You are on page 1of 26

Total Quality Manajemen

Nama : Agus Wahyu Riantama


Nim : 160010202
Kelas : BA161

Perkembangan manajemen kualitas semakin berkembang dengan baik seiring


dengan industrialisasi dunia dan sejarah Total Qualitas Manajement
(TQM) berasal dari dunia industry dapat diketahui beberapa teori kualiats berasal
dari para praktisi industri seperti F.W. Taylor (1856-1915), Shewhart (18911967), Edward Deming(1972), Juran, dll.
Bagi perusahaan/organisasi ingin mengikuti perlombaan bersaing untuk meraih
laba/manfaat tidak ada jalan lain kecuali harus menerapkan Total Quality
Management. Philip Kolter (1994) mengatakan : Quality is our best assurance of
custemer allegiance, our strongest defence against foreign competition and the
only path to sustair growth and earnings.
Begitu juga bagaimana penerapan kualitas yang sebelumnya dikembangkan di
dunia industry ternyata bisa diaplikasikan dalam dunia pendidikan. Edward Salis
(2008:21) berpendapat penerapan TQM yang sebelumnya digunakan di dunia
industry bukan berarti metode bisnis lebih unggul dibandingkan dalam aplikasi
pendidikan, lebih dari itu justru dunia bisnis dapat belajar dari metode yang
diterapkan diberbagai sekolah, perguruan tinggi dan universitas.

Peningkatan kualitas pendidikan itu sendiri sebuah keniscayaan yang harus


dilkukan di dunia pendidikan. suatu proses yang terintegrasi dengan proses
peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Menyadari pentingnya
proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pemerintah
mengeluarkan Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah
yang memberikan kewenangan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi
daerah sehingga dapat membawa perubahan dalam pengelolaan dan
penyelenggaraan pendidikan. Sejalan dengan hal tersebut, Undang-undang No. 20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada bab IV pasal II ayat 2
menyatakan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan
layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang
bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi.
Pendidikan merupakan proses berkelanjutan. Pembelajaran yang efektif dan
bermakna harus bersentuhan langsung dengan kehidupan siswa dilingkungannya.
Kehidupan siswa dilingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat dipengaruhi oleh
faktor-faktor internal dan eksternal yang ada pada diri siswa. Faktor-faktor
tersebut antara lain faktor sosial budaya, sosial ekonomi dan keadaan geografis

yang ada.

Seiring dengan majunya pengetahuan dan teknologi maka kehidupan sosial


budaya, sosial ekonomi semakin tidak dapat dibatasi oleh ruang maupun waktu.
Karena apapun juga kehidupan masyarakat kita tidak dapat terlepas dari
kehidupan masyarakat internasional, yang menuntut adanya sumber daya
manusia yang semakin tinggi.

Sementara itu kondisi nyata pendidikan kita dalam hal penyiapan sumber daya
manusia yang mampu bersaing secara global belum memadai.Sesuai dengan
perkembangan era globalisasi terutama dalam bidang teknologi informasi perlu
adanya penguasaan ICT, baik bagi peserta didik maupun pendidik serta tenaga
admisnistrasi dalam peningkatan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif
dan menyenangkan.

Perhatian terhadap mutu amatlah penting. Dalam dunia pendidikan, persoalan


mutu bukan saja menyakut input, proses, dan output, tapi
juga outcome. Input pendidikan yang bermutu adalah pendidik, karyawan,peserta
didik, kurikulum, sarana dan prasarana serta aspek penyelenggaraan pendidikan
lainnya. Proses pendidikan yang bermutu adalah proses pembelajaran
dan penyelenggaraan pendidikan. Outputyang bermutu adalah lulusan yang
memilki kompetensi yang dipersyaratkan. Dan Outcome bermutu adalah lulusan
yang mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Tujuan Pendidikan Nasional akan terwujud melalui dua hal pokok: pertama
melalui pembentukan manusia Pancasila sebagai manusia pembangunan yang
berkualitas tinggi dan mandiri. Kedua diperlukan upaya peningkatan kualitas
komponenkomponen sistem pendidikan baik berupa human
resources maupun material recources.

Human resources salah satu faktor yang sangat berpengaruh


terhadapmutu pendidikan. Komponen-komponen human resources ini berupa
tenaga pendidik dan kependidikan yang meliputi: tenaga pendidik, pengelola
pendidikan, pengawas, pengembang kurikulum, pustakawan, laboran dan teknisi
sumber daya. Material resources, meliputi pentingnya peranan kurikulum yang
sesuai dengan tuntutan zaman, sarana, prasarana, peranan orang tua dan
masyarakat, serta komitmen pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan.

Tentunya banyak hal yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut
salah satunya adalah implementasi strategi peningkatan mutu pendidikan salah
satu strategi pelayanan fokus pelanggan ini merupakan kunci keberhasilan untuk
mencapai kesuksesan dalam mengelola pendidikan, dengan manajemen yang baik
satuan pendidikan akan berhasil memenuhi tuntutan mutu atau kualitas
pendidikan yang sesuai dengan standar nasional pendidikan, sehingga melalui
manajemen yang baik diharapkan menghasilkan kualitas pendidikan yang baik.

Pembahasan

2.1. Definisi mutu dan Total Quality Management (TQM)


Mutu merupakan istilah yang familiar dengan kita. Namun sulit untuk di
definisikan. Pengertian mutu didefinisikan para ahli manajemen sebagai :
Conformance to requirements ( Philip Crosby).
Fitness for use (Joseph M. Juran)

Meeting or exceeding customer expectations at a cost that represants value to


them (H. James Harrington).
Totality of features and characteristics of product or service that bear on its
ability to satisfy or implied needs ISO 8402, ASQC, and ANSI. (Jack Hradesky,
1995 : 630)

The customers expectations and requirements; it is determined by the customer


and the marketplace and includes all products and service attributes (Jack
Hradesky, 1995 : 2)
The totality of features and characteristics of a product or service that bears on
its ability to satisfy given needs The American National Standards institute
(ANSI) and American Society for Quality (ASQ) (James R. Evans, 2005 : 6).

Dengan mengkombinasikan prinsip-prinsip tentang mutu oleh para ahli dengan


pengalaman praktek telah diapai pengembangan suatu model sederhana akan
teteapi sangat efektif untuk mengimplementasikan manajemen mutu terpadu.
Model tersebut terdiri dari komponen-komponen berikut :

Tujuan
: Perbaikan terus menerus,artinya mutu selalu diperbaiki dan
disesuaikan
dengan perubahan yang menyangkut kebutuhan
dan keinginan para pelanggan
Prinsip
total.

Elemen

: Fokus pada pelanggan , perbaikan proses dan keterlibatan

: Kepemimpinan,pendidikan dan pelatihan, struktur pendukung,


komunikasi ,ganjaran dan pengakuan serta pengukuran.

Model di atas dibentuk berdasarkan tiga prinsip mutu terpadu yaitu :

Fokus kepada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal.

Fokus pada perbaikan proses kerja untuk memproduksi secara konsisten produk
yang dapat diterima.
Fokus yang memanfaatkan bakat para karyawan.
Tiga prinsip mutu

Tiga prinsip mutu yang di atas yaitu :


1. Fokus pada pelanggan

Mutu berdasarkan pada konsep bahwa setiap orang mempunyai pelanggan


dan bahwa kebutuhan dan harapan pelanggan harus dipenuhi setiap saat
kalau organisai/perusahaan secara keseluruhan bermaksuda memenuhi
kebutuhan pelanggan eksternal (pembeli).

2. Perbaikan proses
Konsep perbaikan terus menerus dibentuk berdasarkan pada premise suatu
seri(urutan) langkah-langkah kegiatan yang berkaitan dengan menghasilakn
output seperti produk berupa barang dan jasa.Perhatian secara terus menerus
bagi setiap langkah dalam proses kerja sangat penting untuk mengurangi

keragaman dari output dan memperbaiki keandalan. Tujuan pertama perbaiki


secara terus menerus ialah proses yang handal, dalam arti bahwa dapat
diproduksi yang diinginkan setiap saat tanpa variasi yang diminimumkan.
Apabila keragaman telah dibuat minimum dan hasilnya belum dapat diterima
makan tujuan kedua dari perbaikan proses ialah merancang kembali proses
terserbut untuk memproduksi output yang lebih dapat memenuhi kebutuhan
pelanggan , agar pelanggan puas.
3. Keterlibatan total
Pendekatan ini dimulai dengan kepemimpinan manajemen senior yang aktif
dan mencakup usahan yang memanfaatkan bakat semua karyawan dalam
suatu organisasi untuk mencapai suatu keunggulan kompetitif (competitive
advantage) di pasar yang dimasuki. Karyawan pada semua tingkatan diberi
wewenang/kuasa untuk memperbaiki output melalui kerjasama dalam
struktur kerja baru yang luwes (fleksibel) untuk memecahkan persoalan,
memperbaiki proses dan memuaskan pelanggan. Pemasok juga dilibatkan
dan dari waktu ke waktu menjadi mitra melalui kerjasama dengan para
karyawan yang telah diberi wewenang/kuasa yang dapat menguntungkan
organisasi/perusahaan. Pada waktu yang sama keterlibatan pimpinan
bekerjasama dengan karyawan yang telah diberi kuasa tersebut.

2.2. Sejarah Mutu

Pada mulanya mutu produk ditentukan oleh produsen. Pada perkembangan


selanjutnya, mutu produk ditentukan oleh pembeli, dan produsen mengetahuinya
bahwa produk itu bermutu bagus yang memang dapat dijual, karena produk
tersebut dibutuhkan oleh pembeli dan bukan menjual produk yang dapat
diproduksi.

Perkembangan mutu terpadu pada mulanya sebagai suatu system, perkembangan


di Amerika Serikat. Buat pikiran mereka pada mulanya kurang diperhatikan oleh
masyarakat, khususnya masyarakat bisnis. Namun beberapa dari mereka
merupakan pemegang kunci dalam penngenalan dan pembangan konsep mutu.
Sejak 1980 keterlibatan mereka dalam mana
Perkembangan mutu terpadu pada mulanya sebagai suatu system,
perkembangan di Amerika Serikat. Buah pikiran mereka pada mulanya kurang
diperhatikan oleh masyarakat, khususnya masyarakat bisnis. Namun beberapa

dari mereka merupakan pemegang kunci dalam pengenalan dan pengembangan


konsep mutu. Sejak 1980 keterlibatan mereka dalam manajemen terpadu telah
dihargai di seluruh dunia. Adapun konsep-konsep mereka tentang mutu terpadu
secara garis besar dapat dikemukakan berikut ini.

A. Penemuan Shewhart sangat menarik bagi Deming dan Juran, dimana kedua
sarjana ini ahli dalam bidang statistik.

3. Edward Deming
Lahir tahun 1900 dan mendapat Ph. D pada 1972 sangat menyadari bahwa ia
telah memberikan pelajaran tentang pengendalian mutu secara statistik
kepada para insinyur bukan kepada para manajer yang mempunyai
wewenang untuk memutuskan. Katanya : Quality is not determined on the
shop floor but in the executive suite. Pada 1950, beliau diundang oleh, The
Union to Japanese Scientists and Engineers (JUSE) untuk memberikan
ceramah tentang mutu.
Pendekatan Deming dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Quality is primarily the result of senior management actions and not the
results of actions taken by workers.
2. The system of work that determines how work is performed and only
managers can create system.
3. Only manager can allocate resources, provide training to workers, select
the equipment and tools that worekers use, and provide the plant and
environment necessary to achieve quality.
4.Only senior managers determine the market in which the firm will
participate and what product or service will be solved.
Konsep deming yang Kemudian lebih dikenal dengan konsep kaizen secara
luas baru diperkenalkan oleh Masaaki Imai dalam bukunya Kaizen : the key to
Japans competitive success (1986). Coba kesimpulan Europe Japan Centre
tentang Kaizen Jepang yang mengungkapkan bahwa :
Kaizen mengatakan kepada kita bahwa hanya dengn secara terus menrus
tetap sadr dn membuat bertus-ratus ribu peningkatan kecil, maka

dimungkinkan untuk menghasilkn barang dan jasa yang mutunya otentik


sehingga memuaskan pelanggan. Cara paling mudah mencapainya adalah
dengan keikutsertaan, motivasi dan peningkatan terus menerus dari masingmasing dan semua karyawan dalam organisasi. Keikutsertaan staf tergantung
pada komintmen manajemen senior, strategi yang jelas dan ketabahan
karena kaizen bukan jalan pintas melainkan proses yang berjalan secara terus
menerus untuk menciptakan hasil yang diinginkan. (Cane, 1998:265)
Hal ini berarti bahwa tanpa keterlibatan pimpinan secara aktif tidak mungkin
tercapai manajemen mutu terpadu.

4. Prof Juran
Mengunjungi Jepang pada tahun 1945. Di Jepang Juran membantu
pimpinan Jepang di dalam menstrukturisasi industri sehingga mampu
mengekspor produk ke pasar dunia. Ia membantu Jepang untuk
mempraktekkan konsep mutu dan alat-alat yang dirancang untuk pabrik ke
dalam suatu seri konsep yang menjadi dasar bagi suatu management
process yang terpadu. Juran mendemonstrasikan tiga proses manajerial
untuk mengelola keuangan suatu organisasi yang dikenal dengan trilogy Juran
yaitu, Finance Planning, Financial control, financial improvement. Adapun
rincian trilogy itu sebagai berikut :
Quality planning, suatu proses yang mengidentifikasi pelanggan dan
proses yang akan menyampaikan produk dan jasa dengan karakteristik yang
tepat dan kemudian mentransfer pengetahuan ini ke seluruh kaki tangan
perusahaan guna memuaskan pelanggan.

Quality control, suatu proses dimana produk benar-benar


diperiksa dan dievaluasi, dibandingkan dengan kebutuhan-kebutuhan
yang diinginkan para pelanggan. Persoalan yang telah diketahui
kemudian dipecahkan, misalnya mesin-mesin rusak segera diperbaiki.

Quality improvement, suatu proses dimana mekanisme yang


sudah mapan dipertahankan sehingga mutu dapat dicapai
berkelanjutan. Hal ini meliputi alokasi sumber-sumber, menugaskan
orang-orang untuk menyelesaikan proyek mutu, melatih para karyawan
yang terlibat dalam proyek mutu dan pada umumnya menetapkan suatu
struktur permanen untuk mengejar mutu dan mempertahankan apa
yang telah dicapai sebelumnya.

Uraian tokoh-tokoh mutu di atas sekedar menggambarkan secara


singkat saja. Masih banyak para sarjana di bidang mutu yang tidak
sempat ditulis pada kesempatan ini. Yang jelas para sarjana tersebut
sependapat bahwa konsep : pentingnya perbaikan mutu secara terus
menerus bagi setiap produk walaupun tehnik yang diajarkan berbedabeda.

Kini sampailah pada pengertian mutu yang diambil dari America Society for
Quality Control yang mengatakan : Quality is the totality of features and
characteristics of a product or service that bear on its ability to satisty
stated of implied needs (Kotler : 1994).
Definisi di atas berkonotasi kepada pelanggan. Produk bermutu kalau dapat
memuaskan para pelanggan yang mengkonsumsi produk tersebut.

Kaoru Ishikawa

Selain Deming dan Juran, Kaoru Ishikawa seorang pribumi Jepang juga
memiliki kontribusi penting dalam ide TQM di negaranya. Ide-ide Kaoru
Isikawa antara lain:
1. Lingkaran mutu, yaitu wadah para pekerja untuk bertemu
mendiskusikan berbagai usulan perbaikan.
2. Penekanan usaha mutu terpadu kepada pelanggan.
Dalam hal ini ia juga menyarankan bahwa output dari sebuah departemen
yang diberikan kepada departemen lain seolah-olah mereka pelanggan.
Sehingga tercipta komunikasi yang lebih erat dan sikap saling melayani.
Ada beberapa hal, yang dapat kita simpulkan dari ide dan gagasan
para tokoh mutu, yaitu:
1. Pendekatan sistem

Bagian-bagian dari sitem harus berkerja saling mendukung. Dan tugas


manajemen mengharuskan setiap orang untuk memperhatikan tujuan
sistem.
2. Peralatan TQM
Manajemen mutu terpadu membutuhkan peralatan antara lain yaitu
pengendalian proses secara statistik, membandingkan produk dengan
proses yang dikenal dengan istilah benchmarking dan lainnya.
3. Fokus pada pelanggan
Kebutuhan pelanggan harus menjadi titik awal dalam pengembangan mutu.
Dengan memfokuskan pasa kebutuhan yang sebenarnya, manajer dan
pekerja dapat mengkonsetrasikan usaha mereka.
4. Peranan manajemen
Manajemen puncak memiliki peranan penting dalah masalah mutu.
Peranan manajemen bukan hanya mengidentifikasi kegagalan setelah
terjadi dan menyalahkan pekerja, tetapi mencari dan mengoreksi penyebab
kegagalan.
5. Partisipasi karyawan
Meskipun manajemen berperan peting dalam membuat TQM berkerja
dalam organisasinya, tapi tanpa memberikan wewenang kepada karyawan
hasilnya tidak akan banyak.
6. Perbaikan terus menerus
Setiap perusahaan/organisasi harus secara terus menerus melakukan
perbaikan mutu produk dan pelayanan, sehingga dapat memuaskan para
pelanggan.
Meskipun gerakan mutu telah lama berhasil di dunia industri, namum
penerapannya dalam pendidikan masih tergolong baru. Hal ini karena pada
awalnya terdapat keengganan dalam menerapkan metodologi dan bahasa
manajemen industri. Namun saat ini, talah banyak institusi yang
menerapkan konsep mutu terpadu, agar memperoleh kontrol yang lebih
baik melalui usahanya.

2.3. Elemen pendukung dalam TQM


Elemen-elemen pendukung dimaksud adalah :

1. Kepemimpinan
Manajer senior harus mengarahkan upaya pencapaian tujuan dengan
memberikan, menggunakan alat dan bahan yang komunikatif,
menggunakan data dan menggali siapa-siapa yang berhasil menerapkan
konsep manajemen mutu terpadu. Ketika memutuskan untuk
menggunakan MMT/TQM sebagai kunci proses manajemen, peranan
manajer senior sebagai penasihat, guru dan pimpinan tidak bisa
diremehkan.

Pimpinan Senior suatu organisasi harus sepenuhnya menghayati implikasi


manajemen di dalam suatu ekonomi internasional di mana manajer yang
paling berhasil, paling mampu dan paling hebat pendidikannya di dunia,
harus diperebutkan melalui persaingan yang ketat. Kenyataan hidup yang
berat ini akan menyadarkan manajer senior mengakui bahwa mereka harus
mengembangkan secara partisipatif, baik misi dan visi mereka maupun
proses manajemen, yang dapat mereka pergunakan untuk mencapai
keduanya.
Pimpinan bisnis harus mengerti bahwa MMT adalah suatu proses yang
terdiri dari tiga prinsip dan elemen-elemen pendukung yang harus mereka
kelola agar mencapai perbaikan mutu yang berkesinambungan sebagai
kunci keunggulan bersaing.

2. Pendidikan dan Pelatihan


Mutu didasarkan pada ketrampilan setiap karyawan yang pengertiannya
tentang apa yang dibutuhkan oleh pelanggan ini mencakup mendidik
dan melatih semua karyawan, memberikan baik informasi yang mereka
butuhkan untuk menjamin perbaikan mutu dan memecahkan persoalan.
Pelatihan inti ini memastikan bahwa suatu bahasa dan suatu set alat
yang sama akan diperbaiki di seluruh perusahaan. Pelatihan tambahan
pada bench marking, statistik dan teknik lainnya juga dipergunakan
dalam rangka mencapai kepuasan pelanggan yang paripurna.
3. Struktur Pendukung
Manajer senior mungkin memerlukan dukungan untuk melakukan
perubahan yang dianggap perlu melaksanakan strategi pencapaian mutu.

Dukungan semacam ini mungkin diperoleh dari luar melalui konsultan, akan
tetapi lebih baik kalau diperoleh dari dalam organisasi itu sendiri. Suatu staf
pendukung yang kecil dapat membantu tim manajemen senior untuk
mengartikan konsep mengenai mutu, membantu melalui network dengan
manajer mutu di bagian lain dalam organisasi dan membantu sebagai
narasumber mengenai topik-topik yang berhubungan dengan mutu bagi tim
manajer senior.
4. Komunikasi
Komunikasi dalam suatu lingkungan mutu mungkin perlu ditempuh dengan
cara berbeda-beda agar dapat berkomunimasi kepada seluruh karyawan
mengenai suatu komitmen yang sungguh-sungguh untuk melakukan
perubahan dalam usaha peningkatan mutu. Secara ideal manajer harus
bertemu pribadi dengan para karyawan untuk menyampaikan informasi,
memberikan pengarahan, dan menjawab pertanyaan dari setiap karyawan.

5. Ganjaran dan Pengakuan


Tim individu yang berhasil menerapkan proses mutu harus diakui dan
mungkin diberi ganjaran, sehingga karyawan lainnya sebagai anggota
organisasi akan mengetahui apa yang diharapkan. Gagal mengenali
seseorang mencapai sukses dengan menggunakan proses menejemen mutu
terpadu akan memberikan kesan bahwa ini bukan arah menuju pekerjaan
yang sukses, dan menungkinkan promosi atau sukses individu secara
menyeluruh. Jadi pada dasarnya karyawan yang berhasil mencapai mutu
tertentu harus diakui dan diberi ganjaran agar dapat menjadi
panutan/contoh bagi karyawan lainnya.
6. Pengukuran
Penggunaan data hasil pengukuran menjadi sangat penting di dalam
menetapkan proses manajemen mutu. Jelaskan, pendapat harus diganti
dengan data dan setiap orang harus diberitahu bahwa yang penting bukan
yang dipikirkan akan tetapi yang diketahuinya berdasarkan data. Di dalam
menentukan penggunaan data, kepuasan pelanggan eksternal harus diukur
untuk menentukan seberapa jauh pengetahuan pelanggan bahwa
kebutuhan mereka benar-benar dipenuhi.

Pengumpulan data pelanggan memberikan suatu tujuan dan penilaian


kinerja yang realistis serta sangat berguna di dalam memotivasi setiap
orang/karyawan untuk mengetahui persoalan yang sebenarnya.

Di samping keenam elemen pendukung di atas, maka ada unsur yang tidak
bisa diabaikan yaitu gaya kepemimpinan dalam organisasi/perusahaan
bersangkutan. Suatu cara/gaya bagaimana seorang manajer sebagai
seorang pimpinan melakukan sesuatu sangat berpengaruh pada
pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh bawahan/karyawan.
Terdapat 13 hal yang perlu dimiliki oleh seorang pimpinan dalam
manajemen mutu terpadu yaitu :

1. Pimpinan mendasarkan keputusan pada data, bukan hanya pendapat


saja.
2.
Pimpinan merupakan pelatih, dan fasilitator bagi setiap
individu/bawahan.
3. Pimpinan harus secara aktif terlibat dalam pemecahan masalah yang
dihadapi oleh bawahan.
4. Pimpinan harus bisa membangun komitmen, yang menjamin bahwa
setiap orang memahami misi, visi, nilai dan target perusahaan yang jelas.
5. Pimpinan dapat membangun dan memelihara kepercayaan
6.
Pimpinan harus paham betul untuk mengucapkan terima kasih
kepada bawahan yang berhasil/berjasa
7. Aktif mengadakan kaderisasi melalui pendidikan dan pelatihan yang
terprogram
8. Berorientasi selalu pada pelanggan internal/eksternal
9. Pandai menilai situasi dan kemampuan orang lain secara tepat
10. Dapat menciptakan suasana kerja yang sangat menyenangkan
11. Mau mendengar dan menyadari kesalahan
12. Selalu berusaha memperbaiki sistem dan banyak berimprovisasi
13. Bersedia belajar kapan saja dan di mana saja

2.4. Implementasi TQM Dalam Pendidikan

Edward Sallis (1993) telah mencoba mengadopsi masalah mutu dalam dunia
ekonomi dan bisnis ke dalam bidang pendidikan dengan melakukan
penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan sesuai dengan karakteristik yang
dimiliki dunia pendidikan khususnya persekolahan

Insitusi yang efektif memerlukan strategi yang kuat dan maksud tertentu
untuk menghadapi suasana kompetitif dan orientasi di masa depan. Untuk
menjadi efektif di dalam masa sekarang, intitusi memerlukan proses
pengembangan strategi kualitas, antara lain20; 1) misi yang jelas dan tertentu,
2) menfokuskan kustomer secara jelas, 3) strategi untuk pencapaian missi, 4)
pelibatan semua kustomer, baik internal maupun eksternal, di dalam
pengembangan strategi, 5) penguatan staff dengan menggerakkan
penghalang dan bantuan untukmembuat konstribusi maksimal terhadap
institusi melalui pengembangan kelompok kerja yang efektif, 6) penilaian dan
evaluasi ke-efektifan insitusi menghadapi tujuan yang diharapkan oleh
kustomer.
Untuk memulai mengimplementasikan manajemen kualitas total adalah
sebuah tugas yang sulit. Terdapat sejumlah langkah yang simple dan penting
untuk mengimplementasikan TQM dalam pendidikan, yaitu sebagai berikut21:
1. Kepemimpinan dan komitmen terhadap kualitas harus datang dari atas
Hukum besi dari kualitas.
Semua model kualitas menekankan bahwa tanpa dorongan dari manajer
senior inisiatif kualitas tidak akan berlangsung lama. Pendidikan tidak
terkecuali belaku juga hukum besi. Pimpinan sekolah harus menunjukkan
komitmen yang kuat dan terus-menerus dan memimpin jalan sambil
mendorong kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan supervisor lain untuk
melakukan usaha secara serius.

2. Menyenangkan kustomer
Ini dicapai dengan kerja keras secara kontinyu untuk memenuhi
kebutuhan dan harapan kustomer. Kebutuhan kustomer diditentukan oleh
pencarian secara reguler pandangan mereka. Terdapat bermacam-macam
metode dari pekerjaan ini, seperti memfokuskan kelompok, kuesioner,
kelompok penasehat, hari yang terbuka dan percakapan informal dengan
orang-orang.

3. Menunjuk fasilitator berkualitas


Pengabaian terhadap posisi aktual dari seseorang di dalam hirarki adalah
penting bahwa fasilitator yang ditunjuk harus melaporkan secara langsung
kepada kepala sekolah. Ini adalah pertangung jawaban dari fasilitator untuk
mempublikasikan program dan mengarahkan kelompok pengarah yang
berkualitas di dalam pengembangan program yang berkualitas.

4. Membentuk kelompok pengarah yang berkualitas


Kelompok ini harus mewakili kepentingan dan harus memiliki perwakilan dari
tim nanajer senior. Peranannya adalah untuk mendorong dan membantu
proses perbaikan kualitas. Baik sebagai pusat gagasan ataupun inisiator
proyek.
5. Mengangkat koordinator yang berkualitas
Ini berguna di dalam banyak inisiatif untuk memiliki orang-orang yang punya
waktu untuk melatih dan penasehat orang lain.

6. Mengadakan seminar manajemen senior


Untuk mengevaluasi perkembangan. Tim manajemen senior tidak akan komit
terhadap proses kalau mereka mengatakan dengan baik tentang filsafat dan
metode. Ini penting untuk membangun tim manajemen senior yang sehat
dan teritegrasi secara baik.
7. Menganalisa dan mendiagnosis situasi terkini
Alat untuk melakukan analisa telah dibicarakan tentang perencanaan
strategis untuk kualitas. Ini penting dan tidak harus disepelekan karena
memberikan arah dari proses secara keseluruhan. Semua institusi perlu
menjadi jelas kemana mereka akan berjalan.

8. Menggunakan model di tempat lain yang telah berkembang


Ini dapat diadaptasi dari pekerjaan dari seorang guru berkualitas, model
pendidikan secara khusus, atau satu perusahaan lokal yang bisa diadaptasi.
9. Menempatkan konsultan eksternal

Ini mulai sangat popular pada perusahaan industri, khususnya yang


menerapkan BS5750 atau ISO9000. Ini tidak mungkin menjadi jalan popular di
dunia pendidikan karena konsultansi itu mahal dan hadiah dari Departemen
Perdagangan dan Industri tidak memungkinkan untuk pendidikan. Tetapi
banyak institusi dengan partner industri bisa memperoleh nasehat tanpa
biaya. Konsultan dapat digunakan di dalam satu dari empat jalan utama:
Pertama, mereka dapat memberikan pertimbangan dan petunjuk tim
manajemen senior. Kedua, berperan di dalam pelatihan. Uang perlu untuk
melaksanakan sebuah training. Trainers eksternal yang telah ahli dapat
mencapai syarat-syarat yang besar dari instruksi dan peningkatan kesadaran
di dalam melakukan audit formal, penilaian dan evaluasi.
10. Memulai training staf tentang kualitas
Pengembangan staf dapat dilihat sebagai jalan penting untuk membangun
kesadaran dan pengetahuan yang berkualitas. Hal ini dapat menjadi kunci
agen perubahan strategis untuk pengembangan budaya berkualitas. Ini juga
penting di dalam tahap awal implementasi bahwa setiap orang di latih di
dalam dasar-dasar TQM. Staf perlu pengetahuan banyak mengenai alat-alat
kunci termasuk pembentukan teamwork, metode evaluasi, problem solving
dan eknik pemecahan masalah. Menurut Tom Peter, di dalam Thriving on
Chaos, menyatakan bahwa manajemen di masa depan akan mengalir melalui
penguatan visi dan nilai-nilai yang saling bertemu. Karena itu, training adalah
kesempatan besar untuk menanamkan dan menegaskan nilai-nilai
organisasi. (lihat Peter, 1987, hal. 324-8)
11. Mengkomunikasikan pesan-pesan kualitas
Strategi, relevansi dan kegunaan dari TQM perlu terkomunikasikan secara
efektif. Terdapat banyak sekali kesalahpahaman seputar tujuan dari kualitas.
Sifat alamiah jangka panjang dari program perlu dibuat jelas. Pengembangan
staf, training dan pembangunan tim adalah beberapa dari jalan efektif untuk
mencapai tujuan organisasi.
12. Menerapkan peralatan dan teknik berkualitas melalui pengembangan
kelompok kerja secara efektif
Pendekatan ini memfokuskan pada upaya mendapatkan sesuatu yang
dilakukan untuk mencapai kesuksesan sejak awal. Ini memfokuskan pada
sesuatu bahwa institusi mengetahui harus melakukan perbaikan, dan

menyeleksi alat-alat yang benar untuk mengontrolnya. Memulai proses TQM


dengan menangani pokok problem dengan menghindari kelumpuhan TQM.
Tatkala menata tim aksi perbaikan atau kelompok tugas adalah penting untuk
mengenal bahwa banyak isu daapat hanya dikontrol dengan tim perbaikan
lintas organisasi. Ada beberapa kemungkinan baik menata seperti kelompok
ad hoc, memberikan ringkasan untuk menangani problem khusus menurut
skala waktu yang baik. Mereka memiliki keuntungan tambahan dari
membantu untuk melahirkan kolaborasi organisasi yang lebih besar

2.5. Mendesain Sistem Kualitas Dalam Pendidikan

Untuk mendesain sistem kualitas dalam pendidikan, perlu melibatkan


sejumlah langkah-langkah penting berikut: 1) mengetahui apa yang kamu
akan kerjakan, 2) mempertanyakan prosedur dan metode yang kamu
gunakan, 3) mendokumentasi apa yang kamu maksudkan, 4) memberikan
bukti bahwa kamu menyelesaikan apa yang kamu telah lakukan22.
Sementara itu, sistem jaminan kualitas pendidikan harus berisi elemenelemen berikut 23:

1. Pengembangan institusi atau rencana strategis


Ini memberikan visi jangka panjang dari institusi dan memberi konteks
dimana program dapat dilaksanakan. Ini mendefinisikan pasar dan budaya
yang diharapkan. Ini adalah penting untuk mengembangakn pelayanan yang
berkualitas karena hanya perencanaan yang dapat memberikan perspektif
jangka panjang sehingga penting di dalam pemberian layanan kualitas secara
terpadu.

2. Kebijakan kualitas
Ini mempersiapkan standard untuk program-program utama dan bisa berisi
statemen dari penamaan pembelajar. Kebijakan ini adalah statemen umum
dari komitmen insitusi kepada kustomernya, baik internal maupun eksternal.
3. Tanggungjawab manajemen

Ini menyusun peran dari lembaga yang memerintah, dan tim manajemen
senior dan tanggung jawabnya. Ini mendefinisikan dimana anggota dari tim
senior memikul jabatan kualitas.
4. Pengorganisasian kualitas
Garis besar ini meliputi tanggung jawab dari kelompok pengarah kualitas,
representasi dan pertanggung jawaabannya. Badan ini diperlukan untuk
mengarahkan permulaan kualitas, mengatur transformasi budaya,
mendukung inisiatif di dalam departemen dan untuk memonitor
perkembangan inisiatif.

5. Pemasaran dan publisitas


Sebuah institusi harus memberikan potensi yang dimiliki kustomer dengan
informasi tentang apakah itu memajukan program-program belajar.
Informasi ini perlu untuk menjadi terdokumentasikan secara jelas dan pasti.
Cara pemasaran bisa menggunakan leaflet, brosur, dan sebagainya, harus
jelas dan akurat dan diperbaharui secara reguler.
6. Penyelidikan dan pendaftaran
Ini adalaha tahap kunci di dalam karir banyak pembelajar. Advis yang benar
pada tahap ini adalah vital, sebagai tahap selamat datang dan memberi
kepercayaan pada pelamar. Prosedur masuk organisasi harus diatur secara
baik. Sistem yang perlu terdokumentasikan, antara lain: inisial pelamar,
wawancara dan seleksi, petunjuk, akreditasi belajar sebelumnya yanglayak,
dan hasil dari rencana tindakan individual.

7. Wisuda/pelantikan
Program wisuda/pelantikan murid yang baik dan terstruktur dengan maksud
komunikasi yang jelas adalah penting untuk memperkenalkan pembelajar
pada institusi, yang meliputi etos, gaya dan metode belajarnya
8. Pelahiran kurikulum
Ini adalah tingkatan dimana sistem adalah vital. Metode belajar perlu diatur
sedemikian rupa sehingga dan diikuti untuk setip aspek program. Jenis
informasi yangperlu menjadi bagian dari ini, antaralain: silabus, kepatuhan,
skema kerja, pencatatan kerja, pencatatan penilaian, rencana tindakan, dan

pencatatan prestasi. Pencatatan kesalahan dan kinerja rata-rata berikutnya


dan tindakan yang benar harus didokumentasikan.

9. Bimbingan dan konseling


Ini dapat mengambil bentuk aspek yang integra dari kurikulum atau layanan
tambahan. Apa saja layanan perlu dikomunikasikan. Ini bisa menjadi petuntuk
tentang kakrir atau pendidikan yang lebih tinggi, atau transfer insitusi lain
atau program studi lain.

10. Manajemen pembelajaran


Proses aktual dari kurikulum dan manajemen program perlu dispesifikasi,
termasuk rancangan untuk teamwork. Aturan di dalam tim, tanggung jawab
dan tingkat otoritasnya juga dapat jabarkan. Laporan dari penguji eksternal,
moderator dan pemverivikasi akan memberikan bukti-bukti penting, dimana
terdapat kualitas manajemen belajar.
11. Desain kurikulum
Termasuk dokumentasi maksud dan tujuan setiap program, dan spesifikasi
program. Spesifikasi program dapat mengambil bentuk silabus atau dokumen
kurikulum yang valid. Apa yang perlu di dalamnya, dimana yang relevan,
adalah keterangan yang diperlukan dari program dan sunber-sumber dapat
diberikan.
12. Staffing, training dan pengembangan
Staf dari banyak lembaga perlu dipandang berkompeten untuk melaksanakan
tugas-tugasnya. Sistem kualitas akan perlu secara detail proses seleksi dan
rekruitmen, induksi dan syarat-syarat dimana kompetensi dan motivasi dinilai
dan kebijakan untuk pengembangan karir. Pengembangan staf memerlukan
perencanaan institusi dan proses analisis dan sistem monitoring dan evaluasi
efektivitas program training dalam jangka panjang maupun jangka pendek.

13. Kesempatan yang seimbang


Institusi akan memerlukan kebijakan kesempatan seimbang dan metode serta
prosedur untuk mencapai tujuan yang ada termasuk kebijakan. Kebijakan
kesempatan yang ada perlu penerapan secara seimbang untuk staf dan
murid.

14. Monitoring dan evaluasi


Putaran umpan balik adalah vital untuk penilaian dan penegasan kualitas.
Sistemn kualitas perlu dokumen mekanisme evaluasi bahwa institusi memiliki
tempat untuk memonitor prestasi individual dan kesuksesan programprogramnya. Partisipasi pembelajar di dalam penilaian perkembangan dan
pengalamannya dari program adalah elemen penting di dalam evaluasi.
Metode yang dipakai harus termasuk pencatatan prestasi, review pertemuan,
kuesioner dan audit internal. Apasaja metode yangdipakai harus cocok
dengan proses.

15. Perancangan administrasi


Insitusi memerlukan dokumen prosedur administrative termasuk pendaftaran,
rekaman pembelajar, jadwal, kesehatan dan prosedur keselamatan, masuk
ujian dan hasilnya, dan sistem keuangan. Proses dokumentasi adalah penting,
walaupun ini perlu untuk menspesifikasi dikumen-dokumen pokok dan
statusnya agar dapat menjaga perkembangan birokrasi.
16. Review organisasi
Institusi harus memiliki alat-alat evaluasi kinerja secara total. Ini bisa ditangani
oleh penilai eksternal. Tetapi, institusi juga bisa menentukan untuk
menangani audit organisiasi. Staf dapat menlai area lain daripada diri mereka
sendiri. Orang luar dapat dilibatkan dalam audit. Sistem review pembanding
dapat membangun kepercayaan diri dan trust, dan dapat sebagai
pengembangan staf yang signifikan. Mekanisme perlu dikembangkan untuk
mendapatkan hasil auditing kembali ke dalam proses perencanaan strategis
2.6.

Transformasikan manajemen kualitas dalam pendidikan.

1. Tujuh alat pengendali mutu (seven tools for quality control, 7T)
Dikenal juga dengan nama Ishikawa's basic tools of quality karena
dipopulerkan oleh Kaoru Ishikawa, terdiri atas:

Checksheet
Histogram
Diagram pareto
Diagram sebab dan akibat

2.

Diagram pencar
Bagan aliran
Bagan kendali
The Seven New Tools For Improvement, N7

Sementara itu alat pengendalian kualitas lainnya adalah tujuh alat baru untuk
peningkatan mutu (the seven new tools for improvement, N7), dikembangkan
oleh Japanese Society for Quality Control Technique Development,merupakan
pelengkap dari tujuh alat untuk pengendalian mutu. Ketujuh alat baru
tersebut, terdiri atas:

Diagram afinitas. Diagram afinitas dipergunakan untuk mengembangkan


ide yang terkait dengan suatu isu/kasus, kemudian mengelompokkan ide-ide
tersebut secara hirarki membentuk suatu diagram. Pembuatan diagram ini
melibatkan beberapa orang. Diagram afinitas berbentuk pernyataan isu, subisu, dan pendapat terkait, yang selanjutnya dapat dipakai sebagai dasar untuk
diskusi atau brainstorming.
Grafik hubungan timbal balik. Grafik ini menggambarkan hubungan
diantara isu-isu yang berbeda. Biasanya dibuat setelah menyelesaikan
diagram afinitas untuk memudahkan memahami hubungan diantara berbagai
isu yang muncul. Grafik ini juga bermanfaat untuk mengidentifikasi isu yang
paling penting untuk dijadikan fokus dalam mencari solusi suatu masalah.
Diagram pohon. Berguna untuk mengidentifikasi tahapan yang diperlukan
dalam memecahkan suatu masalah. Penyelesaian masalah dilakukan dari level
paling bawah secara bertahap menuju ke level atas (masalah pokok).
Grid prioritas. Digunakan untuk membuat keputusan yang memiliki
berbagai kriteria atau alternatif pilihan. Misalkan, dalam memilih suatu
teknologi terdapat berbagai pertimbangan, seperti biaya, kecepatan,
pemeliharaan, dan lain-lain. Prioritasisasi dilakukan dengan memberikan
bobot pada setiap kriteria dan mencari alternatif dengan nilai tertimbang yang
terbesar, mirip dengan metode faktor rating pada pemilihan lokasi.
Diagram matriks. Diagram matriks merupakan suatu alat brainstorming
yang dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan antara berbagai ide atau
isu. Diagram matriks relatif mudah dibuat dan umumnya dibuat dalam dua
dimensi. Namun, diagram matriks dapat juga dibuat dalam tiga atau empat
dimensi.

Bagan proses keputusan program. Merupakan suatu alat untuk


membantu mengidentifikasi kemungkinan ketidakpastian yang berhubungan
dengan penerapan program. Berdasarkan diagram pohon yang telah dibuat
dilakukan evaluasi kelayakan penerapan program. Tahapan/keadaan yang
tidak layak atau memerlukan penanganan sendiri diberi tanda untuk menjadi
perhatian.
Diagram jaringan kerja. Merupakan diagram yang menggambarkan
hubungan diantara berbagai kegiatan serta mengidentifikasi kegiatan kritis
dan lintasan kritis.
3. Six Sigma

Metodologi Six Sigma terdiri atas lima rangkaian proses berurutan yang
dinamakan proses DMAIC, yaitu Define, Measure, Analyze, Improve, dan
Control.

Disamping itu berkembang pula alat pengendalian mutu dengan


menggunakan prinsip-prinsip statistik yaitu Six Sigma. SIXSIGMAdikembangkan oleh Motorola sebagai hasil dari pengalaman
manufakturnya. Program six-sigma bertujuan untuk mengurangi variabilitas
dalam karakteristik utama mutu produk pada tingkat yang sangat rendah.
Motorola mengembangkan konsep six sigma untuk mengurangi variabilitas
dalam proses sehingga batas spesifikasi menjadi 6 sigma dari rata-rata,
sehingga hanya terdapat cacat sebesar 0,002 ppm, sepeti dalam tabel berikut
Tabel 2.1. Spesifikasi dan kecacatan
Batas Spesifikasi Persen Cacat/ppm
1 sigma
68,27 317300
2 sigma 95,45 45500
3 sigma 99,73 2700
4 sigma 99,9937
63
5 sigma 99,99994
0,57
6 sigma 99,9999998
0,002
Pada saat konsep six-sigma mulai dikembangkan dalam suatu perusahaan,
diasumsikan rata-rata proses masih mengalami gangguan yang dapat
menyebabkan pergeseran sejauh 1,5 sigma dari target. Dengan skenario ini,

proses six-sigma memberikan toleransi cacat sebesar 3,4 ppm, seperti terlihat
pada tabel berikut :
Tabel 2.2. Spesifikasi dan prosen kecacatan
Batas spesifikasi
Persen Cacat/ppm
1 sigma 30,23 697700
2 sigma 69,13 308700
3 sigma 93,32 66810
4 sigma 99,3790
6210
5 sigma 99,97670
233
6 sigma 99,999660
3,4
Karena keberhasilannya dalam manajemen mutu melalui pengembangan
konsep six-sigma, membuat Motorola mendapat penghargaan Malcolm
Baldrige pada tahun 1988. Konsep ini kemudian diadopsi oleh berbagai
perusahaan besar lainnya di dunia. Dengan demikian, statistik dapat
dipergunakan dalam melakukan penjaminan mutu, karena dapat memberikan
deskripsi kuantitatif tentang kualitas, misalnya berapa terjadi ketidak sesuaian
hasil dengan standar, ini berarti bahwa statistik dapat menjadi alat penting
dalam pengendalian proses. Pengendalian proses berdasarkan statistik terdiri
dari enam langkah yang terdiri dari :
Memilih proses pengendalian statistik
Mendefinisikan secara tepat proses tersebut
Memilih masalah yang akan dikendalikan berdasarkan statistik
Melatih operator
Mengumpulkan data
Menyiapkan, memelihara dan menggunakannya
Dalam menggunakannya dapat memakai bagan untuk memperjelas apa yang
perlu dikendalikan, dalam hubungan ini diagram Ishikawa (fishbone chart)
dapat digunakan. Secara umum pengendalian dengan menggunakan analisis
statistik merupakan alat yang telah banyak membantu organisasi guna
melakukan perbaikan yang terus menerus.
4. Brainstorming

Terdiri dari beberapa teknik, antara lain :


Anti-Solution. Melakukan brainstorming lawan dari apa yang akan dicapai
agar dapat melihat suatu masalah dengan cara pandang lain.
Analogy. Mengenali situasi yang mirip (analogi) untuk membangkitkan ide
dengan cara mendekati masalah dari perspektif yang lebih kreatif.
Chanelling. Mengenali saluran agar tim dapat melakukan pembangkitan
ide, masing-masing fokus atau membangun tipe solusi potensial.
Billboard. Melakukan brainstorming secara missal, baik dilakukan secara
manual maupun elektronik untuk mengumpulkan ide dari banyak orang.
Chain Letter. Membangkitkan ide dan meneruskannya ke anggota lain
melalui memo atau e-mail untuk mendapatkan sejumlah solusi yang mungkin
di luar rapat formal.
Assumption Busting. Proses mempertanyakan suatu masalah untuk
mengenali dan menghilangkan pemikiran awal yang menghambat solusi
2. Kesimpulan dan saran
Manajemen Kualitas Terpadu yang diterapkan di dunia bisnis, telah
mengilhami para pakar manajemen pendidikan untuk mengadopsi dan
mentransformasikannya kedalam Manajemen Kualitas terpadu pendidikan.
Hal ini disebabkan Manajemen Kualitas total didunia bisnis telah terbukti
sukses membantu perusahaan untuk bertahan dan mamapu bersaing secara
global. Namun tidak semua hal-hal dilakukan dalam manajemen kualitas
terpadu dalam dunia bisnis dapat ditranformasikan kedalam Manajemen
Kualitas Terpadu Pendidikan. Kita tentu harus bisa memilah-milah yang mana
yang dapat di tranformasikan dan yang mana yang tidak dapat di
transformasikan.

Begitu juga bagaimana penerapan kualitas yang sebelumnya dikembangkan


di dunia industry ternyata bisa diaplikasikan dalam dunia pendidikan. Edward
Salis (2008:21) berpendapat penerapan TQM yang sebelumnya digunakan di
dunia industry bukan berarti metode bisnis lebih unggul dibandingkan dalam
aplikasi pendidikan, lebih dari itu justru dunia bisnis dapat belajar dari metode
yang diterapkan diberbagai sekolah, perguruan tinggi dan universitas.

Perkembangan mutu terpadu pada mulanya sebagai suatu system,


perkembangan di Amerika Serikat. Buah pikiran mereka pada mulanya kurang
diperhatikan oleh masyarakat, khususnya masyarakat bisnis. Namun beberapa
dari mereka merupakan pemegang kunci dalam pengenalan dan

pengembangan konsep mutu. Sejak 1980 keterlibatan mereka dalam


manajemen terpadu telah dihargai di seluruh dunia
PUSTAKA ACUAN

Ariani, dorothea wahyu. 2008. Manajemen kualitas, universitas atmajaya,


Yogyakarta.
Deming, W. E. 1986. Out of the Crisis. Massachusetts Institute of Technology,
Massachusetts.
Gaspersz, Vincent. 1997. Manajemen Kualitas untuk Industri Jasa.Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Harrington, J. H. and James S. Harrington. 1993. Total Improvement
Management. McGraw-Hill, Inc., New York.
Kemenade, E. V. and Paul Garre. 2000. Teach What You PreachHigher
Education and Business: Partners and Route to Quality. Quality Progress Vol.
39, No. 9, September 2000, pp. 33-39.
Spanbauer, S. J. 1992. A Quality System for Education. ASQC Quality Press,
Milwaukee, Wisconsin.

Kesimpulan :

kesimpulan antara lain: Kualitas merupakan kemampuan suatu produk atau jasa
untuk memenuhi

kebutuhan pelanggannya. Total Quality Management (TQM) mengacu pada

penekanan kualitas yang meliputi organisasi keseluruhan, mulai dari pemasok


hingga

pelanggan. Tujuh konsep program TQM yang efektif yaitu perbaikan

berkesinambungan, Six Sigma, pemberdayaan pekerja, benchmarking, just -intime

(JIT), konsep Taguchi, dan pengetahuan perangkat TQM

You might also like