You are on page 1of 14

LAPORAN PRAKTIKUM

PINDAH PANAS
ACARA I
PENGARUH KALOR TERHADAP SUHU ZAT

Disusun Oleh:

Nama

: MUHAMMAD NASARUDIN

NIM

: J1B014070

Kelompok

: VII

Nama Ko. Asisten : SASPUTRA

LABORATORIUM BIOPROSES
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2016

HALAMAN PENGESAHAN

Mataram, 21Desember 2016


Mengetahui,
Co. Assisten Praktikum pindah panas

Praktikan

Sasputra
Nim:J1b013100

Muhammad Nasarudin
Nim:J1b014070
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ketika kita memanaskan atau mendinginkan suatu benda sampai pada suhu
tertentu, bebrapa sifat fisik benda tersebut berubah. Sifat-sifat benda yang akibat
berubah adanya perubahan suhu di sebut sifat termometrik. Sifat termometrik suatu
zat dapat di manfaatkan sebagai suatu alat pengukur suhu. Thermometer adalah alat
yang di gunakan untuk mengukur suhu atau benda. Berbagai jenis thermometer di
buat berdasarkan beberapa sifat termometrik zat, seperti pemuain zat padat, pemuain
zat cair, pemuain gas, tekanan zat cair, teknan udara, regangan zat padat, hambatan
zat

terhadap

arus

listrik,

dan

intensitas

cahaya

(radiasi

benda).

Berdasarkan sifat termomatrik zat, jenis-jenis thermometer antara lain sebagai


berikut.Thermometer Zat Cair Alat ni bekerja berdasarkan prinsip bahwazat cair akan
memuai (bertamba volumenya jika di panaskan).
Kalor merupakan salah satu bentuk energi maka satuan kalor pun sama
dengansatuan energi, yaitu joule atau kalori. Kalor dapat menaikkan suhu suatu zat
dan dapatmengubah wujud zat. Benda yang mendapat kalor suhunya naik, sedang
yang melepas kalor suhunya turun. Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud zat
dinamakan kalor laten dan kalor uap. Kalor laten itu adalah banyaknya kalor yang
diperlukan dan dilepaskan oleh 1 kg atau 1 g zat agar dapat mengubah wujudnya
sedangkan kalor uap yaitu banyaknya kalor per satuan massa yang diberikan pada zat
di titik didihnya agar wujud zat cair berubah menjadi wujud gas seluruhnya pada titik
didih tersebut. Titik uap adalah kalor yang diperlukan oleh satuan massa zat cair
untuk menguap pada titik didhnya.
. Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan atau
melepaskan suhu 1 kilogram massa suatu zat sebesar 10C atau 1 Kelvin. Kapasitas
kalor suatu benda adalah benyaknya kalor yang diperlukan zat untuk menaikkan suhu
sebesar 10C atau 1 K atau kemampuan suatu benda untuk menerima atau melepas
kalor untuk menaikkan atau menurunkan suhu benda sebesar 10C atau 1 K.
Suhu atau temperatur benda adalah besaran yang menyatakan derajat panas
suatu benda.Benda yang panas eememiliki suhu yang tinggi, sedangkan benda yang

dinginkan memiliki suhu yang rendah. Perlu diketahui bahwa suhu merupakan
besaran, maka yang memiliki suhu tentu benda. Misalnya suhu es yang sedang
mencair, suhu air yang mendidih dan seterusnya. Jadi tidak ada suhu tempat atau
ruangan, yang ada adalah suhu udara di tempat atau ruangan.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah
1.

untuk menentukan pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda


2. menentukan pengaruh massa benda terhadap perubahan suhu jika suatu zat
mendapatkan kalor.

II TINJAUAN PUSTAKA

Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara
umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan
mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh
benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang
dikandung sedikit.Sebagai contoh air panas memiliki suhu yang tinggi. Air dingin
memiliki suhu yang rendah. Apabila kedua kondisi suhu tersebut dicampur, akan
diperoleh suhu yang baru pada air. Perubahan suhu terjadi karena panas dari suhu air
yang lebih tinggi berpindah ke air yang suhunya lebih rendah. Suhu rendah
meningkat, karena menerima panas dari suhu tinggi. Panas yang bergerak dari suhu
yang tinggi ke suhu yang rendah itu disebut kalor. Keenan. (2005)
Sewaktu air dipanaskan, air menerima energi panas dari api melalui cerek yang
mewadahinya. Air menerima energi panas, ditandai dengan adanya kenaikan suhu.
Semakin besar energi panas yang diterima air, semakin besar pula kenaikan suhu pada
air.Peristiwa itu menunjukkan semakin besar kalor yang diterima suatu benda,
semakin besar pula kenaikan suhu pada benda tersebut. Pertambahan kalor sebanding
dengan perpindahan panas dari api ke benda yang menerimanya, dan sebanding pula
dengan kenaikan suhunya. Apabila banyaknya kalor dinyatakan dengan Q, dan
perubahan suhu dinyatakan dengan DT (perubahan suhu), maka hubungan kalor
dengan perubahan suhu dapat dinyatakan dengan persamaan :Q T(Unrmi, 2007)
Kalor merupakan salah satu bentuk energi, karena kalor adalah energi panas
yang mengalir dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih
rendah. Kalor diukur dengan satuan kalori. Satu kalori yaitu banyaknya energi panas
yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu sebesar 1C pada 1 gram air. Air yang
massanya 1.000 gram dinaikkan suhunya dari 24C menjadi 25C dibutuhkan energi
sebesar 1.000 kalori. Sedangkan berdasarkan satuan SI, energi kalor dinyatakan
dengan joule (J). Joule berasal dari percobaan James Prescott Joule, bahwa 1 kalori
sebanding dengan 4,186 yang dibulatkan menjadi 4,2 joule (1 kalori = 4,2 joule)

sehingga 1 joule itu sebanding dengan 4,2 kalori (1 joule = 4,2 kalori). Petrucci,
Ralph H. (2003)
Banyaknya benda yang dipanaskan pada umumnya dinyatakan dengan massa
benda. Massa benda dilambangkan dengan m dengan satuan kilogram (kg). Maka,
banyaknya kalor yang dibutuhkan (Q) sebanding dengan massa benda atau secara
bentuk persamaannya :Q m Banyaknya kalor yang diperlukan antara air dan
minyak goreng yang sama massanya akan berbeda. Minyak goreng akan lebih cepat
panas dibandingkan air, sehingga kalor yang dibutuh-kan air intuk mencapai suhu
tersebut, lebih banyak. Dengan demikian faktor ketiga yang memengaruhi
jumlah kalor yang dibutuhkan adalah jenis zat. Syukri, S. (2004)

III METODE
3.1 Alat dan Bahan Praktikum
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah neraca,
termometer, neraca, gelas beaker, kompor listrik, statif, stopwatch, kaki tiga, statif,
air dan minyak
3.2 Prosedur Kerja
alat dan bahan
Timbang berat kososng gelas beaker.

Timbang berat kososng gelas, Tuang 500ml air kedalam gelas


beaker, catat suhu awal
Tuang 500ml air kedalam panic, letakkan diatas kompor listrik

Ukur suhu air setiap menit


Nyalakan kompor listrik, , atur Mode 600 watt
Tuang 250 dan 450 ml kedalam panci, lalu letakan di atas kompor

Ukur suhu air setiap 1 menit, amati kenaikan suhu air sehingga suhu air
mencapai 90 oC

Ulangi langkah 2 hingga 6 untuk volume air dan minyak masing-masing


250 ml, masukkan data yang diperoleh pada tabel berikut

IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengamatan pemberian kalor terhadap minyak dan air
Bahan

Massa
(gr)

Menit
ke-

Suhu
(C)

t (tto)

Air (250
ml)

237.75

Air (450
ml)

436.9

Minyak(25
0 ml)

191.72

0
1
2
3
4
5
6
7
0
1
2
3
4
5
6
7
0
1
2
3
4
5
6
7

28
36
44
54
62
69
73
79
29
33
38
42
47
51
56
60
31
50
71
93
115
129
141
150

0
8
8
10
8
7
4
6
0
4
5
4
5
4
5
4
0
19
21
22
22
14
12
9

Gambar Pemberian kalor terhadap minyak dan air


4.2 Pembahasan
Kalor adalah energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke
benda yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan. Kalor yang
diberikan dalam sebuah benda dapat digunakan untuk 2 cara, yaitu untuk merubah
wujud benda atau untuk menaikkan suhu benda itu.
Berdasarkan pada praktikum ini dapat diketahui hasil dalam sebuah grafik

Grafik Kenaikan Suhu Air Selama Proses Pemanasan pada Volume 250 ml dan 450 ml
100
80
60
Suhu (C) 40
20
0

250 mL
400 mL

0 1 2 3 4 5 6 7
Menit ke-

Pada grafik diatas kenaikan suhu air selama proses pemanasan ini
menujukkan bahwa suhu pada volume air 250 ml lebih tinggii dibandingkan suhu
pada volume air yang 450 ml, hal ini dikarenakan air yang berada pada volume 250

ml lebih sedikit dan lebih cepat panas sedangkan pada volume 450 ml disamping
banyak volumenya juga proses pemanasannya lama dan yang pastinya kedua proses
tersebut memiliki perbedaan waktu.

Grafik Perubahan Suhu Air dalam Proses Pemanasan pada Volume 250 mL dan 450 mL
12
10
8
6
suhuC air 250 ml
4

air 400 ml

2
0
1

waktu ke-

Sedangkan pada grafik yang menunjukkan perubahan suhu air dalam proses
pemanasan diatas, bahawa dalam tingkat perubahanya pada volume 250 ml
mengalami peningkatan dalam setiap menit sedangkanpada volume 450 ml tetap
berada dibawah volume 250, tetapi pada waktu kewaktu tepatnya menit ke
perubahanya mengalami sedikit peningkatan dan mulai menurun di menit ke 8

Grafik Kenaikan Suhu Air dan Minyak Selama Proses Pemanasan pada Volume 250 mL

Suhu C

160
140
120
100
80
60
40
20
0

Air
Minyak

0 1 2 3 4 5 6 7

Menit ke-

Kemudian Pada grafik diatas kenaikan suhu air dan minyak selama proses
pemanasan pada volume 250 ml ini menujukkan bahwa suhu pada minyak lebih
tinggii dibandingkan suhu pada air, ini dikarenakan massa jenis air lebih besar dari
pada minyak, sehingga penerimaan kalornya lebih bagus pada minyak

Grafik Perubahan Suhu Air dan Minyak Goreng Selama Proses Pemanasan dengan Volume 250 mL
30
25
20

suhu C

air 250 ml

15

minyak 250 ml

10
5
0
1 2 3 4 5 6 7 8

menit kekemudian pada grafik yang menunjukkan perubahan suhu air dan minyak
dalam proses pemanasan pada volume 250 ml diatas, bahwa pada minyak dalam
tingkat perubahan mengalami peningkatan dan akan kembali turun suhu yang dalam
keadaan tetap pada menit ke 6,7, dan 8
Azas Black Teori kalorik menyatakan bahwa setiap benda mengandung
sejenis zat alir (kalorik) yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia. Teori ini
diperkena lkan oleh Antoine Lavoiser. Teori ini juga menyatakan bahwa benda yang
suhunya tinggi mengandung lebih banyak kalor dari pada

benda yang suhunya

rendah. Ketika kedua benda disentuhkan, benda yang suhunya tinggi akan kehilangan
sebagian kalor yang diberikan kepada benda bersuhu rendah. Akhirnya para ilmuwan
mengetahui bahwa kalor sebenarnya merupakan ssalah satu bentuk energi. Karena
merupakan energi maka berlaku prinsip kekekalan energi yaitu bahwa semua
bentuk energi adalah ekivalen (setara) dan ketika sej umlah energi hilang, proses
selalu disertai dengan munculnya sejumlah energi yang sama dalam bentuk lainnya.

Kekekalan energi pada pertukaran kalor pertama kali ditemukan oleh seorang
ilmuwan Inggris Joseph Black dengan pernyataan : kalor yang dilepaskan o leh air
panas (Qlepas) sama dengan kalor yang diterima air dingin (Q terima).
Setelah kita mengetahui perubahan suhu selama pemanasan sebagai salah satu
faktor yang memengaruhi bayaknya kalor untuk menaikkan suhu suatu zat, maka dari
kegiatan berikut ini kita akan memahami faktor lainnya.

Salah satu faktor banyaknya kalor ketika pemanasan air berupa peningkatan
suhu Ketika memanaskan air semakin lama waktunya semakin tinggi kenaikan
suhunya, dan semakin tinggi suhunya semakin banyak pula energi kalor yang
diperlukannya.

Dengan

demikian

perubahan

suhu

berpengaruh

terhadap

banyaknya energi kalor yang diperlukan. Selain perubahan suhu, ada dua faktor lagi
yang dapat memengaruhi banyaknya energy kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan
suhu zat. Berikut ini uraian dua faktor yang lainnya itu. Banyaknya benda yang
dipanaskan pada umumnya dinyatakan dengan massa benda. Massa benda
dilambangkan dengan m dengan satuan kilogram (kg). Maka, banyaknya kalor yang
dibutuhkan (Q) sebanding dengan massa benda atau secara bentuk persamaannya :Q
m Banyaknya kalor yang diperlukan antara air dan minyak goreng yang sama
massanya akan berbeda. Minyak goreng akan lebih cepat panas dibandingkan air,
sehingga kalor yang dibutuh-kan air intuk mencapai suhu tersebut, lebih banyak.
Dengan

demikian

faktor

dibutuhkan adalah jenis zat

ketiga

yang

memengaruhi

jumlah kalor

yang

V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dalam hasil dan pembahasan dapat kita tarik kesimpulan adalah sebagai
berikut:
1. Kalor adalah energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke
benda yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan
2. Factor yang mempengaruhi kalor adalah Ketinggian permukaan daratnya
Makin tinggi dari permukaan laut, makin dingin suhunya, Posisinya dari
garis edar matahari Semakin berada pada posisi katulistiwa, semakin panas
daerah tersebut, Posisi daratan dalam garis edar angin kering, Semakin
berada dalam garis edar angin kering, semakin panas daerah tersebut,
Tingkat kehijauan daratannya, Semakin hijau, semakin dingin dibanding
daerah yg gersang
3. Massa jenis air lebih besar dari pada minyak, sehingga penerimaan kalornya
lebih bagus pada minyak
5.2 Saran
Dalam praktiklum ini Sebaiknya memperhatikan dan berhati hati ,karna akan
mempengaruhi pengambilan data

DAFTAR PUSTAKA

Keenan. 2005. Fisika untuk Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.


Petrucci, Ralph H. 2003. Fisika Dasar Prinsip dan Terapan Modern
Jilid 2 Edisi 4. Jakarta: Erlangga.
Syukri, S.2004. Fisika Dasar 1. Bandung: ITB.
Unrmi, 2007 . Kalor Jenis Fisika Jilid1 edisi empat. Erlangga

You might also like