Professional Documents
Culture Documents
A. LANDASAN TEORI
Peningkatan kualitas dan kuantitas hasil pertanian dapat dilakukan dengan melakukan
evaluasi lahan. Evaluasi lahan dapat dilakukan dengan membandingkan persyaratan penggunaan
lahan dengan kualitas (karakteristik) lahan. Pengolahan lahan yang tidak sesuai dengan
karakteristik lahan itu sendiri dapat menghambat proses bercocok tanam yang dilakukan dan
pada akhirnya dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya gagal panen. Kurangnya
pengetahuan dan pemahaman petani akan karakteristik lahan yang akan diolah dan jenis tanaman
pangan yang akan ditanam serta sulitnya memperoleh data yang benar tentang karakteristik
lahan, dapat membuat petani kesulitan dalam menentukan kesesuaian lahannya. Untuk
memperoleh semua pengetahuan yang diperlukan tentunya diperlukan waktu yang cukup lama
dan biaya yang besar. Apabila dana dan waktu merupakan faktor pembatas, maka perlu adanya
keberadaan suatu sistem penunjang pembuatan keputusan yang terkomputerisasi. Kesesuaian
lahan (land suitability) adalah potensi lahan yang didasarkan atas kesesuaian lahan untuk
penggunaan pertanian secara lebih khusus, seperti padi, tanaman palawija, tanaman perkebunan.
Kesesuaian lahan juga dapat diartikan sebagai tingkat kecocokan suatu bidang lahan untuk
penggunaan tertentu (Sevani et al., 2009).
Evaluasi lahan, perlu dilakukannya evaluasi teknis budidaya yang mengacu pada Good
Agricultural Practices. Good Agricultural Practices atau disingkat GAP adalah cara pelaksanaan
budidaya tanaman secara baik, benar dan tepat, yang mencakup mulai dari kegiatan pra tanam
hingga penanganan pasca panen dalam upaya menghasilkan produk yang aman dikonsumsi,
bermutu baik, ramah lingkungan, berkelanjutan dan berdaya saing. GAP menerapkan prinsip
telusur balik (traceability), yaitu produk dapat ditelusuri asal-usulnya, dari konsumen sampai
lahan usaha.
Standard Operating Procedure, disingkat SOP, merupakan implementasi atau
operasionalisasi dari GAP, adalah acuan pelaksanaan kegiatan proses produksi, yang memuat
keterangan/ instruksi kerja yang meliputi semua proses produksi (pra tanam pasca panen).
Dalam peningkatan kualitas dan kuantitas produksi pertanian, karena itu kegiatan evaluasi lahan
merupakan bagian yang dipandang amat penting dalam pertanian. Analisis serta evaluasi
kesesuaian lahan serta teknis budidaya yang tepat membantu perbaikan-perbaikan teknis
budidaya guna mendapatkan produk akhir yang maksimal dan optimal
B. TUJUAN
1. Mengetahui budidaya tanaman secara lengkap dengan metode obervasi dan wawancara
petani.
2. Melakukan skoring untuk menentukan tingkat kesesuaian teknik budidaya dari hasil
wawancara dengan SOP teknik budidaya tanaman pada umumnya.
Bahan-bahan yang akan digunakan dalam praktikum ini meliputi SOP teknik budidaya dan
hasil wawancara petani. Peralatan yang akan digunakan untuk survei dan pengamatan antara lain
kendaraan bermotor, alat tulis dan borang pertanyaan.
DAFTAR PUSTAKA
Sevani, N., Marimin, H. Sukoco. 2009. Sistem pakar penentuan kesesuaian lahan berdasarkan
faktor penghambat terbesar (maximum limitation factor) untuk tanaman pangan. Jurnal
Informatika .10,1: 23 31.
LAMPIRAN
Petani
No. Skor Kriteria
1 2 3
TOTAL SKOR 55 65 45
Jumlah pertanyaan : 19
Skoring terendah: 1
Skoring tertinggi : 4
Range :
Interval :
Kriteria penilaian :
Kriteria :
Baik : 62,5%
Kurang baik : < 62,5%