Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pangan fungsional umumnya sering dianggap sebagai salah satu bagian dari
pangan yang memiliki komposisi khusus yang berberan dalam meningkatkan
kesehatan dan mecegah suatu penyakit yang menyerang tubuh manusia. Komposisi
khusus yang dimaksud tersebut adalah komponen bioaktif yang terkandung dalam
pangan fungsional. Dimana komponen bioaktif tersebut mempunyai sifat fungsional
pada tubuh manusia. Salah satu sifat fungsional dari komponen bioaktif pangan
fungsional adalah sebagai antioksidan. Menurut Winarsih (2007) bahwa konsumsi
makanan yang mengandung antioksidan dapat meningkatan status imunologi dan
menghambat timbulnya penyakit degenaratif akibat penuaan. Kecukupan antioksidan
secara optimal dibutuhkan oleh semua kelompok usia.
Antioksidan secara umum didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda,
memperlambat dan mencegah proses oksidasi lipid. Dalam arti khusus, antioksidan
adalah zat yang dapat menunda atau mencegah terjadinya reaksi oksidasi radikal
bebas dalam oksidasi lipid (Kochhar dan Rosseli 1990). Antioksidan bekerja dengan
cara mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa yang bersifat oksidan sehingga
aktivitas senyawa yang bersifat oksidan tersebut dapat dihambat (Winarti, 2010).
Aktivitas antioksidan dari suatu senyawa bioaktif dapat diukur menurut Paker (2002),
menyatakan bahwa aktivitas antioksidan suatu senyawa dapat diukur dari kemampuan
menangkal radikal bebas. Radikal bebas yang biasa digunakan sebagai model dalam
mengukur daya penangkapan radikal bebas adalah DPPH yang merupakan senyawa
radikal bebas yang stabil sehingga digunakan sebagai pereaksi dalam uji
penangkapan radikal bebas dengan cara cukup melarutkan (Amelia, 2002).
Pengukuran
kapasitas
antioksidan
dengan
metode
DPPH
menggunakan
spektrofotometer dengan panjang gelombang 515 nm. Dimana absorbansi yang tinggi
menunjukkan kemampuan mereduksi yang tinggi (Molyneux, 2004).
Tubuh manusia tidak mempunyai cadangan senyawa bioaktif yang bersifat
sebagai antioksidan dalam jumlah yang berlebih, sehingga apabila radikal dalam tubuh
terbentuk dalam jumlah yang berlebih dibutuhkan antioksidan eksogen. Salah satu
pangan fungsional yang memiliki komponen bioaktif yang bersifat sebagai antioksidan
yaitu teh. Komponen bioaktif yang bersifat sebagai antioksidan tersebut adalah
polifenol. Dimana kandungan polifenol dalam teh yang notebene mempunyai aktivitas
antioksidan cukup tinggi. Produk olahan teh di Indonesia baik berupa serbuk maupun
minuman ready to drink baik dikemas dalam gelas maupun botol yang beredar di
pasaran sangat banyak. Salah satu produk olahan teh berupa serbuk yaitu Sariwangi,
Tong tji, Gopek dan lain-lain. Sedangkan produk olahan teh minuman ready to drink
diantaraya yaitu Frestea, Teh Pucuk Harum, Mytea dan lain-lain.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan,
berdasarkan hal tersbut penting untuk melakukan praktikum pengujian aktivitas
antioksdian menggunakan DPPH pada sampel uji yakni teh. Mengingat produk
oalahan teh berupa serbuk maupun minuman ready to drink sangat banyak beredar di
pasaran.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum pengujian aktivitas antioksidan polifenol sampel yang
diuji adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui aktvitas antioksidan dari beberapa produk teh yang beredar dipasaran.
b. Mengetahui metode pyang digunakan untuk pengujian aktivitas antioksidan
Pengertian Antioksidan
Antioksidan adalah senyawa yang mampu menetralisir, atau mencegah
pembentukan radikal bebas atau Reactive Oxygen Species (ROS) yang terbentuk
sebagai hasil dari metabolisme oksidatif yaitu hasil dari reaksi-reaksi kimia dan proses
metabolik yang terjadi didalam tubuh. Senyawa antioksidan menetralisir radikal bebas
dengan cara menyumbangkan elektronnya pada senyawa radikal bebas (Halliwell dan
Guterridge, 1991). Menurut Winarti (2010), bahwa secara biologis antioksidan dapat
diartikan sebagai senyawa yang mampu meredam dampak negatif oksidan dalam
tubuh. Antioksidan bekerja dengan mendonorkan satu elektronnya pada senyawa yang
bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa oksidan dapat dihambat (Meydani et
al.,1995).
Antioksidan merupakan senyawa yang terdapat secara alami dalam bahan
pangan. Senyawa ini berfungsi untuk melindungi bahan pangan dari kerusakan yang
disebabkan terjadinya reaksi oksidasi lemak atau minyak yang sehingga bahan pangan
yang berasa dan beraroma tengik (Andarwulan 1995). Menurut Wildman (2001)
antioksidan merupakan agen yang dapat membatasi efek dari reaksi oksidasi dalam
tubuh. Secara langsung efek yang diberikan oleh antioksidan dalam tubuh, yaitu
dengan mereduksi radikal bebas dalam tubuh, dan secara tidak langsung, yaitu
dengan mencegah terjadinya pembentukan radikal.
Menurut Gordon et al (2001) bahwa aktivitas antioksidan dipengaruhi oleh
banyak faktor seperti kandungan lipid, konsentrasi antioksidan, suhu, tekanan oksigen,
dan komponen kimia dari makanan secara umum seperti protein dan air. Dimana
proses peghambatan antioksidan berbeda-beda tergantung dari struktur kimia dan
variasi mekanisme. Dalam mekanisme ini yang paling penting adalah reaksi dengan
radikal bebas lipid, yang membentuk produk-non aktif (Gordon et al 2001). Mekanisme
dari aktivitas antioksidan dapat dilihat pada Tabel 1.
Mekanisme Aktivitas
Antioksidan
Jenis Antioksidan
Hidroperoxide stabiliser
Sinergis
Contoh Antioksidan
Chelators logam
Unsur mengurangi
hidroperoksida
Sumber: Gordon et al., (2001).
Antioksidan primer
Antioksidan primer adalah antioksidan yang sifatnya sebagai pemutus reaksi
Antioksidan sekunder
Antioksidan sekunder bekerja dengan cara mengkelat logam yang bertindak
Antioksidan tersier
Antioksidan
tersier
bekerja
memperbaiki
kerusakan
biomolekul
yang
diukur dari kemampuan menangkal radikal bebas. Radikal bebas yang biasa
digunakan sebagai model dalam mengukur daya penangkapan radikal bebas adalah
DPPH yang merupakan senyawa radikal bebas yang stabil sehingga digunakan
sebagai pereaksi dalam uji penangkapan radikal bebas dengan cara cukup dengan
pelarutan (Amelia, 2002). Metode DPPH merupakan metode yang mudah, cepat, dan
sensitif untuk pengujian aktivitas antioksidan atau senyawa tertentu ekstrak tanaman
(Koleva., et al 2002). Sedangkan menurut Simanjutak., et al (2004) 2,2-difenil-1pikridrazil (DPPH) merupakan radikal bebas yang stabil pada suhu kamar, berbentuk
Kristal berwarna ungu.
Shivaprasad., et al (2005) menyatakan bahwa metode DPPH adalah metode
yang paling sering dilaporkan digunakan untuk skrining antioksidan dan berbagai
tanaman obat. Metode peredamaan radikal bebas DPPH didadasarkan pada reduksi
radikal bebas DPPH yang berwarna oleh penghambat radikal bebas. Prosedur ini
melibatkan pengukuran penurunan serapan DPPH pada panjang gelombang
maksimalnya, yang sebanding terhadap konsentrasi penghambat radikal bebas yang
ditambahkan ke larutan reagen DPPH. Aktivitas tersebut dinyatakan sebagai
konsentrasi efektif (effective concentration), EC50, ATAU (inhibitory concentration), IC50
(Amelia, 2002).
Pengukuran kapasitas antioksidan dengan metode DPPH menggunakan
spektrofotometer dengan panjang gelombang 515 nm. Larutan DPPH berwarna ungu
gelap, ketika ditambahan senyawa antioksidan maka warna larutan akan berubah
menjadi kuning cerah. Penurunan intensitas warna yang terjadi disebabkan oleh
berkurangnya ikatan rangkap terkonjugasi pada DPPH. Hal ini dapat terjadi apabila
adanya penangkapan satu eletron oleh zat antioksidan, menyebabkan tidak adanya
kesempatan elektron tersebut beresonansi. Sedangkan menurut Simanjuntak et all
(2004) bahwa radikal bebas DPPH akan ditangkap oleh senyawa antiokisdan melalui
reaksi penangkapan atom hydrogen dari senyawa antioksidan oleh radikal bebas untuk
mendapatkan pasangan electron dan mengubahnya menjadi difenil pikril hidrazin
(DPPH-H). Radikal ini memiliki kereakifan yang rendah, sehingga dapat megurangi
radikal bebas yag bersifat toksik.
DPPH menerima elektron atau radikal hydrogen akan membentuk molekul
diagmanetik yang stabil. Interakasi antioksidan dengan DPPH baik secara transfer
elektron maupun radikal hydrogen pada DPPH, akan menetralkan karakter radikal
bebas dari DPPH (Simanjuntak et al., 2004) Struktur molekul senyawa radikal bebas
DPPH sebelum dan sesudah berikatan dengan elektron dari senyawa lain dapat dilihat
pada Gambar 1.
DPPH radikal
Gambar 1. Struktur kimia senyawa DPPH radikal dan non radikal (Molyneux,
2004).
Menurut Molyneux (2004) reaksi antara DPPH dengan radikal bebas adalah
sebagai berikut, dapat dilihat pada Gambar 2.
teh yang telah mengalami proses pengolahan tertentu seperti pelayuan, penggilingan,
oksidasi enzimatis dan pengeringan. Manfaat yang dihasilkan dari minuman teh adalah
memberi rasa segar dan dapat memulihkan kesehatan badan. Hal tersebut
dikarenakan teh mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh antara lain polifenol,
teofilin, teobromin, flavonoid, vitamin C, vitamin E, katekin, kafein, serta beberapa
mineral (Yellia, 2003). Kandungan kimia dalam teh antara lain fenol (katekin/polifenol),
bukan fenol, golongan aromatis dan enzim. Senyawa katekin merupakan senyawa
paling penting pada daun teh yang berfungsi sebagai antioksidan yang menyehatkan
tubuh. Selama proses pengolahan teh kandungan katekin akan berkurang atau
mengalami penurunan akibat proses pelayuan, oksidasi enzimatik, penggilingan dan
pengeringan.
Terdapat 3 jenis teh berdasarkan fermentasi yang dilakukan yaitu teh hitam,
teh hijau, dan teh oolong. Teh hijau dihasilkan melalui proses pengolahan tanpa
proses fermentasi, Teh oolong merupakan jenis peralihan antara teh hitam dan teh
hijau yang mengalami setengah fermentasi, Teh hitam adalah teh yang dihasilkan
dari
proses
pengolahan teh hitam. Penurunan kandungan katekin yang tinggi pada teh hitam
merupakan keharusan, mengingat katekin sengaja diubah menjadi theaflavin dan
thearubigin untuk menghasilkan cita rasa yang khas. Berikut senyawa katekin yang
tergdegradasi pada pengolahan pada berbagai jenis tah dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kandungan katekin pada berbagai jenis the sebelm dan sesudah fementasi.
Jenis teh
setelah
terdegradasi dalam
pengolahan (%)
pengolahan (%)
pengolahan (%)
Teh Oolong
13,76
9,49
Teh hijau
13,76
Teh hitam
13,76
10,04
5,91
31,03
27,03
57,70
Bahan
Bahan pangan yang digunakan untuk analisa antara lain :
Sampel A1 (Komposisi: teh hitam)
Sampel A2 (Komposisi: : teh hitam)
Sampel A3 (Komposisi: Air, Gula, Teh (0,7%), Perisa identik alami, Pengatur
keasaman (Natrium bikarbonat), Antioksidan (Natrium askorbat), Pemanis alami
Aquades hangat 50 ml
Penambahan
Pengadukan 10 menit
Peneraan hingga 50 ml
Penggojokan
1 ml sampel
Pengeceran 5 ml
Cuplikan 0,1 ml
Ampas
Penambahan
Vortex
Alumunium foil
Pembungkusan
Pendiaman 60 menit
Absorbansi 517 nm
Selanjutnya
dilakukan
penggojokan
menggunakan
vortex
untuk
x 100%
Perhitungan % daya penghambatan dapat dilakukan dengan cara :
a
A+ B
).
2
b
rumus =
SD
RataRata
( x ix ratarata )
n1
x 100%.
Contoh perhitungan :
a
Ulangan 1 %penghambatan =
( Ao As )
100
Ao
( 3,1712,559 )
100
3.171
=19,299%
Ulangan 2 %penghambatan =
17,881%
( Ao As )
100
Ao
( 3.1712,604 )
100
3.171
Ulangan 3 %penghambatan =
( Ao As )
100
Ao
( 3.1712,524 )
100
3.171
20,404%
Rata-rata
SD
RSD
b
1,265
19,195
19,299+17,881+20,404
3
= 19,195 %.
= 1,265
x 100% = 6,589 %.
Ulangan 1 %penghambatan =
( Ao As )
100
Ao
( 3.1711,372 )
100
3.171
( Ao As )
100
Ao
( Ao As )
100
Ao
( 3.1711,372 )
100
3.171
( 3.1711,451 )
100
3.171
56,733%
Ulangan 2 %penghambatan =
56,733%
Ulangan 3 %penghambatan =
54,242%
Rata-rata
SD
RSD
1,438
55,903
56,733+56,733+54,242
3
2
= 55,903 %
2
= 1,438
Hasil
Blanko
% Penghambatan
U1
U2
U3
68,47
70,50
61,70
1
3,161
Teh Sariwangi
Nu Green Tea
Teh Hijau Cap
3,259
21,245
0,767
3,612
26,141
2,861
10,944
68,059
1,106
1,625
21,264
2,014
9,472
60,837
7,746
12,733
22,418
4,469
19,935
49,012
2,712
5,534
29,548
6,910
23,383
78,532
14,305
18,216
9,583
14,869
5,210
35,042
52,73
49,356
3,975
8,053
1
22,93
67,22
8
69,31
6
67,63
6
19,82
4
20,40
7
23,56
2
68,30
5
61,36
6
52,83
28,44
25
A
Kepala Djenggot
Teh
Kiyora
3
26,08
9
23,73
8
17,43
24
A
Greentea
0
50,30
5
45,89
8
50,83
9
25,55
5
25,55
3
37,52
9
86,77
9
86,80
7
62,01
6
20,00
7
15,02
0
50,35
3
44,97
23
A
22
A
21
A
20
A
3,240
3,267
Cap Djenggot
My Tea
Tongji Teh Wangi
3,235
(%)
6,886
7
27,04
Fresh Tea
RSD
4,606
4
20,67
22,116
Rata
SD
66,892
1
20,94
Teh Zestea
Rata-
19
A
Premium
Teh Cap Kepala
5
27,57
7
27,90
6
30,54
17
A
Djenggot
Teh
3
52,55
0
57,34
7
65,37
18
A
Bandulan
Teh
Dandang
8
24,36
7
48,40
8
36,02
15
A
Jasmine Tea
9
29,63
3
32,40
1
23,79
2
50,18
0
51,36
1
49,72
14
A
Dandang
Teh Javana Teh
6
16,48
3
17,37
1
13,94
13
A
Melati
Teh
Hitam
1
55,35
9
54,18
1
79,74
11
A
Gopek Jasmin
Teh Hijau Gopek
7
71,44
3
72,49
7
67,02
12
A
Melati
Teh
Pucuk
2
19,29
2
17,88
7
20,40
10
A
Harum
Sariwangi
Teh
9
56,73
1
56,73
4
54,24
9
A
Melati
3
51,59
3
39,68
2
64,66
2
73,72
2
75,41
6
78,50
16
A
8
A
7
Cap
3,362
3,287
3,228
3,239
3,171
Tongji Melati
Tongji Green Tea
Melati
3,266
28,673
1,631
5,688
58,428
6,478
11,087
36,264
12,019
33,143
28,608
4,387
15,334
50,423
0,846
1,678
15,934
1,783
11,191
63,096
14,432
22,874
70,320
2,900
4,124
19,195
1,265
6,589
55,903
1,438
2,603
51,980
12,497
24,042
75,883
2,423
3,193
Pembahasan
Antioksidan adalah senyawa yang mampu menetralisir, atau mencegah
pembentukan radikal bebas atau Reactive Oxygen Species (ROS) yang terbentuk
sebagai hasil dari metabolisme oksidatif yaitu hasil dari reaksi-reaksi kimia dan proses
metabolik yang terjadi didalam tubuh. Senyawa antioksidan menetralisir radikal bebas
dengan cara menyumbangkan elektronnya pada senyawa radikal bebas (Halliwell dan
Guterridge, 1991). Antioksidan bekerja dengan mendonorkan satu elektronnya pada
senyawa yang bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa oksidan dapat dihambat
(Meydani et al.,1995).
Metode DPPH merupakan metode yang sederhana, mudah untuk penapisan
aktivitas penangkapan radikal beberapa senyawa, efektif dan praktis (Molyneux, 2003).
Aktivitas diukur dengan menghitung jumlah pengurangan intensitas cahaya ungu
DPPH yang sebanding dengan pengurangan konsentrasi DPPH. Perendaman tersebut
dihasilkan oleh bereaksinya molekul difenil pikri hirazil dengan atom hidrogen yang
dilepaskan oleh molekul komponen sampel sehingga terbentuk senyawa difenil pikril
hidrazin dan menyebabkan terjadinya peluruhan warna DPPH dari ungu menjadi
kuning (Zuhra et al., 2008). Pengukuran DPPH berprinsip pada reaksi reduksi-oksidasi
antara DPPH dan senyawa antioksidan, dimana semakin banyak radikal DPPH yang
tereduksi, maka semakin besar nilai kapasitas antioksidan sampel (Marxen et al.
2007).
Penentuan aktivitas antioksidan dalam sampel uji dilakukan untuk mengetahui
potensi senyawa polifenol dalam ekstrak sampel yang diuji untuk menangkal radikal
bebas. Dimana sampel uji yang digunakan adalah beberapa merk produk teh
serbuk/bubuk dan minuman teh ready to drink (RTD) dalam kemasan botol. Analisis
kandungan aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH. aktivitas antioksidan
suatu senyawa dapat diukur dari kemampuan menangkal radikal bebas. Radikal bebas
yang biasa digunakan sebagai model dalam mengukur daya penangkapan radikal
bebas adalah DPPH yang merupakan senyawa radikal bebas yang stabil sehingga
digunakan sebagai pereaksi dalam uji penangkapan radikal bebas dengan cara cukup
dengan pelarutan (Amelia, 2002).
Data aktivitas antioksidan pada masing-masing sampel dari pengukuran
absorbansi dan perhitungan %penghambatan. Kemudian dilanjutkan rata-rata
presentase (%) penghambatan, SD (Sandart Deviation) dan RSD. Menurut Neilsen
(2003), bahwa jika nilai RSD lebih kecil atau sama dengan 5% maka data tersebut
dapat diterima atau dapat dikatakan presisi.
% Penghambatan Antioksidan
90
80
70
60
50
Persentase Penghambatan (%) 40
30
20
10
0
Kode Sampel
komposisinya terdiri dari daun teh hijau. Menurut Angkasa dan Suleman (2012)
menyatakan bahwa nilai korelasi antara kandungan polifenol pada sampel dan
aktikvitas antioksidan adalah 99%. Dimana semakin tinggi kandungan total polifenol
yang terkandung semakin besar pula aktivitas antioksidan. Berdasarkan pernyataan
tersebut, dapat diketahui bahwa aktivitas antioksidan berbanding lurus dengan
kandungan total polifenol. Pada grafik diatas menunjukkan bahwa sampel A21 memiliki
aktvitas antioksidan paling tinggi, hal ini berarti menunjukkan karena kandungan total
polifenol dalam sampel A21 paling tinggi diantara semua sampel uji.
Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata SD (Standart Devisiation) berkisar
antara 0,767 14,432%. Dan nilai RSD (Relative Standar Deviation) berkisar antara
1,625 35,042%. Nilai % RSD (Relative Standart Deviation) yang dapat diterima ialah
<5%. Nilai RSD <5% menunjukkan bahwa metode analisis yang digunakan telah
memnuhi syarat presisi, begitu juga sebaliknya. Pada praktikum ini diperoleh nilai RSD
masing-masing sammpel sebagian besar >5%. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil
analisis yang diperoleh belum memenuhi syarat presisi yang baik. Nilai RSD yang
tinggi menunjukkan bahwa ketidak pastian proses penentuan nilai absorbansi yang
mengakibatkan variasi hasil analisis yang cukup banyak. Menurut Romero et al (2004)
bahwa pada analsisis spektroskopi, faktor efisiensi ekstraksi serta derivatisasi
merupakan faktor yang sulit dikontrol dan dapat menyebabkan perbedaan yang cukup
besar. Hal ini lah yang menyebabkan nilai %RSD yang diperoleh dari ulangan masingmasing sampel yang sebagian besar lebih dari 5%. Nilai %RSD pada masing-masing
sampel dapat dilihat pada Tabel 2.
Nilai rata-rata %penghambatan pada sampel uji jenis teh hitam yang terdiri dari
sampel A10 minuman teh RTD (ready to drink) Teh Pucuk Harum Teh Hitam sebesar
19,195% dan A11 Teh Gopek Hitam Melati sebesar15,394%.
Nilai rata-rata %penghambatan pada sampel uji jenis teh oolong yang terdiri
dari sampel A20 minuman teh RTD My Tea (teh oolong) dan A30 minuman teh RTD
Zestea (teh oolong) berturut turut sebesar 14,869% dan 21,245%.
Sedangkan pada sampel uji jenis teh hijau terdiri dari 20 sampel uji selain
sampel yang telah disebut kan diatas. Diperoleh ilai rata-rata %penghambatan paling
tinggi dan terendah berturut-turut pada sampel A21 Teh Hijau bubuk Cap Djenggot
sebesar 78,532% dan sampel A13 Teh Javana Melati hanya sbesar 15,934%.
Tinggi rendahnya nilai rata-rata %penghambatan antioksidan tergantung dari
banyak sedikitnya kandungan jumlah senyawa antioksidan yang terdapat dalam
sampel uji. Hal tersebut sesuai dengan Angkasa dan Suleman (2012), menyatakan
bahwa nilai korelasi antara kandungan antioksidan dan aktivitas antioksidan adlah
99%. Dimana kandungan senyawa antioksidan berbanding lurus dengan aktivitas
antioksidan. Senyawa antioksidan yang dimaksud adalah polifenol. Menurut Alumniits
(2009) bahwa daun teh memiliki senyawa bioaktif yang kompleks, salah satunya
adalah polifenol. Selain itu salah literature menjelaskan bahwa adanya proses
fermentasi juga dapat mempengaruhi %penghambatan aktivitas antioksidan. Pada
proses ferementasi kandungan polifenol banyak berkurang melalui proses oksidasi,
polimerisasi dan pengikatan oleh protein (Nazruddin et al.,2006). Berdasarakan
tersebut, apabila jumlah polifenol sebagai senyawa antioksidan berkurang akibat
proses
oksidasi
maka,
hal
berarti
jumlah
senyawa
antioksidan
berkurang
A4
A5
A6
A7
Sampel
Teh Hitam Rolas Tea
Teh SariWangi Asli
Frestea Rendah Kalori
A9
A10
A11
A12
A13
A14
A15
A8
A16
A17
A18
A19
A20
A21
A22
A23
Komposisi
Teh hitam
Teh melati
Air, Gula, Teh (0,7%), Perisa identik
alami,
Pengatur
keasaman
(Natrium bikarbonat), Antioksidan
(Natrium askorbat), Pemanis alami
glikosida steviol (stevia)
Teh hitam
Daun teh asli
Daun teh asli, Bunga melati
Daun teh asli, Bunga melati
Teh melati (99%), Perisa identik
melati
Air, Gula, Teh melati (Daun teh
dengan bunga melati) (0,5%),
Perisa identik alami bunga melati,
Penstabil
Daun teh, Bunga melati
Pucuk daun teh hijau, Bunga melati
Air, Gula, Daun teh melati (Daun
teh
dengan
bunga
melati),
Antioksidan (Vitamin C), Perisa
identik alami bunga melati
Daun teh, Bunga melati
Daun teh, Bunga melati (25%)
Daun teh, Bunga melati
Daun teh, Bunga melati
Daun teh, Bunga melati
Daun teh, Bunga melati
Air, Gula, Ekstrak teh oolong
(0,2%), Antioksidan asam askorbat,
Perisa identik alami teh oolong,
Pengatur
keasaman
natrium
bikarbonat
Daun the hijau dan melati
Air, Teh melati (21,6%), Sukrosa,
Perisa identik alami bunga melati,
Antioksidan asam askorbat
Daun teh hijau, Bunga melati
A24
A25
A26
A27
A28
A29
A30
BAB V. KESIMPULAN
1
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum pengujian aktivitas antioksidan yang telah
Secara keseluruhan aktivitas antioksidan paling tinggi pada sampel A21 yakni teh
hijau bubuk Cap Djenggot dengn %penghambatan sebesar 78,548%. Sedangkan
aktivitas
antioksidan
paling
rendah
terjadi
pada
sampel
A20
dengan
DAFTAR PUSTAKA
Andarwulan, N., I Triputranto., A., Rusmananda, B dan Ngudiwaluyo, S. 1996. Aktivitas
dari Daun Sirih (Piper betle L). Teknologi dan Industri Pangan. Hal 29-30.
Arnelia.
2002.
Fito-Kimia
Komponen
Ajaib
Cegah
PJK,
DM,
dan
Kanker
Diphenylpicryl hydrazyl
LAMPIRAN PERHITUNGAN
KELOMPOK 1
A Tongji Green Tea (A29)
Blanko = 3,251
1
% Penghambatan =
( Ao As )
100 =
Ao
( 3.2511,025 )
100 =
3.251
( Ao As )
100 =
Ao
( 3.2510.959 )
100 =
3.251
( Ao As )
100 =
Ao
( 3.2511,245 )
100 =
3.251
68,471 %
2
% Penghambatan =
70,501 %
3
% Penghambatan =
61,704 %
Rata-rata
SD
RSD
4,606
66,892
68,471+70,501+61,704
3
= 66,892%
= 4,606
x 100% = 6,886 %
% Penghambatan =
( Ao As )
100 =
Ao
( 3,2512.532 )
100 =
3,251
( Ao As )
100 =
Ao
( 3,2512.570 )
100 =
3,251
22,116 %
2
% Penghambatan =
20,947 %
% Penghambatan =
( Ao As )
100 =
Ao
( 3,2512.579 )
100 =
3,251
20,671 %
Rata-rata
SD
RSD
0,767
21,245
22,116 +20,947+20,671
3
2
= 21,245 %
2
= 0,767
x 100% = 3,612 %
KELOMPOK 2
A Freshtea green tea
P1
(3,1612,262)
x 100% = 28,44%
3,161
P2
(3,1612,306)
x 100% = 27,048%
3,161
P3
(3,1612,436)
x 100% = 22,936%
3,161
Rata-rata =
28,44 +27,048+22,936
3
SD
RSD
2,861
26,141
= 26,141%
= 2,861
(3,1611,036)
x 100% = 67,226%
3,161
P2
(3,1610,970)
x 100% = 69,314%
3,161
P3
(3,1611,023)
x 100% = 67,637%
3,161
Rata-rata =
67,226+ 69,314+67,637
3
SD
RSD
1,106
68,059
= 68,059%
= 1,106
x 100% = 1,625%
KELOMPOK 3
Blanko = 3,259
A Nu Green Tea
1 % Penghambatan
2
% Penghambatan
% Penghambatan
Rata - Rata
SD
RSD
19,822+20,405+23,566
3
= 21,264 %
2
2,014
x 100
21,264
= 9,472 %
=2,014
% Penghambatan
% Penghambatan
Rata - Rata
SD
RSD
= 60,837 %
7,746
x 100
60,837
=7,746
= 12,733 %
KELOMPOK 4
Blanko Kelompok 4 (AO) : 3,240
A Teh Kiyora Green Tea(A23) Cair
1 AS
= 2,395
Aktivitas Antioksidan =
A 0 A s
Ao
x 100 =
3 , 2402 ,395
3 , 240
x 100 =
A 0 A s
Ao
x 100 =
3 , 2402 , 471
3 , 240
x 100 =
x 100 =
3 , 2402 ,675
3 , 240
x 100 =
26,080
2
AS
= 2,471
Aktivitas Antioksidan =
23,735
3
AS
= 2,675
Aktivitas Antioksidan =
A 0 A s
Ao
17,438
Rata-rata =
= 22,418
SD
RSD
4,469
22,418
= 4,469
x 100% = 19,935%
= 1,610
A 0 A s
Ao
Aktivitas Antioksidan =
x 100 =
3 , 2401, 610
3 , 240
x 100 =
A 0 A s
Ao
x 100 =
3 , 2401, 753
3 , 240
x 100 =
A 0 A s
Ao
x 100 =
3 , 2401, 593
3 , 240
x 100 =
50,309
2. AS
= 1,753
Aktivitas Antioksidan =
45,895
3. AS
= 1,593
Aktivitas Antioksidan =
50,833
Rata-rata =
50,309+ 45,895+50,833
3
SD
RSD
2,712
49,012
= 49,012
= 2,712
KELOMPOK 5
A TehDandang Jasmine Tea (A15)
1
% Penghambatan =
( Ao As )
100 =
Ao
( 3.2672.432 )
100 =
3.267
( Ao As )
100 =
Ao
( 3.2672,432 )
100 =
3.267
( Ao As )
100 =
Ao
( 3.2672,041 )
100 =
3.267
25,559%
2
% Penghambatan =
25,559%
3
% Penghambatan =
37,527%
Rata-rata
SD
RSD
6,910
29,548
= 29,548
2
= 6,910
x 100% = 23,384%
% Penghambatan =
( Ao As )
100 =
Ao
( 3.2670,432 )
100 =
3.267
( Ao As )
100 =
Ao
( 3.2670,431 )
100 =
3.267
( Ao As )
100 =
Ao
( 3.2671,241 )
100 =
3.267
86,776%
2
% Penghambatan =
86,807%
3
% Penghambatan =
62,014%
Rata-rata
SD
86,776+86,807+62,014
3
2
= 78,532%
2
= 14,305
RSD
14,305
78,532
x 100% = 18,216%
KELOMPOK 6
A MY TEA
Blanko = 3,235
1 [(A0 - As)/A0] x 100% = [(3,235-2,588)/3,235] x 100% =20%
2 [(A0 - As)/A0] x 100% = [(3,235-2,749)/3,235] x 100% =15,023%
3 [(A0 - As)/A0] x 100% = [(3,235-2,925)/3,235] x 100% =9,583%
Rata-rata =
SD
RSD
5,210
14,869
= 14,869%
= 5,210
x 100% = 35,042%
B A19 (Padat)
Blanko = 3,239
1 [(A0 - As)/A0] x 100% = [(3,235-1,606)/3,235] x 100% =50,355%
2 [(A0 - As)/A0] x 100% = [(3,235-1,780)/3,235] x 100% =44,977%
3 [(A0 - As)/A0] x 100% = [(3,235-1,529)/3,235] x 100% =52,736%
Rata-rata =
50,355+ 44,977+52,736
3
SD
RSD
3,975
49,356
= 49,356%
= 3,975
x 100% = 8,053%
KELOMPOK 7
A (A17) Teh Cap Kepala Djenggot
1
% Penghambatan =
( Ao As )
100 =
Ao
( 3.3622.435 )
100 =
3.362
( Ao As )
100 =
Ao
( 3.3622.424 )
100 =
3.362
27.573%
2
% Penghambatan =
27.900%
% Penghambatan =
( Ao As )
100 =
Ao
( 3.3622.335 )
100 =
3.362
30.547%
Rata-rata =
= 28.673
2
= 1.631
1.631
28.673
RSD =
x 100% = 5.688%
% Penghambatan =
( Ao As )
100 =
Ao
( 3.3621.595 )
100 =
3.362
( Ao As )
100 =
Ao
( 3.3621.434 )
100 =
3.362
( Ao As )
100 =
Ao
( 3.3621.164 )
100 =
3.362
52.558%
2
% Penghambatan =
57.347%
3
% Penghambatan =
65.378%
Rata-rata =
52.558+57.347+ 65.378
3
6.478
58.428
= 6.478
RSD =
= 58.428%
x 100% = 11.087%
KELOMPOK 8
A Teh Dandang Jasmine Tea (A15)
1
% Penghambatan =
( Ao As )
100 =
Ao
( 3.2872.486 )
100 =
3.287
( Ao As )
100 =
Ao
( 3.2871.696 )
100 =
3.287
( Ao As )
100 =
Ao
( 3.2872.103 )
100 =
3.287
24.369%
2
% Penghambatan =
48.403%
3
% Penghambatan =
36.021%
Rata-rata
SD
RSD
12.019
36.264
24.369+ 48.403+36.021
3
2
= 36.264
2
= 12.019
x 100% = 33.143%
% Penghambatan =
( Ao As )
100 =
Ao
( 3.2872.313 )
100 =
3.287
( Ao As )
100 =
Ao
( 3.2872.222 )
100 =
3.287
( Ao As )
100 =
Ao
( 3.2872.505 )
100 =
3.287
29.632%
2
% Penghambatan =
32.400%
3
% Penghambatan =
23.791%
Rata-rata
SD
29.632+32.400+23.791
3
2
= 28.608%
2
= 4.387
RSD
4.387
28.608
x 100% = 15.334%
KELOMPOK 9
A Teh Wangi Cap Dandang (A14)
1
% Penghambatan =
( Ao As )
100 =
Ao
( Ao As )
100 =
Ao
( 3.2281.570 )
100 = 51,363
3.228
( Ao As )
100 =
Ao
( 3.2281,623 )
100 = 49,721
3.228
( 3.2281,608 )
100 = 50,186
3.228
%
2
% Penghambatan =
%
3
% Penghambatan =
%
Rata-rata
SD
RSD
0,864
50,423
= 50,423%
2
= 0,864
x 100% = 1,678 %
% Penghambatan =
( Ao As )
100 =
Ao
( 3.2282.696 )
100 = 16,481
3.228
( Ao As )
100 =
Ao
( 3.2282.667 )
100 = 17,379
3.228
( Ao As )
100 =
Ao
( 3.2282.778 )
100 = 13,941
3.228
%
2
% Penghambatan =
%
3
% Penghambatan =
%
Rata-rata
16,481+17,379+13,941
3
= 15,934 %
SD
RSD
1,783
15,934
= 1,783
x 100% = 11,191 %
KELOMPOK 10
A Teh Hitam Gopek Jasmin
Blanko = 3,239
1 [(A0 - As)/A0] x 100% = [(3,239-1,446)/3,239] x 100% =55,357%
2 [(A0 - As)/A0] x 100% = [(3,239-1,484)/3,239] x 100% =54,183%
3 [(A0 - As)/A0] x 100% = [(3,239-0,656)/3,239] x 100% =79,747%
Rata-rata =
SD
RSD
14,432
63,096
= 63,096%
= 14,432
x 100% = 22,874%
71,442+72,492+67,027
3
SD
RSD
2,9
70,320
= 70,320%
= 2,9
x 100% = 4,124%
KELOMPOK 11
A TehPucuk Harum
1
% Penghambatan =
19,299%
( Ao As )
100 =
Ao
( 3,1712,559 )
100 =
3.171
% Penghambatan =
( Ao As )
100 =
Ao
( 3.1712,604 )
100 =
3.171
( Ao As )
100 =
Ao
( 3.1712,524 )
100 =
3.171
17,881%
3
% Penghambatan =
20,404%
Rata-rata
SD
RSD
1,265
19,195
19,299+17,881+20,404
3
2
= 19,195 %
2
= 1,265
x 100% = 6,589 %
% Penghambatan =
( Ao As )
100 =
Ao
( 3.1711,372 )
100 =
3.171
( Ao As )
100 =
Ao
( 3.1711,372 )
100 =
3.171
( Ao As )
100 =
Ao
( 3.1711,451 )
100 = 54,242
3.171
56,733%
2
% Penghambatan =
56,733%
3
% Penghambatan =
%
Rata-rata
SD
RSD
1,438
55,903
56,733+56,733+54,242
3
2
= 55,903 %
2
KELOMPOK 12
A Tong Ji Melati/A8
Blanko (Ao) = 3,266
As1
= 1,581
% penghambatan
2
As2
= 1,970
% penghambatan
3
As3
= 1,154
% penghambatan
( Ao As )
100 =
Ao
3,2661,970
3,266
x 100 = 39,682 %
3,2661,154
3,266
x 100 = 64,666 %
Rata-rata =
51,592+39,682+64,666
3
SD
12,497
51,98
RSD
3,2661,581
3,266
x 100 = 51,592 %
= 51,98%
= 12,497
x 100% = 24,042 %
As2
= 0,803
% penghambatan
3
As3
= 0,702
% penghambatan
( Ao As )
100 =
Ao
3,2660,803
3,266
x 100
= 75,413 %
3,2660,702
3,266
x 100
= 78,506 %
Rata-rata =
73,729+75,413+78,506
3
SD
3,2660,858
3,266
x 100
= 73,729 %
= 75,883 %
2
= 2,423
RSD
2,423
75,883
x 100% = 3,193 %.
LAMPIRAN GAMBAR
Contoh sampel praktikum antioksidan