Professional Documents
Culture Documents
ACARA IV
ISOLASI ENZIM AMILASE DARI KECAMBAH BIJI DAN REAKSI
PENCOKLATAN ENSIMATIS
Disusun Oleh :
Nama
: Dayanti Haryono
NIM
: H1916005
Kelas
:A
Kelompok
:3
ACARA IV
ISOLASI ENZIM AMILASE DARI KECAMBAH BIJI DAN REAKSI
PENCOKLATAN ENSIMATIS
A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum acara IV Isolasi Enzim Amilase dari Kecambah
Biji dan Reaksi Pencoklatan Enzimatis adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui aktivitas enzim amilase selama perkecambahan biji
sesuai
dengan
label
yang
tertera
pada
bagian
yang
buah apel sudah dikembangkan pengolahannya menjadi bermacammacam bnetuk seperti kripik apel, sirup apel, dodol apel, teh apel, dan
jus apel. Karena itu budidaya apel bisa dimanfaatkan sebagai suatu
usaha yang menguntungkan (Nurcahyati, 2014).
Garam adalah produk lain di luar air yang terbentuk ketika
sebuah asam bereaksi dengan basa. Sebagai contoh asam klorida dan
natrium hidroksida bereaksi, produknya adalah garam (natrium
klorida) dan air (Day, 2002). Air adalah zat pelarut yang paling baik
sekali dan paling murah, terdapat di alam dalam kedaan tidak murni.
Air murni berupa cairan yang tidak berbau, tidak berasa, dan tidak
berwarna (Alwi, 2002). Pisang merupakan tanaman hortlikurtura yang
dapat tumbuh dengan baik di Indonesia karena iklim dan tanah yang
sesuai untuk pertumbuhannya. Pisang adalah salah satu buah yang
mengandung zat gizi yang baik (Akili, 2012).
2. Tinjauan Teori
Enzim adalah suatu kelompok protein yang menjalankan
dan mengatur perubahan-perubahan kimia dalam sistem biologi. Zat
ini dihasilkan oleh organ-organ hewan dan tanaman, yang secara
katalitik menjalankan berbagai reaksi, seperti pemecahan hidrolisis,
oksidasi, reduksi, isomerisasi, adisi, transfer radikal dan kadangkadang pemutusan rantai karbon (Sumardjo, 2006).
Enzim adalah molekul biopolimer yang tersusun dari
serangkaian asam amino dalam komposisi dan susunan rantai yang
teratur dan tetap. Enzim memegang peranan penting dalam berbagai
reaksi di dalam sel. Sebagai protein, enzim diproduksi dan digunakan
oleh sel hidup untuk mengkatalisis reaksi antara lain konversi energi
dan metabolisme pertahanan sel. Xilanase merupakan kelompok enzim
yang memiliki kemampuan menghidrolisis hemiselulosa dalam hal ini
ialah xilan atau polimer dari xilosa dan xilo-oligosakarida. Xilanase
dapat diklasifikasikan berdasarkan substrat yang dihidrolisis, yaitu xilosidase, eksoxilanase, dan endoxilanase. -xilosidase, yaitu xilanase
yang mampu menghidrolisis xilooligosa-karida rantai pendek menjadi
membentuk
molekul
pemula
yang
sebenarnya
untuk
enzim,
melunakkan
jaringan
dan
mengurangi
2. Bahan
a. Kecambah
b. Kacang hijau
c. Larutan pati 4%
d.
Pereaksi Iod 1%
e. Larutan 0,1-0,5 M buffer asetat
f. Larutan NaHSO3
g. Apel
h. Pisau
i. Vitamin C
j. Gula
k. Air
l. Garam
3. Cara Kerja
a. Isolasi enzim amilase kecambah biji
jagung, terigu, sagu, dan lain-lain) menjadi zat tepung lain yang lebih
halus dengan tujuan mencernanya, sehingga nantinya dapat diserap oleh
dinding usus halus. Hidro karbon seperti nasi, roti, singkong, jagung,
terigu, sagu, dan lain-lain itu dalam ilmu kimia susunannya disebut
polisakarida. Setelah dicerna oleh amilase akan berubah manjadi
disakarida, yakni zat tepung yang susunan kimianya lebih sederhana. Bila
masuk lambung dan usus akan dicerna lagi menjadi lebih sederhana lagi,
menjadi monosakarida, yakni glukosa atau zat gula darah. Itulah sebabnya
jika kita makan singkong, dikunya agak lama, akan terasa manis. Hal ini
disebabkan karena zat tepung bila dicerna oleh amilase akan menjadi zat
yang makin manis rasanya (Ridho, 2015).
Menurut Poedjiadi(1994), fungsi suatu enzim adalah sebagai
katalis untuk proses biokimia yang terjadi dalam sel maupun di luar sel.
Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 108 sampai 1011 kali lebih cepat
daripada apabila reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis. Jadi enzim dapat
berfungsi sebagai katalis yang sangat efisien, di samping itu mempunyai
derajat kekhasan yang tinggi.seperti juga katalis lainnya, maka enzim
dapat menurunkan energi aktivitas suatu reaksi kimia. Reaksi kimia ada
yang membutuhkan energi (reaksi endergonik) dan ada pula yang
menghasilkan energi atau mengeluarkan energi (eksergonik)
Jenis jenis amilase dibagi menjadi 3 bagian yaitu amilase, -amilase, amilase atau glukoamilase. -amilase adalah kalsium
metalloenzymes, benar-benar tidak dapat berfungsi dengan tidak adanya
kalsium. -amilase memotong karbohidrat rantai panjang pada lokasi acak
di sepanjang rantai pati, yang pada akhirnya menghasilkan maltotriosa dan
maltosa dari amilosa, atau maltosa, glukosa dan "limit-dextrin "dari
amilopektin. -amilase adalah bentuk lain dari amilase disintesis oleh
bakteri, jamur, dan tanaman. -amilase mengkatalisis hidrolisis ikatan
glikosidik kedua -(1,4), bekerja membentuk ujung nonreducing,
memecah maltosa menjadi dua unit glukosa pada suatu waktu. Selama
pematangan buah, -amilase memecah pati menjadi maltosa, sehingga
menghasilkan rasa manis pada buah yang matang.-amilase/ glukoamilase
(Purwantari,
2004).
Fungsi
Larutan
NaCL
dalam
0
-
10
+
+
++++
+
20
+++
+++
++++
++
++
+++
Waktu
30
++++
+++
++++
+++
40
++++
+++
++++
++++
50
++++
++++
++++
++++
60
++++
++++
++++
++++
menit. Dari penelitian yang telah dilakukan oleh (Nur,2015) maka semakin
banyak perlakuan terhadap jumlah enzim amilase maka akan terjadi
perubahan warna yang semakin jingga sampai kecoklatan.
Pada praktikum ini untuk uji enzim amilase digunakan
sampel kacang hijau kering, kacang hijau 12 jam, kecambah 12 jam, dan
kecambah 24 jam. Masing-masing sampel diambil 5 gram dan masingmasing ditambahkan NaCl 0,1 N. Setalh ditambahkan didiamkan selama
50 menit. NaCl berfungsi untuk membenatu mengeluarkan enzim yang ada
pada kacang hijau dan kecambah. Kemudian disaring untuk mendapatkan
substrat enzim amilase. Kemudian diambil 1 ml substrat dan ditambahkan
0,5 larutan pati yang telah dibuat, dan ditetsi 5 tetes iodin, kemudian
diamati setiap 10 menit.
Berdasarkan tabel 4.1 yang didapat saat praktikum aktivitas
enzim amilase urutannya yaitu kecambah 12 jam, kacang kering,
kecambah 24 jam, kacang hijau 12 jam. Menurut teori aktivitas enzim
amilase yaitu kecambah 24 jam, kecambah 12 jam, kacang hijau 12 jam,
dan kacang kering. Sehingga hasil praktikum tidak sesuai teori, hal itu
membuktikan bahwa terjadi penyimpangan pada saat praktikum.
Penyimpangan yang pertama mungkin terjadi yaitu mortar yang digunakan
untuk menghaluskan kecambah tidak dicuci secara bersih untuk
prosespenghancuran selanjutnnya sehingga masih ada enzim yang
tertempel. Kemungkinan kedua yaitu tidak terjadi pengadukan yang
sesering mungkin saat pengambilan substart sehingga enzim amilase tidak
keluar secara maksimal dari kacang hijau dan kecambah. Kemungkinan
yang ketiga yaitu pipet volume yang digunakan untuk mengambil substrat
tidak dicuci secara bersih, sehingga masih ada substrat yang terisa.
Kemungkinan yang keempat yaitu tabung reaksi yang terdapat bercak
dibawah sehingga ada bias pada saat pengamatan.
Reaksi pencoklatan adalah perubahan wana menjadi
kecoklatan pada saat diolah atau selama penyimpanan yang terjadi pada
bahan dan produk pangan, pembentukan warna coklat tersebut dapat
dipicu oleh aktivitas enzim atau reaksi kimia. Reaksi pencoklatan terdiri
dari reaksi pencoklatan enzimatis dan non enzimatis (Feri, 2010). Reaksi
pencoklatan (browning) dapat dibedakan menjadi reaksi pencoklatan
enzimatis dan reaksi pencoklatan non-enzimatis. Selain itu, reaksi
pencoklatan dapat juga diklasifikasikan atas empat tipe reaksi yaitu reaksi
Maillard, reaksi karamelisasi, reaksi oksidasi asam askorbat, dan reaksi
enzim polifenol oksidase(Zulfahnur, 2009).
Reaksi pencoklatan enzimatis
adalah
suatu
rekasi
penambahan
inacidulant
(inaktivasi
enzim),
perendaman
Kel
Sampel
Waktu
(Menit)
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
Apel
Apel
Apel
Apel
Apel
Apel
Apel
Pisang
Pisang
Pisang
Pisang
Pisang
Pisang
Pisang
0
10
20
30
40
50
60
0
10
20
30
40
50
60
Kontrol
++
++
+++
+++
+++
+++
+
+
++
++
++
Na
Bisulfite
0,8%
-
Perlakuan
Asam
Larutan
askorbat
gula 5%
0,5%
+
+
+
+
+
+
++
++
++
++
++
++
+
+
+
+
++
+
++
+
Blancing
30 menit
Blancing
3menit
Keterangan :
: Bila belum terjadi perubahan (warna tetap)
++
+++
++++
menghambat
oksidasi
fenol.
Oksigen
yang
tidak
larut
DAFTAR PUSTAKA
Alkali, Muhammad Sudirman, Usman Ahmad, dan Nugraha Edhi Suyatman.
2002. Karakteristik Edible Film dari Pektin Hasil Ekstraksi
Kulit Pisang. JTEP Jurnal Keteknikan Pertanian
Alwi, Hasan dan Dendy Sugono. 2002. Telaah Bahasa dan Sastra. Obor. Jakarta
Aminah, Siti dan Wikanastri ersoelistyorini. 2012. Karakteristik Kimia Tepung
Kecambah Serelia dan Kacang-kacangan dengan Variasi Blanching.
LPPM UNIMUS 2012.
Ariebowo, Muekti. 2007. Praktis Belajar Biologi. Visindo Media Persada. Jakarta
Praja, Daning Indra. 2005. Zat Aditif Makanan: Manfaat dan Bahayanya.
Garudnawa. Yogyakarta
Purwantari, Susanti Eni, Ari Susilowati, dan Ratna Setyaningsih. 2004.
Fermebtasi Tepung Goyang (Canna edulis Ker) untuk Produksi Etanol
Oleh Aspergillus niger dan Zymononas mobilis. Bioteknologi 1(2): 43-47
Purwoko, Puti Setyo, Wiwit Arum, dan Yulita Nurul Islami. 2010. Pengaruh
Jenis Katalis Terhadap Konservasi Pati dab Kinetika Reaksi pada
Hidrolisa Pati Gandum. Jurusan Teknik Kimia. Fakulatas Teknik.
Universitas Diponegoro. Semarang
Purwono dan Heni Purnamawati. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan
Unggulan. Penebar Swadaya. Jakarta
Purwono dan Rudi Hartono. 2012. Kacang Hijau. Penebar Swadaya. Jakarta
Quevedo, Roberto, dkk. 2009. Quantication of enzymatic browning in apple
slices applying the fractal texture Fourier image. Journal of Food
Engineering 95 (2009) 285290.
Raul, Dibyangana.dkk. 2014. Production and Particial Purification of AlpHa
Amilase from Bacillus Substilis (MTCC 121) Using Solid State
Fermatation. Biochemistry Research International
Richana, Nur. 2002. Produksi dan Prospek Enzim Xilanse dalam Pengembangan
Xilanse dalam Pengembangan Bioindustri di Indonesia. Buletin AgroBio
Vol.5 N0.1: 29-36
Ridho, Abdurrahman, Resha Gilar Tamara. dkk. 2015. Uji Aktivitas Amilase.
IJPST. Vol. 4 No. 4
Rao, et al. 2003. An overview of Microbial A-Amilase Family. Nagarjuna
University. India
Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia. EGC. Jakarta
Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Grafindo Media Pratama. Jakarta
Taufik. 2009. Kajian Tentang pH Daya Ikat Air, Keempukan dan Kadar Protein
Daging Sapi dengan Beberapa Waktu Pelayuan dan Metode Pembekuan.
Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya Malang
Trisnawati, Elin, Dewi Andesti, dan Abdullah Saleh. 2013. Pembuatan Kitosan
dari Limbah Cangkang Kepiting Sebagai Bahan Pengawet Buah Duku
dengan Variasi Lama Pengawetan. Jurnal Teknik Kimia Vol. 19 No. 2
Winarno. 1992. Kimia Pangan. Gramedia. Jakarta
LAMPIRAN GAMBAR