You are on page 1of 8

ACARA I

PENGARUH ASAL LETAK BIJI DALAM BUAH TERHADAP


PERTUMBUHAN SEMAI BIJI KAKAO
A. Pelaksanaan Praktikum
Hari, Tanggal

: Rabu, 28 September 2016

Waktu

: 07.30 09.30 WIB

Tempat

: Kebun Percobaan Wedomartani, Ngemplak, Sleman,


Yogyakarta

B. Tujuan
Mengetahui pengaruh letak biji dalam buah terhadap pertumbuhan semai
biji kakao.
C. Dasar Teori
Klasifikasi Kakao :
Kingdom

: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom

: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi

: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas

: Dilleniidae

Ordo

: Malvales

Famili

: Sterculiaceae

Genus

: Theobroma

Spesies

: Theobroma cacao L.

Theobroma cacao adalah nama biologi yang diberikan pada pohon kakao
oleh Linnaeus dalam edisi pertama dari buku terkenal berjudul Species
Plantarum yang terbit tahun 1753. Tanaman Kakao merupakan tanaman
perkebunaan berprospek menjanjikan. Tetapi jika faktor tanah yang semakin
keras dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami,
faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman, serta faktor
pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka tingkat produksi dan kualitas
akan rendah (Susanto, 1994).

Kakao merupakan tanaman perkebunan di lahan kering, dan jika


diusahakan secara baik dapat berproduksi tinggi serta menguntungkan secara
ekonomis. Sebagai salah satu tanaman yang dimanfaatkan bijinya, maka biji
kakao dapat dipergunakan untuk bahan pembuat minuman, campuran gulagula dan beberapa jenis makanan lainnya bahkan karena kandungan lemaknya
tinggi biji kakao dapat dibuat cacao butter / mentega kakao, sabun, parfum dan
obat-obatan (Siregar dkk, 1989).
Tanaman kakao dapat diperbanyak secara vegetatif dan generatif.
Perbanyakan vegetatif dengan menggunakan metode okulasi dan sambung
pucuk.

Perbanyakan

generatif

dilakukan

dengan

menggunakan

biji.

Perbanyakan tanaman kakao juga dapat dilakukan dengan kombinasi antara


perbanyakan vegetatif dengan perbanyakan generatif (Siregar et al, 1992).
Biji yang baik adalah yang berasal dari bagian tengah buah, yaitu 2/3
bagian dari untaian biji. Biji yang terletak di bagian tengah menunjukkan
persentase kerusakan dan biji yang tidak tumbuh terkecil serta daya dan
panjang kecambah terbesar. Biji yang terletak di bagian tengah memiliki
ukuran yang lebih besar jika dibandingkan dengan bagian pucuk ataupun
pangkal. Dengan demikian, secara kuantitatif, biji yang berukuran besar
jumlah cadangan makanan akan semakin banyak sehingga dapat mencukupi
kebutuhan hidupnya (Sutopo, 2002).
Dalam pembibitan harus sesuai dengan aturan menanam bibit yang baik,
yang harus diperhatikan antara lain:
a. Cara Meletakkan Biji
Biji yang dinamakan eye atau radikal yaitu tempat keluarnya akar,
diletakkan di sebelah bawah. Jika eye atau mata atau radikal tidak dapat
dibedakan, maka biji dengan ujung yang besar, diletakkan di bawah. Hal
ini memang sangat penting karena kakao bersifat epigaes yang artinya
berkecambah dengan keping bijinya di atas tanah. Oleh perpanjangan
hipokotil, keping biji akan terangkat di atas tanah.
Dengan meletakan mata berada di sebelah bawah, lembaga tanaman
tidak kehilangan energi untuk mengangkat kepingnya ke atas tanah. Biji di
susun dengan jarak alur kurang lebih 3 cm, dan jarak biji satu dengan

lainnya dalam alur kurang lebih 1 cm. Biji kita pendam secukupnya,
hingga hanya sebagian kecil saja yang tersembul dari tanah. Setelah biji
dikecambahkan,

bedengan

kecambah

segera

disiram.

Penyiraman

bedengan kecambah kakao ini haruslah dilakukan sehari dua kali, yaitu
pagi dan sore.
b. Pemindahan Kecambah
Setelah 4 atau 5 hari biji-biji itu mulai berkecambah, demikian juga
dengan biji-biji yang lainnya. Pada hari ke 12 semua biji akan
berkecambah. Pemindahan kecambah ke keranjang ataupun kantongkantong plastik dilakukan setelah keping-keping biji mulai tersimbul ke
atas. Pemindahan dikatakan terlambat bila keping sudah membuka dan
sepasang daun kecil telah tumbuh. Pemindahan yang terlambat
memungkinkan terputusnya akar tunggang. Karena akar tunggang ini telah
berkembang dan mungkin telah bercabang. Kemudian dipindah, ditanam
ke dalam keranjang. Untuk ukuran keranjang maupun kantong-kantong
plastik itu tergantung dari kebutuhan saja.
Setelah bibit berusia antara 6 sampai 8 bulan, barulah dipindahkan ke
lapangan berkebun. Di dalam keranjang yang berukuran diameter 15 20
cmdengan tinggi antara 30 35, diisi dengan tanah kompos (yang telah
betul-betul

menjadi

tanah)

yang

dicampur

dengan

pasir

dalam

perbandingan 1 : 1. Keranjang atau kantong plastik yang sudah diisi tanah


tersebut dengan 1 2 cm di bawah tepi.Pada keranjang atau kantong
plastik yang sudah terisi kecambah dipindahkan untuk kemudian
dipelihara secara baik-baik (Fitri, 2013).

D. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Pisau
b. Bak Semai Biji
2. Bahan
a. Buah Kakao
b. Larutan Kapur/serbuk gergaji
c. Fungisida

d. Pasir dan Pupuk Kandang


E. Cara Kerja
1. Cara mengambil biji dari buah:
a. Memilih buah masak, pecah dengan alat pemukul sampai terbelah atau
potong membujur.
b. Mengeluarkan atau mengambil biji, dan pisahkan biji yang tengah
(perlakuan 1) dan satukan biji ujung dan pangkal sebagai perlakuan 2.
c. Merendam biji yang dilapisi daging buah (pulp) dalam larutan kapur
2,5% atau dengan serbuk gergaji, dengan cara diremas-remas.
d. Mencuci dengan air bersih, daging buah dan kulit biji dikupas,
kemudian dicuci kembali.
e. Merendam dalam larutan fungisida selama 5 10 menit tujuanya untuk
melindungi biji dari serangan jamur kemudian keringkan, sehingga
kadar air tinggal 40%.
2. Menyiapkan media perkecambahan terdiri dari campuran pasir/tanah
porous dan pupuk kandang 1 : 1.
3. Menanam biji dalam media semai (bagian yang rata menghadap ke media).
4. Melakukan pemeliharaan meliputi penyiraman, penyiangan dan
pengendalian hama dan penyakit hingga tanaman siap di sapih (umur 2
minggu setelah perkecambahan).
F. Hasil dan Perhitungan
Tabel 1.1. Perkecambahan Biji Kakao
Pangkal
Jumlah Biji
Jumlah Biji
yang
yang
Ulangan
Dikecambahka
Tumbuh
n
Normal
1
20
20
2
20
19
3
20
20
4
20
20
Jumlah
80
79

Persentase Perkecambahan Ujung =

Tengah
Jumlah Biji
yang
Dikecambahka
n
20
20
20
20
80

79
100 =98,75
80

Jumlah
Biji yang
Tumbuh
Normal
19
20
20
20
79

Persentase Perkecambahan Tengah =

79
100 =98,75
80

Tabel 1.2. Deviasi Standar Perkecambahan Biji Kakao


Ulangan
1
2
3
4
Jumlah
D

2
( n)

D 2

n1
SD=
SD=

SD=

Pangkal (x1)
20
19
20
20
79

SD=

Tengah (x2)
19
20
20
20
79

1
02
2
41
4

1
( 20 )
3
2
3

SD=0,47

d
0
n
4
0
t hitung =
=
=
=0
SD 0,47 0,47
2
n 4

db=( n r ) 1

db=( 4 2 )1

db=7

D (x1-x2)
1
-1
0
0
0

D2
1
1
0
0
2

t tabel (7 ; 0,05 )=0,2422

t hitung <t tabel , Jadi tidak beda nyata

G. Pembahasan
Pada praktikum ini digunakan biji tanaman kako bagian tengah, ujung dan
pangkal. Biji tanaman kakao di beri perlakuan dengan cara ditanam pada
media tanam berupa tanah : kompos 1 : 1. Percobaan ini menggunakan 80 biji
kakao bagian tengah namun yang berhasil tumbuh sebanyak 79 biji sehingga
presentase keberhasilannya sebesar 98,75%. Sedangkan pada biji kakao
bagian ujung pangkal juga sebanyak 80 dan yang berhasil berkecambah
sebanyak 79 biji sehingga presentase keberhasilannya sebesar 98,75%.
Pada dasarnya menurut teori pertumbuhan biji kakao yang seharusnya
lebih baik yaitu dengan menggunakan biji kopi bagian tengah karena biji
yang terletak di bagian tengah menunjukkan persentase kerusakan dan biji
yang tidak tumbuh terkecil serta daya dan panjang kecambah terbesar. Biji
yang terletak di bagian tengah memiliki ukuran yang lebih besar jika
dibandingkan dengan bagian pucuk ataupun pangkal. Dengan demikian,
secara kuantitatif, biji yang berukuran besar jumlah cadangan makanan akan
semakin

banyak

sehingga

dapat

mencukupi

kebutuhan

hidupnya.

Penyimpangan dari teori ini dapat disebabkan karena penempatan


perkecambahan biji yang berada dibawah naungan juga dapat memacu
pertumbuhan biji kakao karena pada dasarnya tanaman kakao akan tumbuh
baik pada intensitas cahaya yang rendah dan cara meletakkan biji pada media
tanam yang benar juga membuat akar pada biji kakao dapat tumbuh dengan
cepat dan baik serta perawatan biji tengah dan ujung pangkal sama sama
seimbang dan memenuhi syarat budidaya sehingga pertumbuhannya sama.
Namun dari hasil pengamatan presentase kedua perbandingan pada tabel
diatas dapat diketahui bahwa presentase biji kakao bagian tengah dan biji
kakao bagian ujung pangkal sama. Dari hasil perhitungan standar defisiensi
(SD) diperoleh sebesar 0,47 dan diperoleh t hitung sebesar 0 dengan t tabel
0,2422 . Sehingga dapat diketahui bahwa t hitung lebih kecil daripada t

tabel artinya tidak beda nyata yang berarti perkecambahan pada biji bagian

tengah dan biji bagian ujung pangkal tidak ada pengaruhnya. Tidak ada
perbedaan antara pertumbuhan biji bagian tengah dan biji bagian ujung
pangkal karena faktor penempatan bak penyemaian yang ternaungi, cara
meletakkan biji pada media tanam dan biji yang digunakan belum memenuhi
syarat.
H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan di atas dapat disimpulkan bahwa letak biji
kakao yang digunakan untuk semai yang pertumbuhannya baik ialah bagian
tengah bagian ujung pangkal biji. Berdasarkan perhitungan uji t, diperoleh
bahwa t hitung lebih kecil daripada t tabel yang artinya tidak beda nyata.Hal
ini karena beberapa faktor penempatan bak semai, cera peletakan biji dan biji
yang digunakan tidak memenuhi syarat..

DAFTAR PUSTAKA
Fitri.

2013.
Tanggapan
Bibit
Kakao
dari
Bagian
Ujung
http://www.anakagronomy.com. (Diakses pada tanggal 4 November
2016, Pukul 06:41 WIB).

Siregar,Tumpal H.S, dkk. 1989. Budidaya, Pengelolaan dan Pemasaran Coklat.


PT Penebar Swadaya: Jakarta.
Siregar, T.H, S. Riyadi, dan L. Nuraeni. 1992. Budidaya, Pengolahan dan Cara
Pemasaran Coklat. Penebar Swadaya: Jakarta
Susanto, F.X.1994. Tanaman Kakao. Penerbit Kanisius: Yogyakarta.
Sutopo, Lita. 2002. Teknologi Benih. Rajawali Pers: Jakarta.

You might also like