Professional Documents
Culture Documents
AgroinovasI
adi..semua sudah tak asing lagi dengan jenis tanaman pangan yang satu ini.
Bila sudah diubah menjadi beras, mungkin tidak terlihat lagi bagaimana
bedanya dan hanya bisa dibedakan dari warna, rasa nasi, maupun
aromanya. Tahukah Anda, bahwa padi yang ditanam di areal persawahan
di Indonesia mempunyai jenis yang beragam?. Informasi yang disajikan pada artikel
ini, memuat beberapa varietas unggul baru (VUB) padi yang telah dilepas sepanjang
tahun 2011.
AgroinovasI
Tabel 1. Deskripsi Padi Inbrida Tahan HDB yang dilepas Tahun 2011.
Deskripsi Varietas
Varietas
Umur
Tinggi
Jumlah
anakan
produktif
Potensi
Hasil
Ratarata
Hasil
Tekstur
nasi
Bentuk
beras
Ketahanan OPT
Inpari 14
Pakuan
113 hari
103 cm
17
8,2 t/ha
Inpari 15
Parahyangan
117 hari
105 cm
15
7,5 t/ha
Inpari 16
Pasundan
118 hari
102 cm
17
7,6 t/ha
Inpari 17
111 hari
105 cm
18
7,9 t/ha
Inpari 18
102 hari
93 cm
15
9,5 t/ha
Inpari 19
104 hari
102 cm
15
9,5 t/ha
Inpari 20
104 hari
102 cm
15
8,8 t/ha
Ciherang
14-17
8,5 t/ha
6 t/ha
Pulen
Sumber : SK Mentan 2011 dan Deskripsi Varietas Padi (BB Padi) 2011
Badan Litbang Pertanian
AgroinovasI
Sebenarnya Badan Litbang Pertanian telah melepas lebih dari 200 varietas padi
sejak tahun 1930an. Varietas yang dilepas mempunyai karakteristik yang beragam,
baik yang mempunyai umur genjah, produktivitas tinggi, tahan terhadap hama dan
penyakit tertentu, dan karakter unggul lainnya. Lebih dari 90% areal persawahan di
Indonesia telah ditanami VUB yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian. Beberapa
VUB yang tidak asing bagi masyarakat seperti : IR64, Ciherang, Cibogo, Cigeulis, dan
Ciliwung, merupakan yang paling banyak ditanam di Indonesia. Perkembangan VUB
terus berlanjut, karena kegiatan pemuliaan (menghasilkan varietas) selalu dilakukan.
Kegiatan pemuliaan padi tidak akan kehabisan materi untuk melakukan perbaikan
ataupun meningkatkan potensi varietas yang ada. Terbukti di tahun 2011, VUB yang
dilepas mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya terutama pada jenis padi
sawah irigasi dan padi hibrida. Setiap varietas yang dilepas mempunyai keunggulan
dan karakteristik yang beragam (Tabel 1 dan 2).
Padi Inbrida Tahan Hawar Daun Bakteri (HDB)
Sejak tahun 2008, penamaan padi sawah irigasi sudah tidak lagi menggunakan
nama sungai, melainkan dengan menggunakan singkatan Inpari (Inbrida Padi
Irigasi). Hingga tahun 2009, telah dikenal Inpari 1 hingga Inpari 13. Inovasi terus
berlanjut, varietas padi sawah irigasi dilepas lagi pada tahun 2011 yaitu : Inpari 14
Pakuan, Inpari 15 Parahyangan, Inpari 16 Pasundan, Inpari 17, Inpari 18, Inpari 19,
dan Inpari 20.
Dalam Tabel 1, dapat dilihat bagaimana deskripsi dari masing-masing varietas
tahan HDB. Berdasarkan deskripsi tersebut, terlihat bahwa sebagian besar varietas
padi irigasi yang dilepas mempunyai keunggulan dibandingkan dengan varietas
yang telah dilepas sebelumnya yaitu Ciherang. Keunggulannya seperti : tahan
terhadap penyakit HDB (kresek), mempunyai potensi hasil yang tinggi (kisaran 8-9
t/ha), mempunyai rasa nasi yang pulen, dan sangat sesuai untuk dikembangkan di
lahan sawah irigasi dataran rendah.
Padi Hibrida Berumur Genjah dan Produktivitas Tinggi
Padi hibrida yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian, merupakan varietas
yang adaptif terhadap kondisi lingkungan tumbuh di Indonesia dengan nilai
heterosis daya hasil 1520% lebih tinggi dibandingkan dengan varietas padi inbrida.
Saat ini, para pemulia di BB Padi di bawah koordinator Dr. Satoto, telah merakit padi
hibrida yang memiliki karakter yang unggul di tahun 2011. Deskripsi hibrida padi
(Hipa) beserta keunggulannya dapat dilihat pada Tabel 2.
AgroinovasI
Tinggi
Jumlah
anakan
produktif
Potensi Hasil
Ratarata
Hasil
Tekstur
nasi
Bentuk
beras
Hipa 12 SBU
MK 10,5 t/ha
MH 8,9 t/ha
7,7 t/ha
Pulen
Ramping
Hipa 13
14
MK 10,5 t/ha
MH 9,4 t/ha
7,7 t/ha
Pulen
Ramping
Hipa 14 SBU
16
MK 12,1 t/ha
MH 11,8 t/ha
8,4 t/ha
Pulen
Ramping
Hipa Jatim 1
MK 10 t/ha
MH 9,7 t/ha
8,2 t/ha
Pulen
Ramping
Hipa Jatim 2
16
MK 10,9 t/ha
MH 10,7 t/ha
9,3 t/ha
Pulen
Ramping
Hipa Jatim 3
MK 10,7 t/ha
MH 10 t/ha
8,5 t/ha
Pulen
Ramping
Hipa 8
110-122
hari
120-130
cm
14-18
10,4 t/ha
7,5 t/ha
Pulen
Ramping
Ciherang
116-125
hari
107-115
cm
14-17
8,5 t/ha
6 t/ha
Pulen
Ramping
Ketahanan OPT
AgroinovasI
Hipa 12 SBU dan Hipa 13 merupakan varietas padi hibrida yang berumur lebih
genjah dibandingkan varietas sebelumnya (Hipa 8) dan Ciherang. Selain berumur
genjah, keduanya mempunyai keunggulan lain seperti : mempunyai potensi hasil
yang lebih tinggi, nasi yang pulen dan wangi. Hipa 14 SBU, Hipa Jatim 1, Hipa
Jatim 2, dan Hipa Jatim 3 merupakan varietas hibrida yang berumur genjah dan
mempunyai produktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan padi inbrida (Ciherang)
maupun generasi hibrida sebelumnya. Hipa Jatim 1, Hipa Jatim 2, dan Hipa Jatim
3 merupakan beberapa varietas padi hibrida yang dihasilkan dari kerjasama BB
Padi dengan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur. Agar produktivitas tinggi dapat
diraih maka padi hibrida tidak dianjurkan ditanam di daerah endemik hama dan
penyakit utama.
Semakin beragam varietas padi yang dilepas, diharapkan masyarakat pengguna
dapat memilih varietas padi yang sesuai dengan kondisi spesifik lokasi dan mampu
mencapai target produksi yang telah ditetapkan Kementerian Pertanian.
Gagad Restu Pratiwi BB Padi
AgroinovasI