Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 6
Diah Andini
1302101010089
Riza Maulita
1302101010090
Febrina Sihotang
1302101010092
Raja Rahcmarenca
1302101010020
KLINIK VETERINER
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2015
1
DAFTAR ISI
Cover....................................................................................................................1
Daftar Isi..............................................................................................................2
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................3
1.1 Latar Belakang................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................3
1.3 Tujuan Pembahasan.........................................................................................3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................4
BAB III. PEMBAHASAN...................................................................................5
3.1 Manajemen Pemerahan dan Perawatan Ternak Laktasi.................................5
3.2 Sanitasi Kandang dan Pemerahan..................................................................8
BAB IV. PENUTUP.........................................................................................12
4.1 Kesimpulan..................................................................................................12
4.2 Saran............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sapi perah merupakan salah satu ternak ruminansia yang dipelihara dengan
tujuan produksi susu. Pengembangan usaha peternakan sapi perah dengan sasaran
peningkatan produksi susu perlu diperhatikan baik dari segi kualitas maupun
kuantitasnya. Kualitas dan kuantitas susu dapat dipengaruhi oleh faktor fisiologis
dan faktor lingkungan. Faktor fisiologis meliputi bangsa, tingkat laktasi, estrus,
kebuntingan, interval beranak dan umur. Faktor lingkungan meliputi makanan,
masa kering, kondisi waktu beranak, frekuensi pemerahan, interval pemerahan,
temperatur lingkungan, penyakit dan obat-obatan ( Mardalena,2008).
Efisien pengembangbiakan dan pengembangan usaha ternak perah hanya
dapat dicapai apabila peternak memiliki perhatian terhadap tata laksana
pemeliharaan dan manajemen pengelolaan yang baik. Faktor manajemen inilah
yang memegang peranan penting dalam usaha ternak perah (Anonim,2014).
Pemeliharaan merupakan gabungan antara seni dan teknik yang menyatukan ilmu,
ide, materi, dan tenaga kerja untuk menghasilkan produk yang berharga. Sapi
perah menghasilkan susu yang tidak terjadi dengan sendirinya. Untuk itu peternak
harus memberikan perhatian dengan sungguh-sungguh agar memperoleh hasil
yang memuaskan. Perhatian terhadap cara kerja peternak akan mengurangi
cekaman pada diri dan ternaknya. Sapi yang tidak tercekam akan mampu
menahan serangan penyakit dan memperlihatkan kemampuan reproduksi dan
produksi yang baik (Djaja,2013).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana manajemen pemerahan dan perawatan ternak laktasi
2. Bagaimana sanitasi kandang dan pemerahan
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang manajemen pemerahan dan
perawatan ternak laktasi
2. Mengetahui kegiatan sanitasi kandang dan pemerahan yang harus
dilakukan
Pemerah duduk sedekat mungkin dengan kaki kanan belakang sapi. Tangan kiri
menaha kaki sapi dan tangan kanan mengangkat ember jika sapi menendang.
Pemerahan dapat menggunakan metode tangan penuh, setrip, atau jari tertekuk.
Tidak dianjurkan menggunakan pelicin dalam pemerahan. Pemerahan tangan
penuh dimulai dengan melingkarkan kedua ibu jari dan telunjuk tangan ke
pangkal puting sedekat mungkin dengan dasar ambing. Tangan kiri pada kuartir
kiri dan tangan kanan di kuartir kanan. Lalu lingkaran ibu jari dan telunjuk
dipersempit hingga menjepit pangkal puting. Setelah itu jari tengah, manis, dan
kelingking
menekan
puting
secara
berurutan.
Tekanan
tersebut
akan
mengakibatkan susu memancar keluar. Lalu, tekanan pada semua jari dikendurkan
dan langkah dari awal hingga akhir dikerjakan pula oleh tangan lainnya. Demikian
seterusnya berganti-ganti sampai semua susu habis diperah dari ambing.
Pemerahan jari tertekuk menjepit puting diantara jari tengah dan jari manis. Jari
tengah bersatu dengan telunjuk sedangkan jari manis disatukan dengan ibu jari
dan kelingking. Penekanan terhadap puting menyebabkan susu memancar keluar.
Pemerahan dimulai pada ambing depan. setelah ambing depan habis diperah maka
pemerahan dilakukan pada ambing belakang. Susu ambing belakang diperah
hingga habis. Selanjutnya punggung tangan ditekan ke dasar ambing agar susu
yang tersisa dalam kelenjar turun ke bawah dan masuk ke dalam puting. Susu
akhir ini diperah dengan metode setrip. Akhirnya, puting dicelup ke dalam larutan
desinfektan untuk mencegah mastitis.
Pemerahan metode tangan penuh digunakan untuk puting yang panjang. Metode
setrip digunakan untuk puting yang pendek dan pada akhir pemerahan. Pemerahan
jari tertekuk dipakai jika kedua pemerahan terdahulu kurang menguntungkan.
Pemerah sebaiknya tidak menarik puting saat memerah karena memperbesar
peluang terjadinya mastitis (Djaja,2013).
Sumber : Djaja,2013
penurunan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan pedet yang dilahirkan
memiliki resiko kematian yang lebih tinggi.
2. Kesehatan, Sapi yang sedang bunting rawan terhadap serangan penyakit
melalui viral, yang mengakibatkan infeksi pada uterus dan kemudian pada
plasenta dan foetus. Pedet yang dilahirkan akan lemah dan akhirnya mati.
Faktor utama yang mempengaruhi kesehatan sapi perah bunting adalah
kebersihan. Yang harus mendapat perhatian adalah kebersihan pada :
Badan sapi, sapi bunting sebaiknya dimandikan minimal satu kali sehari
pada setiap pagi. Kandang sapi, lantai kandang harus selalu dibersihkan
dengan air atau desinfektan yang tidak membahayakan sapi. Selain itu,
saluran pembuangan air (drainase) kandang harus lancar, agar kandang
selalu dalam kondisi kering.
Pekerja kandang, Banyak kasus sapi yang sedang bunting tertular penyakit
melalui pekerja yang merawatnya. Oleh sebab itu kesehatan pekerja harus
selalu terjaga. Jika ada pekerja yang sakit, segera istirahatkan dan tidak
boleh masuk ke kandang (Tangkas,2012).
2.
3.
4.
5.
6.
Keterampilam pekerja
7.
b.
c.
d. Menjaga kebersihan sapi, salah satunya dengan cara memandikan sapi. Kulit
yang kotor dapat menyebabkan:
Radang kulit,
e.
f.
Racun alami seperti pada pakan hijauan daun koro, daun ketela pohon serta
bunga turi merah.
Perancangan tata cara sanitasi kandang sapi merupakan bagian penting dalam
yang
Selain itu,
yang
Lantai
yang
kotor,
10
Pemerah dalam keadaan bersih, sehat, memakai topi, tidak memakai perhiasan,
tidak merokok, kuku dipotong pendek agar tidak melukai ambing sapi saat
diperah, mengotori dan mencemari susu, dan menyebabkan susu berubah aroma
mengingat susu sangat sensitive terhadap kontaminasi bakteri dan bau. Sapi
dimandikan dengan disikat untuk membuang kotoran yang melekat pada badan
sapi dan membuat rontok rambut di sekitar ambing. Persiapan lain yaitu dengan
membersihkan kandang. Lantai kandang disapu dan disiram air. Bak pakan
dibersihkan, kotoran sapi dan sisa-sisa pakan dibuang.
Lingkungan kandang dijaga agar tetap tenang. Suara berisik, dan pengunjung agar
tidak ada saat dilaksanakannya pemerahan agar sapi tidak tercekam. Air hangat
dengan temperature 48 - 57 C disiapkan lalu bubuhi dengan desinfektan.
Desinfektan yang digunakan yaitu Chlor, Iodine, ammonium. (Djaja,2013).
11
4.2. Saran
Sebagai manusia yang penuh dengan kesalahan, penulis menyadari bahwa
makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah ini lebih
baik lagi di masa yang akan datang.
12
DAFTAR PUSTAKA
sAnonim.
2014.
Manajemen
Sapi
Laktasi.
http://jeblogans.blogspot.com/2014/11/manajemen-sapi-laktasi.html.
Diakses pada 01 Juni 2015
Anonim. 2013. Manajemen Pemerahan, Brawijaya Mengabdi. http://sapiperes.blogspot.com/2013/12/manajemen-pemerahan.html. Diakses pada 01
Juni 2015
Anonim. 2014. Sanitasi dan Kandang. https://id.wikipedia.org/wiki/Kandang.
Diakses pada 01 Juni 2015
Djaja, Willyan. 2013. Pemeliharaan Sapi Laktasi, Bahan Kuliah Produksi Ternak
Perah
FaPet
Unpad.
httpsdkmannahl.files.wordpress.com2013
2008,
Vol.
XI.
No.3.
online-
Nur.
2013.
Kesehatan
Ternak.
13