Professional Documents
Culture Documents
III. WP YANG DAPAT MENGGUNAKAN NILAI BUKU ATAS PENGALIHAN HARTA DAN SYARAT AGAR DAPAT MENGGUNAKAN
NILAI BUKU
A. WP yang Dapat Menggunakan Nilai Buku atas pengalihan harta dalam Rangka Penggabungan, Peleburan, atau
Pemekaran Usaha adalah :
1. WP yang melakukan MERGER. (Pasal 1 ayat (1) PMK-43/PMK.03/2008)
Merger meliputi penggabungan usaha atau peleburan usaha. (Pasal 1 ayat (2) PMK-43/PMK.03/2008)
Penggabungan usaha adalah penggabungan dari dua atau lebih WP Badan yang modalnya
terbagi atas saham dengan cara tetap mempertahankan tetap berdirinya salah satu badan
usaha yang tidak mempunyai sisa kerugian atau mempunyai sisa kerugian lebih kecil. (A+B
=A) (Pasal 1 ayat (3) PMK-43/PMK.03/2008)
Yang dimaksud sisa kerugian adalah sisa kerugian fiskal dan komersial. (Pasal 1
ayat (4) PER-28/PJ./2008)
Pihak yang menerima pengalihan harta dalam rangka penggabungan usaha
adalah WP yang tidak mempunyai sisa kerugian atau yang mempunyai sisa kerugian
yang lebih kecil dibandingkan dengan WP yang mengalihkan harta berdasarkan sisa
kerugian fiskal dan komersial. (Angka 2 SE-45/PJ/2008)
WP yang menerima pengalihan harta = surviving company.
WP yang mengalihkan harta = transferor company.
Peleburan usaha adalah penggabungan dari dua atau lebih Wajib Pajak Badan yang
modalnya terbagi atas saham dengan cara mendirikan badan usaha baru. (A+B=C) (Pasal 1
ayat (3) PMK-43/PMK.03/2008)
2. WP yang melakukan PEMEKARAN USAHA
Wajib Pajak yang melakukan pemekaran usaha yang dapat menggunakan nilai buku adalah: (Pasal 1
ayat (5) PMK-43/PMK.03/2008)
a. Wajib Pajak yang belum Go Public yang akan melakukan penawaran umum perdana (Initial
Public Offering); atau
b. Wajib Pajak yang telah Go Public sepanjang seluruh badan usaha hasil pemekaran
melakukan penawaran umum perdana (Initial Public Offering).
Pemekaran usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (5) adalah pemisahan satu Wajib Pajak Badan
yang modalnya terbagi atas saham menjadi dua Wajib Pajak Badan atau lebih dengan cara mendirikan
badan usaha baru dan mengalihkan sebagian harta dan kewajiban kepada badan usaha baru tersebut
yang dilakukan tanpa melakukan likuidasi badan usaha yang lama. (A= A+B) (Pasal 1 ayat (6)
PMK-43/PMK.03/2008)
bulan
setelah
terjadinya
penjualan
harta
dengan
keputusan
pencabutan
atas
surat
keputusan
persetujuan
dengan
/2008)
Catatan : terdapat ketentuan di angka 4 SE-45/PJ/2008 yang menyebutkan, "Laporan Keuangan dari Wajib Pajak
yang mengalihkan harta dan Laporan Keuangan dari Wajib Pajak yang menerima harta khususnya untuk tahun
pajak dilakukannya pengalihan harta harus diaudit oleh akuntan publik"
TELAH
MENDAPAT
PERSETUJUAN
VI. KETENTUAN TERKAIT KOMPENSASI KERUGIAN BAGI WP YANG MELAKUKAN MERGER DENGAN MENGGUNAKAN NILAI
BUKU
Wajib Pajak yang melakukan Merger dengan menggunakan nilai buku tidak boleh mengkompensasikan kerugian/sisa
kerugian dari WP yang menggabungkan diri/Wajib Pajak yang dilebur. (Pasal 3 PMK-43/PMK.03/2008)
VIII. PERLAKUAN PPH YANG TELAH DIBAYAR SEBELUM MERGER ATAU PEMEKARAN USAHA
Pembayaran, pemungutan, dan pemotongan Pajak Penghasilan yang telah dilakukan oleh pihak atau pihak-pihak yang
mengalihkan sebelum dilakukannya Merger atau pemekaran usaha dapat dipindahbukukan menjadi pembayaran,
pemungutan, atau pemotongan Pajak Penghasilan dari Wajib Pajak yang menerima pengalihan. (Pasal 5 ayat (2)
PMK-43/PMK.03/2008)
1. penghapusan utang bagi pihak debitur (pihak yang berhutang) bukan merupakan penghasilan;
2. penghapusan piutang bagi pihak kreditur (pihak yang memiliki piutang) bukan merupakan biaya.
XII. PENYAMPAIAN SPT MASA/ SPT TAHUNAN DALAM HAL MERGER atau PEMEKARAN DILAKUKAN DALAM TAHUN
BERJALAN: (Angka 14 SE-45/PJ/2008)
1. Kewajiban penyampaian SPT Masa/ Tahunan PPh bagi WP yang mengalihkan harta berakhir sampai dengan masa
pajak/tahun pajak dilakukannya merger;
2. Kewajiban penyampaian SPT Masa/ Tahunan PPh bagi WP baru yang menerima harta dalam rangka peleburan dan
pemekaran usaha, dimulai sejak WP terdaftar di KPP segera setelah pendirian badan usaha baru.