You are on page 1of 8

ACARA I

PEMBUATAN LARUTAN
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
Untuk memepelajari dan melatih cara-cara pembuatan larutan dengan
konsentrasi tertentu.
2. Waktu Praktikum
Jumat, 19 April 2013
3. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Seperti yang ttelah kita ketahui bahwa larutan sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Kebutuhan akan larutan itu sendiri bermacam-macam
konsentrasinya, terlebih dalam pengujian-pengujian yang menggunakan reaksi
kimia, maka kevalidan besar konsentrasi sangat penting. Dalam percobaan kali ini
perlu melakukan standarisasi dengan tujuan untuk mengetahui konsentrasi
sebenarnya dari larutan yang dihasilkan(MR, 2008).
Campuran zat-zat yang homogeny disebut larutan, yang memiliki
komposisi merata atau serba sama diseluruh bagian volumenya. Suatu larutan
mengandung suatu zat terlarut atau lebih dari satu pelarut. Zat terlarut merupakan
komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang
terdapat dalam jumlah yang banyak. Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat
terlarut pada temperature tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai titik
jenuh, larutan tidak jenuh(Achmad, 2001:1).
Dalam cairan dan padatan, molekul-molekul saling terikat akibat adanya
tarik-menarik antarmolekul. Gaya ini juga memainkan peranan penting dalam
pembentukan larutan. Bila suatu zat (zat terlarut) larut dalam zat lainnya (pelarut),
partikel zat terlarut akan menyebar ke seluruh pelarut. Partikel zat terlarut ini
menenpati posisi yang biasanya ditempati oleh molekul pelarut. Kemudahan
partikel zat terlarut menggantikan molekul pelarut bergantung pada kekuatan relatif
dari tiga jenis interaksi, interaksi pelarut-pelarut, interaksi zat terlarut-zat terlarut,
interaksi zat terlarut-pelarut(Chang, 2005:4).
Kamu dapat menggunakan berbagai macam satuan konsentrasi larutan
untuk menjelaskan secara kuantitatif jumlah relative dari zat terlarut dan pelarut.

Dalam kehidupan sehari-hari, sering digunakan persentase. Dalam ilmu kimia,


molaritas (mol zat terlarut per liter larutan) adalah satuan konsentrasi larutan yang
digunakan. Meskipun dalam keadaan tertentu, molalitas (mol zat terlarut per
kilogram pelarut) juga digunakan. Saya juga menggunakan bagian per juta (part per
million) atau bagian per miliar ( part [er billion) bila saya membahas tentang
pengendalian polusi(Moore, 2004:179).
Larutan pengenceran terdiri dari NaCl dan Fruktrosa. Pembuatan larutan
dilakukan dengan cara melarutkan sebanyak 7,98 gram NaCl dan 30 gram
fruktrosa. Kemudian larutan tersebut dimasukkan ke dalam satu liter aquades.
Sedangkan larutan pembuahan terdiri dari NaCl dan Urea masing-masing diukur
sebanyak 4 dan 3 gram, dilarutkan dalam satu liter aquades(Adipu, 2011).
Air merupakan senyawa yang sungguh luar biasa. Keberadaan air ada
dimana-mana. Baik dalam bentuk samudra, padang es, danau dan sungai. Air
mengisi hamper permukaan bumi dan semua perairan di bumi sebanyak 1.350
juta kilometer kubik air. Sedangkan di bawah tanah, air juga ditemukan sebanyak
8,3 juta kilometer kubik air dalam bentuk air tanah. Di atmosfer bumi juga
ditemukan air sebanyak 12.900 km3 air, dan sebagian besar dalam bentuk uap. Air
tersusun dari dua atom hydrogen dan satu atom oksigen menjadi molekul yang
sangat kokoh. Kedua atom tersebut dengan mudah dapat bergabung atau berikatan,
dan berlaku juga sebaliknya. Untuk dapat menguraikan air menjadi atom-atom
penyusunnya dibutuhkan energy yang cukup besar(Astuti, 2009:15).
C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat-alat Praktikum
a. Timbangan analitik
b. Gelas arloji
c. Gelas kimia 50 mL
d. Gelas kimia 100 mL
e. Spatula
f. Labu ukur 50 mL
g. Pipet tetes
h. Sendok
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Aquades (H2O(s))
b. NaCl(s)
c. NaOH(s)
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Untuk NaOH

a. Dihitung jumlah massa NaOH(s) yang dibutuhkan saat konsentrasi 0,5 M


dan 0,75 M.
b. Ditimbang massa NaOH yang telah didapatkan dari hasil perhitungan
dengan timbangan analitik dan NaOH ditempatkan ke dalam gelas kimia.
c. Dimasukkan aquades ke dalam gelas kimia untuk melarutkan padatan
NaOH, kemudian diaduk dengan spatula.
d. Dituangkan larutan NaOH 0,5 M dan 0,75 M pada masing-masing labu
ukur, kemudian ditambahkan aquades sampai volumenya 50 mL.
e. Masing-masing larutan dikocok agar tercampur merata, kemudian
dituangkan kembali ke dalam gelas kimia dan diberi label.
2. Untuk NaCl
a. Dihiting jumlah massa NaCl(s) yang dibutuhkan jika konsentrasi NaCl
0,5% dan 1%.
b. Ditimbang massa NaCl yang telah didapatkan dari hasil perhitungan dengan
timbangan analitik, kemudian NaCl ditempatkan ke dalam gelas kimia.
c. Dimasukkan aquades ke dalam gelas kimia untuk melarutkan padatan NaCl,
kemudian diaduk dengan spatula.
d. Dituangkan larutan NaCl 0,5% dan 1% pada masing-masing labu ukur,
kemudian ditambahkan aquades sampai volumenya mencapai 50 mL.
e. Masing-masing larutan dikocok agar tercampur merata, kemudian
dituangkan kembali ke dalam gelas kimia dan diberi label.
E. HASIL PENGAMATAN
No.
PERLAKUAN
1.
Dihitung berapa gram senyawa yang harus

HASIL PENGAMATAN

ditimbang, sesuai table:


2.
Ditimabang zat (NaOH dan NaCl) yang telah diukur.
Kons
Volu
3.
Dimasukkan
zat (NaOH dan NaCl) yang telah
Mass
entra ditimbang
me
ke dalam gelas kimia. Lalu ditambahkan
a
Massa NaOH
No
si sedikit
larutaaquades dan diaduk hingga tercampur rata.
NaCl
(gr)
n
(gr)
(ml)
NaC NaO
l (%)
1
2

0,5
4.
1

H
(M)
0,75
50 zat (NaOH
0,25 dan1,5
Dimasukkan
NaCl) yang telah
0,5
50
0,5
1
diencerkan ke dalam labu ukur. Ditambahkan

Setelah NaOH dilarutkan


dengan aquades, warnanya
bening dan terasa hangat.
Setelah NaCl dilarutkan
dengan aquades, warnanya
bening (sedikit lebih keruh
daripada larutan NaOH)
dan tidak panas.

aquades sampai larutan tepat 50 ml. Lalu dikocok

F. ANALISIS DATA
1. Persamaan Reaksi
a. NaOH(s) + H2O
NaOH(aq) + H2O(aq)
b. NaCl(s) + H2O(s) > NaCl(aq) + H2O(aq)
2. Perhitungan
a. Untuk NaOH 0,75 M, jiak pelarutnya bervolume 50 mL
M

Gram =
=

gram
Mr

1000
V

M . Mr .V
1000
0,75 x 40 x 50
1000

= 1,5 gram
b. Untuk NaOH 0,5 M, jika pelarutnya bervolume 50 mL
M

Gram =

gram
Mr

1000
V

M . Mr .V
1000

0,5 x 40 x 50
1000
= 1 gram
c. Untuk NaCl 0,5% jika pelarutnya bervolume 50 mL (w/v)
=

% w/v =

gram zat terlarut


x 100%
Volume larutan

Gram =

w
x volume larutan
v
100

0,5 x 50
100

= 0,25 gram
d. Untuk NaCl 1% jika pelarutnya bervolume 50 mL
% w/v =

gram zat terlarut


x 100%
Volume larutan

Gram =

w
x volume larutan
v
100

1 x 50
100

= 0,5 gram
3. Tabel Pengamatan
Klp
I
II

Gram NaCl
0,25
0,5

Gram NaOH
1
1,5

% NaCl
0,5 %
1%

% NaOH
0,5 M
0,75 M

G. PEMBAHASAN
Kebanyakan reaksi kimia berlangsung bukan antara padatan murni, cairan
murni, atau gas murni, melainkan antara ion-ion dan molekul-molekul yang terlarut
dalam air atau pelarut lain. Larutan ialah campuran homogeny dari dua zat atau
lebih. Karena definisi ini tidak menyatakan batasan mengenai jenis zat yang
terlibat, kita dapat membedakan enam jenis larutan, tergantung pada wujud asal
(padatan, cairan, atau gas) komponen larutan.
Kimiawan

juga

membedakan

larutan

berdasarkan

kemampuannya

melarutkan zat terlarut. Larutan yang mengandung jumlah maksimum zat terlarut
di dalam pelarut pada suhu tertentu dinamakan larutan jenih (saturated solution).
Sebelum titik jenuh tercapai, larutannya disebut larutan tak jenuh (unsaturated
solution), larutan ini mengandung zat terlarut lebih sedikit dibandingkan dengan
kemampuannya untuk melarutkan. Jenis ketiga, larutan lewat jenuh (supersaturated
solution), mengandung lebih banyak zat terlarut dibandingkan yang terdapat di
dalam larutan jenuh. Larutan lewat jenuh bukanlah larutan yang sangat stabil. Pada
saatnya, sebagian zat terlarut akan terpisah dari larutan larutan lewat jenuh sebagai
kristal. Proses terpisahnya zat terlarut dari larutan dan membentuk kristal
dinamakan kristalisasi (crystallization).
Larutan terdiri dari zat terlarut (solute), yaitu zat yang terdispersi di dalam
pelarut. Pelarut (solvent), yaitu medium tempat suatu zat lain melarut. Pelarut
dikenal juga sebagai zat pendispersi, yaitu tempat menyebarnya partikel-partikel
zat terlarut. Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan
konsentrasi. Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah

pelarut, biasanya dinyatakan dalam satuan volume (berat/mol) zat terlarut dalam
sejumlah volume tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan
konsentrasi, yaitu fraksi mol (x), molaritas (M), molalitas (m), normalitas (N),
ppm, ppb, persen massa (%w/w) dan persen volume (%v/v). Dalam praktikum ini
digunakan satuan konsentrasi dalam bentuk molaritas (M) dan persen massa per
volume (%w/v).
Pada praktikum ini, dilakukakn pembuatan larutan yang bertujuan untuk
memahami dan melatih cara-cara pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu.
Pada praktikum ini dibuat dua larutan NaCl dan dua larutan NaOH. Untuk
membuat larutan, digunakan aquades sebagai pelarut (solvent) dan (NaCl dan
NaOH) sebagai zat terlarutnya (solute). Pada pembuatan larutan NaCl, dibuat
larutan dengan persen berat per volume (%w/v) yang menyatakan % 1 gram zat
terlarut dalam 1 mL larutan dengan konsentrasi 0,5% dan 1%. Pada pembuatan
larutan NaOH, dibuat dengan satuan molaritas (M) yang menyatakan jumlah
partikel (mol) dalam 1 L larutan. Dari hasil analisis data larutan NaCl 0,5% dan 1%
dibuat dengan masing-masing massanya 0,25 gram dan 0,5 gram dilarutkan dalam
50 mL aquades. Sedangkan larutan NaOH dengan konsentrasi 0,5 M dan 0,75 M,
dibuat dengan melarutkanmasing-masing 1 gram dan 1,5 gram NaOH dalam 50 mL
aquades.
NaCl dan NaOH dapat larut dalam air membentuk campuran yang
homogen. Hal ini dibuktikan dengan tidak ditemukannya suatu padatan. Peristiwa
ini dapat dijelaskan bahwa saat NaCl atau NaOH dilarutkan ke dalam air, akan
terurai membentuk ion-ionnya. NaCl terurai menjadi Na+ + Cl-. NaOH terurain
menjadi Na+ + OH-. Ion-ion ini akan berinteraksi dengan molekul air. Yaitu
interaksi antar muatan yang berlawanan dimana H 2O yang bersifat polar terdiri dari
hidrogen yang cenderung bermuatan positif dan oksida yang bermuatan negative.
Partikel zat-zat terlarut (ion-ion) akan bergerak ke segala arah karena interaksi
dengan air yang tersebar ke semua permukaan, dibantu dengan pengadukan.
Peristiwa ini terbukti dari zat yang mulanya berukuran besar, lama-kelamaan
menjadi kecil dan akhirnya tidak terlihat.
Pada pembuatan larutan NaOH, dapat dirasakan perubahan suhu yang
signifikan, yaitu gelas kimia yang terasa panas. Hal ini dikarenakan total entalpi
pelarutan bernilai negative (eksoterm/melepas kalor). Peristiwa ini terjadi karena

saat NaOH larut dalam air, akan terurai menjadi ion-ionnya yang akan berinteraksi
dengan molekul air yang menimbulkan penyebaran dan berjauhan. Proses ini
membutuhkan energy untuk melawan gaya tarik (gaya kohesi). Selain itu, antar
molekul H2O akan berjauhan akibat interaksi tadi, yaitu H2O mengatur diri dengan
saling berjauhan. Proses ini juga membutuhkan energy. Sedangkan, akibat interaksi
gaya tarik intramolekul antara molekul air dan ion menyebabkan pelepasan energy
(eksoterm). Pelepasan energy ini lebih besar dibandingkan dua proses yang
membutuhkan energy tadi, sehingga kelenihan inilah yang menyebabkan gelas
kimia terasa panas.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
larutan dapat dibuat dengan cara melarutkan suatu zat dalam pelarut (biasanya air)
dengan syarat pelarut harus lebih banyak dibandingkan zat terlarutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia. 2001. Kimia Larutan. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Adipu, Yulianty. 2011. Ratio Pengenceran Sperma terhadap Motilitas Spermatozoa,
Fertilitas dan Daya Tetas Ikan Lele (Clarias sp). Manado: UNSRAT.
Astuti, Rini Nafsari. 2009. Konsep Dasar Kimia. Malang: UIN Malang.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti. Jakarta: Erlangga.
Moore, John T. 2004. Kimia for Dummies. Bandung: Pakar Raya.
MR. Mariati. 2008. Pembuatan Larutan dan Standarisasinya. Medan: Universitas Al
Washliyah.

You might also like