You are on page 1of 6

BAB IV.

PEMBUATAN BIOGAS

A. Tinjauan Pustaka
Biogas merupakan gas campuran metana (CH 4), karbondioksida (CO2) dan gas
lainnya yang didapat dari hasil penguraian bahan organik (seperti kotoran hewan, kotoran
manusia, dan tumbuhan) oleh bakteri metanogen. Untuk menghasilkan biogas, bahan
organik yang dibutuhkan, ditampung dalam biodigester. Proses penguraian bahan organik
terjadi secara anaerob (tanpa oksigen). Biogas terbentuk pada hari ke 4-5 sesudah
biodigester terisi penuh dan mencapai puncak pada hari ke 20-25. Biogas yang dihasilkan
sebagian besar terdiri dari 50-70% metana (CH 4), 30-40% karbondioksida (CO2) dan gas
lainnya dalam jumlah kecil (Fitria, B., 2009).
Biogas diolah dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri
anaerob dan menghasilkan gas yangsebagian besar gas metana (CH 4) dan karbondioksida
(CO2) dan beberapa kandungan gas yangjumlahnya kecil. Energi yang terkandung dalam
biogas tergantung dari konsentrasi CH4. Semakin tinggikandungan CH4 maka semakin
besar kandungan energi pada biogas, dan sebaliknya semakin kecil kandungan CH 4,
semakin kecil energi pada biogas (Wiratmana, 2012)
Biogas dihasilkan apabila bahan-bahan organik terurai menjadi senyawa-senyawa
pembentuknya dalam keadaan tanpa oksigen (anaerob). Fermentasi anaerobik ini biasa
terjadi secara alami di tanah yang basah, seperti dasar danau dan di dalam tanah pada
kedalaman tertentu. Proses fermentasi adalah penguraian bahan-bahan organik dengan
bantuan mikroorganisme. Fermentasi anaerob dapat menghasilkan gas yang mengandung
sedikitnya 50% metana. Gas inilah yang biasa disebut dengan biogas. Biogas dapat
dihasilkan dari fermentasi sampah organik seperti sampah pasar, daun daunan, dan
kotoran hewan yang berasal dari sapi, babi, kambing, kuda, atau yang lainnya, bahkan
kotoran manusia sekalipun. Gas yang dihasilkan memiliki komposisi yang berbeda
tergantung dari jenis hewan yang menghasilkannya (Firdaus, U.I., 2009).
Kotoran sapi sangat cocok sebagai sumber penghasil biogas maupun sebagai
biostarter dalam proses fermentasi, karena kotoran sapi tersebut telah mengandung
bakteri penghasil gas metan yang terdapat dalam perut hewan ruminansia
17

18

(Sufyandi, 2001). Berdasarkan hasil riset yang pernah ada diketahui bahwa setiap 1 kg
kotoran ternak berpotensi menghasilkan 36 liter biogas. Kotoran sapi merupakan substrat
yang paling cocok sebagai sumber penghasil biogas. Kotoran sapi mengandung bakteri
penghasil gas metana yang terdapat dalam perut ruminansia. Bakteri tersebut membantu
dalam proses fermentasi sehingga mempercepat proses pembentukan biogas.
Komposisi unsur dari kotoran sapi meliputi:
Jenis Gas
Methana (CH4)
Karbondioksida (CO2)
Nitrogen (N2)
Karbonmonoksida (CO)
Oksigen (O2)
Propena (C3H8)
Hydrogen Sulfida (H2S)
Nilai Kalori (kkal/m2)
Sumber: Hermawan, dkk 2007

Kotoran Sapi
65,7
27,0
2,3
0
0,1
0,7
6513

Biogas dengan udara (oksigen) dapat membentuk campuran yang mudah meledak
apabila terkena nyala api karena flash point dari metana (CH4) yaitu sebesar -188 C dan
autoignition dari metana adalah sebesar 595 C. Biogas tidak menghasilkan karbon
monoksida apabila dibakar sehingga aman dipakai untuk keperluan rumah tangga.
Komponen metana dalam biogas bersifat narkotika pada manusia, apabila dihirup
langsung dapat mengakibatkan kesulitan bernapas dan mengakibatkan kematian
(Purnama, C., 2009).
Kotoran hewan lebih sering dipilih sebagai bahan pembuat biogas karena banyak
tersedia dan mudah diperoleh. Bahan ini memiliki keseimbangan nutrisi, mudah
diencerkan dan relatif dapat diproses secara biologi. Selain itu kotoran yang masih segar
lebih mudah diproses dibandingkan dengan kotoran yang lama dan telah mengering
(Pambudi, A., 2008).
Proses pembuatan biogas dengan menggunakan biodigester pada prinsipnya
adalah menciptakan suatu sistem kedap udara dengan bagianbagian pokok yang terdiri
dari tangki pencerna (digester tank), lubang input bahan baku, lubang output lumpur sisa
hasil pencernaan (slurry) dan lubang penyaluran biogas yang terbentuk. Dalam digester
terkandung bakteri metana yang akan mengolah limbah organik menjadi biogas
(Sufyandi, A., 2001).

19

Konversi limbah melalui proses anaerobic digestion dengan menghasilkan biogas


memiliki beberapa keuntungan yaitu biogas merupakan energi tanpa menggunakan
material yang masih memiliki manfaat termasuk biomassa sehingga biogas tidak merusak
keseimbangan karbondioksida yang diakibatkan oleh penggundulan hutan (deforestation)
dan perusakan tanah. Energi biogas dapat berfungsi sebagai energi pengganti bahan bakar
fosil sehingga akan menurunkan gas rumah kaca di atmosfer dan emisi lainnya. Metana
merupakan salah satu gas rumah kaca yang keberadaannya di atmosfer akan
meningkatkan temperatur dengan menggunakan biogas sebagai bahan bakar maka akan
mengurangi gas metana di udara (Zachrayni, I., 2009).
B. Materi dan Metode
Praktikum Pembuatan Biogas dilaksanakan pada hari Jumat, 5 Desember 2014,
pukul 14.30-16.00 WIB di Minifarm Jatikuwung, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
1. Materi
a. Alat
1) Ember
2) Pengaduk
3) Botol kaca
4) Selang
5) Termometer
6) Balon
7) Timbangan digital
8) Plaster
9) Kertas lakmus
b. Bahan
1) Feces sapi 500 gr
2) EM-4 150 ml
3) Air 1 liter
2. Metode
Prosedur pembuatan biogas:
a. Menimbang urine sebanyak 500 gr dengan menggunakan timbangan digital,
jika terdapat kotoran dalam maka kotoran tersebut dibuang terlebih dahulu,
kemudian dimasukkan kedalam ember.
b. Menambahkan air 1 liter kedalam ember yang berisi feses dan diaduk rata
hingga feses larut dalam air.
c. Menambahkan EM-4 sebanyak 150 ml kedalam ember, kemudian diaduk
hingga homogen.

20

d. Sambil menunggu bahan menjadi homogen, maka dapat mempersiapkan botol


yang disambung dengan selang dan balon menggunakan plaster.
e. Bahan yang sudah homogen kemudian dimasukkan kedalam botol dan ditutup
rapat, kemudian memposisikan selang tegak dengan balon berada paling ujung
dan botol dilantai (bawah).
f. Mengukur pH diawal dan pH akhir.
C. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
Tabel 4. Hasil Uji Kualitas Biogas
Sampel Biogas
Keterangan
Volume gas
Tidak ada
Nyala api
Tidak ada
pH awal (waktu pembuatan)
4
pH akhir (biogas sudah jadi)
8
Sumber: Laporan Sementara Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ikutan Ternak
2014

2. Pembahasan

Gambar 5. Proses penimbangan feses


Proses pembuatan biogas sangatlah mudah. Bahan-bahan yang digunakan
sangat mudah didapatkan, yang terdiri dari feses sapi 500 gr, air 1 liter dan EM-4 150
ml. Cara pembuatannya dengan cara mencampurkan urine dengan air dan diaduk
hingga homogen, setelah homogen ditambhakan dengan EM-4 yang berfungsi

21

sebagai bakteri pengurai. Bahan yang sudah homogen lalu dimasukan kedalam botol
dan difermentasi selama 12 hari. Sebelum dilakukan fermentasi dilakukan
pengukuran pH awal erlebih dahulu, dan setelah hari ke-12 kembali diukur pHnya.
pH awal diperoleh 4 dan pH akhir diperoleh 8. Biogas yang dihasilkan tidak memiliki
nyala api dan volume. Hal ini disebabkan bahan-nbahan yang digunakan terlalu
sedikit dan botol yang terlalu kecil.

Gambar 6. Hasil pembuatan biogas


Fermentasi dalam

pembuatan biogas ini menggunakan fermentasi anaerob

yang dapat menghasilkan gas yang mengandung sedikitnya 50% metana. Gas inilah
yang biasa disebut dengan biogas. Menurut Firdaus, U.I, (2009) gas yang dihasilkan
memiliki

komposisi

yang

berbeda

tergantung

dari

jenis

hewan

yang

menghasilkannya. Biogas dapat dihasilkan dari fermentasi sampah organik seperti


sampah pasar, daun daunan, dan kotoran hewan yang berasal dari sapi, babi, kambing,
kuda, atau yang lainnya, bahkan berasal dari kotoran manusia.
Pengubahan atau pengolahan limbah melalui proses anaerobic digestion
dengan menghasilkan biogas memiliki beberapa keuntungan yaitu biogas merupakan
energi tanpa menggunakan material yang masih memiliki manfaat termasuk biomassa
sehingga biogas tidak merusak keseimbangan karbondioksida yang diakibatkan oleh
penggundulan hutan (deforestation) dan perusakan tanah. Menurut Wiratmana (2012),
energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari konsentrasi CH4. Semakin
tinggi kandungan CH4 maka semakin besar kandungan energi pada biogas, dan
sebaliknya semakin kecil kandungan CH4, semakin kecil energi pada biogas.
D. Kesimpulan

22

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ikutan
ternak acara pembuatan biogas ini adalah :
1. Pembuatan biogas tidak menghasilkan volume dan nyala api.
2. pH awal biogas adalah 4 dan pH akhir adalah 8.
3. Pembuatan biogas ditambahkan starter EM-4 yang berfungsi sebagai bakteri
pengurai.

You might also like