You are on page 1of 9

Page | 1

PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF MELALUI BUDAYA LOKAL


Ahmad Chafid Alwi1

Abstract
The creative economy is the creation of added value-based ideas
that were shared through creativity, cultural heritage
and technology. There are thirteen creative economic pillar
formulated by the Government. When pillar is realized through the
local culture will produce the creative economy that can improve
the livelihood of local communities of the
area. The development measures including wood andceramics, crafts,
fashion, video streams, using public transportation, and
photography. The idea of the creative economy is a science that must
be contained in Economic material.

Keywords: Subsector creative economy, local culture, creative


economy development strategy
Abstrak
Ekonomi kreatif adalah penciptaan nilai tambah berbasis ide yang
dimunculkan melalui kreatifitas, warisan budaya dan teknologi.
Terdapat tiga belas pilar ekonomi kreatif yang dirumuskan oleh
pemerintah. Ketika pilar ini diwujudkan melalui budaya lokal akan
menghasilkan ekonomi kreatif yang dapat meningkatkan taraf hidup
masyarakat lokal daerah tersebut. Langkah pengembangan tersebut
diantaranya, kerajinan kayu dan keramik, fashion, angkot sungai,
video, dan fotografi. Gagasan ekonomi kreatif adalah sebuah ilmu
yang harus terdapat dalam muatan Matapelajaran Ekonomi.

Kata kunci: Subsektor ekonomi kreatif, budaya lokal, strategi


pengembangan ekonomi kreatif

Upaya untuk meningkatkan efisiensi dalam kegiatan ekonomi menuntut perlu


dilakukannya inovasi yang dikembangkan dalam bentuk konsep ekonomi kreatif. Ekonomi
kreatif adalah penciptaan nilai tambah yang berbasis ide yang lahir dari kreativitas sumber
daya manusia (orang kreatif) dan berbasis ilmu pengetahuan, termasuk warisan budaya dan
teknologi (Pangestu: 2014). Ekonomi kreatif yang dimaksud oleh penulis adalah gagasan
yang dikembangkan dengan konteks budaya lokal. Lokal yang dimaksudkan disini adalah
kekhasan yang berada disuatu daerah dan ketika dibawa ke daerah lain kekhasan ini masih
masih dapat merepresentasikan daerah asalnya.

1 Alamat korespondensi:Ahmad Chafid Alwi adalah Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Pendidikan Ekonomi
Universitas Negeri Malang
email: ahmadchafidalwi@gmail.com
Page | 2

Dapat kita ambil salah satu contoh budaya lokal yang terdapat di Jawa Timur, sebut
saja Budaya lokal Kediri. Kediri memiliki warisan budaya yang menjadi kebanggaan
masyarakatnya. Seperti Jaranan, Upacara adat Suroan, warisan kerajaan Kediri, dan lain
sebagainya. Saat ini setiap adat dilaksanakan hanya sebatas melestarikan kebudayaan.
Masyarakat Kediri belum menyadari bahwa dari kebudayaan dan segala peninggalan kerajaan
Kediri memiliki potensi ekonomi yang sangat bisa meningkatkan produktivitas masyarakat
Kediri.
Karya ilmiah ini ditulis bertujuan untuk menyampaikan sebuah gagasan yang
dihasilkan melalui studi deskriptif mengenai potensi ekonomi kreatif dari budaya lokal
seperti Kediri. Kemudian merancang bagaimana langkah pengembangan untuk
membangkitkan ekonomi kreatif Kediri.

EKONOMI KREATIF
Howkins, dalam bukunya yang berjudul creative economy, How people make money
from ideas. Howkins mendefinisikan ekonomi kreatif sebagai kegiatan ekonomi dimana
input dan outpuntnya adalah gagasan. Maka dapat dibayangkan bahwa hanya dengan modal
gagasan, seseorang yang kreatif dapat memperoleh penghasilan yang relatif tinggi. Tentu saja
yang dimaksud dengan gagasan disini adalah karya orisinil yang dapat diproteksi oleh HAKI.
Hal ini diperkuat oleh Florida, yang menyatakan seluruh umat manusia adalah kreatif, apakah
ia seorang pekerja dipabrik kacamata atau seorang remaja jalanan yang tengah membuat
musik hip-hop. Namun perbedaanya adalah pada status (kelasnya), karena ada individu-
individu yang secara khusus bergelut dibidang kreatif dan mendapat faeddah ekonomi secara
langsung dari aktivitas tersebut. Maka tempat dikota-kota yang mampu menciptakan produk-
produk baru inovatif tercepat, dapat dipastikan sebagai pemenang kompetisi di era ekonomi
kreatif ini.
Ekonomi kreatif berkaitan erat dengan industri kreatif. Berdasarkan pemaparan Pangestu
(2008), Pemerintah sendiri telah mengidentifikasi lingkup industri kreatif mencakup 14
subsektor, antara lain:
1. Periklanan (advertising): kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa periklanan,
yakni komunikasi satu arah dengan menggunakan medium tertentu.
2. Arsitektur: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan desain bangunan secara
menyeluruh, baik dari level makro (town planning, urban design, landscape
architecture) sampai level mikro (detail konstruksi).
3. Pasar Barang Seni: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang-
barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni dan sejarah yang tinggi
melaluilelang, galeri, toko, pasar swalayan dan internet, meliputi barang-barang
musik, percetakan, kerajinan, automobile, dan film;
4. Kerajinan (craft): kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan
distribusi produk yang dibuat atau dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari
desainawal sampai proses penyelesaian produknya. Antara lain meliputi barang
kerajinanyang terbuat dari batu berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan,
bambu, kayu,logam (emas, perak, tembaga, perunggu dan besi), kaca, porselen, kain,
marmer, tanahliat, dan kapur. Produk kerajinan pada umumnya hanya diproduksi
dalam jumlah yangrelatif kecil (bukan produksi massal);
5. Desain: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior,
desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset
pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan;
6. Fesyen (fashion): kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain
alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan
aksesorisnya, konsultasi lini produk berikut distribusi produk fesyen;
Page | 3

7. Video, Film dan Fotografi: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi video,
film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan film. Termasuk di
dalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi atau
festival film;
8. Permainan Interaktif (game): kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi,
dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan
edukasi. Sub-sektor permainan interaktif bukan didominasi sebagai hiburan
sematamata
tetapui juga sebagai alat bantu pembelajaran atau edukasi;
9. Musik: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi atau komposisi, pertunjukkan,
reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara; Seni Pertunjukkan (showbiz): kegiatan
kreatif yang berkaitan dengan usaha pengembangan konten, produksi pertunjukkan.
Misalnya, pertunjukkan wayang, balet,tarian tradisional, tarian kontemporer, drama,
musik tradisional, musik teater, opera,termasuk musik etnik, desain dan pembuatan
busana pertunjukkan, tata panggung, dantata pencahayaan;
10. Penerbitan dan Percetakan: kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan konten dan
penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan
kantor berita dan pencari berita. Subsektor ini juga mencakup penerbitan perangko,
materai, uang kertas, blanko cek, giro, surat andil, obligasi, saham dan surat berharga
lainnya, paspor, tiket pesawat terbang, dan terbitan khusus lainnya. Juga mencakup
penerbitan foto-foto, grafir (engraving) dan kartu pos, formulir, poster,
reproduksi,percetakan lukisan, dan barang cetakan lainnya, termasuk rekaman mikro
film;
11. Layanan Komputer dan Piranti Lunak (software): kegiatan kreatif yang terkait dengan
pengembangan teknologi informasi, termasuk layanan jasa komputer, pengolahan
data, pengembangan database, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain
dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan
piranti keras, serta desain portal termasuk perawatannya;
12. Televisi & Radio (broadcasting): kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi,
produksi dan pengemasan acara televisi (seperti games, kuis, reality show,
infotainment, dan lainnya), penyiaran, dan transmisi konten acara televisi dan radio,
termasuk kegiatan station relay (pemancar) siaran radio dan televisi;
13. Riset dan Pengembangan (R&D): kegiatan kreatif terkait dengan usaha inovatif yang
menawarkan penemuan ilmu dan teknologi, serta mengambil manfaat terapan dari
ilmu dan teknologi tersebut guna perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses
baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi
kebutuhan pasar. Termasuk yang berkaitan dengan humaniora, seperti penelitian dan
pengembangan bahasa, sastra, dan seni serta jasa konsultansi bisnis dan manajemen.

BUDAYA SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF


Pada bagian pendahuluan diatas sudah di jelaskan bahwa pengambilan contoh dalam
mengkaji gagasan ini adalah budaya yang terdapat di Kediri. Kediri adalah sebuah wilayah di
provinsi jawa Timur yang memiliki beberapa ke-khas-an yang menjadi identitas lokal.
Beberapa hal yang khas dari Kediri antara lain; Tahu Kuning, kesenian Jaranan, budaya
Suroan, gua selomangleng, petilasan Jayabaya, candi Surowono, candi tegowangi, watu
gajah, dan sungai brantas. Kediri juga dikenal sebagai kota tahu karena Tahu Kediri memiliki
rasa yang khas. Tahu kuning sebenarnya tidak jauh berbeda dengan tahu putih biasa.
Pembedanya adalah warna kuning yang memiliki aroma dan rasa yang khas, karena warna
tersebut di dapat dari sari rempah alami. Sehingga bukan hanya warnanya yang kuning tetapi
juga memiliki rasa yang khas.
Page | 4

Gambar 1. Pawai 1000 barong dan jaranan kediri didookumentasi oleh Imam Mubarok (2015)

Seni jaranan merupakan bentuk tarian yang menggambarkan tentang kegagahan


pasukan berkuda masa kerajaan yang bertugas membasmi keangkaramurkaan. Perlatan yg
digunakan oleh para penarinya berupa, kuda kepang (kuda yang terbuat dari anyaman
bambu), bentuk celeng (babi hutan), dan topeng Caplokan yang dinamakan singo barong.
Dalam frame penampilannya, penari jaranan akan tampil pertama kali dan menari
menggunakan kuda kepang dengan diiringi instrument gamelan. Gerak tari yang ditampilkan
merupakan gerak dinamis yang sesuai dengan irama gamelan pengiringnya. Penampilan
selanjutnya muncul sosok penari Caplokan dari penari babi hutan sehingga terjadi
pertarungan diantara ketiganya. Pada puncak tariannya, para pemain jaranan akan mengalami
trance sehinggan melakukan atraksi menakjubkan dan tidak bias dilakukan oleh manusia
biasa, atraksi-atraksi tersebut antara lain : memakan pecahan kaca, berjalan diatas api, dst.
Penari-penari biasanya akan didampingi oleh seorang Gambuh yaitu pawang seni ajaran yang
bertugas mengobati penari agar sembuh dari trance-nya dan dapat normal kembali. Di
Kabupaten Kediri terdapat beberapa jenis jaranan antara lain Jaran Senterewe, jaranan Pegon,
Jaranan Dor, dan jaranan Jowo. Seni jaranan ditampilkan pada peringatan suroan, bersih desa,
pawai budaya2, diesnatalis Kediri, dan acara lain seperti hitanan dan hajatan lainnya.

Budaya Suroan atau peringatan 1 Syuro di Kediri diperingati dengan melaksanakan


berbagai perayaan di seluruh wilay ah Kediri. Di desa-desa dilaksanakan bersih desa dan
pemandian senjata keramat. Dalam acara bersih desa dilakukan di punden makam sesepuh
yang membuka desa tersebut. Umumnya dimeriahkan dengan kesenian Jaranan. Terdapat
2 Pawai Budaya yang dicontohkan oleh penulis adalah Pawai 1000 barong dan Jaranan di Kediri
yang dilaksanakan dalam rangka peringatan hari jadi Kediri. Lihat dokumentasi Imam Mubarok pada
http://www.merdeka.com/foto/peristiwa/581725/20150816163636-kemolekan-penari-cantik-1000-
barong-nusantara-di-kediri-008-isn.html
Page | 5

juga ritual 1 syuro dipetilasan sri aji joyoboyo. Prosesi ini diawali dengan arakan pusaka dari
balai desa pamenang menuju Pamuksan Sria Aji Joyoboyo yang dikawal oleh Para sesepuh,
emban dan pemuda-pemuda berpakaian adat jawa. Upacara ritual diantaranya Caos Dahar
(Tabur Bunga) yang dilakukan oleh gadis- gadis untuk penghormatan kepada Sang Prabu Sri
Aji Joyoboyo dan juga dilakukan doa/permohonan di makam. (kominfo, 2012)

PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF


Dengan melakukan pendekatan analisis SWOT, penulis akan memberikan beberapa gagasan
agar ekonomi kreatif di Kediri dapat dilaksanakan.
1. Kerajinan
Kerajinan3 adalah industri yang menghasilkan produk, baik secara manual
denan tangan atau menggunakan mekanis sepanjang kontribusi perajin tetap lebih
substansial pada komponen produk akhir. Produk kerajinan ini dibuat dari raw
material dalam jumlah yang tidak terbatas, produk itu berupa produk kegunaan,
estetik, artistik, kreatif, pelestarian budaya, dekoratif, fungsional, tradisional, religius
dan simbol-simbol sosial. Kerajinan yang dapat dibuat oleh masyarakat Kediri dengan
tanpa menghilangkan ke-khasan-an Kediri dapat berupa kerajinan dari keramik,
gerabah dan kerajinan kayu berupa replika kuda lumping, replika caplokan, tukang
gambuh, gantungan kunci jaranan, tugu simpang lima gumul, candi surowono.
Kekuatan pada kerajinan kayu terletak pada kemudahan mendapatkan bahan
bakunya, karena Kediri masih memiliki lahan hutan yang masih luas di lereng gunung
kelud dan gunung klotok. Selain itu terdapat keahlian yang dapat diajarkan pada
orang lain seperti karyawan dan siswa sekolah. Terlebih lagi, jika dapat dipusatkan
pengajarannya pada penjurusan sekolah SMK yang ada diwilayah Kediri. Pada
industri kerajinan seperti kayu dan keramik limbah yang dihasilkan juga tergolong
ramah lingkungan.
Kelemahan pada sektor ini terdapat pada terbatasnya modal sendiri,
kemampuan pengelolaan pembukuan yang bisa jadi masih belum baik sehingga
diperlukan pelatihan khusus mengenai manajemen modal dan keuangannya. Jika
dilihat dari segi SDM juga belum banyak orang yang memiliki kualitas baik dalam
kerajinan kayu dan keramik.
Meskipun sudah dapat kita ketahui kelemahan sektor ini, masih terdapat
peluang terbuka untuk mengembangkan sektor kerajinan ini. Pertama, semakin
terbukanya akses teknologi informasi yang memungkinan penjualannya tidak hanya
melalui pasar tapi juga dapat di pasarkan di jual beli on-line. Kedua, dukungan dari
pemerintah daerah dapat memfasilitasi promosi produk kreatif misalkan pada saat
diesnatalis pekan budaya Kediri, pameran pada saat suroan serta pemusatan sentra
pengrajin kayu dan keramik. Ketiga, program KUR (kredit usaha rakyat) yang
digalakkan oleh perbankan bisa menjadi solusi masalah permodalan dari para perajin.
Ancaman pada sektor ini adalah masalah perlindungan terhadap karya seni
seperti kerajinan kayu dan keramik masih cukup sulit. Selain itu secara posisi masih
harus bersaing dengan produk wilayah lain seperti jogja, malang, bali dan lombok.
Terlebih lagi pemerintah pusat tidak membatasi datangnya produk-produk tiongkok
yang dapat melemahkan posisi industri lokal.

2. Fashion

3 Definisi ini diambil dari hasil Simposium Internasional UNESCO/ITC Craft and the International
Market Trade and Custom Codification di Manila tahun 1997
Page | 6

Berdasarkan pilar ekonomi kreatif yang dikenalkan oleh pemerintah, fashion


menjadi salah satu pilar yang diunggulkan. Konveksi bisa menjadi sebuah gagasan
yang dapat dikembangkan di Kediri. Produk yang dihasilkan dapat berupa kaos, gaun,
daster, kemeja, dan topi. Dengan tetap mempertahankan ke-khasan Kediri sekaligus
menjadi promosi daerah Kediri, produk tersebut dapat bergambar jaranan, singo
barong, gumul, candi surowono, candi tegowangi, gunung kelud, dan tahu.
Kekuatan pada sektor ini adalah bersifat padat modal. Sehingga dapat memberikan
banyak peluang bagi pengangguran dan ibu rumah tangga untuk bergabung pada
industri ini. Beragamnya ke-khasan yang dimiliki Kediri seperti jaranan, candi-
candinya, wisata alamnya dan kulinernya dapat dijadikan ragam motif dalam produk
konveksi ini. Selain itu di Kediri terdapat BLK (Balai Latihan Kerja) yang dapat
dijadikan sarana dalam pelatihan keterampilan menjahit dan mendesain produk.
Kelemahan pada sektor ini adalah dari segi modal yang cukup besar. Karena
bahan baku kain yang berkualitas tidak dihasilkan oleh warga Kediri sehingga harus
mendatangkan dari daerah lain seperti surabaya. Sehingga harus menambah biaya
modal untuk bahan bakunya. Selain itu karena belum banyaknya wisatawan yang
datang dari daerah lain menyebabkan pemasaran sedikit terhambat.
Peluang dari industri ini adalah potensi obyek wisata Kediri dan peranan
pemerintah daerah. Dengan memanfaatkan para wisatawan gunung kelud dan wisata
daerah lainnya dapat menjadi peluang pemasaran produk tersebut. Kedua, terbukanya
akses teknologi informasi yang memungkinan penjualannya tidak hanya melalui pasar
tapi juga dapat di pasarkan di jual beli on-line. Ketiga, dukungan dari pemerintah
daerah dapat memfasilitasi promosi produk kreatif misalkan pada saat diesnatalis
pekan budaya Kediri, pameran pada saat suroan serta pemusatan sentra pengrajin
kayu dan keramik. Keempat, program KUR (kredit usaha rakyat) yang digalakkan
oleh perbankan bisa menjadi solusi masalah permodalan dari para pengusaha
konveksi.

3. Transportasi sungai
Kediri dilalui sungai terbesar kedua di jawa timur. Sungai tersebut bersumber
pada gunung Arjuno Malang, kemudian mengalir ke arah Blitar, Tulungagung, Kediri,
jombang dan mojokerto kemudian bercabang ke Surabaya dan Sidoarjo. Panjang
sungai utama 320 km mengalir melingkari sebuah gunung berapi yang masih aktif
yaitu Gunung Kelud. Curah hujan rata-rata mencapai 2.000 mm per-tahun dan dari
jumlah tersebut sekitar 85% jatuh pada musim hujan. Potensi air permukaan pertahun
rata-rata 12 miliar m. Potensi yang termanfaatkan sebesar 2,6-3,0 miliar m per-
tahun. (wikipedia, 2015)
Dilihat dari kuantitas air yang tedapat pada sungai ini maka dapat
dimanfaatkan sebagai alat transportasi sungai. Dengan adanya transportasi tersebut
masyarakat dapat membuka peluang bisnis angkot sungai. Sehingga masyarakat tidak
perlu memutar ke jalur jembatan utama untuk sampai ketujuan di seberang sungai.
Jalur transportasi darat dari arah tulungagung ke Surabaya juga bisa dibilang selalu
padat sehingga alternatif ini bisa menjadi salah satu solusi.
Kelemahannya adalah belum adanya pengelola dari departemen yang
ddimiliki oleh pemerintah. Sehingga perlu dilakukan kerjasama lintas departemen
untuk melaksanakan alternatif ini. Peluangnya adalah memaksimalkan otoritas Perum
Jasa Tirtha untuk mengatur debit air melalui bendungan. Selain itu Perum Jasa Tirtha
juga bisa mengelola dermaga seklaigus bendungannya. Selain jasa tirtha, Dishub
dapat bertanggung jawab atas trayek yang akan dilaksanakan oleh penyedia alat
transportasinya. Sehingga segala kelemahan ini dapat diselesaikan secara bersama.
Page | 7

Ancaman yang boleh jadi dapat mengurangi kelancaran ini adalah musim yang
susah diprediksi. Ketika hujan lebat, curah hujan tidak bisa diprediksi apakah debit air
akan berlebih atau sebaliknya, saat kemarau panjang seperti terjadinya El Nino seperti
bulan ini akan sangat mengurangi debit air yang sedang difokuskan pada sektor
irigasi.

4. Video sebagai wahana promosi


Video yang dimaksud adalah tampilan audio visual yang menampilkan
keindahan budaya lokal. Video ini disajikan di pertelevisian, dan ditampilakan di
tempat umum seperti terminal, stasiun, bandara, dan taman rekreasi. Gagasan ini
memiliki kekuatan pada efektifitas dalam menyampaikan informasi. Melalui audio
visual akan sangat mudah menunjukkan kekhasan dan keindahan budaya lokal. Selain
itu, dari segi ekonomi, ini akan menjadi wahana kreatifitas anak muda dari daerah
setempat yang menguasai desain, komunikasi dan visual.
Kelemahan pada gagasan ini, adalah dibutuhkan waktu yang cukup lama
dalam proses produksi. Mulai dari memilih model-modelnya, proses perekaman, dan
editing videonya. Disisi lain gagasan ini menjadi peluang bagi anak daerah yang
memiliki kemampuan desain, komunikasi dan visual. Bukan hanya menjadi peluang
bagi para pemuda, gagasan ini juga akan bisa menjadi project bagi bisnis kursus
desain dan advertising.
Peluang pada gagasan ini adalah memberikan nilai ekonomi bagi para
creatornya. Dapat dikomersialkan dan dapat juga dilibatkan dalam sebuah event
lomba desain video oleh pemerintah daerah. Ancaman pada gagasan ini adalah adanya
pemangku kepentingan lain yang ingin memperoleh keuntungan melalui video ini.
Misalkan iklan produk tertentu ikut memasarkan produknya pada video ini dengan
memberi tawaran uang pada pembuat video.

5. Jasa Fotografi
Jasa fotografi yang dimaksudkan oleh penulis adalah jasa memfoto dan
mencetak foto para konsumen dengan para pelaku budaya. Meski saat ini teknologi
sudah sedemikian canggih sehingga hampir setiap orang mempunyai alat untuk
memfoto baik berupa kamera maupun aplikasi yang terdapat dalam handphone-nya.
Jika di kelola dengan baik ini bisa menjadi potensi ekonomi yang luar biasa. Caranya
adalah dengan melakukan kerja sama dengan para pelaku budaya. Penulis sebut orang
yang menjalankan bisnis ini dengan sebutan fotografer. Fotografer harus berbentuk
sebuah organisasi atau korporasi. Dapat terdiri dari kepala studio, fotografer utama,
asisten fotografer, desainer/editor foto, staf marketing, staf admin & keuangan, dan
sebagainya, (Sidik, 2012).

Hal ini dapat dilakukan


dengan cara menjalankan
kerjasama diantara keduanya.
Dalam setiap pagelaran
konsumen hanya bisa
mengambil gambar pelaku
budaya dari kejauhan, dan jika
konsumen ingin berfoto dalam
jarak yang sangat dekat bahkan
menggunakan perlatan budaya
Page | 8

maka hanya bisa dilakukan oleh fotografer. Maka harus ada kesepakatan antara pelaku
budaya dan fotografer.
Gambar 2. Pawai 1000 barong dan jaranan
Gagasan kreatif ini memiliki kekuatan pada
modalitas yang tidak terlalu besar dan memiliki
kediri didookumentasi oleh Imam Mubarok
mobilitas yang cukup tinggi. Tidak memerlukan
(2015)
peralatan berat sehingga bisa dilaksanakan dimana saja. Selain melayani konsumen
yang ingin berfoto dengan pelaku budaya, fotografer juga harus terus berkompetisi
untuk menghasilkan karya fotografi terbaik yang dapat dijual di berbagai korporasi
majalah nasional bahkan internasional, (Sidik, 2012). Namun masih ada kelamahan
pada kreatif ini, yaitu terletak pada daya tariknya. Sebagian dari masyarakat masih
takut dekat dengan barong, karena dalam pertunjukan saat 1 syuro para pemain
barong seering kesurupan. Sehingga tidak sedikit juga dari masyarakat yang enggan
untuk dekat dengan para barong.
Gagasan ini masih memiliki peluang besar karena budaya lokal semakin
kedepan semakin meriah dan masyarakat sudah tersadar untuk terus menjaga dan
melestarikannya. Sehingga penikmat budaya ini juga semakin banyak. Mulai dari
anak-anak hingga orang tua. Ditambah lagi dengan semakin banyak event yang
menyajikan budaya maka kreattif ini juga akan terus berkembang. Selain menjadi
fotografer pada saat event budaya yang melayani konsumen (masyarakat), fotografer
dapat menjual hasil fotonya ke perusahaan majalah dan rutin mengikuti lomba
fotografi.
Ancamannya dapat datang dari diri fotografer dan dapat juga berasal dari luar
fotografer. Dari diri fotografer, fotografer dituntut memiliki kreatifitas yang sangat
tinggi dalam mengambil gambar. Sedangkan faktor dari luar adalah kompetisi yang
datang dari fotografer lain. Persaingan bisnis ada yang fairplay dan ada juga yang
selalu ingin bersaing tidak sehat.

GAGASAN EKONOMI KREATIF SEBAGAI SEBUAH ILMU


Semangat memunculkan ide dan menjadikan ide bernilai ekonomi adalah hal penting
dalam muatan pelajaran ekonomi di sekolah. Tidak hanya mengusahakan bagaimana ide
tersebut bisa muncul tetapi juga mengajarkan bagaimana langkah-langkah agar ide/gagasan
kreatif tersebut dapat direalisasikan. Dengan tidak meninggalkan budaya lokal daerah
setempat, gagasan ekonomi kreatif dapat dimunculkan melalui budaya lokal dimana budaya
ini berposisi menjadi sebuah wahana dalam mengembangkan ekonomi kreatif.

KESIMPULAN
Terdapat potensi ekonomi dalam budaya lokal Kediri. Berpijak pada pilar-pilar
ekonomi kreatif pemerintah dapat dimunculkan beberapa ide kreatif yang dapat
meningkatkan taraf hidup ekonomi masyarakat kediri. Ide kreatif tersebut antara lain: 1).
Kerajinan keramik dan kayu, 2). Fashion, 3). Angkot sungai (transportasi sungai), 4). Video
sebagai wahana promosi, dan 5) Jasa Fotografi. Setelah dikaji lebih mendalam, Budaya
Kediri memiliki potensi, kekuatan, dan peluang untuk memunculkan industri kreatif yang
menangkat budaya lokal. Meski terdapat beberapa kelemahan dan ancaman, dengan semangat
kebersamaan antara masyarakat, instansi pemerintah, dan lembaga keuangan; kita pasti dapat
mewujudkan perekonomian lokal yang lebih kuat.

DAFTAR RUJUKAN
Page | 9

Kominfo. 2012. Ritual 1 Suro Sri Aji Joyoboyo. (online) http://kedirikab.go.id/index.php?


option=com_content&view=article&id=974%3Aritual-1-syuro-di-petilasan-
sri-aji-joyoboyo&Itemid=1 diakses pada tanggal 11 November 2015.

Mubarok, I. 2015. Kemolekan Penari Cantik 1.000 Barong Nusantara Kediri. (online)
sumber : http://www.merdeka.com/foto/peristiwa/581725/20150816163636-
kemolekan-penari-cantik-1000-barong-nusantara-di-kediri-008-isn.html

Pangestu, M.E. 2014. Ekonomi Kreatif: Rencana Aksi Jangka Menengah 2015-2019. Jakarta :
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI

________. 2008. Pengembangan Industri Kreatif Menuju Visi Ekonomi Kreatif Indonesia
2025. Jakarta: Departemen Perdagangan RI

________. 2014. Ekonomi Kreatif : Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025. Jakarta :
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI

Sidik, H.M. 2012.Manajemen Bisnis Fotografi. (online) http://dosen.stts.edu/yulius/wp-


content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis-Fotografi.pdf

Wikipedia. 2015. Sungai Brantas. (online) https://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Brantas


tanggal 11 November 2015.

You might also like