You are on page 1of 19

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Beberapa tahun terakhir ini energi merupakan persoalan yang mulai
diperbincangkan bagi dunia. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh
pertumbuhan populasi penduduk dan menipisnya sumber cadangan minyak dunia
serta permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada
setiap Negara untuk segera memproduksi dan menggunakan energi terbarukan.
Selain itu, peningkatan harga minyak dunia hingga mencapai 100 U$ per barel
juga menjadi alasan yang serius yang menimpa banyak negara didunia terutama
Indonesia.
Lonjakan harga minyak dunia akan memberikan dampak yang besar bagi
pembangunan bangsa Indonesia. Konsumsi BBM yang mencapai 1,3 juta per
barel tidak seimbang dengan produksinya yang nilainya sekitar 1 juta per barel
sehingga terdapat kekurangan yang harus dipenuhi melalui impor. Menurut data
ESDM (2006) cadangan minyak Indonesia hanya tersisa sekitar 9 milliar barel.
Apabila terus dikonsumsi tanpa ditemukannya cadangan minyak baru,
diperkirakan cadangan minyak ini akan habis dalam dua dekade kedepan.
Untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak
pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 5
tahun 2006 tentang kebijakan energi Nasional untuk mengembangkan sumber
energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar minyak. Kebijakan tersebut
menekankan pada sumber daya yang dapat diperbarui sebagai altenatif pengganti
bahan bakar minyak.
Salah satu sumber energi alternatif adalah biogas. Biogas ini merupakan gas
yang terbentuk atau terbuat dari endapan limbah organik yang menghasilkan zat
1

gas dimana gas ini dapat digunakan sebagai bahan bakar (gas) dan sebagai
Pembangkit Tenaga Listrik.
Gas ini berasal dari berbagai macam limbah organik seperti sampah
biomassa, kotoran manusia, kotoran hewan dan dapat dimanfaatkan menjadi
energi melalui proses proses dan tahapan penguraian. Proses ini merupakan
peluang besar untuk menghasilkan energi alternatif sehingga akan mengurangi
dampak penggunaan bahan bakar fosil.
Alasan mendasar menggunakan energi alternatif Biogas ini adalah, karena
semakin tingginya pertumbuhan serta padatnya jumlah penduduk yang tidak
seimbang dengan jumlah kebutuhan energi, sehingga masyarakat harus membuat
energi alternatif seperti Biogas agar dapat terus menggunakannya, karena Biogas
merupakan salah satu energi terbarukan (energi yang tidak akan habis) yang
sangat mudah dalam proses pembuatannya dan hemat biaya.
Jumlah usaha peternakan yang ada di Indonesia ini sangatlah banyak,
sehingga sangat membantu dalam hal membuat Biogas, dimana kotoran hewan
(ternak atau tidak ternak), serta kotoran manusia adalah bahan dasar sebagai
pembuatan Biogas. Untuk proses menghasilkan Biogas menjadi bahan bakar
maupun sebagai Pembangkit Listrik, masyarakat harus mengikuti penyuluhan
tentang pemrosesan Biogas agar hasil yang didapat lebih baik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan Biogas?
2. Cara pembuatan biogas
3. Konversi biogas menjadi energi listrik
4. Komponen yang terdapat pada pembangkit listrik tenaga biogas
5. Mengetahui prinsip kerja biogas
6. Kelebihan dan kekurangan dari biogas
1.3 Tujuan
1. Mengetahui manfaat dari biogas
2. Memahami cara pembuatan biogas

3. Mengetahui cara biogas menghasilkan tenaga listrik


4. Mengetahui komponen apa saja yang terdapat pada pembangkit listrik
tenaga biogas.
5. Mengetahui prinsip kerja dari biogas
6. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari biogas.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pemanfaatan dari Biogas
Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktifitas anaerobik atau fermentasi
dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya, kotoran manusia dan hewan,
limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah
organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam
biogas adalah metana dan karbon dioksida.
Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik
dengan bantuan bakteri. Proses degradasi material organik ini tanpa melibatkan
oksigen yang disebut juga anaerobik digestion. Gas yang dihasilkan sebagian
besar (lebih 50 %) berupa metana. Material organik yang terkumpul pada digester
(reaktor) akan diuraikan menjadi dua tahap dengan bantuan dua jenis bakteri.
Tahap pertama material organik, yang akan didegradasi menjadi asam-asam lemah
dengan bantuan bakteri pembentuk asam. Bakteri ini akan menguraikan sampah
pada tingkat hidrolisis dan asidifikasi. Hidrolisis yaitu penguraian senyawa
kompleks atau senyawa rantai panjang seperti lemak, protein, karbohidrat menjadi
senyawa yang sederhana. Sedangkan asidifikasi yaitu pembentukan asam dari
senyawa sederhana.

Setelah material organik berubah menjadi asam-asam, maka tahap kedua


dari proses anaerobik digestion adalah pembentukan gas metana dengan bantuan
bakteri pembentuk metana seperti methanococus, methanosarcina, methano
bacterium.
Perkembangan proses anaerobik digestion telah berhasil pada banyak
aplikasi. Proses ini memiliki kemampuan untuk mengolah sampah/limbah yang
keberadaanya melimpah dan tidak bermanfaat menjadi produk yang lebih bernilai.
4
Manfaat hasil dari proses anaerobik digestion ini dapat diaplikasikan untuk
menghasilkan listrik.
Biogas ini sangat bermanfaat dan dapat membantu menciptakan lingkungan
yang bersih dan sehat. Karena banyaknya sampah sampah dari rumah tangga,
industri ternak maupun pertanian, hanya dibuang ke tempat penampungan sampah
tanpa memanfaatkan limbah atau sampah tersebut. Justru sampah atau limbah ini
dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatifengan memanfaatkan keadaan krisis
energi seperti pada saat ini, Biogas ini harus mulai diperkenalkan dan
diaplikasikan kepada masyarakat, sebagai salah satu upaya membantu pemerintah
dalam mengimpor bahan bakar fosil.
Selain menghasilkan gas dan membangkitkan listrik, biogas juga memiliki
manfaat lainnya
Pembangkit Listrik Tenaga Biogas juga sangat bermanfaat bagi pencegahan
global warming, contohnya metana hasil fermentasi

sampah,

bila

tidak

dimanfaatkan akan menyebabkan menumpuknya gas metana di atmosfer, yang


dapat menyebakan efek rumah kaca, dengan pembangkit listrik tenaga biogas,
metana yang bersifat mudah terbakar bisa dimanfaatkan untuk memutar turbin
dan menghasilkan listrik, bisa juga digunakan untuk keperluan memasak dan
bahan bakar kendaraan (BBG). Dengan menanam modal pada Pembangkit Listrik

Tenaga Biogas kita mengganti uang dengan manfaat dan meletakkan pemakaian
yang efektif.
Menggunakan

Sistem

Pembangkit

Listrik

Tenaga

Biogas

akan

menghindarkan daripenyakit. Dilengkapi dengan tambahan alat filtrasi (filter


bertekanan) Pembangkit Listrik Tenaga Biogas dapat mereduksi tingkat COD dan
BOD.COD (chemical oxygen demand) dan BOD (biological oxygen demand).
Pembangkit Listrik Tenaga Biogasmengurangi sebagian pencemaran zat atau
bahan biologis (kadar zat organik dikurangi sampai 60-70%).
Manfaat lain dari biogas ini salah satunya dampak bagi lingkungan, dengan
adanya biogas lingkungan tidak tercemar karena biogas adalah energi ramah
lingkungan, sehingga lingkungan tetap sehat. Dampak lain adalah berkurangnya
masalah pemerintah dalam hal krisis energi seperti berkurangnya bahan bakar
minyak.
2.2 Proses Pembentukan Biogas
Pembentukan biogas terjadi melalui proses fermentasi, proses tersebut pada
umumnya merubah bahan organik dengan bantuan mikroorganisme anaerobik
menjadi komposisi senyawa CH4, CO2, H2, NH3, dan H2S. Proses penguraian
bahan organik dalam digester (reaktor organik) terjadi melalui tiga tahapan, yaitu:
tahap hidrolisis, tahap pengasaman (asidifikasi), dan tahap metanogenesis. Tahap
hidrolisis merupakan penguraian bahan organik kompleks yang mudah larut
(karbohidrat, protein, dan lemak) menjadi senyawa yang lebih sederhana. Tahap
pengasaman (asidifikasi) adalah tahap dimana senyawa sederhana yang diproses
dari tahap hidrolisis menjadi senyawa asam, seperti asam asetat, asam propionate,
asam butirat, dan asam laktat dan produk sampingan berupa alkohol, CO2,

hydrogen, dan amonia. Tahap terakhir adalah metanogenesis yang memproses


hasil senyawa asam menjadi metan, karbondioksida, dan air dengan bantuan
bakteri metanogen.

Komponen hasil tahap metanogenesis merupakan

penyusun dari biogas.

Gambar 1. Pembentukan biogas

Proses pembentukan biogas yang maksimal harus didukung dengan


parameter-parameter kondisi bahan organik dan kondisi lingkungan yang sesuai.
Parameter-parameter tersebut adalah jenis bahan organik, derajat keasaman,
keseimbangan, suhu, laju pengumpanan, zat toksik, pengadukan, starter, dan
waktu retensi. Kondisi lingkungan sangat mempengaruhi tingkat fermentasi oleh
mikroorganisme. Adapun kondisi lingkungan yang harus dikontrol adalah derajat
keasaman yang harus berada pada pH 6.5-7.5 dan suhu lingkungan diantara 32 o37o .
Tabel 1. Jumlah biogas dari bahan baku

Tabel 2. Komposisi limbah dan biogas yang dihasilkan.

Banyaknya kandungan gas metana pada biogas mengakibatkan biogas dapat


dijadikan sumber energi. Pada beberapa literatur sering disebutkan nilai energi
yang berbeda dari limbah, hal ini berkaitan erat dalam kondisi lingkungan
setempat dan karakteristik subtraksi yang tidak selalu sama. Nilai fisik pada
biogas untuk menjadi sumber energi dapat terlihat pada Tabel berikut ini

Jumlah energi yang terdapat dalam biogas tergantung pada konsentrasi


metana.

Semakin tinggi kandungan metana, maka semakin besar kandungan

energi (nilai kalori) biogas. Sebaliknya, semakin kecil kandungan metana,


semakin kecil pula nilai kalori. Selain itu, kualitas biogas juga dapat ditingkatkan

dengan cara menghilangkan hidrogen sulfur, kandungan air, dan karbondioksida.


karena, hidrogen sulfur mengandung racun dan zat yang menyebabkan korosi.
Jika biogas mengandung senyawa ini, maka gas yang ditimbulkan menjadi
berbahaya. Sementara itu, kandungan air dalam biogas akan menurunkan titik
penyalaan biogas serta dapat menimbulkan korosif. Kandungan hidrogen sulfur,
air, dan karbondioksida dapat dihilangkan dengan menggunakan alat atau bahan
desulfurizer, yang dibutuhkan untuk menyalakan generator tanpa terkena korosi.

2.3 Komponen Pada Pembangkit Listrik Tenaga Biogas


Adapun komponen atau alat yang digunakan untuk membuat sebuah
pembangkit listrik dari Tenaga Biogas ini adalah Tangki Homogenezation (mesin
pemanas), pengisi biomassa padat, bioreaktor (digester), Alat pencampur atau
pengaduk, gasholder (penyimpan gas), pencampur atau pengaduk air dan sistem
panas, sistem gas, stasiun pompa, mesin pemisah (separator),

Instrumentasi

tekanan dan ukuran, sistem visualisasi yang computerized, sistem suar dan
pengamanan (security system).

2.4 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Biogas


Tahap pertama adalah dari masuknya sampah organik padat (pupuk,
kotoran) yang diangkut oleh rel berjalan (conveyor) ketangki penyimpanan
kotoran, sampah cair yang awalnya datang ke tangki utama, kemudian
ditangkiutama inilah sampah dicampur, setelah dicampur suhunya akan menjadi
hangat (kadang-kadang digin)untuk itu diperlukan suhu ideal. Biasanya tangki
penyimpanan mempunyai dayatampung untuk 2-3 hari. Sampah padat dapat diisi

juga ke tangki itu untuk dicampuratau dimasukan kedalam digester melalui keran
pengisian.
Selanjutnya sampah organik cair dipompa ke Pembangkit Listrik Tenaga
Biogas dengan pompa atau jalur pipa dari tempat penyulingan sampah organik
cair, stasiun pompa kotoran (SPS) dipisahkan dengan lokasi digester. Dari tangki
pencampuran dan keranbiomasa (pupuk, kotoran atau tempat penyulingan air
kotor) disalurkan ke Digester(reaktor Organik). Unutk Tangki Reaktor Organik
harus dibuat dari beton yang tahan terhadap asamdan gas. Reaktor panas
dipisahkan dengan pemisahan panas ini dilakukan tergantung padatempat
Pembangkit Listrik Tenaga Biogas dan kondisi iklim, bahkan didalam
Digestersuhu memegang peranan penting, hal ini dapat diatasi dengan cara yang
biasanya disebutsuhu mesophilic (+30-41), dalam beberapa hal suhu termophilic
digunakan (kira-kira 55). Selanjutnya biomasa didalam Digester diaduk,
pengadukan ini dilakukan dengan beberapacara dan bergantung dari jenis bahan
baku, kelembabannya dan ciri-ciri yang lain yangdigunakan. Pengadukan ini
biasanya dilakukan oleh slopped mixer, mesin pengaduktipe paddle giant atau
pengaduk tipe submersed, semua tipe pengaduk ini dibuat dari baja tahan karat
bahkan alat pengaduk ini dapat berupa mesin hidraulik,namun lapisanpompa
mesin

pengaduk

biomasa

dapat

dimasuki

oleh

beberapa

jenis

bakteri,bioreactordibangun dengan beton atau kubah beton dan punya umur


pemakaian 25-30 tahun.
Pemanasan Digester dilakukan oleh air panas dengan suhu yang masuk kirakira 60 dan suhu keluaran kira-kira 40. Sistem Pemanas dialirkan melalui
jaringan pipa,yang dapat dipasang langsung ke dinding reaktor atau dapat

10

ditempelkan ke bagian dalam sisi dinding Digester. Jika Pembangkit Listrik


Tenaga Biogas dilengkapi dengan unit co-generation, pemanasan digester dapat
dilakukan oleh generator yang mendinginkan air, generator yang mendinginkan
air mempunyai suhu 90 dan sebelumpanas ini disalurkan ke sistem pemanas
Digester, panas ini dicampur dengan air dengansuhu

40

sehingga

sistem

pemanas menerima air dengan suhu 60. Air yangsebelumnya digunakan


dapat dikembalikan dan dapat didaur ulang. Pada waktu musimdingin Pembangkit
Listrik Tenaga Biogas memerlukan panas 70% dari alat pendingingenerator dan
memerlukan 10% pada musim panas. Jika Pembangkit Listrik TenagaBiogas
hanya digunakan untuk produksi gas air panas dapat diambil dari boiler.
Rata-rata waktu Penyimpanan biomasa dalam bioreactor (tergantung pada
material yang digunakan ) sampai 20 hingga 40 hari, selama waktu ini bahan
organik melakukan metabolisasi(dimodifikasi) oleh microorganisme, pakan ternak
dari jagung disimpan dalam rentang waktu 70 hingga 160 hari, waktu
penyimpanan ditetapkan dari ukuran digester.
Proses fermentasi dilakukan oleh bakteri anaerob, yang dimasukan ke
digester sepanjang

pengoperasian

Pembangkit

Listrik

Tenaga

Biogas.

Selanjutnya bakterianaerob tidak perlu dimasukan ke digester.Memasukan Bakteri


anaerob dilakukan dari3 cara berikut ini yaitu:
1. Memasukan inti sari bakteri anaerob
2. Menambahkan pupuk baru, atau
3. Memasukan biomasa pada saat pengoperasian Pembangkit Listrik tenaga
Biogas.

11

Biasanya metode ke 2 dan 3 yang paling murah yang digunakan orangorang. Bakteri Anaerob dimasukan ke dalam pupuk yang berasal dari perut hewan
dan tidakberbahaya bagi manusia atau hewan, karena Bioreaktor ditutup hingga
kedap udara oleh sebab itu Bioreaktor atau fermenter dapat ditempatkan dekat
dengan lahan pertanian atau lahan produksi.Sebagai hasil akhir didapatkan Biogas
dan Pupuk Organik (dalam bentuk padat maupun cair).
Biogas terdapat di gasholder, di dalam gasholder, tekanan dan biogas
dicampur sama rata. Membran EPDM pada Gasholder tahan akan daya renggang
yang besar dantahan terhadap perubahan bentuk (menggelembung). Bahan
yang terdapat pada membran memiliki daya tahan terhadap cahaya matahari,
endapan dan penguapan didalam Bioreaktor. Bioreaktor ditutup, hingga kedap
udara menutupi gasholder.Ruang udara diantara gasholder dan sisi depan yang
miring dipompa dengan udarauntuk menekan dan menyekat panas, kadangkadang Gasholder memiliki banyak penutup ruangan,penutup dapat dilindungi
oleh

sabuk

di atas

kubah

beton

ataumeletakan pemisah di tangki

beton,kapasitas gasholder 0.5 1 x pengoperasian perhari.


Dari gasholder biogas terus dialirkan ke gas co-generation unit, disini panas
dan listrik dapat diproduksi, 1m3 dari biogas memproduksi 2 Kwh energi listrik
dan 2 Kwhenergi panas, pembangkit Biogas yang besar dilengkapi dengan
system proteksiterhadap kegagalan operasi, (pengoperasian mesin dan kegagalan
pada saat pembakaranbiogas). Sistem

biogas dilengkapi dengan ventilasi,

pengekstrak embun dandesulphurization unit.


Sistem secara keseluruhan dioperasikan oleh unit kendali otomatis. Unit
kendali bekerja mengoperasikan stasiun pompa, pencampur (pengaduk), sistem

12

panas, otomatis gas dan generator, setelah bakteri anaerob mengurai biomasa.
Hasilnya siap untuk dipakai sebagaipupuk,pupuk organik cair dipisahkan oleh unit
pemisah dan tersedia di tangki. Di Jerman (amoniak cair) digunakan sebagai
pupuk dengan amoniak tinggi (NH4). Pupuk padat tersedia secara terpisah, dari
tangki penyimpan, Pupuk organik cair dipompa ketangki pengangkutan untuk
lebih jauh didistribusikan atau dijual.
Bila perusahaan tidak perlu listrik tetapi gas untuk mengisi kendaraan,
Pembangkit Biogas menyediakan dengan sistem pengolahan gas dan stasiun
pengisianmetana. Sistem pengolahan gas dilengkapi dengan alat pemisah CO2
dari biogas danberdasarkan penyerapan dan teknologi pemisah. Kandungan CO2
dapat dikurangi dari40% menjadi 10% (bahkan 1% jika mungkin diperlukan).
Pilihan ini sangat menarikdengan mempertimbangkan dengan seksama bahan
bakar disel harganya tinggi.Untuk sementara, tipe sampah organik menggunakan
cara pengoperasian sesuaiyang tersebut di atas. Sebagai contoh ini tidak dapat
dikerjakan dengan 1 jenis bahanmentah seperti air sisa penyulingan dan butiran
anggur. dalam hal ini menggunakan duasistem tingkatan dengan menggunakan
reaktor hidrolisis tambahan.
Pembangkit Listrik Tenaga Biogas sendiri memakai energi 10-15% pada
waktu musim dingin dan 3-7% di waktu musim panas. Untuk mengoperasikan
PembangkitListrik Tenaga Biogas besar hanya membutuhkan 1 orang untuk kerja
2 jam/hari.

13

Gambar 2. Skematik PLT Biogas

Gambar 3. Proses Biogas

2.5 Proses Produksi Biogas


Proses Produksi Biogas ini melalui 4 tahapan dalam fermentasi, seperti
dalam gambar berikut ini,

14

Gambar 4. Metabolisme Produk dalam fermentasi anaerob

Bakteri menguraikan sampah organik di lingkungan anaerob. Biogas itu


sendiri adalah hasil menengah metabolisme itu. Proses

pembusukan

dapat

dibagi menjadi 4 tahapan (lihat gambar 3) setiaptahapan terdiri dari bakteri


yang berbeda. Berikut tahapannya :
1.Di tahap yang pertama bakteri aerob memperbaiki zat high-molecular (protein,
karbohidrat, lemak, selulosa) dengan memakai bantuan enzim low-molecular
sebagai bahan campurannya,monosaccharida, asam amino , asam lemak dan
airadalahhasil akhirnya. Oleh bakteri hidrolisis,Enzim bertugas menguraikan
komponen substrate ke molekul kecil water-soluble. Polimer berubah
menjadi monomer (memisahkan molekul). Proses ini disebut hidrolisis.
2. Kemudian, pembusukan dilakukan oleh bakteri acid-forming. Pemisah molekul
masuk kedalam sel bakteri dimana transformasi lebih lanjut dilakukan. Proses
ini secara parsial dibantu oleh bakteri anaerob yang mengurai sisa
oksigen, oleh karena itu lingkungan anaerob cocok untuk bakteri metana.

Tahapan Produksi:

15

asam (asam cuka, asam semut, asam butyric, asam propionic, asam caproic,
asam laktat)
alkohol dan ketone (metanol, ethanol, propanol, butanol, gliserin dan aseton),
gas (karbon dioksida, karbon, hidrogen sulfida dan amoniak). Tahap ini disebut
oksidasi.
3. Selanjutnya bakteri acid-forming membentuk susunan awal metana, (asam
cuka, karbon dioksida dan hidrogen), produk ini tersusun dari asam organik.
dalam cara ini suhu kandang sangat penting.
4. Langkah ini adalah langkah terakhir dalam pembentukan metana, karbon
dioksida dan air. 90% hasil pembentukan metana diproduksi di tingkatan ini,
70% dari asam cuka. jadi formasi asam cuka 3 tahap ini adalah faktor yang
menetapkan kecepatan pembentukan metana.

Gambar 5. Tahapan proses produksi metana

16

2.5.1 Ukuran Partikel


Semakin kecil ukuran substrate partikel semakin mudah pembusukan
dilakukan oleh bakteri (ukuran bakteri 1/1000 mm), periode Fermentasi menjadi
lebih pendek, proses produksi biogas jauh lebih cepat.
Hasil akhir dari Penguraian secara biological :
Biogas (55% metana , 42% gas carbon dioksida, 2% sulfida hidrogen ,
1%hidrogen.
fermented substrate sebagai sisa fermentasi, terdiri dari air, selulosa sisa,
kuantitas kecil bakteri dan bahan gizi organik ( nitrogen, fosfor, kalium dan
lain - lain ).

2.6. Kelebihan dan Kekurangan Biogas


2.6.1. Kelebihan Biogas
1. Kebersihan Lingkungan
2. Bio-Gas
3. Bio-fertilizer(pupuk alami)
4. Mengirit biaya investasi (untuk sebuh perusahaan baru).
5. Menghasilkan Tenaga listrik
6. Menghasilkan panas
7. Mengahasilkan bahan bakar untuk kendaraan
2.6.2 Kekurangan Biogas
1. Bau tak sedap
2. Susah dalam perawatannya

17

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Biogas adalah gas mudah terbakar (flammable) yang dihasilkan dari
proses fermentasi bahan-bahan organic oleh bakteri-bakteri anaerob
(bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara).
2. Pada pembangkit ini memanfaatkan gas untuk memutar turbin.
3. Pembangkit ini mempunyai banyak keuntungan, diantaranya: dapat
mengurangi sampah yang ada dilingkungan, bahan baku mudah untuk
dicari, dan zat sisa dari pembangkit ini dapat digunakan sebagai pupuk.
4. Kekurangan dari pembangkit ini yaitu dapat menimbulkan bau yang tak
sedap dan susah dalam perawatan/ pembersihannya.
5. Nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara
dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu Biogas sangat cocok
digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan

18

pengganti minyak tanah, LPG, butana, batu bara, maupun bahan-bahan


lain yang berasal dari fosil.

3.2 Saran
Hendaknya

teknologi

anaerobic

ini

terus

disempurnakan

untuk

mendapatkan kuantitas dan kualitas biogas yang lebih baik dan mengantisipasi
krisis energy dimasa yang akan datang. Sisipositif yang dapat kita ambil dari
pengembangan teknologi anaerobic adalah bahwa tidak ada sesuatu pun yang
tidak bermanfaat di bumi ini bahkan sebuah sampah sekalipun. Dengan teknologi
anaerobik, selain memperoleh biogas, manfaat lainnya adalah akan diperoleh
pupuk organic dengan kualitas yang tinggi, yang sangat kaya akan unsur-unsur
17
yang dibutuhkan oleh tanaman. Bahkan unsur-unsur tertentu seperti protein,
selulose, lignin, dan lain-lain yang tidak bias digantikan oleh pupuk kimia. Oleh
karena itu jangan disia-siakan.

19

DAFTAR PUSTAKA

Johansyah. 2011. Makalah Biogas (Online)


http://www.ekologimanusia.blog/2011/makalah-biogas. Diakses maret 2014.

Ardiansyah dan pratama, roky. 2009. Pembangkit Listrik Tenaga Terbarukan


(Biogas). Bengkulu : Universitas Bengkulu.

Alfin, Bonard. 2011 (November). Pembangkit Listrik Tenaga Biogas, listrik .


hal. 1. (Online) http://www.marwanard.blogspot.com//makalah-deskriptif,
diakses april 2014.

You might also like