang memiliki komposisi khusus yang berberan dalam meningkatkan
kesehatan dan mecegah suatu penyakit yang menyerang tubuh manusia. Komposisi
khusus yang dimaksud tersebut adalah komponen bioaktif yang terkandung dalam
pangan fungsional. Dimana komponen bioaktif tersebut mempunyai sifat fungsional
pada tubuh manusia. Salah satu sifat fungsional dari komponen bioaktif pangan
fungsional adalah sebagai antioksidan. Menurut Winarsih (2007) bahwa konsumsi
makanan yang mengandung antioksidan dapat meningkatan status imunologi dan
menghambat timbulnya penyakit degenaratif akibat penuaan. Kecukupan antioksidan
secara optimal dibutuhkan oleh semua kelompok usia.
Antioksidan secara umum didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda,
memperlambat dan mencegah proses oksidasi lipid. Dalam arti khusus, antioksidan
adalah zat yang dapat menunda atau mencegah terjadinya reaksi oksidasi radikal
bebas dalam oksidasi lipid (Kochhar dan Rosseli 1990). Antioksidan bekerja dengan
cara mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa yang bersifat oksidan sehingga
aktivitas senyawa yang bersifat oksidan tersebut dapat dihambat (Winarti, 2010).
Aktivitas antioksidan dari suatu senyawa bioaktif dapat diukur menurut Paker (2002),
menyatakan bahwa aktivitas antioksidan suatu senyawa dapat diukur dari kemampuan
menangkal radikal bebas. Radikal bebas yang biasa digunakan sebagai model dalam
mengukur daya penangkapan radikal bebas adalah DPPH yang merupakan senyawa
radikal bebas yang stabil sehingga digunakan sebagai pereaksi dalam uji
penangkapan radikal bebas dengan cara cukup melarutkan (Amelia, 2002).
Pengukuran

kapasitas

antioksidan

dengan

metode

DPPH

menggunakan

spektrofotometer dengan panjang gelombang 515 nm. Dimana absorbansi yang tinggi
menunjukkan kemampuan mereduksi yang tinggi (Molyneux, 2004).
Tubuh manusia tidak mempunyai cadangan senyawa bioaktif yang bersifat
sebagai antioksidan dalam jumlah yang berlebih, sehingga apabila radikal dalam tubuh
terbentuk dalam jumlah yang berlebih dibutuhkan antioksidan eksogen. Salah satu
pangan fungsional yang memiliki komponen bioaktif yang bersifat sebagai antioksidan
yaitu teh. Komponen bioaktif yang bersifat sebagai antioksidan tersebut adalah
polifenol. Dimana kandungan polifenol dalam teh yang notebene mempunyai aktivitas
antioksidan cukup tinggi. Produk olahan teh di Indonesia baik berupa serbuk maupun

minuman ready to drink baik dikemas dalam gelas maupun botol yang beredar di
pasaran sangat banyak. Salah satu produk olahan teh berupa serbuk yaitu Sariwangi,
Tong tji, Gopek dan lain-lain. Sedangkan produk olahan teh minuman ready to drink
diantaraya yaitu Frestea, Teh Pucuk Harum, Mytea dan lain-lain.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan,
berdasarkan hal tersbut penting untuk melakukan praktikum pengujian aktivitas
antioksdian menggunakan DPPH pada sampel uji yakni teh. Mengingat produk
oalahan teh berupa serbuk maupun minuman ready to drink sangat banyak beredar di
pasaran.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum pengujian aktivitas antioksidan polifenol sampel yang
diuji adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui aktvitas antioksidan dari beberapa produk teh yang beredar dipasaran.
b. Mengetahui metode pyang digunakan untuk pengujian aktivitas antioksidan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Antioksidan
Antioksidan adalah senyawa yang mampu menetralisir, atau mencegah

pembentukan radikal bebas atau Reactive Oxygen Species (ROS) yang terbentuk
sebagai hasil dari metabolisme oksidatif yaitu hasil dari reaksi-reaksi kimia dan proses
metabolik yang terjadi didalam tubuh. Senyawa antioksidan menetralisir radikal bebas
dengan cara menyumbangkan elektronnya pada senyawa radikal bebas (Halliwell dan
Guterridge, 1991). Menurut Winarti (2010), bahwa secara biologis antioksidan dapat
diartikan sebagai senyawa yang mampu meredam dampak negatif oksidan dalam
tubuh. Antioksidan bekerja dengan mendonorkan satu elektronnya pada senyawa yang
bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa oksidan dapat dihambat (Meydani et
al.,1995).
Antioksidan merupakan senyawa yang terdapat secara alami dalam bahan
pangan. Senyawa ini berfungsi untuk melindungi bahan pangan dari kerusakan yang
disebabkan terjadinya reaksi oksidasi lemak atau minyak yang sehingga bahan pangan
yang berasa dan beraroma tengik (Andarwulan 1995). Menurut Wildman (2001)
antioksidan merupakan agen yang dapat membatasi efek dari reaksi oksidasi dalam
tubuh. Secara langsung efek yang diberikan oleh antioksidan dalam tubuh, yaitu
dengan mereduksi radikal bebas dalam tubuh, dan secara tidak langsung, yaitu
dengan mencegah terjadinya pembentukan radikal.
Menurut Gordon et al (2001) bahwa aktivitas antioksidan dipengaruhi oleh
banyak faktor seperti kandungan lipid, konsentrasi antioksidan, suhu, tekanan oksigen,
dan komponen kimia dari makanan secara umum seperti protein dan air. Dimana
proses peghambatan antioksidan berbeda-beda tergantung dari struktur kimia dan
variasi mekanisme. Dalam mekanisme ini yang paling penting adalah reaksi dengan
radikal bebas lipid, yang membentuk produk-non aktif (Gordon et al 2001). Mekanisme
dari aktivitas antioksidan dapat dilihat pada Tabel 1.
Mekanisme Aktivitas
Antioksidan

Jenis Antioksidan
Hidroperoxide stabiliser

Sinergis

Contoh Antioksidan

Menonaktifkan radikal Senyawa fenol


bebas lipid
Mencegah penguraian
hidroperoxida menjadi
radikal bebas
Mneingkatkan aktivitas Asam sitrat dan asam
antioksidan
askorbat

Chelators logam

Unsur mengurangi
hidroperoksida
Sumber: Gordon et al., (2001).

Mengikat logam berat Asam fosfat dan asam


menjadi senyawa non- sitrat
aktif
Mengurangi
Protein, asam amino
hidroperoksida

Berdasarkan mekanisme kerjanya, antioksidan dibedakan menjadi tiga


kelompok, yaitu :
a

Antioksidan primer
Antioksidan primer adalah antioksidan yang sifatnya sebagai pemutus reaksi

berantai (chain-breaking antioxidant) yang bisa bereaksi dengan radikal-radikal lipid


dan mengubahnya menjadi produk-produk yang lebih stabil. Suatu molekul dapat
beraksi sebagai antioksidan primer jika dapat memberikan atom hidrogen secara cepat
kepada radikal lipid dan radikal yang berasal dari antioksidan ini lebih stabil daripada
radikal lipidnya, atau diubah menjadi produk-produk lain yang stabil.
Contoh antioksidan primer adalah Superoksida Dismutase (SOD), Glutation
Peroksidase (GPx), katalase dan protein pengikat logam. Superoksida Dismutase
(SOD), GPx disebut juga dengan antioksidan enzimatis yaitu antioksidan endogenus
yang melindungi jaringan dari kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas
oksigen seperti anion superoksida (O2*-), radikal hidroksil (OH*), dan hidrogen
peroksida (H2O2).
b

Antioksidan sekunder
Antioksidan sekunder bekerja dengan cara mengkelat logam yang bertindak

sebagai pro-oksidan, menangkap radikal dan mencegah terjadinya reaksi berantai.


Antioksidan sekunder berperan sebagai pengikat ion-ion logam, penangkap oksigen,
pengurai hidroperoksida menjadi senyawa non radikal, penyerap radiasi UV atau
deaktivasi singlet oksigen.
Contoh antioksidan sekunder adalah vitamin E, vitamin C, -caroten, isoflavon,
bilirubin dan albumin. Potensi antioksidan ini dengan cara memotong reaksi oksidasi
berantai dari radikal bebas atau dengan cara menangkapnya (scavenger free radical)
sehingga radikal bebas tidak beraksi dengan komponen seluler.
c

Antioksidan tersier
Antioksidan

tersier

bekerja

memperbaiki

kerusakan

biomolekul

yang

disebabkan radikal bebas. Contoh antioksidan tersier adalah enzim-enzim yang


memperbaiki DNA dan metionin sulfida reduktase (DepKes, 2008).

Berdasarkan sumbernya antioksidan dibagi dalam dua kelompok, yaitu


antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia) dan
antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan alami). Beberapa contoh
antioksidan sintetik yang diizinkan penggunaannya secara luas diseluruh dunia untuk
digunakan dalam makanan adalah Butylated Hidroxyanisol (BHA), Butylated
Hidroxytoluene (BHT), Tert-Butylated Hidroxyquinon (TBHQ) dan tokoferol. Antioksidan
tersebut merupakan antioksidan yang telah diproduksi secara sintetis untuk tujuan
komersial (Buck,1991).
2

Pengujian Metode DPPH


Packer (1999) menyatakan bahwa aktivitas antioksidan suatu senyawa dapat

diukur dari kemampuan menangkal radikal bebas. Radikal bebas yang biasa
digunakan sebagai model dalam mengukur daya penangkapan radikal bebas adalah
DPPH yang merupakan senyawa radikal bebas yang stabil sehingga digunakan
sebagai pereaksi dalam uji penangkapan radikal bebas dengan cara cukup dengan
pelarutan (Amelia, 2002). Metode DPPH merupakan metode yang mudah, cepat, dan
sensitif untuk pengujian aktivitas antioksidan atau senyawa tertentu ekstrak tanaman
(Koleva., et al 2002). Sedangkan menurut Simanjutak., et al (2004) 2,2-difenil-1pikridrazil (DPPH) merupakan radikal bebas yang stabil pada suhu kamar, berbentuk
Kristal berwarna ungu.
Shivaprasad., et al (2005) menyatakan bahwa metode DPPH adalah metode
yang paling sering dilaporkan digunakan untuk skrining antioksidan dan berbagai
tanaman obat. Metode peredamaan radikal bebas DPPH didadasarkan pada reduksi
radikal bebas DPPH yang berwarna oleh penghambat radikal bebas. Prosedur ini
melibatkan pengukuran penurunan serapan DPPH pada panjang gelombang
maksimalnya, yang sebanding terhadap konsentrasi penghambat radikal bebas yang
ditambahkan ke larutan reagen DPPH. Aktivitas tersebut dinyatakan sebagai
konsentrasi efektif (effective concentration), EC50, ATAU (inhibitory concentration), IC50
(Amelia, 2002).
Pengukuran kapasitas antioksidan dengan metode DPPH menggunakan
spektrofotometer dengan panjang gelombang 515 nm. Larutan DPPH berwarna ungu
gelap, ketika ditambahan senyawa antioksidan maka warna larutan akan berubah
menjadi kuning cerah. Penurunan intensitas warna yang terjadi disebabkan oleh
berkurangnya ikatan rangkap terkonjugasi pada DPPH. Hal ini dapat terjadi apabila
adanya penangkapan satu eletron oleh zat antioksidan, menyebabkan tidak adanya
kesempatan elektron tersebut beresonansi. Sedangkan menurut Simanjuntak et all

(2004) bahwa radikal bebas DPPH akan ditangkap oleh senyawa antiokisdan melalui
reaksi penangkapan atom hydrogen dari senyawa antioksidan oleh radikal bebas untuk
mendapatkan pasangan electron dan mengubahnya menjadi difenil pikril hidrazin
(DPPH-H). Radikal ini memiliki kereakifan yang rendah, sehingga dapat megurangi
radikal bebas yag bersifat toksik.
DPPH menerima elektron atau radikal hydrogen akan membentuk molekul
diagmanetik yang stabil. Interakasi antioksidan dengan DPPH baik secara transfer
elektron maupun radikal hydrogen pada DPPH, akan menetralkan karakter radikal
bebas dari DPPH (Simanjuntak et al., 2004) Struktur molekul senyawa radikal bebas
DPPH sebelum dan sesudah berikatan dengan elektron dari senyawa lain dapat dilihat
pada Gambar 1.

DPPH radikal

DPPH non radikal

Gambar 1. Struktur kimia senyawa DPPH radikal dan non radikal (Molyneux,
2004).
Menurut Molyneux (2004) reaksi antara DPPH dengan radikal bebas adalah
sebagai berikut, dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Reduksi DPPHdari senyawa peredam radikal bebas (Prakast et al.,2001).

The (Camelia sinensis L)


Teh (Camellia sinensis) sebagai bahan minuman dibuat dari pucuk muda daun

teh yang telah mengalami proses pengolahan tertentu seperti pelayuan, penggilingan,
oksidasi enzimatis dan pengeringan. Manfaat yang dihasilkan dari minuman teh adalah
memberi rasa segar dan dapat memulihkan kesehatan badan. Hal tersebut
dikarenakan teh mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh antara lain polifenol,
teofilin, teobromin, flavonoid, vitamin C, vitamin E, katekin, kafein, serta beberapa
mineral (Yellia, 2003). Kandungan kimia dalam teh antara lain fenol (katekin/polifenol),
bukan fenol, golongan aromatis dan enzim. Senyawa katekin merupakan senyawa
paling penting pada daun teh yang berfungsi sebagai antioksidan yang menyehatkan
tubuh. Selama proses pengolahan teh kandungan katekin akan berkurang atau
mengalami penurunan akibat proses pelayuan, oksidasi enzimatik, penggilingan dan
pengeringan.
Terdapat 3 jenis teh berdasarkan fermentasi yang dilakukan yaitu teh hitam,
teh hijau, dan teh oolong. Teh hijau dihasilkan melalui proses pengolahan tanpa
proses fermentasi, Teh oolong merupakan jenis peralihan antara teh hitam dan teh
hijau yang mengalami setengah fermentasi, Teh hitam adalah teh yang dihasilkan
dari

proses

fermentasi. Penurunan kandungan katekin tertinggi terjadi pada

pengolahan teh hitam. Penurunan kandungan katekin yang tinggi pada teh hitam
merupakan keharusan, mengingat katekin sengaja diubah menjadi theaflavin dan
thearubigin untuk menghasilkan cita rasa yang khas. Berikut senyawa katekin yang
tergdegradasi pada pengolahan pada berbagai jenis tah dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kandungan katekin pada berbagai jenis the sebelm dan sesudah fementasi.
Jenis teh

Kandungan katekin Kandungan katekin Katekin


sebelum

setelah

terdegradasi dalam

pengolahan (%)

pengolahan (%)

pengolahan (%)

Teh Oolong

13,76

9,49

Teh hijau

13,76

Teh hitam

13,76

Sumber: Karori et al., (2007).

10,04
5,91

31,03
27,03
57,70

BAB III. BAHAN DAN METODE


1
1
1
2
3

Bahan
Bahan pangan yang digunakan untuk analisa antara lain :
Sampel A1 (Komposisi: teh hitam)
Sampel A2 (Komposisi: : teh hitam)
Sampel A3 (Komposisi: Air, Gula, Teh (0,7%), Perisa identik alami, Pengatur
keasaman (Natrium bikarbonat), Antioksidan (Natrium askorbat), Pemanis alami

glikosida steviol (stevia))


4 Sampel A4 (Komposisi: Teh hitam)
5 Sampel A5 (Komposisi: Daun teh asli)
6 Sampel A6 (Komposisi: Teh hitam)
7 Sampel A7 (Komposisi: Daun teh asli)
8 Sampel A8 (Komposisi: Teh melati (99%), Perisa identik melati)
9 Sampel A9 (Komposisi: Teh melati (99%), Perisa identik melati)
10 Sampel A10 (Komposisi: Air, Gula, Teh melati (Daun teh dengan bunga melati)
(0,5%), Perisa identik alami bunga melati, Penstabil)
11 Sampel A11 (Komposisi: Daun teh, Bunga melati
12 Sampel A12 (Komposisi: Pucuk daun teh hijau, Bunga melati)
13 Sampel A13 (Komposisi: Air, Gula, Daun teh melati (Daun teh dengan bunga
melati), Antioksidan (Vitamin C), Perisa identik alami bunga melati)
14 Sampel A14 (Komposisi: Daun teh, Bunga melati)
15 Sampel A15 (Komposisi: Daun teh, Bunga melati 25%)
16 Sampel A16 (Komposisi: Daun teh, Bunga melati)
17 Sampel A17 (Komposisi: Daun teh, Bunga melati)
18 Sampel A18 (Komposisi: Daun teh, Bunga melati)
19 Sampel A19 (Komposisi: Daun teh, Bunga melati)
20 Sampel A20 (Komposisi: Air, Gula, Ekstrak teh oolong (0,2%), Antioksidan
asam askorbat, Perisa identik alami teh oolong, Pengatur keasaman natrium
bikarbonat)
21 Sampel A21 (Komposisi: Daun teh, Bunga melati)
22 Sampel A22 (Komposisi: Air, Teh melati (21,6%), Sukrosa, Perisa identik alami
bunga melati, Antioksidan asam askorbat)
23 Sampel A23 (Komposisi: Daun teh hijau, Bunga melati)
24 Sampel A24 (Komposisi: Air, Gula, Teh hijau melati (0,6%), Vitamin C, Pengatur
keasaman natrium bikarbonat, Perisa identik alami teh hijau)
25 Sampel A25 (Komposisi: Daun teh hijau)
26 Sampel A26 (Komposisi: Air, gula, daun teh hijau)
27 Sampel A27 (Komposisi: teh hijau)
28 Sampel A28 (Komposisi: Air, gula, teh hijau (0,2%), pengatur keasaman
(Natrium bikarbonat), antioksidan (Natrium askorbat), penstabil (Natrium
polifosfat), perisa identik alami teh hijau)

29 Sampel A29 (Komposisi:daun teh hijau)


30 Sampel A30 (Komposisi: Air, daun teh hijau, Vitamin C)
2
Bahan kimia yang digunakan dalam analisa
1 Aquades
2 Larutan DPPH
3 Etanol
2 Persiapan Bahan
Pada praktikum ini tidak dilakukan preparasi bahan.

Teh bubuk 1,5 g

Aquades hangat 50 ml

Penambahan
Pengadukan 10 menit

Esktraksi Senyawa Antioksidan


Penyaringan
Filtrat
Aquades

Peneraan hingga 50 ml
Penggojokan
1 ml sampel

Pengeceran 5 ml
Cuplikan 0,1 ml

Ampas

Gambar 3. Skema kerja ekstraksi senyawa antioksidan.


Pada praktikum ini dilakukan pengujian aktivitas antioksidan pada 22 sampel uji
yang terdiri dari sampel pada yakni produk teh bubuk dan sampel cair yakni produk
minuman teh ready to drink dalam kemasan botol. Pengekstrakan ini hanya dilakukan
pada sampel padat, sedangkan pada sampel cair dapat dilakukan secara langsung
dengan pencuplikan sampel. Pengekstrakan pada sampel padat dilakukan sebanyak
dua kali.
Ekstraksi senyawa polifenol pada sampel padat yakni teh bubuk diawali dengan
penimbangan sampel berupak teh bubuk sebanyak 1,5 g. penimbangan dilakukan
untuk mengukur berat the yang dikehendaki sehingga dapat diperoleh berat teh bubuk
sebesar 1,5 g. Setelah penimbangan dilakukan penambahan aquades hangat
sebanyak 50 ml. aquades berperan sebagai larutan pengekstrak dan dalam kondisi
hangat, hal ini bertujuan untuk mempercepat proses pengesktrakan teh bubuk.
Campuran antara teh bubuk yang ditambahkan aquades hangat dilakukan pengadukan
selama 10 menit menggunakan spatula untuk menghomogenkan larutan teh.
Kemudian dilakukan penyaringan menggunakan kertas saring, hal ini dilakukan untuk
memisahkan antara ampas dan filtrat teh. Dimana filtrat teh inilah yang akan digunakan
analisis aktivitas antioksidannya dilakukan peneraan hingga volume 50 ml. selanjutnya
dilakukan penggojokan untuk menghomogenkan larutan teh. Setelah itu dilakukan
pengenceran larutan teh sampai volume larutan teh menjadi 5 ml. Hal tersebut
dilakukan untuk menurunkan konsentrasi
senyawa
Cuplikan
0,1 antoksidan
ml (3x) dalam larutan teh. Dan
terakhir esktrak sampel dilakukan pencuplikan (pengambilan) sebanyak 0,1 ml dan
dilakukan pemasukan dalam tabung
reaksi menggunakan
volume.
Penempatan
pada tabungpipet
reaksi
4

Prosedur Analisis Kadungan Senyawa Antioksidan


Penambahan
0,9 ml Etanol
3 ml DPPH

Penambahan
Vortex

Alumunium foil

Pembungkusan
Pendiaman 60 menit
Absorbansi 517 nm

Gambar 4. Skema kerja prosedur analisis kandungan antioksidan.


Cuplikan sebanyak 0,1 ml yang telah diperoleh dilakukan pemasukkan
dalam tabung reaksi, hal ini mempermudah proses analisis aktivitas antioksidan
sampel baik berupa serbuk mapun sampel cair. Dimana proses analisis aktivitas
antioksidan sampel bubuk dan sampel cair sama yang membedakan hanya saat
proses ekstraksi. Proses ekstraksi hanya dilakukan pada sampel bubuk.
Cuplikan 0,1 ml yang berada dalam tabung reaksi dilakukan penambahan
etanol sebanyak 0,9 ml, sehingga volume larutan sampel menjadi 1 ml. Dimana
pencuplikan larutan sampel dilakukan sebanyak 3 kali. Selanjutnya dilakukuan
penambahan larutan DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil) sebanyak 3 ml. Metode
DPPH adalah metode yang paling sering dilaporkan digunakan untuk skrining
antioksidan dan berbagai tanaman obat (Shivaprasad et al., 2005). Larutan DPPH
berperan sebagai radikal bebas yang nantinya akan ditangkap oleh senyawa
antioksidan sampel. Radikal bebas DPPH akan ditangkap oeh senyawa antioksidan
melalui penangkapan atom hydrogen dari senyawa antioksidan untuk mendapatkan
pasangan elektron dan mengubahnya menjadi difenil pikril hidrazin (DPPH-H). DPPH
menerima elektron atau radikal hydrogen akan membentuk molekul diagmanetik yang
stabil. Larutan DPPH berwarna ungu gelap, ketika ditambahan senyawa antioksidan
maka warna larutan akan berubah menjadi kuning cerah. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Gurav et al (2007) bahwa apabila semua electron paa radikal bebas DPPH
menjadi berpasangan maka warna larutan berubah menjadi dari ungu menjadi kuning
terang.

Selanjutnya

dilakukan

penggojokan

menggunakan

vortex

untuk

menghomogenkan larutan sampel. Dan dilakukan pembungkusan tabung rekasi


menggunalan alumunium foil selama 60 menit (1 jam). Hal ini bertujuan agar larutan
tidak terkena cahayatyang dapat menyebabkan terjadinya oksidasi oleh oksigen di

lingkungan sekitar. Kemudian dilakukan pengukuran absorbansi menggunakan


spektrofotometer pada panjang gelombang 517 nm. Pengukuran absorbansi dilakukan
pengulangan sebanyak 3 kali pada masing-masing sampel ujji.
1

Perhitungan % Daya Penghambatan


Adapun rumus % daya pengahambatan DPPH adalah sebagai beriku :
% Daya Penghambatan =

Absorbansi Blanko Absorbansi Sampel


Absorbansi Blanko

x 100%
Perhitungan % daya penghambatan dapat dilakukan dengan cara :
a

Absorbansi ulangan 1 dihitung sebagai A dan absorbansi ulangan 2 dihitung


sebagai B kemudian dilakukan perhitungan rata-rata antara keduanya dan
dihasilkan % daya penghambatan yang sebenarnya. (% Daya Penghambatan =

A+ B
).
2
b

Kemudian dihitung pula SD dan RSD nya. SD dihitung dengan menggunakan

rumus =

SD
RataRata

( x ix ratarata )

sedangkan RSD dihitung dengan rumus =

n1

x 100%.

Contoh perhitungan :
a

Sampel A10 (Teh Pucuk Harum)

Ulangan 1 %penghambatan =

( Ao As )
100
Ao

( 3,1712,559 )
100
3.171

=19,299%
Ulangan 2 %penghambatan =
17,881%

( Ao As )
100
Ao

( 3.1712,604 )
100
3.171

Ulangan 3 %penghambatan =

( Ao As )
100
Ao

( 3.1712,524 )
100
3.171

20,404%
Rata-rata

SD

RSD
b

1,265
19,195

19,299+17,881+20,404
3

= 19,195 %.

( 19,29919,195 ) + ( 17,88119,195 ) +(20,40419,195)2


(31)

= 1,265

x 100% = 6,589 %.

Sampel A9 (Sariwangi teh Melati)

Ulangan 1 %penghambatan =

( Ao As )
100
Ao

( 3.1711,372 )
100
3.171

( Ao As )
100
Ao

( Ao As )
100
Ao

( 3.1711,372 )
100
3.171

( 3.1711,451 )
100
3.171

56,733%
Ulangan 2 %penghambatan =
56,733%
Ulangan 3 %penghambatan =
54,242%
Rata-rata

SD

RSD

1,438
55,903

56,733+56,733+54,242
3
2

= 55,903 %
2

( 56,73355,903 ) + ( 56,73355,903 ) +(4,24255,903)2


(31)
x 100% = 2,603 %.

= 1,438

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


1

Hasil

Tabel 2. Kandungan senyawa antioksidanl teh bubuk dan cair.


Sampel
A
29
A
30
A
28
A
27
A
26
A

Blanko

Tongji Green Tea


3,251

% Penghambatan
U1
U2
U3
68,47
70,50
61,70
1

3,161
Teh Sariwangi
Nu Green Tea
Teh Hijau Cap

3,259

21,245

0,767

3,612

26,141

2,861

10,944

68,059

1,106

1,625

21,264

2,014

9,472

60,837

7,746

12,733

22,418

4,469

19,935

49,012

2,712

5,534

29,548

6,910

23,383

78,532

14,305

18,216

9,583

14,869

5,210

35,042

52,73

49,356

3,975

8,053

1
22,93

67,22

8
69,31

6
67,63

6
19,82

4
20,40

7
23,56

2
68,30

5
61,36

6
52,83

28,44

25
A

Kepala Djenggot
Teh
Kiyora

3
26,08

9
23,73

8
17,43

24
A

Greentea

0
50,30

5
45,89

8
50,83

9
25,55

5
25,55

3
37,52

9
86,77

9
86,80

7
62,01

6
20,00

7
15,02

0
50,35

3
44,97

23
A
22
A
21
A
20
A

3,240

Teh Super Tongji


Teh Pokka
Teh Hijau Bubuk

3,267

Cap Djenggot
My Tea
Tongji Teh Wangi

3,235

(%)
6,886

7
27,04

Fresh Tea

RSD

4,606

4
20,67

22,116

Rata

SD

66,892

1
20,94

Teh Zestea

Rata-

19
A

Premium
Teh Cap Kepala

5
27,57

7
27,90

6
30,54

17
A

Djenggot
Teh

3
52,55

0
57,34

7
65,37

18
A

Bandulan
Teh
Dandang

8
24,36

7
48,40

8
36,02

15
A

Jasmine Tea

9
29,63

3
32,40

1
23,79

Teh Wangi Cap

2
50,18

0
51,36

1
49,72

14
A

Dandang
Teh Javana Teh

6
16,48

3
17,37

1
13,94

13
A

Melati
Teh

Hitam

1
55,35

9
54,18

1
79,74

11
A

Gopek Jasmin
Teh Hijau Gopek

7
71,44

3
72,49

7
67,02

12
A

Melati
Teh

Pucuk

2
19,29

2
17,88

7
20,40

10
A

Harum
Sariwangi

Teh

9
56,73

1
56,73

4
54,24

9
A

Melati

3
51,59

3
39,68

2
64,66

2
73,72

2
75,41

6
78,50

16
A

8
A
7

Cap

3,362

3,287

Teh Cap Gardoe

3,228

3,239

3,171

Tongji Melati
Tongji Green Tea
Melati

3,266

28,673

1,631

5,688

58,428

6,478

11,087

36,264

12,019

33,143

28,608

4,387

15,334

50,423

0,846

1,678

15,934

1,783

11,191

63,096

14,432

22,874

70,320

2,900

4,124

19,195

1,265

6,589

55,903

1,438

2,603

51,980

12,497

24,042

75,883

2,423

3,193

Pembahasan
Antioksidan adalah senyawa yang mampu menetralisir, atau mencegah

pembentukan radikal bebas atau Reactive Oxygen Species (ROS) yang terbentuk
sebagai hasil dari metabolisme oksidatif yaitu hasil dari reaksi-reaksi kimia dan proses
metabolik yang terjadi didalam tubuh. Senyawa antioksidan menetralisir radikal bebas
dengan cara menyumbangkan elektronnya pada senyawa radikal bebas (Halliwell dan
Guterridge, 1991). Antioksidan bekerja dengan mendonorkan satu elektronnya pada
senyawa yang bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa oksidan dapat dihambat
(Meydani et al.,1995).
Metode DPPH merupakan metode yang sederhana, mudah untuk penapisan
aktivitas penangkapan radikal beberapa senyawa, efektif dan praktis (Molyneux, 2003).
Aktivitas diukur dengan menghitung jumlah pengurangan intensitas cahaya ungu
DPPH yang sebanding dengan pengurangan konsentrasi DPPH. Perendaman tersebut

dihasilkan oleh bereaksinya molekul difenil pikri hirazil dengan atom hidrogen yang
dilepaskan oleh molekul komponen sampel sehingga terbentuk senyawa difenil pikril
hidrazin dan menyebabkan terjadinya peluruhan warna DPPH dari ungu menjadi
kuning (Zuhra et al., 2008). Pengukuran DPPH berprinsip pada reaksi reduksi-oksidasi
antara DPPH dan senyawa antioksidan, dimana semakin banyak radikal DPPH yang
tereduksi, maka semakin besar nilai kapasitas antioksidan sampel (Marxen et al.
2007).
Penentuan aktivitas antioksidan dalam sampel uji dilakukan untuk mengetahui
potensi senyawa polifenol dalam ekstrak sampel yang diuji untuk menangkal radikal
bebas. Dimana sampel uji yang digunakan adalah beberapa merk produk teh
serbuk/bubuk dan minuman teh ready to drink (RTD) dalam kemasan botol. Analisis
kandungan aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH. aktivitas antioksidan
suatu senyawa dapat diukur dari kemampuan menangkal radikal bebas. Radikal bebas
yang biasa digunakan sebagai model dalam mengukur daya penangkapan radikal
bebas adalah DPPH yang merupakan senyawa radikal bebas yang stabil sehingga
digunakan sebagai pereaksi dalam uji penangkapan radikal bebas dengan cara cukup
dengan pelarutan (Amelia, 2002).
Data aktivitas antioksidan pada masing-masing sampel dari pengukuran
absorbansi dan perhitungan %penghambatan. Kemudian dilanjutkan rata-rata
presentase (%) penghambatan, SD (Sandart Deviation) dan RSD. Menurut Neilsen
(2003), bahwa jika nilai RSD lebih kecil atau sama dengan 5% maka data tersebut
dapat diterima atau dapat dikatakan presisi.
% Penghambatan Antioksidan
90
80
70
60
50
Persentase Penghambatan (%) 40
30
20
10
0

Kode Sampel

Gambar 5. Grafik %penghambatan sampel terhadap DPPH.


Berdasarkan hasil praktikum analisis aktivitas antioksidan yang dinyatakan
dengan presentase penghambatan terhadap radikal bebas DPPH dapt dilihat pada
Gambar 5. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa, secara kesuluruhan sampel A20
memiliki aktivitas antioksidan yang paling rendah dari semua sampel uji dengan persen
(%) penghambatan sebesar 14,869%. Dimana komposisi sampel A20 terdiri dari air,
gula, ekstrak teh oolong (0,2%), antioksidan asam askorbat, perisa identik alami teh
oolong dan pengatur keasaman natrium bikarbonat. Sedangkan sampel A21
merupakan sampel yang memiliki aktivitas antioksidan yang paling tinggi sebesar
78,532%. Sampel A21

ini merupakan teh hijau bubuk Cap Djenggot yang

komposisinya terdiri dari daun teh hijau. Menurut Angkasa dan Suleman (2012)
menyatakan bahwa nilai korelasi antara kandungan polifenol pada sampel dan
aktikvitas antioksidan adalah 99%. Dimana semakin tinggi kandungan total polifenol
yang terkandung semakin besar pula aktivitas antioksidan. Berdasarkan pernyataan
tersebut, dapat diketahui bahwa aktivitas antioksidan berbanding lurus dengan
kandungan total polifenol. Pada grafik diatas menunjukkan bahwa sampel A21 memiliki
aktvitas antioksidan paling tinggi, hal ini berarti menunjukkan karena kandungan total
polifenol dalam sampel A21 paling tinggi diantara semua sampel uji.
Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata SD (Standart Devisiation) berkisar
antara 0,767 14,432%. Dan nilai RSD (Relative Standar Deviation) berkisar antara
1,625 35,042%. Nilai % RSD (Relative Standart Deviation) yang dapat diterima ialah
<5%. Nilai RSD <5% menunjukkan bahwa metode analisis yang digunakan telah
memnuhi syarat presisi, begitu juga sebaliknya. Pada praktikum ini diperoleh nilai RSD
masing-masing sammpel sebagian besar >5%. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil
analisis yang diperoleh belum memenuhi syarat presisi yang baik. Nilai RSD yang
tinggi menunjukkan bahwa ketidak pastian proses penentuan nilai absorbansi yang
mengakibatkan variasi hasil analisis yang cukup banyak. Menurut Romero et al (2004)
bahwa pada analsisis spektroskopi, faktor efisiensi ekstraksi serta derivatisasi
merupakan faktor yang sulit dikontrol dan dapat menyebabkan perbedaan yang cukup
besar. Hal ini lah yang menyebabkan nilai %RSD yang diperoleh dari ulangan masingmasing sampel yang sebagian besar lebih dari 5%. Nilai %RSD pada masing-masing
sampel dapat dilihat pada Tabel 2.
Nilai rata-rata %penghambatan pada sampel uji jenis teh hitam yang terdiri dari
sampel A10 minuman teh RTD (ready to drink) Teh Pucuk Harum Teh Hitam sebesar
19,195% dan A11 Teh Gopek Hitam Melati sebesar15,394%.

Nilai rata-rata %penghambatan pada sampel uji jenis teh oolong yang terdiri
dari sampel A20 minuman teh RTD My Tea (teh oolong) dan A30 minuman teh RTD
Zestea (teh oolong) berturut turut sebesar 14,869% dan 21,245%.
Sedangkan pada sampel uji jenis teh hijau terdiri dari 20 sampel uji selain
sampel yang telah disebut kan diatas. Diperoleh ilai rata-rata %penghambatan paling
tinggi dan terendah berturut-turut pada sampel A21 Teh Hijau bubuk Cap Djenggot
sebesar 78,532% dan sampel A13 Teh Javana Melati hanya sbesar 15,934%.
Tinggi rendahnya nilai rata-rata %penghambatan antioksidan tergantung dari
banyak sedikitnya kandungan jumlah senyawa antioksidan yang terdapat dalam
sampel uji. Hal tersebut sesuai dengan Angkasa dan Suleman (2012), menyatakan
bahwa nilai korelasi antara kandungan antioksidan dan aktivitas antioksidan adlah
99%. Dimana kandungan senyawa antioksidan berbanding lurus dengan aktivitas
antioksidan. Senyawa antioksidan yang dimaksud adalah polifenol. Menurut Alumniits
(2009) bahwa daun teh memiliki senyawa bioaktif yang kompleks, salah satunya
adalah polifenol. Selain itu salah literature menjelaskan bahwa adanya proses
fermentasi juga dapat mempengaruhi %penghambatan aktivitas antioksidan. Pada
proses ferementasi kandungan polifenol banyak berkurang melalui proses oksidasi,
polimerisasi dan pengikatan oleh protein (Nazruddin et al.,2006). Berdasarakan
tersebut, apabila jumlah polifenol sebagai senyawa antioksidan berkurang akibat
proses

oksidasi

maka,

hal

berarti

jumlah

senyawa

antioksidan

berkurang

menyebabkan penghambatan terhadap radikal DPPH juga menurun, sehingga


diperoleh nilai %penghambatan anktivitas antioksidan sampel rendah. Hal tersebut
juga didukung oleh pernyataan Supriyanto (2007), bahwa peristiwa oksidasi polifenol
udara dipercepat oleh pengaruh suhu. Pada oksidasi polifenol atom H pada gugus OH
diambil oleh senyawa pengoksidasi, sehingga menjadi tidak dikenal sebagai polifenol
pada hasil analisis kadar polifenol. Semakin banyak atom H yang diambil, makin kecil
kadar polifenol yang terukur (Supriyanto, 2007).

SAMPEL PRAKTIKUM PANGAN FUNGSIONAL


Kode
A1
A2
A3

A4
A5
A6
A7

Sampel
Teh Hitam Rolas Tea
Teh SariWangi Asli
Frestea Rendah Kalori

A9

Black Tea Cap Dandang


Teh Celup Tong Tji
Rolas Tea Jasmine
Tong Tji Green Tea
Jasmine
Tong Tji Jasmine Tea (Tea
Bag)
Sari Melati SariWangi

A10

Teh Pucuk Harum HITAM

A11
A12
A13

Teh Gopek Hitam


Teh Gopek Jasmine Tea
Teh Melati

A14
A15

Teh Wangi Cap Dandang


Jasmine
Tea
Cap
Dandang
Teh Tjap Gardoe
Teh Tjap Kepala Djenggot
Teh Cap Bandulan
Tong
Tji
Teh
Wangi
Premium
MYTEA Teh Oolong

A8

A16
A17
A18
A19
A20

A21
A22

Teh Hijau Melati Tjap


Kepala Djenggot
Green Tea Jasmine Pokka

A23

Teh Super Tong Tji

Komposisi
Teh hitam
Teh melati
Air, Gula, Teh (0,7%), Perisa identik
alami,
Pengatur
keasaman
(Natrium bikarbonat), Antioksidan
(Natrium askorbat), Pemanis alami
glikosida steviol (stevia)
Teh hitam
Daun teh asli
Daun teh asli, Bunga melati
Daun teh asli, Bunga melati
Teh melati (99%), Perisa identik
melati
Air, Gula, Teh melati (Daun teh
dengan bunga melati) (0,5%),
Perisa identik alami bunga melati,
Penstabil
Daun teh, Bunga melati
Pucuk daun teh hijau, Bunga melati
Air, Gula, Daun teh melati (Daun
teh
dengan
bunga
melati),
Antioksidan (Vitamin C), Perisa
identik alami bunga melati
Daun teh, Bunga melati
Daun teh, Bunga melati (25%)
Daun teh, Bunga melati
Daun teh, Bunga melati
Daun teh, Bunga melati
Daun teh, Bunga melati
Air, Gula, Ekstrak teh oolong
(0,2%), Antioksidan asam askorbat,
Perisa identik alami teh oolong,
Pengatur
keasaman
natrium
bikarbonat
Daun the hijau dan melati
Air, Teh melati (21,6%), Sukrosa,
Perisa identik alami bunga melati,
Antioksidan asam askorbat
Daun teh hijau, Bunga melati

A24

Kiyora Green Tea

A25

Teh Hijau Tjap Kepala


Djenggot
Nu Green Tea
SariWangi Teh Hijau Asli
Frestea Teh Hijau

A26
A27
A28

A29
A30

Green Tea Tong Tji


Zestea Green Tea Tanpa
Gula Teh Oolong

Air, Gula, Teh hijau melati (0,6%),


Vitamin C, Pengatur keasaman
natrium bikarbonat, Perisa identik
alami teh hijau
Daun teh hijau
Air, Gula, Daun teh hijau
Teh hijau
Air, Gula, Teh hijau (0,2%),
Pengatur
keasaman
(Natrium
bikarbonat), Antioksidan (Natrium
askorbat),
Penstabil
(Natrium
polifosfat), Perisa identik alami teh
hijau
Daun teh hijau
Air, Daun teh Hijau, Vitamin C

BAB V. KESIMPULAN
1

Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum pengujian aktivitas antioksidan yang telah

dilakukan adalah sebagai berikut :


1

Secara keseluruhan aktivitas antioksidan paling tinggi pada sampel A21 yakni teh
hijau bubuk Cap Djenggot dengn %penghambatan sebesar 78,548%. Sedangkan
aktivitas

antioksidan

paling

rendah

terjadi

pada

sampel

A20

dengan

%penghambatan sebesar 14,869%. Hal ini karena sampel A20 merupakan


minuman teh RTD (ready to drink) yang komposisinya terdiri dari air, gula, ekstrak
teh oolong (0,2%), antioksidan asam askorbat, perisa identik alami teh oolong dan
2

pengatur keasaman natrium bikarbonat.


Secara keseluruhan nilai hasil perhitungan RSD yang diperoleh pada sampel uji
memilki tingkat presisi yang kurang baik, hal ini ditunjukkan dengann nilai RSD

lebih dari 5%.


Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas antioksidan diantaranya yaitu
kandungan senyawa antioksidan masing-masing smapel uji, proses pengolahan

dan kombinasi bahan dalam produk.


Metode pegujian aktivitas antioksidan yang digunakan adalah metode DPPH (1,1diphenyl-2-picrylhydrazil) Radical Scavenging Method (Metode pemerangkapan
radikal bebas DPPH).

DAFTAR PUSTAKA
Andarwulan, N., I Triputranto., A., Rusmananda, B dan Ngudiwaluyo, S. 1996. Aktivitas
dari Daun Sirih (Piper betle L). Teknologi dan Industri Pangan. Hal 29-30.
Arnelia.

2002.

Fito-Kimia

Komponen

Ajaib

Cegah

PJK,

DM,

dan

Kanker

http://Puslitbangbogor.go.id/. [Diakses pada tanggal 12 November 2016.


Buck, D.F 1991. Antioxidants. Didalam: J. Smith editor. Food Additive Users
handbook. Blackie Academic and Professional. Glasgow-UK.
Depkes RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.
Dhyanaputri, IGA Sri., Ni Putu Agustin., IGP Sudita Puryana. 2013. Akurasi dan Presisi
Analisa Kadar Protein Terlarut Ikan Tuna oleh Mahasiswa Jurusan Analis
Kesehatab Politeknik Kesehatan Denpasar. Jurnal Skala Husada Volume 10
Nomor 2 September 2013: 120 125.
Gordon, M,H. 2001. Measuring Antiokxidants Activity. Dalam: Jan Pokomy, Nedyalka,
Yanishlieva, dan Michael Gordon (ed). Antioxidants ]. In Food Pracitical
Application. Woodhead Publishing Ltd. London.
Halliwell B & Guteridge JMC. 1991. Free Radical in Biology and Medicine. Oxford
USA: Clarendon Press.
Kochar, S.P dan Rosseli,J.B. 1990. Detection, Estimation, and Evaluation Of
Antioxidants in Food System: Food Antioxidants. Hudson, B.J.F. Elsevier
Applied Science. London and New York.
Koleva., I., Van Beek, T.A., Linssen, J.P.H., dan Eystatieva, L.N. 2002. Screening Of
Plant Extract For Antioxidants Activity: A Comparative Study On Three Testing
Methodes, Phytochemcal Analysis. 13, 8-17.
Marxen,K., K.H Vanselow.,S. Lippemeier., R.Hintze dan A. Ruser. 2007. Determination
Of DPPH Radical Oxidation Caused By Methanolic Extract Of Some Microalgae

Spesies By Linear Regression Analysis Of Spectrophotometric Measurements.


Sensors, 24(7): 2080-2095.
Meydani et al. 1995. Antioxidants and immune response in aged person: Overview of
present evidence. American Journal of Clinical Nutrition, 62: 14625-14765.
Molyneux, P. 2004. The Use Of The Stable Free Radical

Diphenylpicryl hydrazyl

(DPPH) For Estimating Antioxidants Acitivity. Songklanakarin J. Science


Technology. 26 (2) : 211-219.
Nazaruddin., dan F. Muchlisah. 2006. Buah Komersial. Jakarta: Penebar Swadaya.
Packer, L dan Cadena, E. 2002. Handbook Of Antioxidants. New York: Marcel Dekker
Inc.
Prakast, A., et al. 2001. Antioxidants Activity. Medallion Laboratories Analitical
Progress. Vol 19, No 2.
Simanjuntak, P., Parwati, T., Lenny, L.E., Tamat, S.R DAN Marwani, R. 2004. Isolasi
dan Identifikasi Antioksidan dari Ekstrak Benalu The (Scurrula oortiana). Jurnal
Ilmu Kefarmasian Indonesia. Vol 5(1) : 19-24.
Supriyanto, H., Budi.R., dan Djagal Wiseso.M. 2007. Perubahan Suhu, Kadar Air,
Warna, Kadar Polifenol, daN Aktivitas Kakao Selama Penyangraian dengan
Energi Mikro. Jurnal Agritechnology, Vol.27, No.1 Maret 2007.
Wildman, R.E.C. 2001.

Handbook Of Nutraceuticals and Functional Food. Boca

Raton: CRC Press.


Winarsih H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta: Kanisius.
Winarti, S. 2010. Makanan Fungsional. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Yellia, Mangan. 2003. Cara Bijak Menaklukkan Kanker. Cetakan Pertama. Depok : PT
Agromedia Pustaka.

LAMPIRAN PERHITUNGAN
KELOMPOK 1
A Tongji Green Tea (A29)
Blanko = 3,251
1

% Penghambatan =

( Ao As )
100 =
Ao

( 3.2511,025 )
100 =
3.251

( Ao As )
100 =
Ao

( 3.2510.959 )
100 =
3.251

( Ao As )
100 =
Ao

( 3.2511,245 )
100 =
3.251

68,471 %
2

% Penghambatan =

70,501 %
3

% Penghambatan =

61,704 %
Rata-rata

SD

RSD

4,606
66,892

68,471+70,501+61,704
3

= 66,892%

( 66,89268,471 ) + ( 66,89270,501 ) +(66,89261,704)2


(31)

= 4,606

x 100% = 6,886 %

B Teh Zestea (A30)


Blanko = 3,251
1

% Penghambatan =

( Ao As )
100 =
Ao

( 3,2512.532 )
100 =
3,251

( Ao As )
100 =
Ao

( 3,2512.570 )
100 =
3,251

22,116 %
2

% Penghambatan =
20,947 %

% Penghambatan =

( Ao As )
100 =
Ao

( 3,2512.579 )
100 =
3,251

20,671 %
Rata-rata

SD

RSD

0,767
21,245

22,116 +20,947+20,671
3
2

= 21,245 %
2

( 21,24522,116 ) + ( 21,24520,947 ) +(21,24520,671)2


(31)

= 0,767

x 100% = 3,612 %

KELOMPOK 2
A Freshtea green tea
P1

(3,1612,262)
x 100% = 28,44%
3,161
P2

(3,1612,306)
x 100% = 27,048%
3,161
P3

(3,1612,436)
x 100% = 22,936%
3,161
Rata-rata =

28,44 +27,048+22,936
3

SD

RSD

2,861
26,141

( 28,4426,141 ) + ( 27,04826,141 ) +(22,93626,141)2


(31)
x 100% = 10,944%

B Teh sariwangi teh hijau


P1

= 26,141%

= 2,861

(3,1611,036)
x 100% = 67,226%
3,161
P2

(3,1610,970)
x 100% = 69,314%
3,161
P3

(3,1611,023)
x 100% = 67,637%
3,161
Rata-rata =

67,226+ 69,314+67,637
3

SD

RSD

1,106
68,059

= 68,059%

( 67,22668,059 ) + ( 69,31468,059 ) +(67,63768,059)2


(31)

= 1,106

x 100% = 1,625%

KELOMPOK 3
Blanko = 3,259
A Nu Green Tea
1 % Penghambatan
2

% Penghambatan

= [(Ao As)/Ao] x 100%


= [(3,259 2,613)/3,259] x 100%
= 19,822 %
= [(Ao As)/Ao] x 100%
= [(3,259 2,594)/3,259] x 100%
= 20,405 %

% Penghambatan

Rata - Rata

SD

RSD

= [(Ao As)/Ao] x 100%


= [(3,259 2,491)/3,259] x 100%
= 23,566 %

19,822+20,405+23,566
3

= 21,264 %
2

( 19,82221,264 ) + ( 20,40521,264 ) + (23,56621,264 )


(31 )

2,014
x 100
21,264

= 9,472 %

B TehHijau Cap KepalaDjenggot (A25)


1 % Penghambatan
= [(Ao As)/Ao] x 100%

=2,014

= [(3,259 1,033)/3,259] x 100%


= 68,303 %
2

% Penghambatan

% Penghambatan

= [(Ao As)/Ao] x 100%


= [(3,259 1,259)/3,259] x 100%
= 61,369 %
= [(Ao As)/Ao] x 100%
= [(3,259 1,537)/3,259] x 100%
= 52,838 %

Rata - Rata

68,303+ 61,369+ 52,838


3

SD

RSD

= 60,837 %

( 68,30360,837 ) + ( 61,36960,837 ) + (52,83860,837 )


( 31 )

7,746
x 100
60,837

=7,746

= 12,733 %

KELOMPOK 4
Blanko Kelompok 4 (AO) : 3,240
A Teh Kiyora Green Tea(A23) Cair
1 AS
= 2,395
Aktivitas Antioksidan =

A 0 A s
Ao

x 100 =

3 , 2402 ,395
3 , 240

x 100 =

A 0 A s
Ao

x 100 =

3 , 2402 , 471
3 , 240

x 100 =

x 100 =

3 , 2402 ,675
3 , 240

x 100 =

26,080
2

AS

= 2,471

Aktivitas Antioksidan =

23,735
3

AS

= 2,675

Aktivitas Antioksidan =

A 0 A s
Ao

17,438
Rata-rata =

26,080+ 23,735+ 17,438


3

= 22,418

SD

RSD

4,469
22,418

( 26,08022,418 ) + ( 23,73522,418 ) +( 17,43822,418)2


(31)

= 4,469

x 100% = 19,935%

Blanko Kelompok 4 (AO) : 3,240


B Teh Super Tong Tji (A23) Padat
1. AS

= 1,610

A 0 A s
Ao

Aktivitas Antioksidan =

x 100 =

3 , 2401, 610
3 , 240

x 100 =

A 0 A s
Ao

x 100 =

3 , 2401, 753
3 , 240

x 100 =

A 0 A s
Ao

x 100 =

3 , 2401, 593
3 , 240

x 100 =

50,309
2. AS

= 1,753

Aktivitas Antioksidan =

45,895
3. AS

= 1,593

Aktivitas Antioksidan =

50,833

Rata-rata =

50,309+ 45,895+50,833
3

SD

RSD

2,712
49,012

= 49,012

( 50,30949,012 ) + ( 45,89549,012 ) +(50,83349,012)2


(31)
x 100% = 5,534%

= 2,712

KELOMPOK 5
A TehDandang Jasmine Tea (A15)
1

% Penghambatan =

( Ao As )
100 =
Ao

( 3.2672.432 )
100 =
3.267

( Ao As )
100 =
Ao

( 3.2672,432 )
100 =
3.267

( Ao As )
100 =
Ao

( 3.2672,041 )
100 =
3.267

25,559%
2

% Penghambatan =

25,559%
3

% Penghambatan =

37,527%
Rata-rata

SD

RSD

6,910
29,548

25,559+ 25,559+ 37,527


3
2

= 29,548
2

( 25,55929,548 ) + ( 25,55929,548 ) +(37,52729,548)2


(31)

= 6,910

x 100% = 23,384%

B Teh Bubuk Cap Djenggot (A21)


1

% Penghambatan =

( Ao As )
100 =
Ao

( 3.2670,432 )
100 =
3.267

( Ao As )
100 =
Ao

( 3.2670,431 )
100 =
3.267

( Ao As )
100 =
Ao

( 3.2671,241 )
100 =
3.267

86,776%
2

% Penghambatan =

86,807%
3

% Penghambatan =

62,014%
Rata-rata

SD

86,776+86,807+62,014
3
2

= 78,532%
2

( 86,77678,532 ) + ( 86,80778,532 ) +( 62,01478,532)2


(31)

= 14,305

RSD

14,305
78,532

x 100% = 18,216%

KELOMPOK 6
A MY TEA
Blanko = 3,235
1 [(A0 - As)/A0] x 100% = [(3,235-2,588)/3,235] x 100% =20%
2 [(A0 - As)/A0] x 100% = [(3,235-2,749)/3,235] x 100% =15,023%
3 [(A0 - As)/A0] x 100% = [(3,235-2,925)/3,235] x 100% =9,583%
Rata-rata =

20+ 15,023+ 9,583


3

SD

RSD

5,210
14,869

= 14,869%

( 2014,869 ) + ( 15,02314,869 ) +(9,58314,869)2


( 31)

= 5,210

x 100% = 35,042%

B A19 (Padat)
Blanko = 3,239
1 [(A0 - As)/A0] x 100% = [(3,235-1,606)/3,235] x 100% =50,355%
2 [(A0 - As)/A0] x 100% = [(3,235-1,780)/3,235] x 100% =44,977%
3 [(A0 - As)/A0] x 100% = [(3,235-1,529)/3,235] x 100% =52,736%
Rata-rata =

50,355+ 44,977+52,736
3

SD

RSD

3,975
49,356

= 49,356%

( 50,35549,356 ) + ( 44,97749,356 ) +(52,73649,356)2


(31)

= 3,975

x 100% = 8,053%

KELOMPOK 7
A (A17) Teh Cap Kepala Djenggot
1

% Penghambatan =

( Ao As )
100 =
Ao

( 3.3622.435 )
100 =
3.362

( Ao As )
100 =
Ao

( 3.3622.424 )
100 =
3.362

27.573%
2

% Penghambatan =
27.900%

% Penghambatan =

( Ao As )
100 =
Ao

( 3.3622.335 )
100 =
3.362

30.547%
Rata-rata =

27.573+ 27.900+ 30.547


3

Standar Deviasi (SD) =

= 28.673
2

( 27.57328.673 ) + ( 27.90028.673 ) +( 30.54728.673)2


(31)

= 1.631

1.631
28.673

RSD =

x 100% = 5.688%

B (A18) Teh Cap Bandulan


1

% Penghambatan =

( Ao As )
100 =
Ao

( 3.3621.595 )
100 =
3.362

( Ao As )
100 =
Ao

( 3.3621.434 )
100 =
3.362

( Ao As )
100 =
Ao

( 3.3621.164 )
100 =
3.362

52.558%
2

% Penghambatan =

57.347%
3

% Penghambatan =

65.378%
Rata-rata =

52.558+57.347+ 65.378
3

Standar Deviasi (SD) =

6.478
58.428

( 52.55858.428 ) + (57.34758.428 ) +( 65.37858.428)2


(31)

= 6.478
RSD =

= 58.428%

x 100% = 11.087%

KELOMPOK 8
A Teh Dandang Jasmine Tea (A15)
1

% Penghambatan =

( Ao As )
100 =
Ao

( 3.2872.486 )
100 =
3.287

( Ao As )
100 =
Ao

( 3.2871.696 )
100 =
3.287

( Ao As )
100 =
Ao

( 3.2872.103 )
100 =
3.287

24.369%
2

% Penghambatan =

48.403%
3

% Penghambatan =

36.021%
Rata-rata

SD

RSD

12.019
36.264

24.369+ 48.403+36.021
3
2

= 36.264
2

( 24.36936.264 ) + ( 48.40336.264 ) +( 36.02136.264)2


(31)

= 12.019

x 100% = 33.143%

B Teh Cap Gardoe (A16)


1

% Penghambatan =

( Ao As )
100 =
Ao

( 3.2872.313 )
100 =
3.287

( Ao As )
100 =
Ao

( 3.2872.222 )
100 =
3.287

( Ao As )
100 =
Ao

( 3.2872.505 )
100 =
3.287

29.632%
2

% Penghambatan =

32.400%
3

% Penghambatan =

23.791%
Rata-rata

SD

29.632+32.400+23.791
3
2

= 28.608%
2

( 29.63228.608 ) + ( 32.40028.608 ) +(23.79128.608)2


(31)

= 4.387

RSD

4.387
28.608

x 100% = 15.334%

KELOMPOK 9
A Teh Wangi Cap Dandang (A14)
1

% Penghambatan =

( Ao As )
100 =
Ao

( Ao As )
100 =
Ao

( 3.2281.570 )
100 = 51,363
3.228

( Ao As )
100 =
Ao

( 3.2281,623 )
100 = 49,721
3.228

( 3.2281,608 )
100 = 50,186
3.228

%
2

% Penghambatan =

%
3

% Penghambatan =

%
Rata-rata

SD

RSD

0,864
50,423

50,186+ 51,363+ 49,721


3
2

= 50,423%
2

( 50,18650,423 ) + (51,36350,423 ) +(49,72150,423)2


(31)

= 0,864

x 100% = 1,678 %

B Teh Javana Teh Melati (A13)


1

% Penghambatan =

( Ao As )
100 =
Ao

( 3.2282.696 )
100 = 16,481
3.228

( Ao As )
100 =
Ao

( 3.2282.667 )
100 = 17,379
3.228

( Ao As )
100 =
Ao

( 3.2282.778 )
100 = 13,941
3.228

%
2

% Penghambatan =

%
3

% Penghambatan =
%

Rata-rata

16,481+17,379+13,941
3

= 15,934 %

SD

RSD

1,783
15,934

( 16,48115,934 ) + ( 17,37915,934 ) +(13,94115,934)2


(31)

= 1,783

x 100% = 11,191 %

KELOMPOK 10
A Teh Hitam Gopek Jasmin
Blanko = 3,239
1 [(A0 - As)/A0] x 100% = [(3,239-1,446)/3,239] x 100% =55,357%
2 [(A0 - As)/A0] x 100% = [(3,239-1,484)/3,239] x 100% =54,183%
3 [(A0 - As)/A0] x 100% = [(3,239-0,656)/3,239] x 100% =79,747%
Rata-rata =

55,357+ 54,183+ 79,747


3

SD

RSD

14,432
63,096

= 63,096%

( 55,35763,096 ) + ( 54,18363,096 ) +(79,74763,096)2


(31)

= 14,432

x 100% = 22,874%

B Teh Hijau Gopek Melati


Blanko = 3,239
1 [(A0 - As)/A0] x 100% = [(3,239-0,925)/3,239] x 100% =71,442%
2 [(A0 - As)/A0] x 100% = [(3,239-0,891)/3,239] x 100% =72,492%
3 [(A0 - As)/A0] x 100% = [(3,239-1,086)/3,239] x 100% =67,027%
Rata-rata =

71,442+72,492+67,027
3

SD

RSD

2,9
70,320

= 70,320%

( 71,44270,320 ) + ( 72,49270,320 ) +(67,02770,320)2


(31)

= 2,9

x 100% = 4,124%

KELOMPOK 11
A TehPucuk Harum
1

% Penghambatan =
19,299%

( Ao As )
100 =
Ao

( 3,1712,559 )
100 =
3.171

% Penghambatan =

( Ao As )
100 =
Ao

( 3.1712,604 )
100 =
3.171

( Ao As )
100 =
Ao

( 3.1712,524 )
100 =
3.171

17,881%
3

% Penghambatan =

20,404%
Rata-rata

SD

RSD

1,265
19,195

19,299+17,881+20,404
3
2

= 19,195 %
2

( 19,29919,195 ) + ( 17,88119,195 ) +(20,40419,195)2


(31)

= 1,265

x 100% = 6,589 %

B Sariwangi Teh Melati (A9)


1

% Penghambatan =

( Ao As )
100 =
Ao

( 3.1711,372 )
100 =
3.171

( Ao As )
100 =
Ao

( 3.1711,372 )
100 =
3.171

( Ao As )
100 =
Ao

( 3.1711,451 )
100 = 54,242
3.171

56,733%
2

% Penghambatan =

56,733%
3

% Penghambatan =

%
Rata-rata

SD

RSD

1,438
55,903

56,733+56,733+54,242
3
2

= 55,903 %
2

( 56,73355,903 ) + ( 56,73355,903 ) +(4,24255,903)2


= 1,438
(31)
x 100% = 2,603 %

KELOMPOK 12

A Tong Ji Melati/A8
Blanko (Ao) = 3,266
As1
= 1,581

% penghambatan
2

As2

= 1,970

% penghambatan
3

As3

= 1,154

% penghambatan

( Ao As )
100 =
Ao

3,2661,970
3,266

x 100 = 39,682 %

3,2661,154
3,266

x 100 = 64,666 %

Rata-rata =

51,592+39,682+64,666
3

SD

12,497
51,98

RSD

3,2661,581
3,266

x 100 = 51,592 %

= 51,98%

( 51,59251,98 ) + ( 39,68251,98 ) +(64,66651,98)2


(31)

= 12,497

x 100% = 24,042 %

B Tong Ji Green Tea Melati /A7


1 As1
= 0,858
% penghambatan
2

As2

= 0,803

% penghambatan
3

As3

= 0,702

% penghambatan

( Ao As )
100 =
Ao

3,2660,803
3,266

x 100

= 75,413 %

3,2660,702
3,266

x 100

= 78,506 %

Rata-rata =

73,729+75,413+78,506
3

SD

3,2660,858
3,266

x 100

= 73,729 %

= 75,883 %
2

( 73,72975,883 ) + ( 75,41375,883 ) +(78,50675,883)2


(31)

= 2,423

RSD

2,423
75,883

x 100% = 3,193 %.

LAMPIRAN GAMBAR
Contoh sampel praktikum antioksidan

Penimbangan teh bubuk

Pengekstrakan Teh bubuk dengan air


panas/hangat

Pendiaman teh selama 60 menit dengan


alumunium foil

Kenampakan larutan setelahdilakukan


pendiaman di tempat gelap selama 60
menit

Pengukuran absorbansi dengan


Spektofotometer

You might also like