You are on page 1of 49

ACARA III

TERMOKIMIA
A.PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1.Tujuan praktikum : a. untuk mempelajari perubahan energi pada reaksi kimia.
b.untuk mengukur perubahan kalor dengan percobaan yang sederhana.
2.Waktu praktikum : Jumat,14 November 2014
3.tempat praktikum : Laboratorium Kimia Dasar , Lantai III
Fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam,Universitas Mataram
B.LANDASAN TEORI
Kalor tidak sama dengan suhu.Bila mengukur suhu,itu berarti mengukur energi kinetik
rata rata dari setiap partikel.Sedangkan karol adalah ukuran jumlah energi total yang dimiliki
oleh suatu zat.jika suatu zat cair mempunyai suhu yang sama tetapi keduanya memiliki jumlah
kalor yang sangat berbeda.Energi kinetik dapat di ubah menjadi energi lainnya.pada reaksi kimia
biasa,energy tidak dihasilkan atau dimusnahkan tetaoi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk
lainnya (Moore,2003:29)
Reaksi kimia antara molekul-molekul memerlukan pemecahan ikatan yang ada dan
pembentukan ikatan baru dengan atom-atom yang tersusun secara berbeda.suatu kuantitas
penting yang diukur adalah perubahan entalpi ikatan.Entalpi ini selalu positif,sebab kalor harus
diberikan kedalam kimpulan molekul-molekul yang stabil untuk memecahkan ikatannya
(oxtoby,2001:211)
Dan istilah yang banyak digunakan berkaitan dengan kalor reaksi adalah reaksi
eksotermik dan reaksi endotermik.Reaksi endotermik adalah reaksi yang menghasilkan kenaikan
suhu

dalam

sistem

terisolasi

atau,dalam

sistem

tidak

terisolasi,memberikan

kalor

kesekeliling.Untuk reaksi eksotermik,kalor reaksi mempunyai kuantitas negative (q reaksi <


0).dalam reaksi endotermik,situasinya adalah suhu turun dalam sistem terisolasi atau
memperoleh kalor dari sekeliling pada sistem tidak terisolasi.dalam kasus ini,kalor reaksi

mempunyai kuantitas positif (q reaksi > 0).kalor reaksi ditentukan melalui percobaan dalam
suatu kalorimeter,yaitu peranti untuk mengukur kuantitas kalor.sebuah kalorimeter bom sangat
cocok untuk mengukur kalor yang timbul dalam reaksi pembakaran.Jika reaksi pembakaran
terjadi,energi kimia dikonversi menjadi energy termal,dan suhu sistem meningkat.Kalor
reaksi,seperti yang di jelaskan sebelumnya,adalah kuantitas kalor yang harus dilepas oleh sistem
ke sekelilingnya agar kembali ke suhu awalnya.Kuantitas kalor ini,adalah negatif dari energi
termal yang diperoleh kalorimeter dan isinya (q kalorim) (petrucci,2008:228)
q reaksi = -q kalorim (dengan q kalorim = q bom + q air)
Entalpi reaksi mungkin positif atau negatif,tergantung proses.Pada proses endotermik
(sistem menyerap panas dari lingkungan)

H positif ( H > 0 ).sebaliknya pada proeses

eksotermik (sistem melepas panas ke lingkungan)

H negatif (

H < 0 ).karena harga

entalpi absolute dari zat tidak dapat di ukur maka digunaka acuan yang berupa entalpi
pembentukan standar ( Hfo).yang di definisikan sebagai perubahan panas yang terjadi pada
pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya pada tekanan 1 atm dan suhu 25 .Tanda
o pada

H o menyatakan pengukuran dilakukan pada kondisi keadaan standar (1atm,25


f

).Sedankan indeks f menyatakan proses pembentukan.Termodinamika adalah cabang

ilmu pengetahuan yang mempelajari perubahan (interkonvensi) panas dan bentuk-bentuk lain
dari energi.Dalam termodinamika kita mempelajari perubahan keadaan sistem,yang di tentukan
oleh

harga

semua

sifat

makroskopis

misalnya,komposisi,energi,suhu,tekanan,dan

volum.Energi,tekanan,volum,dan suhu disebut sebagai fungsi keadaan,yakni sifat sifat yang di


tentukan oleh keadaan sistem,bukan oleh cara bagaimana kondisi itu tercapai.dengan kata
lain,jika keadaan sistem berubah,besarnya perubahan pada fungsi keadaan apapun hanya
tergantung dari keadaam awal dan akhir sistem tersebut.tidak tergantung dari bagaimana
(mekanisme) perubahan itu berlangsung (purwoko, 2006;113).
Penurunan entropi akibat hidrasi dapat lebih besar daripada peningkatan entropi akibat
pencampuran dan penguraian sehingga perubahan entropi untuk proses keseluruhan malah

menjadi negatif.pemanasan juga meningkatkan entropi sistem.Disamping gerakan translasi


(gerakan dari satu titik ke titik lain).molekul juga dapat melakukan gerakan rotasi dan
vibrasi.semakin tinggi suhu,semakin besar gerakan molekul.ini berarti meningkatkan keacakan
pada tingkat molekul.yang juga meningkatkan entropi ( chang,2004:170).
C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1.Alat-alat praktikum
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.

Buret 50 ml
Corong kaca 60 mm
Gelas arloji
Gelas kimia 100 ml
Gelas kimia 250 ml
Gelas ukur 50 ml
Gelas ukur 100 ml
Kalorimeter
Kertas label
Klem
Lap
Mantel
Pipet tetes
Sendok
Statif
Stopwatch
q. Termometer 100
r. Tabungan analitik
s. Tissue
2. Bahan-bahan praktikum
a. Aquades (H2o( l ))
b.
c.
d.
e.
f.

Etanol
Larutan tembaga (II) sulfat (CuSO4) 0,5 M
Larutan asa, klorida (HCL) 2 M
Larutan natrium hidroksida (NaOH) 2,05 M
Padatan seng (Zn)

D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Penentuan tetapan kalorimeter


a. Dimasukkan 40 ml aquades kedalam kalorimeter dengan gelas ukur kemudian dicatat
suhunya.

b. Dipanaskan 40 ml aquades dalam gelas kimia 20 diatas suhu


kamar,dicatat suhunya.
c. Dicampurkan aquades yang sudah di panaskan kedalam kalorimeter,dikocok atau
diaduk,kemudian diamati suhunya selama 10 menit dengan selang waktu 1 menit
setelah pencampuran.
d. Dibuat kurva pengamatan suhu vs selang waktu umtuk menentukan harga penurunan
suhu aquades panas dan penaikan suhu aquades dingin.
2. Penentuan kalor reaksi Zn + CuSO4
a. Dimasukkan 20 ml larutan 0,5 M CuSO4 kedalam kalorimeter
b. Dicatat suhu selama 2 menit dengan selang waktu 1/2 menit.
c. Ditimbang dengan teliti 3-3,10 gram padatan Zn (Ar Zn=65,5)
d. Dimasukkan padatan Zn kedalam larutan CuSO4 atau kalorimeter.
e. Dicatat suhu selang 1 menit setelah pencampuran selama 10 menit.
f. Diukur kenaikan suhu dengan grafik.
3. Penentuan kalor pelarutan Etanol dalam air
a. Dimasukkan 18 ml aquades ke dalam kalorimeter dengan menggunakan gelas ukur.
b. Diukur suhu aquades dalam kalorimeter selama 2 menit dengan selang waktu
1

/2 menit.
c. Diukur suhu etanol dalam buret,diambil 50 ml etanol dalam buret,kemudian
dimasukkan dengan tepat 29 ml etanol ke dalam kalorimeter.
d. Dikocok campuran dalam kalorimeter,di catat suhu selama 4 menit dengan selang
waktu 1/2 menit,

e. Diulangi percobaan untuk campuran aquades dan etanol dengan volume berbeda yaitu
NO Volume aquades (ml)
1
18
2
27
3
36
4
36
5
36
6
45

Volume etanol (ml)


29
19,3
14,5
11,6
5,8
4,8

f. Dihitung H pelarutan dengan berbagai perbandingan mol aquades : mol etanol.


g. Dibuat grafik H terhadap mol aquades : mol etanol.
4. Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH
a. Dihitung larutan HCl 2 M sebanyak 20 ml kedalam gelas ukur,dicatat suhunya.
b. Dituang larutan tersebut kedalam kalorimeter
c. Dituang larutan NaOH 2,05 M sebanyak 20 ml kedalam gelas ukur dicatat suhunya.
d. Dihitung larutan tersebut kedalam kalorimeter yang berisi larutan HCl 2 M
e. Dikocok dan dicatat suhunya selama 5 menit dengan selang waktu 1/2 menit.

E. HASIL PENGAMATAN
(Terlampir)
F.ANALISIS DATA
Persamaan reaksi untuk setiap percobaan
H2O() + H2O() 2 H2O()
b. Zn(s) + CuSO4 (aq) ZnSO4 (aq) + Cu (s)
C2H5OH(aq) + H2O() C2H5OH(aq) + H2O()
c.
d. HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O()
a.

1.Penentuan tetapan kalori meter


a. Suhu awal air dingin (T0)
T0

=30
=30 + 273
=303 K

b.Suhu awal air panas (Tt)


Tt

=47

=47 + 273
=320 K
c.Suhu akhir campuran / rata-rata (TR)
T

=39

=39 + 273
=312 K
T2

=38
=38 + 273
=311 K

T3

=38
=38 + 273
=311 K

T4

=37,5
=37,5 + 273
=310,5 K

T5

=37
=37 + 273
=310 K

T6

=37
=37 + 273
=310 K

T7

=36,5

=36,5 + 273
=309,5 K
T8

=36
=36 + 273
=309 K

T9

=36
=36 + 273
=309 K

T10

=35
=35 + 273
=308 K

TR

T 1+ T 2+T 3+T 4+T 5+T 6+T 7+T 8+T 9+T 10

=
10

( 312 ) + ( 311 )+ (310,5 )+ ( 310 )+ ( 310 ) + ( 309,5 ) + ( 309 ) + ( 309 ) +(308)


10

3100
10

=310 K
d.Suhu yang diserap kalorimeter ( TA)
T
A

=Tt T0

=320 303
=17 K

e.Kenaikan suhu air dingin ( T)


T =T T
R
0
=310 303
=7K
f.Penurunan suhu panas ( t)
t =T T
R- t
=310 320
= - 10 K
Diketahui :

air

= 1 gram/cm3

V air = 40 ml
m air =

xv

= 1 x 40
=40 gram
g.Kalor yang diserap air dingin (q1)
q1

= m.c. T
=40 . 4,2 .7
=1176 J

h.Kalor yang diserap air panas (q2)


q2

= m.c. t
=40.4,2.10
=1680 J

i.Kalor yang diserap kalorimeter (q3)


q3

= q2 q1
=1680 1176
=504 J

j.Tetapan kalorimeter
K

q3
= TA
504
= 17
=29,6471 J/K

Grafik hubungan antara kenaikan suhu dengan selang waktu (t)

2. Penetapan kalor Zn(s) + CuSO4(aq)


a.Suhu rata-rata CuSO4 (Ta)
T1

=31
=31 + 273
=304 K

T2

=30,5
=30,5 + 273
=303,5 K

T3

=30
=30 + 273
=303 K

T4

=30
=30 + 273
=303 K

Ta

T 1+ T 2+T 3+T 4
4

304 +303,5+303+303
4

1213,5
=
4
=303,375 K
b.Suhu rata-rata campuran (Tb)
T1

=33
=33 + 273
=306 K

T2

=34,5
=34,5 + 273
=307,5 K

T3

=36,5
=36,5 + 273
=309,5 K

T4

=38
=38 + 273
=311 K

T5

=39
=39 + 273
=312 K

T6

=39,5
=39,5 + 273
=312,5 K

T7

=39
=39 + 273
=312 K

T8

=38,5
=38,5 + 273
=311,5 K

T9

=38
=38 + 273
=311 K

T10

=38
=38 + 273
=311 K

T 1+ T 2+T 3+T 4+T 5+T 6+T 7+T 8+T 9+T 10

=
10

Tb

( 306 )+ ( 307,5 )+ ( 309,5 )+ ( 311 ) + ( 312 ) + ( 312,5 ) + ( 312 ) + ( 311,5 ) + ( 311 )+(311)
10

3104
10

=310,4 K

C.

=Tb-Ta
=310,4 303,375
=7,025 K

d.Kalor yang diserap kalorimeter


q4

=K. t
=29,6471 . 7,025
=208,2709 K

e.Kalori yang diserap larutan (qs)


qs

=m . c . t

Mencari m (massa)
V CuSO4

=20 ml

=0,02 liter
n CuSO4

=M x V
=0,5 x 0,02
=0,01 mol
Mr

= gr

n Zn

3
= 65,5
=0,046 mol
CuSO4(aq) ZnSO4(aq) + Cu2+(aq)

Zn(s) +
Mula-mula :

0,046

0,01

Bereaksi :

0,01

0.01

0,01

0,01

Setimbang :

0,036

0,01

0,01

Dimana

Mr ZnSO4
n

= 161,5
=

massa
Mr

Massa ZnSO4 =n x Mr
=0,01 x 161,5
=1,615 gram
Maka

q5

=m . c . t

=1,615 . 3,52 .7,025


=39,9357 J
f.Kalor yang dihasilkan oleh reaksi (q6)
q6

=q4 + q5
=208,2709 + 39,9357
=248,2066 J

g.Entalpi reaksi Zn(s) + CuSO4 ( Hr)


Hr

q6
n

248,2066
0,01

=24820,66 J/mol

3. Penentuan kalor pelarutan Etanol dalam air


a. 18 ml air + 29 ml etanol
T1

=29,5
=29,5 + 273
=302,5 K

T2

=30
=30 + 273
=303 K

T3

=30
=30 + 273
=303 K

T4

=31
=31 + 273
=304 K

TAir

T 1+ T 2+T 3+T 4
4

302,5+303+ 303+304
4

1212,5
4

=303,125 K

Suhu etanol (TEtanol)


TEtanol = 31
=31 + 273
=304 K

Suhu campuran antara etanol dan air ( Tm)


Tm

Tair +Tetanol
2

303,125+304
2

607,125
2

=303,5625 K
o

Sushu rata-rata campuran ( TA )


T1

= 32,50 C
= 32,5 +273
= 305,5 K

T2

= 330 C
= 33+273
= 306 K

T3

= 330 C
= 33+273
= 306 K

T4

= 330 C
= 33+273
= 306 K

T5

= 330 C
= 33+273
= 306 K

T6

= 330 C
= 33+273
= 306 K

T7

= 320 C
= 32+273
= 305K

T8

= 320 C
= 32+273
= 305 K

TA

T 1+T 2 +T 3+T 4 +T 5+T 6+T 7+T 8

305,5+306 +305+305+305+305+305+ 305


8

2445,5
8

= 305,6875 K
T2

= TA + Tm
=305,6875 303,5625
= 2,125 k

Kalor yang di serap air (

air

q7 )

gr
cm3

=1

V air

= 18 ml

C air

= 4,2

m air

J
gr . k

xV

= 1 x 18
=18 gram

q7

T 2

=m.c.

=18 . 4,2 . 2,125


= 160,65 J
o

Kalor yang di serap etanol

etanol

= 0,793

Vetanol

=29 ml

cetanol

=1,92

gr
3
cm

J
gr . k

(q 8)

metanol

xV

=0,793 +29

q8

=m.c.

T 2

=22,997 . 1,92 . 2,125


=93,8278 J

Kalor yang di serap kilometer

q9

=K.

(q 9)

T 2

=29,6471 . 2,125
=63,0001 J
o

Kalor yang di serap kilometer

q10

(q 10 )

q7 + q8 +q 9

= 160,65 + 93,8273 +63,0001


= 317,4779 J

H
(
1)
o Entalpi

metanol

= 22,997 gram

Mretanol = 46
h etanol

masa
Mr

masa22,997
46

= 0,4999 mol

H 1

q10
etanol

317,4779
0,4999

J
mol

=635,0828
b.27 ml air + 19,3 mL etanol
o suhu rata-rata air ( Tair )
T1

= 290 C
= 29 + 273
= 302 K

T2

= 29,50 C
= 29,5 + 273
= 302,5 K

T3

= 300 C
= 30 + 273
= 303 K

T4

= 300 C
= 30 + 273
= 303 K

Tair

T 1 +T 2 +T 3+ T 4
4

302+302,5+303+ 303
4

1210,5
4

= 302,625 K
o

Suhu etanol ( Tetanol )


Tetanol

= 310 C
= 31 + 273
= 304 K

Suhu campuran antara etanol dan air ( T m )


Tm

T air+T
2

302,625+304
2

etanol

606,625
2

= 303, 3125 K
o

Suhu rata-rata campuran ( TA )


T1

= 340 C
= 34 + 273
= 307 K

T2

= 340 C
= 34 + 273
= 307 K

T3

= 330 C
= 33 + 273
= 306 K

T4

= 330 C
= 33 + 273
= 306 K

T5

= 330 C
= 33 + 273
= 306 K

T6

= 330 C
= 33 + 273
= 306 K

T7

= 32,50 C
= 32,5 + 273
= 305,5 K

T8

= 320 C
= 32 + 273
= 305 K

TA

T 1+T 2 +T 3+T 4 +T 5+T 6+T 7+T 8

( 307 )+ ( 307 ) + ( 306 ) + ( 306 ) + ( 306 )+ ( 306 ) + ( 305,5 ) +(305)


8

2448,5
8

= 306,0625 K
T2

= TA - Tm
= 306,0625 303, 3125
= 2,75 K

Kalor yang di serap air (

air

q7 )

gr
cm3

Vair

= 27 ml

Cair

mair

4,2

J
gr . k

xV

= 1 x 27
= 27 gram

q7

= m . c . T2
= 27. 4,2 . 2,75
= 311,85 J

Kalor yang diserap etanol (

etanol

= 0,793

Vetanol

= 19,3 ml

Cetanol

1,92

metanol

xV

J
gr . k

= 0,793 x 19,3
= 15,3049 gram

q8 )
gr
3
cm

q8

= m . c . T2
= 15,3049 . 1,92 . 2,75
= 80,8099 J

Kalor yang di serap kilometer

q9

(q 9)

= k . T2
= 29,6471 . 2,75
= 81,5295 J

Kalor yang dihasilkan pada pelarytan

q10

q7 +

(q 10 )

q8 + q9

= 311,85 + 80,8099 + 81,5295


= 474,1894 J
o

entalpi ( H2 )
m etanol = 15, 1049 gram
Mr etanol = 46
etanol

masa
Mr

15,3049
46

= 0,3327 mol
H2

q10
etanol

474,1894
0,3327

= 1425,2762
c.36 ml Air + 14,5 ml etanol
o

Suhu rata-rata air ( Tair )


T1

= 300 C
= 30 + 273

J
mol

= 303 K
T2

= 310 C
= 31 + 273
= 304 K

T3

= 310 C
= 31 + 273
= 304 K

T4

= 320 C
= 32 + 273
= 305 K

Tair

T 1+ T 2+T 3+T 4
4

( 303 )+ (304 ) + ( 304 )+(305)


4

1216
4

= 304 K
o

Suhu etanol ( Tetanol )


Tetanol

= 310 C
= 31 + 273
= 304 K

Suhu capuran antara etanol dan air (T m)


Tm

T air +T
2

304 +304
2

608
2

etanol

= 304 K
o

Suhu rata-rata campuran ( Tm )

T1

= 350 C
= 35 +273
= 308 K

T2

= 350 C
= 35 +273
= 308 K

T3

= 350 C
= 35 +273
= 308 K

T4

= 350 C
= 35 +273
= 308 K

T5

= 34,50 C
= 34,5 +273
= 307,5 K

T6

= 350 C
= 35 +273
= 308 K

T7

= 34,50 C
= 34,5 +273
= 307,5 K

T8

= 340 C
= 34 +273
= 307 K

TA

T 1 +T 2 +T 3+ T 4+ T 5 +T 6 +T 7 +T 8
8

( 308 )+ (308 )+ ( 308 )+ ( 308 ) + ( 307,5 ) + ( 308 ) + ( 307,5 ) +(307)


=
8
=

2462
8

= 307,75 k
T2

= TA - Tm

= 307,75 304
= 3,75 K
o

Kalor yang di serap air (

air

q7 )

gr
c m3

Vair

= 36 ml

Cair

mair

4,2

J
gr . k

xV

= 1 x 36
= 36 gram

q7

= m . c . T2
= 36 . 4,2 . 3,75
= 567 J

Kalor yang diserap etanol (

etanol

q8 )

gr
3
cm

= 0,793

Vetanol

= 14,5 ml

Cetanol

1,92

metanol

xV

J
gr . k

= 0,793 x 14,5
= 11,4985 gram

q8

= m . c . T2
= 11,4985 . 1,92 . 3,75
= 82,7892 J

Kalor yang di serap kilometer

(q 9)

q9

= k . T2
= 29,6471 . 3,75
= 111,1766 J

Kalor yang dihasilkan pada pelarytan

q10

q7 +

(q 10 )

q8 + q9

= 567 + 82,7892 + 111,1766


= 760,9658 J
o

entalpi ( H3 )
m etanol = 11,4985 gram
Mr etanol = 46
etanol

masa
Mr

11,4985
46

= 0,2499 mol
H3

q10
etanol

760,9658
0,2499

= 3045,0812
d.36 ml Air + 11,6 etanol
o

Suhu rata-rata air ( Tair )


T1

= 300 C
= 30 + 273
= 303 K

T2

= 30,20 C
= 30,2 + 273
= 303,2 K

T3

= 30,30 C

J
mol

= 30,3 + 273
= 303,3 K
T4

= 30,50 C
= 30,5 + 273
= 303,5 K

Tair

T 1+ T 2+T 3+T 4
4

( 303 )+ (303,2 ) + ( 303,3 ) +(303,5)


4

1213
4

= 303,25 K
o

Suhu etanol ( Tetanol )


Tetanol

= 310 C
= 31 + 273
= 304 K

Suhu capuran antara etanol dan air (T m)


Tm

T air +T
2

303,25+304
2

607,25
2

etanol

= 303,625 K
o

Suhu rata-rata campuran ( Tm )


T1

= 34,50 C
= 34,5 +273
= 307,5 K

T2

= 340 C
= 34 +273
= 307 K

= 350 C

T3

= 35 +273
= 308 K
= 340 C

T4

= 34 +273
= 307 K
= 340 C

T5

= 34 +273
= 307 K
= 33,50 C

T6

= 33,5 +273
= 306,5 K
= 33,50 C

T7

= 33,5 +273
= 306,5 K
= 340 C

T8

= 34 +273
= 307 K
TA

T 1 +T 2 +T 3+ T 4+ T 5 +T 6 +T 7 +T 8
8

( 307,5 )+ (307 )+ ( 308 ) + ( 307 ) + ( 307 ) + ( 306,5 ) + ( 306,5 ) +(307)


8

2456,5
8

= 307,0625 k
T2

= TA - Tm
= 307,0625 303,625
= 3,4375 K

Kalor yang di serap air (

Vair

air

gr
3
cm

= 36 ml

q7 )

Cair

mair

4,2

J
gr . k

.V

= 1 . 36
= 36 gram

q7

= m . c . T2
= 36 . 4,2 . 3,4375
= 519,75 J

Kalor yang diserap etanol (

etanol

q8 )

gr
cm3

= 0,793

Vetanol

= 11,6 ml

Cetanol

1,92

metanol

.V

J
gr . k

= 0,793 x 11,6
= 9,1988 gram

q8

= m . c . T2
= 9,1988 . 1,92 . 3,4375
= 60,7121 J

Kalor yang di serap kilometer

q9

(q 9)

= k . T2
= 29,6471 . 3,4375
= 101,9119 J

Kalor yang dihasilkan pada pelarytan

q10

q7 +

(q 10 )

q8 + q9

= 519,75 + 60,7121 + 101,9119

= 682,374 J
o

entalpi ( H4 )
m etanol = 9,1988 gram
Mr etanol = 46
etanol

masa
Mr

9,1988
46

= 0,1999 mol
H4

q10
etanol

682,374
0,1999

= 3413,5768

J
mol

e.36 ml Air + 5,8 ml etanol


o

Suhu rata-rata air ( Tair )


T1

= 300 C
= 30 + 273
= 303 K

T2

= 300 C
= 30 + 273
= 303 K

T3

= 310 C
= 31+ 273
= 304 K

T4

= 310 C
= 31+ 273
= 304 K

Tair

T 1+ T 2+T 3+T 4
4

( 303 )+ (303 )+ ( 304 ) +( 304)


4

1214
4

= 303,5 K
o

Suhu etanol ( Tetanol )


Tetanol

= 310 C
= 31 + 273
= 304 K

Suhu capuran antara etanol dan air (T m)


Tm

T air +T
2

303,25+304
2

607,5
2

etanol

= 303,75 K
o

Suhu rata-rata campuran ( Tm )


T1

= 34,50 C
= 34,5 +273
= 307,5 K

T2

= 340 C
= 34 +273
= 307 K

T3

= 340 C
= 34 +273
= 307 K

T4

= 34,50 C
= 34,5 +273
= 307,5 K

T5

= 34,50 C
= 34,5 +273

= 307,5 K
= 34,50 C

T6

= 34,5 +273
= 307,5 K
= 34,50 C

T7

= 34,5 +273
= 307,5 K
= 350 C

T8

= 35 +273
= 308 K
TA

T 1 +T 2 +T 3+ T 4+ T 5 +T 6 +T 7 +T 8
8

( 307 )+ ( 307 ) + ( 307 ) + ( 307,5 ) + ( 307,5 ) + ( 307,5 ) + ( 307,5 ) +(308)


8

2459
8

= 307,375 k
T2

= TA - Tm
= 307,375 303,75
= 3,625 K

Kalor yang di serap air (

air

gr
cm3

Vair

= 36 ml

Cair

mair

4,2

J
gr . k

.V

= 1 . 36
= 36 gram

q7

= m . c . T2

q7 )

= 36 . 4,2 . 3,625
= 548,1 J
o

Kalor yang diserap etanol (

q8 )

= 0,793

etanol

gr
cm3

etanol = 5,8 ml
Cetanol

metanol

1,92

J
gr . k

.V

= 0,793 x 5,8
= 4,5994 gram

q8

= m . c . T2
= 4,5994. 1,92 . 3,625
= 32,0118 J

Kalor yang di serap kilometer

q9

(q 9)

= k . T2
= 29,6471 . 3,625
= 107,4707 J

Kalor yang dihasilkan pada pelarutan

q10

q7 +

(q 10 )

q8 + q9

= 548,1 + 32,0118 + 107,4707


= 687,5825 J
o

entalpi ( H5 )
m etanol = 4,5994 gram
Mr etanol = 46
etanol

masa
Mr

4,5994
46

= 0,0999 mol
H4

q10
etanol

687,5825
0,0999

= 6882,707

J
mol

f.36 ml Air + 4,8 ml etanol


o

Suhu rata-rata air ( Tair )


T1

= 300 C
= 30 + 273
= 303 K

T2

= 300 C
= 30 + 273
= 303 K

T3

= 300 C
= 30 + 273
= 303 K

T4

= 310 C
= 31+ 273
= 304 K

Tair

T 1+ T 2+T 3+T 4
4

( 303 )+ (303 )+ ( 303 )+(304)


=
4
=

1213
4

= 303,25 K
o

Suhu etanol ( Tetanol )

Tetanol

= 310 C
= 31 + 273
= 304 K

Suhu capuran antara etanol dan air (T m)


Tm

T air +T
2

303,25+304
2

607,25
2

etanol

= 303,65 K
o

Suhu rata-rata campuran ( Tm )


T1

= 330 C
= 33 +273
= 306 K

T2

= 330 C
= 33 +273
= 306 K

T3

= 330 C
= 33 +273
= 306 K

T4

= 32,50 C
= 32,5 +273
= 305,5 K

T5

= 32,50 C
= 32,5 +273
= 305,5 K

T6

= 320 C
= 32 +273
= 305 K

T7

= 330 C
= 33 +273
= 306 K

= 33,50 C

T8

= 33,5 +273
= 306,5 K
TA

T 1 +T 2 +T 3+ T 4+ T 5 +T 6 +T 7 +T 8
8

( 306 )+ ( 306 ) + ( 306 ) + ( 305,5 ) + ( 305,5 ) + ( 305 ) + ( 306 )+(306,5)


8

2446,5
8

= 305,8125 k
T2

= TA - Tm
= 305,8125 303,625
= 2,1875 K

Kalor yang di serap air (

air

q7 )

gr
cm3

Vair

= 45 ml

Cair

4,2

mair

.V

J
gr . k

= 1 . 45
= 45 gram

q7

= m . c . T2
= 45 . 4,2 . 2,1875
= 413,4375 J

Kalor yang diserap etanol (

Vetanol

etanol

= 0,793

= 4,8 ml

q8 )
gr
cm3

Cetanol

metanol

1,92

J
gr . k

.V

= 0,793 x 4,8
= 3,8064 gram

q8

= m . c . T2
= 3,8064. 1,92 . 2,1875
= 15,9869 J

Kalor yang di serap kilometer

q9

(q 9)

= k . T2
= 29,6471 . 2,1875
= 64,8530 J

Kalor yang dihasilkan pada pelarutan

q10

q7 +

(q 10 )

q8 + q9

= 413,4375 + 15,9869 + 64,8530


= 494,2774 J
o

entalpi ( H6 )
m etanol = 3,8064 gram
Mr etanol = 46
etanol

masa
Mr

3,8064
46

= 0,0827 mol
H6

q10
etanol

494,2774
0,0527

= 5976,7521

Tabel hasil pengamatan

VOLUME (cm3)

NO
1
2
3
4
5
6

J
mol

MASSA (9)

Tm

TA

T2

Air

Etanol

Air

etanol

(k)

(k)

(k)

18
27
36
36
36
4,5

29
19,3
14,5
11,6
5,8
4,8

18
27
36
36
36
45

28,997
15,3049
11,4985
9,1988
4,5994
3,8064

303,5625
303,3125
304
303,625
303,75
303,625

305,6875
306,0625
307,75
307,0625
307,375
305,8125

2,125
2,75
3,75
3,4375
3,625
2,8125

4. Penentuan kalor penetralan HCI + NaOH


a. THcl

=300 C
=30 + 273
= 303 k

b. NaOH = 300 C
=30 + 273
= 303 k
T1

T Hcl+ T NaOH
2

303+ 303
2

= 303 k
c. Suhu rata-rata campuran (T2)
T1

= 390 C
= 39 +273

H
12
635,0828
1425,2762
3045,0812
3599,2946
6882,7077
5976,7521

air
etanol
2
5
8
10
20
30

= 312 K
T2

= 390 C
= 39 +273
= 312 K

T3

= 39,50 C
= 39,5 +273
= 312,5 K

T4

= 39,50 C
= 39,5 +273
= 312,5 K

T5

= 400 C
= 40 +273
= 313 K

T6

= 410 C
= 41 +273
= 314 K

T7

= 410 C
= 41 +273
= 314 K

T8

= 410 C
= 41 +273
= 314 K

T9

= 41,50 C
= 41,5 +273
= 314,5 K

T10

= 41,50 C
= 41,5 +273
= 314,5 K

TA

T 1 +T 2 +T 3+ T 4+ T 5 +T 6 +T 7 +T 8 +T 9+T 10
10

( 312 ) + ( 312 ) + ( 312,5 ) + ( 313 ) + ( 314 ) + ( 314 ) + ( 314 )+ ( 314 ) ( 314,5 ) +(314,5)
10

3133
10

= 313,3
T2

= TA - Tm
= 305,8125 303,625
= 2,1875 K

d. Kalor yang di serap larutan (

larutan

Clarutan

= 3,96

Vlarutan

= 40 ml

Mlarutan

1,03

q11 )

gr
cm3

J
gr . k

xV

= 1,03 x 40
= 41,2 gram

q11

= m . c . T3
= 41,2 . 3,96 . 10,3
=1680,4656 J

e. Kalor yang di serap kilometer

q12

(q 12 )

= k . T3
= 29,6471 . 10,3
= 305,3651 J

Kalor yang dihasilkan reaksi

q13

(q 13)

q11 +

q12

= 1680,4656 + 305,3651
= 1985,8307 J

f.

Kalor penetralan (Hn)


M NaCl

=1M

V NaCl

= 20 ml
= 0,02 L

NaCl

=M.V
= 1 . 20 ml
= 1 . 0,02 L

Hn

q 13
NaCl

1985,8307
0,02

= 99291,535

g. Pembahasan

J
mol

Praktikum kali ini membahas tentang termokimia. Adapun tujuan diadakannya praktikum
termokimia adalah untuk mempelajari perubahan energi pada reaksi kimia dan untuk mengukur
perubahaan kalor dengan percobaan yang sederhana. Pada praktikum kali ini dibahas mengenai
bagaimana mengukur perubhaan kalor sebagai hasil reaksikimia melalui perubahan suhu. Alat yang
digunakan untuk mengubah perubahan suhu adalah kalorimeter.
Termokimia merupakaan suhu pengukuran dan penafsiran perubahaan kalor yang menyertai
reaksi kimia. Cabang kimia yang mendalami termokimia adalah Termodinamika. Termodinamika
dan termokimia bersifat hakiki untuk pemahaman kimia. Termodinamika mengenai hubungan kalor,
kerja, dan bentuk lain-lain dari energi, dengan kesetimbangan dalam reaksi kimia dan perubahaan
keadaannya. Dalam reaksi termokimia, ada reaksi yang melepaskan kalor (eksoterm) dan ada reaksi
yang menerima kalor (endoterm). Pada reaksi eksoterm H reaksi bernilai negatif, sedangkan pada
reaksi endoterm H bernilai positf.
Salah satu cara yang di gunakan untuk menentukan kalor reaksi adalah dengan menggunakan
kalorimeter. Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk menentukan energi yang menumpuk,
dengan cara mengukur perubahan suhu yang terjadi. Sebuah kalorimeter adalah alat yang digunakan
untuk percobaan yang berhubungan dengan kalor. Pada dasarnya kalorimeter terdiri dari dua bejana
yang dipisahklan oleh ruang udara. Bejana pada bagian dalam terbuat dari aluminium yang fungsinya
untuk mengurangi penyerapaan kalor dingin atau panasdari lingkungan. Tutup bejana terbuat dari
kayu yang berperan sebagai isolator agar tidak banyak suhu lingkungan yang mempengaruhi bagian
dalam kalorimeter. Prinsif kerja kalorimeter didasarkan pada asas black, yaitu kalor yang dilepas
sama dengan kalor yang diterima.berdasarkan hukum Hess, kalor reaksi dapat ditentukan secara tidak
langsung caranya menyusun reaksi-reaksi yang telah diketahui perubahan entalpinya kemudian
menjumlahkannya.
Sistem adalah reaksi atau proses yang sedang menjadi pusat perhatian. Lingkungan adalah segala
sesuatu yang ada di sekitar kita (sistem) dan mengadakan intraksi dengan sistem. Sistem dibedakaan
menjadi tiga macam, yaitu sistem terbuka, sistem tertutup, dan sistem terisolasi. Sistem di katakan
terbuka jika antara sistem dan lingkungan dapat mengalami pertukaraan materi dan energi. Sistem
dikatakan tertutup jika antara sistem dan lingkungan tidak dapat mengalami pertukaraan materi, tetapi
dapat terjadi pertukaraan energi. Sitem dikatakan terisolasi jika tidak terjadi pertukaran materi
maupun pertukaraan energi antara sistem dan lingkungan.
Pertukaraan yang terjadi antara sistem dan lingkungan dapat meliputi kalor (q) dan kerja (w).
kerja adalah suatu bentuk pertukaraan antara sistem dan lingkungan di luar kalor. Kalor dan kerja
yang dilakukan sistem dan lingkungan dapat di tandai dengan tamda positif dan negatif. Jika energi
kalor meninggalkan sistem, di beri tanda negatif (-). Sedangkan, jika energi memasuki sistem akan

diberi tanda positif (+). Jika sistem menerima kalor maka q akan bertanda positif (+), dan jika
melepaskan kalor akan bertanda negatif (-). Penjelasan ini menunjukan H bertolak belakang dengan
q.
Energi dalam adalah jumlah energi yang dimiliki oleh suatu zat atau sistem dan dinyatakan
dengan lamabang E. energi yang dimiliki oleh suatu zat (sistem)dapat digolongkan menjadi energi
kinetik dan energi potensial. Energi kinetik adalah energi yang berkaitan dengan gerkan molekul
dalam sistem, sedangkan energi potensial adalah energi yang tersimpan dalam suatu zat atau sistem.
Perubahaan energi dalam yang menyertai reaksi adalah
E = E1 E2
Perubahaan energi dalam ini akan muncul sebagai kalor atau kerja, jika reaksi berlangsung pada
volume tetap (V=0), berarti sistem tidak melakukan kerja (w = 0). Jadi, semua perubahaan energi
dalam yang menyertai reaksi akan muncul sebagai kalor (E = q).
Entalpi (H) adalah jumlah total energi dari suatu zat pada tekanan tetap. Karena tidak mungkin
mengukur enatalpi maka yang diukur adalah perubahan entalpi (H). Besarnya perubahan entalpi
pembentukan suatu zat telah diukur secara eksperime, pengukuran H pada 25 0 C, 1 atm dinyatakan
sebagai sebagai H0 (perubahaan entalpi standar) perubahaan entalpi (H) adalah selisih dari entalpi
sistem awal dengan entalpi sistem akhir.
Reaksi kimia berlangsung menyerap atau membebaskan kalor. Berdasarkan perbedaan entalpinya,
reaksi dibebaskan dan yang diserap dibedakaan menjadi dua jenis, yaitu reaksi endoterm dan reaksi
eksoterm, reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor atau memerlukan energi. H pada
reaksi ini bernilai positkif, sehingga H produk lebih besar dibanding dengan H reaktannya. Reaksi
eksoterm adalah reaksi yang melepaskan kalor atau menghasilkan energi. Pada reaksi ini H bernilai
negatif, sehingga H produk lebih kecil dibanding H reaktannya.
Hukum-hukum yang berkaitan dengan termokimia adalah hukum 1 termodinamika (hukum
kekekalan energi), hukum laplace, dan hukum Hess. Hukum 1 termodinamika menyatakan energi
tidak dapat diciptakaan atau dimusnahkan, energi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk
lainnya. Hukum laplace menyatakan bahwa jumlah kalor yang dilepaskan pada pembentukan
senyawa dari unsur-unsurnya sama dengan dengan jumlah kalor yang diperlukan pada penguraian
senyawa tersebut menjadi unsur-unsurnya. Hukum Hess menyatakan bahwa harga H reaksi hanya
bergantung pada keadaan awal dan akhir reaksi, tidak tergantung pada jalanya reaksi.
Perubahan entalpi yang tidak merujuk pada kondisi pengukurannya dinyatakan dengan H saja.
0

Jenis-jenis perubahaan entalpi yaitu entalpi pembentuk standar ( H f ), entalpi peruraian standar

(H0d), entalpi pembakaraan standar ( H c ) serta beberapa entalpi molar lain. Entalpi pembentuk
adalah perubahaan entalpi (H) reaksi pembentukan mol senyawa dari unsur-unsurnya.
Pada percobaan kali ini, dilakukan empat kali percobaan, yaitu penentuan tetapan kalorimeter,
penentuan kalor

+ Cu

(5)

SO 4

(aq)

penentuan kalor pelarutan etonal dalam air , dan penentuan

kalor penetralan HCl dan NaOH. Pada percobaan ini digunakan kalorimeter untuk mengukur jumlah
kalor yang diserap atau yang dilepaskan, dan kalorimeter juga mempunyai sifat yang khas dalam
mengukur panas, karena kalorimeter dapat menghisap panas yang diserap sehingga semua panas
terukur.
Dalam percobaan pertama digunakan pencamupuraan air dengan tingkat suhu yang berbeda. Air
yang dimaksudkan disini adalah aquades. Aquades yang pertama di tempatkan pada suhu ruang yaitu
300 C (303 k) dan aquades yang kedua dipanaskan sehingga suhunya menjadi 47 0 C (320 k). setelah
keduanya dicmpurkan maka diperoleh data bahwa suhu campuran dalam 10 menit meningkat
kemudian menurun. Hal ini menunjukan bahwa reaksi pencampuran aquades dengan dua suhu yang
berbeda berlangsung secara eksoterm. Sehingga digunakan tanda negatif (-) pada t (t = -10 k),
maka bisa dikatakan bahwa air dingin mengalami kenaikan suhu dan air panas mengalami penurunah
suhu. Setelah dilakukan pencampuran, stelah itu dikocok, tujuan pengocokan adalah agar tercapainya
kesetimbangan antara air panas dan air dingin.
Pada percobaan kedua dilakukan untuk menentukan kalor reaksi

(5)

+ Cu

SO 4

(aq)

dimana

diketahui bahwa persamaan reaksinya adalah,

(5)

+ Cu

SO 4

(aq)

Z SO 4(aq) +C u

(5)

Waktu yang dibutuhkan untuk menguji larutan adalah selama 10 menit pada saat awal, berdasarkan
suhu rata-rata CuSO4 memiliki suhu 303,375 k. setelah dilakukan pencampuran dengan 3 3,10 gram
Zn padat, suhu larutan naik menjadi310,4 k. pada saat ini seluruh zat dalam larutan bereaksi
seutuhnya sehingga menghasilkan suhu maksimal, padaa saat yang sama suhu cukup konstan tidak
ada perubahan suhu yang signifikan. Dari perhitungan didapatkan entalpi reaksinya adalah 24.820,66

J
mol . Nilai ini benilai fositif, ini berarti dari reaksi tersebut terjadi reaksi endoterm, yaitu reaksi
yang memerlukan kalor.
Pada percobaan ketiga bertujuaan untuk menentukan kalor pelarutan etonal dengan air. Pada
percobaan ini terjadi kenaikan suhu maka reaksi ini merupakaan reaksi menyerap kalor (endoterm).

Percobaan dilakukan dengan perbandingan volume air lebih besar dibandingkan dengan volume
etonal, maka semakin besar H pelarutannya dan jika nilai perbandingan mol air : mol etanol
semakin besar, maka H reaksinyapun semakin besar. Namun pada percobaan terakhir yang
seharusnya H semakin tinggi tetapi pada kenyataannya semakin turun. Ini bisa saja disebabkan oleh
tidak konstannya pengocokan menggunakan kalorimeter.
Pada percobaan penentuan kalor penetralan, larutan asam dan basa harus memiliki suhu yang
sama, sebab jika suhunya berbeda maka perubahaan kalor yang terjadi bukan hanya berasal dari
kalor reaksi melainkan dari kalor campuran kedua larutan dari suhu yang berbeda. Setelah suhu
kedua larutan sama

(T HCl =T NaOH =300 C) , barulah dituangkan secara bersamaan kedalam

kalorimeter, hal ini dimkasudkan agar suhu campurannya sama. Setelah dicampur, ternyata suhunya
mengalami kenaikan sebesar 10,30 C. suhu tersebut merupakaan suhu maksimal karena pada kondisi
tersebut telah terjadi penyerapan kalor dari kalorimeter kedalam larutan campuran. Perubahaan

entalpi penetralan bernilai positif sebesar 99.291,535

J
mol .

Kesiimpulan
Dari percobaan di atas dapat disimpilkan bahwa :
1. Setiap reaksi kimia akan selalu disertai dengan perubahaan energi. Perubahaan energi ini
dapat dilihat salah satunya dari perubahaan suhu yang terjadi.
2. Perubahaan kalor dan entalpi dapat ditentukan dengan besarnya perbedaanentalpi zat yang
bereaksi dan zat hasil reaksi.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.
Oxtoby, dkk. 2001 Prinsip-prinsip Kimia Moderen. Jakarta : Erlangga
Moore, John. T . 2004. Kimia For Dummies. Bandung : Pakar Raya
Petrucci, dkk . 2008 . Kimia Dasar . Jakarta : Erlangga
Purwoko, Agus Abhi . 2006 . Kimia Dasar 1 . Mataram : Mataram
University Press

You might also like