Professional Documents
Culture Documents
yang harus didatangi oleh pasien yang ingin berobat dengan menggunakan kartu
praktek Dokter, praktek Dokter Gigi, klinik Pratama atau yang setara
rujukan ke faskes tingkat lanjut pasien diberikan resep dokter dan obat
rawat inap hanya surat perintah opname dan kartu BPJS Kesehatan, yang akan
digunakan untuk mendapatkan Surat Eligibilitas Peserta (SEP). SEP ini akan
diurus oleh administrasi rumah sakit atau mungkin pihak keluarga pasien
berikut :
a Peserta datang ke fasilitas kesehatan tingkat pertama yang memiliki fasilitas
fasilitas kesehatan tingkat pertama akan memberikan surat rujukan untuk dibawa
ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan yang bekerjasama dengan BPJS kesehatan
BPJS dari faskes pertama. Dalam fasilitas kesehatan tingkat lanjut ini meliputi
diantaranya :
untuk pasien kronis maka juga harus disertai dengan SKDP (Surat
Peserta (SEP). Apabila SEP sudah bisa dicetak maka petugas BPJS
pelayanan kesehatan.
iv. Setelah mendapatkan pelayanan kesehatan, peserta akan diberikan
pertama atau surat perintah rawat inap dari poli atau unit gawat
darurat.
ii. Peserta harus melengkapi persyaratan admisnistrasi untuk penerbitan
masuk rumah sakit. Apabila data peserta valid maka SEP rawat inap
akan diterbitkan dan apabila data tidak valid maka perlu konfirmasi
Pelayanan alat bantu kesehatan dari BPJS Kesehatan merupakan layanan tambahan
dari limit plafond sesuai dengan indikasi medis dan atas rekomendasi dokter spesialis yang
memeriksa. Pelayanan untuk alat kesehatan sifatnya berupa bantuan yang artinya bahwa
layanan ini ditanggung secara subsidi dimana alat bantu yang telah diresepkan dokter
apabila telah melebihi harga yang telah ditetapkan oleh pihak BPJS maka sisa biayanya tidak
lagi ditanggung oleh BPJS melainkan akan ditanggung oleh pasien yang bersangkutan itu
sendiri. Sebagai contoh adalah alat bantu dengar, BPJS Kesehatan hanya menanggung
maksimal satu juta rupiah saja, sementara harga di pasaran bisa mencapai tiga juta rupiah
atau bahkan lebih maka sisa biaya yang tidak ditanggung oleh BPJS yaitu sebesar dua juta
yang artinya sisa biaya tersebut akan dibayarkan oleh pasien yang bersangkutan.
Pelayanan tentang alat bantu kesehatan ini diatur dalam Permenkes Nomor 59 tahun
2014, tentang Standar Tarif JKN pasal 24. Berikut ini adalah tarif untuk alat bantu kesehatan
a. Kacamata
Prosedur :
1) Peserta harus datang ke faskes tingkat 1 yang tertera dikartu BPJS, biasanya
indikasi medis minimal () Sferis 0,5 D Silindris 0,25 ditanggung sesuai dengan kelas
yang diambil di kartu BPJS. Jika harga kacamata melebihi itu, sisanya akan ditanggung
Tarif untuk kacamata yang ditanggung BPJS atau lebih tepatnya disubsidi berbeda
terdekat
3) Ketika di poli THT Rumah Sakit yang bersangkutan, dokter akan melakukan
Alat bantu dengar diberikan paling cepat 5 tahun sekali atas indikasi medis. Alat
bantu dengar yang harganya jutaan tidak ditanggung sepenuhnya, tetapi akan
rekomendasi dari dokter spesialis orthopedi di faskes rujukan BPJS Kesehatan. Prothesa
alat gerak dapat diberikan paling cepat 5 tahun sekali untuk bagian tubuh yang sama.
Prosedur untuk prothesa alat gerak hampir sama seperti cara mendapatkan kacamata.
Prothesa alat gerak diberi bantuan atau subsidi maksimal sebesar RP 2.500.000,00
dan diberikan paling cepat 5 tahun sekali jika ada indikasi medis.
d. Prothesa Gigi (Gigi Palsu)
Pelayanan prothesa gigi diberikan pada faskes tingkat 1 dan faskes tingkat 2 yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Penjaminan pelayanan prothesa gigi atau gigi
mengalami kelainan atau gangguan tulang ataupun kondisi lain sesuai dengan indikasi
medis. Layanan ini adalah bagian dari pemeriksaan dan penanganan yang diberikan
dan diberikan paling cepat 2 tahun sekali atas indikasi medis. Prosedurnya hampir sama
dengan pemberian kacamata, setelah diberi resep oleh dokter yang bersangkutan peserta
trauma pada leher dan kepala ataupun fraktur pada tulang servik atau tulang leher
dengan indikasi medis. Hal ini merupakan bagian dari pemeriksaan dan penanganan
yang diberikan pada faskes rujukan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
Penyangga diberi bantuan atau subsidi maksimal sebesar Rp 150.000,00 dan dapat
(Orthopedic) sebagai bagian dari pemeriksaan dan penanganan yang diberikan kepada
diberikan paling cepat 5 tahun sekali untuk bagian tubuh yang sama.
TARIF
JENIS ALKES KETENTUAN PALING LAMBAT
(MAKSIMAL)
Kelas I 300.000
Kacamata Kelas II 200.000
Kelas III 150.000
Alat Bantu Dengar 1.000.000 5 tahun
Kaki/Tangan Palsu 2.500.000 5 tahun
1-8 gigi 250.000/rahang
Protesa Gigi 2 tahun
9-16 gigi 500.000/rahang
Korset 350.000 2 tahun
Collar Neck 150.000 2 tahun
Kruk 350.000 5 tahun
Setiap warga negara dan orang asing yang telah bekerja paling singkat 6 (Enam)
bulan di Indonesia wajib mengikuti program jaminan sosial, sehingga tercipta mekanisme
subsidi silang dan gotong royong masyarakat dalam jaminan kesehatan yang berdasarkan
melakukan Pendaftaran
a Pemberi kerja yang tidak melakukan pendaftaran dirinya dan
tertulis kedua.
iii) Tidak mendapat pelayanan publik tertentu.
d Apabila pemberi kerja selain penyelenggara negara tidak melaksanakan
pemerintah daerah.
e Sanksi tidak mendapat pelayanan publik tertentu bagi pemberi kerja
pendaftaran, berupa :
i) Perizinan terkait usaha.
ii) Izin yang diperlukan dalam mengikuti tender proyek.
iii) Izin memperkerjakan tenaga kerja asing.
iv) Izin perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh.
v) Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
2) Ketidakpatuhan Setiap Orang Selain Pemberi Kerja, Pekerja Penerima Upah
tertentu.
b Sanksi tidak mendapatkan pelayanan publik tertentu bagi Setiap Orang
Selain Pemberi Kerja, Pekerja dan Penerima Bantuan Iuran yang tidak
dan pekerjanya berikut anggota keluarga kepada BPJS Kesehatan secara lengkap
dan benar. Penyampaian data diri dan pekerjanya dan perubahan data secara
kepesertaan.
d) Perubahan data ketenagakerjaan.
Perubahan data ketenagakerjaan paling sedikit meliputi :
i) Alamat perusahaan.
ii) Kepemilikan perusahaan.
iii) Kepengurusan perusahaan.
iv) Jenis badan usaha.
v) Jumlah pekerja.
vi) Data pekerja dan keluarganya.
vii) Perubahan besarnya upah setiap pekerja.
data secara lengkap dan benar dari dirinya dan pekerjanya berikut
kerja.
ii) Denda
Pengenaan sanksi denda sebesar 0,1 % diberikan untuk jangka
pendaftaran, berupa :
i) Perizinan terkait usaha.
ii) Izin yang diperlukan dalam mengikuti tender proyek.
iii) Izin memperkerjakan tenaga kerja asing.
iv) Izin perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh.
v) Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
e. Ketidakpatuhan Setiap Orang Selain Pemberi Kerja, Pekerja Penerima Upah dan
kerja.
ii) Tidak mendapat pelayanan publik tertentu
b) Setelah dilaksanakan sanksi administratif berupa teguran tertulis tidak
Selain Pemberi Kerja, Pekerja dan Penerima Bantuan Iuran yang tidak
BPJS Kesehatan.
2) Sanksi Ketidakpatuahan Pembayaran Iuran
Sanksi administratif pengenaan denda atas keterlambatan pembayaran iuran
adalah sebesar 2% dari iuran yang harus dibayarkan oleh peserta dan pemberi
bangkrut.
2.5 Permasalahan
2.5.1 Sanksi Administrasi
Pembayaran premi tiap bulan yang wajib dibayarkan peserta BPJS
rawat jalan namun akan berdampak pada kasus rawat inap karena denda
perawatan setiap minggu nya maka selama perawatan tersebut pasien akan
berturut-turut.
Solusi :
Memberikan edukasi pada masyarakat mengenai kepatuhan dalam
mengenai denda atau sanksi yang akan ditanggung oleh peserta apabila