You are on page 1of 5

Besi Cor Kelabu

Besi Cor Kelabu adalah salah satu jenis grup besi yang paling luas
penggunaan logamnya. Besi Cor Kelabu dalam proses manufaktur,
kecenderungan dari pada cementite untuk memisahkan diri dari graphite dan
austenite atau ferrite dengan sangat baik melalui pengontrolan komposisi logam
dan proses pendinginan. Pada umumnya besi tuang kelabu adalah hypoeutectic
alloy dengan kandungan persen berat karbon 2,5 4 % Karbon. Logam ini
menjadi keras melalui pembentukan dasar dari Austenite yang pertama sekali.
Penampilan dasar dari penggabungan karbon berada di dalam cementite hasil
dari reaksi eutectoid pada suhu 1130 oC. Proses pembentukan graphit dibantu
oleh kandungan karbon yang tinggi, tinngi temperatur, dan sejumlah elemen
graphit yang pas, terutama silicon.
Ada fakta fakta percobaan yang mengatakan dengan kontrol yang tepat
dari faktor faktor di atas, paduan akan mengikuti kestabilan diagram
kesetimbangan besi-graphite (Gbr. 11.3), membentuk austenite dan graphite
pada temperatur eutectic pada suhu 1135 oC. Pada kecepatan tertentu, banyak
cementite yang terbentuk akan tergraphitisasi dengan cepat. Graphite kelihatan
seperti tidak beraturan, umumnya memanjang dan membelok yang menjadikan
karakter besi cor kelabu berwarna keabu- abuan atau kehitam hitaman pada
karakteristik patahannya (Gbr.11.10). Itu akan meekankan ketika struktur mikro
menunjukkan sifat fisik mereka pada permukaan yang bertarah, serpihannya
adalah butiran butiran tiga dimensi. Pada kenyataannya, serpihan serpihan
permukaan yang membelok kadang terhubung, dan bisa jadi diwakilkan oleh
space model (Gbr 11.11).
Selama proses pendinginan yang terus menerus, ada tambahan endapan
karbon karena pengurangan daya larut karbon di dalam austenite. Karbon ini
diendapkan sebagai graphite atau sebagai proeutectoid cementite dengan
segera menggraphitekannya.
Kekuatan dari besi cor kelabu bergantung hampir dengan seutuhnya pada
matrix dimana graphite diletakkan. Matrix ini dengan sangat luas ditentukan oleh
kondisi dari eutectoud cementite. Jika komposisi dan kecepatan pendinginan
adalah sama dengan begitu eutectoid cementite juga menggraphitkan ,
kemudian matrix nya akan seutuhnya menjadi ferrit. Dengan kata lain, jika
proses penggraphitan dari eutectoid cementite dicegah, matrix nya dengan
seutuhnya menjadi Pearlite. Pada prinsip dasarnya matrix dapat dirubah dari
Pearlite, selama proses pencampuran Pearlite dan Ferrite pada perbandingan
yang berbeda, sampai pada keadaan sebenarnya murni Ferrite. Pencampuran
graphite ferrite adalah besi cor yang paling lembut dan lemah, kekuatan dan
kekerasan meningkat dengan peningkatan Karon yang tergabung, mencapai
maksimum dengan Pearlite Besi Kelabu. Gbr 11.12 menunjukkan struktur mikro
dari besi cor kelabu dengan matrix hampir seluruhnya Pearlite.

Silicon di dalam Besi Cor


Silikon adalah elemen yang paling penting di dalam metelurgi besi cor.
Silikon meningkatkan ketidakstabilan dan dan mempengaruhi pembekuan
peleburan alloy. Komposisi eutectic tergeser ke kiri kira kira 0,30% karbon
untuk setiap 1% silikon, dengan efektif menekan temperatur dimana alloy mulai
mengeras. Ketikakandungan silikon ditambahkan, daerah austenit menjadi
berkurang, kandungan karbon eutectoid dikurangi, dan perubahan eutectoid
terjadi diatas batas perluasan. Silikon adalah pembuat graphit dan jika tidak
diimbangi oleh peningkatan elemen elemen karbit, silikon menyokong proses
pembekuan sesuai dengan kestabilan sistem besi-graphite. Oleh karena itu
selama proses pembekuan dalam kehadiran silikon, karbon diendapkan sebagai
graphite utama dalam pembentukan serpihan. Ketika graphite utama telah
terbentuk, bentuknya tidak dapat diubah dengan cara apapun. Ini adalah
kelemahan serpihan graphite yang menggilas matrix dan pengaruh takik secara
terus menerus pada akhir serpihan menjadi penyebab penurunan kekuatan dan
penurunan kelenturan dari besi cor.
Hubungan antara kandungan karbon dan silikon terhadap struktur pada
bagian tipis besi cor ditunjukkan pada Gbr 11.13. Pada daerah I, cementite stabil,
sehinnga strukturnya menjadi besi cor putih. Pada daerah II , ada cuku silikon
yang menyebabkan proses penggraphitan pada seluruh besi karbida kecuali
pada eutectoid cementite. Struktur mikro akan terdiri dari serpihan graphite di
dalam sebuah matrix yang Pearlite nya luas, seperti pada Gbr 11.12. Pada
daerah III, sejumlah besar silikon menyebabkan pemisahan diri yang menyeluruh
dari cementite menjadi graphite dan ferrite. Ini akan berkesudahan pada besi cor
kelabu ferritic dengan kekuatan yang rendah.
Pengaruh dari kandungan karbon dan silikon pada daya regang
ditunjukkan pada Gbr 11.14. Daya regang yang paling tinggi diperoleh pada
kandungan karbon 2,75 % dan kandungan silikon 1,5%. Pada Gbr 11.13,
Persentase ini akan menghasilkan besi cor kelabu Pearltic. Jika persentase
karbon dan silikon sama dengan yang dihasilkan besi cor putih atau besi cor
ferritic kelabu, daya regang akan menjadi berkurang.
Kewaspada dengan pengendalian kandungan silikon dan kecepatan
pendinginan didasarkan pada graphite eutectic dan proeutectoid cementite,
tetapi bukan pada eutectoid cementite dengan tujuan untuk menghentikan
dengan kekuatan besar besi cor pearlitic.

Sulfur pada Besi Cor


Besi cor kelabu yang banyak diperdagangkan mengandung sulfur diantara
0,06 0,12 %. Pengaruh sulfur pada bentuk karbon berkebalikan dengan
pengaruh silikon. Semakin tinggi kandungan sulfur, semakin besar jumlah
kandungan karbon, sehingga cenderung untuk menghasilkan besi cor putih yang
keras dan rapuh
Disamping menghasilkan karbon yang dikombinasikan, sulfur cenderung
bereaksi dengan besi untuk membentuk besi sulfida (FeS). Campuran yang
rendah tingkat kelarutannya, present as thin interdenditic layers,
meningkatkan kemungkinan keretakan pada peningkatan temperatur.
Kandungan sulfur yang tinggi cenderung untuk mengurangi ketidakstabilan dan
sering menjadi penyebab terperangkapnya udara pada proses pengecoran.
Untungnya, Mangan mempunyai afinitas (daya tarik) terhadap sulfur yang
lebih besar dibandingkan terhadap besi, sehingga membentuk Mangan Sulfida
(MnS). Partikel partikel Mangan Sulfida kelihatan kecil, tercerai berai secara
luas yang tidak merusak properti properti (sifat sifat) pengecoran. Biasanya
pada kegiatan perdagangan banyak menggunakan kandungan mangan dengan
perbandingan dua sampai tiga kali penggunaan kandungan sulfur.
Mangan pada Besi Cor
Mangan adalah penstabil karbida, cenderung untuk meningkatkan jumlah
kombinasi Karbon, tetapi mangan kurang cukup potensial dibandingkan sulfur.
Jika Mangan diberikan pada jumlah yang tepat untuk membentuk Mangan
Sulfida, ini berpengaruh untuk mengurangi bagian carbon terkombinasi dengan
memindahkan pengaruh sulfur. Mangan yang berlebih mempunyai sedikit
pengaruh pada proses pembekuan dan hanya memperlambat proses pelemahan
graphit utama. Pada proses penggraphitan eutectoid, Mangan dengan kuat
menstabilkan carbida.

Phospor pada Besi Cor


Pada umumnya besi cor mengandung 0,10 0,90% phospor yang mula
mula berasal dari bijh besi. Pada umumnya phospor bergabung dengan besi
untuk membentuk phosphide (Fe3P). Besi phosphide membentuk sebuah
eutectic rangkap tiga (3) dengan cementite dan austenite (pearlite pada suhu
kamar). Eutectic rangkap tiga (3) dikenal sebagai steadite dan merupakan
sebuah keistimewaan yang normal pada struktur mikro besi tuang (Gbr 11.15).
Steadite secara relatif rapuh dan dengan kandungan phospor yang tinggi.
Daerah daerah steadite cenderung untuk membentuk sebuah jaringan
berkesinambungan yang menguraikan austenite dendrite primer. Keadaan
mengurangi kekerasan dan membuat besi cor rapuh, oleh karena itu kandungan
phospor harus dengan sangat hati hati dikontrol untuk mendapatkan sifat
sifat mekanis dengan jumlah maksimum.
Phospor meningkatkan ketidakstabilan dan memperluas jarak
pembekuan eutectic, dengan demikian, proses penggraphitan primer meningkat
ketika kandungan silikon tinggi dan kandungan phospor rendah. Oleh karena itu,
itu sangat berguna pada pengecoran yang sangat tipis dimana sedikit cairan
besi tidak bisa mengambil sebuah pengaruh sempurna pada cetakan.
Jika kandungan silikon, sulfur, mangan, dan phospor dikontrol pada level
yang tepat hanya faktor sisa serpihan graphite yang mempengaruhi kekuatan
dari pearlitic besi cor. Karena graphite terlalu lembut dan lemah, ukuran, bentuk
dan distribusi akan menentukan sifat sifat mekanis dari besi cor. Itu adalah
hasil pengurangan dari ukuran serpihan graphite dan peningkatan dalam
distribusi mereka yang telah menyebabkan perbaikan dalam kualitas besi cor
kelabu.

Proses perlakuan panas Besi Cor


Pembebasan tegangan adalah hal yang acap kali mempergunakan proses
pemanasan besi cor. Besi kelabu pada koondisi cor biasanya mengandung sisa
sisa tegangan karenakeuntungan dari proses pendinginan pada kecepatan yang
berbeda beda pada keseluruhan berbagai macam daerah pengecoran. Hasil
sisa sisa tegangan dapat mengurangi kekuatan, menyebabkan penyimpangan,
dan dibeberapa keadaan keadaan ekstrim sekalipun dapat menghasilkan
keretakan. Suhu pembebasan tegangan biasaanya sangat bagus terletak di
bawah batas transformasi dari pearlite ke austenite. Pada pembebasan
maksimum tegangan dengan pembusukan minimum carbide, batas suhu yang
diinginkan adalah dari 538oC 565oC. Gambar 11.16 menunjukkan bahwa dari
75% - 85% sisa tegangan dapat dipindahkan dalam waktu 1 jam pada batas ini.
Ketika hampir seluruhnya tegangan bebas (>85%) dibutuhkan, suhu minimum
pada 593oC dapat digunakan.
Pendinginan besi kelabu diperbuat dengan memanaskan nya pada suhu
yang cukup tinggi untuk meringankan besi kelabu dan dengan demikian
meningkatkan kemampuan permesianan. Umumnya suhu pendinginan besi kelau
disarankan berada diantara 704oC 760oC. Suhu kira kira di atas 593 oC
pengaruh suhu pada struktur besi kelabu tidak ada artinya. Ketika suhunya naik
di atas 593oC, kecepatan dimana besi karbia dekomposisi (berubah
komposis)menjadi ferrite + graphite naik dengan menyolok sekali, mencapai
maksimum pada 565oC untuk tak bercampur atau besi campuran rendah.
Pengecoran harus dilakukan pada suhu yang cukup lama untuk membiarkan
proses penggraphitan berakhir sampai dengan selesai. Pada temperatur di
bawah 704oC, waktu tunggu yang lama selalu diperlukan.
Besi kelabu dinormalkan dengan diperlakukannya ke pada suhu di atas
batas transformasi, membiarkannya pada suhu tersebut selama 1 jam/in pada
ketebalan maksimum, dan didinginkan sampai pada suhu kamar. Batas suhu
untuk mnormalizing besi kelabu adalah berkisar diantara 885 oC 927oC.
Normalizing dilakukan untuk meningkatkan sifat sifat mekanis, seperti
pengerasan dan daya regang, atau menegembalikan sifat sifat pengecoran
yang telah dimodifikasi oleh proses pemanasan yang lain, seperti graphitizing
atau preheating dan postheating dihubungkan dengan memperbaiki pengelasan.
Besi kelabu, seperti steel dapat dikeraskan ketika pendinginan cepat atau
diquenching dari suhu yang tepat. Besi yang diquenching dapat
ditemperednmelalui pemanasan kembali dari suhu 149 oC 649oC untuk
meningkatkan kekerasan dan mengurangi ketegangan. Biasanya besi
kelabudipanaskan pada tungku perapian dari temperatur 857 oC 871oC. Media
quenching bisa air, minyak, garam panas atau udara, tergantung pada komposis
dan bagian ukuran. Minyak biasanya media quenching selama proses hardening.
Quenching dengan air terlalu radikal (kurang tepat) dan dapat menyebabkan
keretakan dan perubahan kecuali pengecoran secara besar besaran dan pada
daerah lintasan yang seragam. Air sering digunakan selama quenching dengan
nyala api atau memperkenalkan pengerasan ketika hanya permukaan sebelah
luar yang dihardening. Karena quenching besi kelabu menjadi rapuh. Tempering
setelah quenching memperbaiki kekuatan dan keliatan tetapi mengurangi
kekerasa. Suhu pada kisaran 371oC diperlukan sebelum kekuatan impact
dikembalikan ke level pengecoran. Setelah tempering pada suhu 372 oC dari
keliatan maksimum, kekerasan dari matrix masih berkisar di Rockwell C 50.
Dimana keliatan tidak dibutuhkan dan suhu dari tempering diantara 149 oC
260oC diterima, kekerasan matrix setara dengan Rockwell C 50 60. Proses
pemanasan biasanya tidak secara komersial digunakan untuk meningkatkan
kekuatan dari hasil pengecoran besi kelabu karena kekuatan dari pengecoran
logam bisa ditingkatkan dengan mengurangi jumlah kandungan silikon dan
kandungan total karbon dengan menambahkan element paduan. Besi kelabu
biasanya diquenching dan tempering untuk meningkatkan daya tahan pemakain
dan abrasi melalui peningkatan kekerasan. Sebuah struktur yang terdiri dari
graphite yang menempel pada sebuah matrix martensit yang keras dihasilkan
melalui proses pemanasan. Proses ini dapat menggantikan permukaan besi putih
biasanya dihasilkan melalui pendinginan udara (chilling). Ini dapat digunakan
dimana chilling tidak dimungkinkan, sama dengan bentuk bentuk yang rumit
atau pengecoran yang besar / luas. Kombinasi dari tingkat kekerasan matrix
yang tinggi dan graphite sebagai pelumas menghasilkan sebuah permukaan
dengan daya tahan pemakain yang bagus untuk beberapa aplikasi seperti roda
gigi peralatan pertanian, sprocket, silinder piston, dan poros nok mobil. Dengan
demikian, proses perlakuan panas (heat treatment)memperluas daerah
pengaplikasian dari besi kelabu sebagai material keteknikan.

Ukuran dan distribusi dari Serpihan Graphite


Serpihan graphite yang luas benar benar menyela (menggangu) urutan
dari matrix pearlitic, dengan demikian mengurangi kekuatan dan kelenturan dari
besi kelabu. Serpihan kecil graphit mengurangi kerusakan dan oleh karena itu
umumnya dipilih.
Ukuran serpihan graphite selalu ditentukan melalui perbandingan dengan
standard ukuran yang bersama sam dipersiapkan oleh AFS (American
Foundrymens Society) dan ASTM (American Society for Testing Material).
Prosedur memersiapan dan peralatan pengukuran dari ukuran ukuran serpihan
diberikan dalam ASTM Designation A247 67, 1971 Book of ASTM Standards,
Part 31. Peralatan ukur dibuat berdasarkan panjang serpihan graphit pada
sebuah bagian besi kelabu tanpa etsa dengan pembesaran 100x. Penomoran
yang ditunjukkan sebagai pengindikasi pada Tabel 11.2

You might also like