You are on page 1of 5

Awal mula pelayanan Rasul

Paulus
by Nofanolo Zai

A. Latar belakang pelayanan rasul Paulus


Berkotbah di Damaskus (9:20), Pergi ke Arabia (Gal 1:17), Kembali ke
Damaskus (Gal 1:17), Mengunjungi Yerusalem (Gal 1:18), Dicurigai oleh
gereja (Kis 9:27), Berteman dengan Barnabas (9:27), Orang Yahudi
menganiayanya (9:29), Visi untuk pergi menginjili (22:17-18), Pergi ke Tarsus
(9:30), Barnabas membawanya ke Antiokia (11:25-26), Bekerja di Antiokia
(11:26)
Perjalanan Misi Paulus yang Pertama
Bekerja di Siprus, Salamis, Papos (13:5-11), Namanya diganti (13:9, 13), Ke
Perga - Markus ditinggalkan (13:13), Khotbah di Antiokia (13:14-41), Di
Ikonium (13:51), Di Listra - Paulus dirajam batu (14:8-19), Derbe - Kota
terakhir yang dikunjungi (14:20), Perjalanan pulang (14:21-26)
3. Perjalanan Misi Paulus Kedua
Di Listra & Sisilia (15:41), Listra - Timotius bergabung (16:1-3), Di Pergia dan
Galatia (16:6), Visi ke Troas (16:9), Di Filipi, Lidia & penjaga penjara (16:1334), Gereja Tesalonika ditemukan (17:4), Orang-orang percaya di Berea (17:1112), Khotbah di Areopagus di Atena (17:16-33), Visi Korintus - gereja
ditemukan (18:1-8), Di Efesus -kunjungan singkat (18:19-20), Kembali ke
Antiokia (18:22)
Perjalanan Misi Paulus Ketiga

Mengunjungi Galatia & Pirgia (18:23), Efesus (19), Di Makedonia & Grece
(20:1-2), Kotbah di Troas (20:6-12), Perpisahan dengan penatua Efesus (20:1735), Di Tyre (21:1-4), Kaesaria (21:8)
B. Surat-surat kiriman rasul Paulus
Hubungan Kisah Para Rasul dengan Kitab-kitab Injil dan Surat-surat
Kiriman Kitab Kisah Para Rasul adalah jembatan antara Kitab-kitab Injil dan
Surat-surat Kiriman. Untuk Kitab-kitab Injil: menjadi jembatan antara
pelayanan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus dan penggenapan nubuat Yesus
tentang akan didirikan-Nya Gereja (Mat. 16:18).
Untuk Surat-surat Kiriman: menjadi jembatan dalam memberi latar belakang
Surat-surat Kiriman, yaitu:
a. Surat Galatia : Antiokia, Ikonium, Listra, Derbe. (Kis 13:14-14:28)
b. Surat Filipi: Filipi (Kis 16:11-40)
c. Surat 1 dan 2 Tesalonika: Tesalonika (Kis 17:1-9)
d. Surat 1 dan 2 Korintus: Korintus (Kis 18:1-16)
e. Surat Efesus: Efesus (Kis 19:1-41; 20:17-35)
Pengantar untuk Surat-surat Kiriman Rasul Paulus

Kewibawaan Surat Kiriman Rasul Paulus. Surat-surat itu sekarang


jumlahnya 13 Surat, sesungguhnya lebih tapi hilang. Dari kesaksiannya Rasul
Paulus mempunyai keyakinan yang kuat akan panggilan Allah dalam hidupnya
(Rm 1:6). Ia juga mempunyai kepercayaan yang kuat akan otoritas Firman
yang Allah berikan melalui Paulus kepada gereja-gereja (Jemaat) Kristen saat
itu.

Motif Penulisan. Jangkauan daerah pelayanan yang luas tidak


memungkinkan Paulus mengunjungi mereka satu per satu. Tetapi jemaat masih
muda itu perlu dinasehati, didorong, dihibur dan dikuatkan. Ditambah lagi saat
itu jemaat-jemaat ini belum mempunyai salinan kitab-kitab Perjanjian Lama
(masih menggunakan tradisi lisan). Oleh karena itu, surat menjadi alat yang
sangat penting bagi Paulus untuk berkomunikasi.
Catatan perjalanan Paulus: Jumlah perjalanan yang ditempuh Paulus dalam
km adalah 7800 km darat (harus ditempuh dengan jalan kaki) dan 900 km lewat
laut. Contoh: Dari Korintus ke Athen dibutuhkan 3 hari perjalanan kaki. Dari
Tesalonika dibutuhkan 13 hari perjalanan kaki Dari Efesus ke Troas dibutuhkan
10 hari perjalanan kaki.

Susunan/struktur Surat. Sama seperti model-model surat jaman itu, biasanya


surat disusun dalam struktur sbb.:

Nama penulis (mis: Paulus ..)

Nama penerima (Kepada jemaat Allah di ...

Salam pembukaan (kasih karunia dan damai sejahtera dari ..)

Doa harapan dan ucapan syukur (aku mengucap syukur kepada Allah...)

Isi surat (tubuh surat)

Salam penutup/perpisahan (kasih karunia ....)

a). Gaya bahasa surat Paulus


Dikenal gaya pikiran dalam surat Paulus melompat-lompat, sintaksnya patahpatah. Selain itu juga sulit dimengerti karena sarat dengan konsep-konsep
dengan bahasa filsafat).
b). Pemahaman Kontekstual
Untuk memahami Surat-surat Kiriman Rasul Paulus perlu dipelajari hal-hal
sbb.:

Harus mengenal Pembaca/Penerima Surat Kiriman tsb. dan


kebutuhan mereka.

Surat-surat Kiriman tidak ditulis untuk tujuan indoktrinasi tapi karena


ada masalah.

Masing-masing Surat harus dibaca/dimengerti berdasarkan konteksnya.


C.Panggilan Paulus untuk menginjili orang-orang Yahudi
Dari hasil pelayanan Paulus keberbagai tempat terlihat bahwa Tuhan juga
berkenan memanggil orang-orang bukan Yahudi (bangsa kafir) untuk masuk
dalam persekutuan dengan Kristus. Dan penerimaan itu adalah tanpa syarat,
artinya tanpa harus membuat mereka menjadi orang Yahudi dan mengikuti
tradisi Yahudi (mis. sunat). Paulus dengan berani memberikan dasar Firman
Tuhan agar orang-orang Kristen (baik Yahudi atau non-Yahudi) memahami
pengajaran Alkitabiah dengan benar, bahwa keselamatan adalah semata-mata
karena anugerah melalui iman bukan perbuatan.
D. Strategi Paulus dalam metode penginjilan

Paulus adalah contoh seorang misionaris yang berhasil sepanjang sejarah


kekristenan. Hasil pelayanannya meliputi seluruh wilayah Laut Tengah
(meliputi 3 benua). Rahasia keberhasilan pelayanannya adalah:

Pada pemberitaan yang disertai dengan kuasa Roh Kudus.

Bukan kuasa manusia tapi kuasa yang datang dari atas.


Paulus adalah pemikir ulung dalam menyusun strategi pelayanannya.
Ketidak tergantungan pada fasilitas. Mengingat terbatasnya fasilitas yang
tersedia saat itu, Paulus betul-betul termasuk seorang yang luar biasa.
Misalnya, tidak tersedianya peta wilayah (dunia), seluruh perjalanan darat
harus ditempuh dengan berjalan kaki dan lain-lain.
Kemampuan berkomunikasi. Paulus selalu siap menghadapi setiap
kemungkinan; dengan siapa pun dan di mana pun berada Paulus selalu siap
melayani (baik pemimpin agama, politikus, atau orang biasa/baik di pasar atau
di istana).
Kemampuan intelektual Paulus selain cerdas, juga rajin belajar. Segala
macam topik pembicaraan Paulus selalu menguasai.
Tahan menderita dan tidak mudah putus asa. Paulus tidak hanyarela
mengeluarkan keringat bagi pelayanannya, tapi juga air mata.
E. Latar Belakang Paulus
Walter M. Dunnett melukiskan latar belakang Paulus sbb.: "Paulus adalah
seorang Yahudi tulen. Inilah faktor utama untuk bisa mengerti perangai dan
kegiatannya. Dia dilahirkan dalam keluarga Yahudi di kota Tarsus, propinsi
Kilikia, dan karenanya selama bertahun-tahun dia terkenal sebagai Saulus dari
Tarsus. Menurut pengakuannya sendiri, dia seorang Farisi, demikian juga
ayahnya (Kis. 23:6), berbicara bahasa Aram ("orang Ibrani asli"), dan diajar
membuat tenda pada masa mudanya (Kis. 18:3). Dia berasal dari suku
Benjamin (Fil 3:5). Menurut sejarahnya, suku Benjamin itu orang-orang yang
berjiwa pejuang, dan agaknya, Paulus menyatakan semangat yang amat besar
dalam semua usahanya, terutama sekali dalam penganiayaan terhadap gereja
(Gal. 1:13). Pada usia muda dia pergi ke Yerusalem, dan menurut kesaksiannya
yang tertulis dalam Kisah Para Rasul dia belajar di bawah pimpinan Rabi
Gamaliel I yang terkenal, guru yang utama pada sekalah Hilel (Kis. 22:3). Dari
kata-katanya sendiri di surat Galatia, kita tahu bahwa Saulus "jauh lebih maju"
dari banyak temannya, karena ia "sangat rajin memelihara adat istiadat nenek
moyangku" (Gal. 1:14). Permulaan usaha Saulus untuk membasmi Gereja
bertepatan dengan pembunuhan Stefanus (Kis. 7:58-8:3). Dia tidak saja

menganiaya..."laki-laki dan perempuan" di Yerusalem, tetapi dengan surat


kuasa Imam Besar (Yusuf Kayafas), dia pergi ke kota-kota lain untuk
melaksanakan tugasnya (Kis. 26:10-11). Pada perjalanan dinas seperti itulah
Saulus dari Tarsus berjumpa dengan Yesus dan bertobat secara luar biasa."

F. Latar Belakang Teologia Paulus

Seorang Farisi Tulen, yang taat pada Hukum Taurat, hal ini jelas
ditunjukkan dalam kesaksiann hidupnya dan juga ketrampilannya dalam
menafsir (cara penafsiran Yahudi).

Paulus mengadopsi cara berpikir Yunani dalam menyampaikan Injil


kepada orang-orang non Yahudi. Budaya Yunani adalah budaya yang diagungagungkan jaman itu, oleh karena itu mengerti budaya Yunani merupakan satu
cara memenangkan mereka.

You might also like