You are on page 1of 8

Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam

Di PT. BIO Nusantara Teknologi


Agus Suandi, Nurul Iman Supardi, Angky Puspawan
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Bengkulu
Jl. W.R. Supratman, Kota Bengkulu, 38222, Indonesia
e-mail: agus_suandi@unib.ac.id

ABSTRACT
Palm oil is one commodity that has a large contribution to the Indonesian economy. Nowadays,
Indonesia is the largest CPO producer in the world. The many benefits of Crude Palm Oil (CPO)
and Palm Kernel (PK) for the industry and the increasing demand for world markets, the
processing industry of CPO and PK has good prospects in the future. Knowing the percentage
obtained from each stage of the production process into oil palm and palm kernel becomes very
important to maintain stability of production conducted. Where, determine the percentage yield of
the treatment will be a benchmark in getting maximum results from processing without many
losses.
The main purpose of palm oil factory is to produce high CPO and PK, and the achievement of
quality of product. Research carried out by observation, data collection as an input in calculating
the result production process of palm oil mill PT. Bio Technology Nusantara (PT. BNT) with a
production capacity of 30 tons / hour. Study of the production process and the calculation results
of the factory production referable in estimating the achievements of PT. BNT and correction
when needed. Palm Oil Factory PT. BNT is estimated to produce 21.97% CPO and Kernel 6.4% of
FFB processing capacity of 30 tons / hour.

Keyword: crude palm oil, palm kernel, palm oil mill

1 PENDAHULUAN (Palm Kernel). Proses pengolahan Tandan


1.1 Latar Belakang Buah Sawit (TBS) berlangsung cukup panjang
Kelapa sawit merupakan salah satu dan memerlukan control yang cermat. Dimana
komoditas unggulan yang memiliki andil yang tiap tahap proses pengolahan Tandan Buah
signifikan bagi perekonomian Indonesia. Sawit mempengaruhi pada tahap proses
Indonesia saat ini merupakan negara berikutnya.
penghasil CPO terbesar di dunia. Peneliti menganggap penting untuk
Manfaat Crude palm oil (CPO) dan mengkaji proses produksi CPO dan Kernel
Palm Kernel (PK) sangatlah banyak. CPO dari pabrik kelapa sawit, khususnya pabrik
banyak digunakan sebagai bahan baku untuk kelapa sawit PT. Bio Nusantara Teknologi
industri seperti mentega, sabun, kosmetik, (PT. BNT).
tekstil, biodiesel, dan lain lain. Jika melihat Dalam operasinya PT. BNT
kebutuhan minyak kelapa sawit di dunia maka memperoleh bahan baku dari perkebunan
sudah barang tentu permintaan setiap yang dimiliki perusahaan dan perkebunan
tahunnya akan meningkat seiring dengan penduduk di sekitar pabrik.
peningkatan jumlah penduduk dunia. Prospek Tujuan utama Pabrik Kelapa Sawit PT.
pengembangan kelapa sawit di Indonesia BNT adalah untuk menghasilkan Oil
umumnya dan Propinsi Bengkulu khususnya Extraction Rendement (OER) berupa Crude
sangatlah baik. Diperkirakan permintaan Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK)
terhadap produk kelapa sawit akan tetap dengan efisiensi yang tinggi, dan tercapainya
tinggi di masa-masa mendatang. mutu produksi. OER yang lazim disebut
Peluang bisnis pertanian kelapa sawit Rendemen adalah persentase produk yang kita
dan produk turunannya sangatlah menjanjikan hasilkan dibanding dengan bahan baku yang
untuk pengembangan lahan pertanian dan terolah. Pada perancangan awal pabrik
pembangunan pabrik kelapa sawit. Iklim pengolahan kelapa sawit di PT. BNT
tropis dan curah hujan yang cukup mempunyai kapasitas kerja 30 ton/jam.
memungkinkan tanaman kelapa sawit tumbuh Mengetahui persentase yang didapat dari
dengan baik di wilayah Indonesia. setiap tahapan yang dilakukan saat
Pabrik kelapa sawit (PKS) mengelola pengolahan kelapa sawit menjadi minyak dan
buah sawit menjadi produk minyak kelapa inti sawit menjadi sangat penting untuk
sawit (Crude Palm Oil: CPO) dan Inti sawit menjaga kestabilan produksi yang dilakukan.

Teknosia Vol. II, No. 17, Tahun X, September 2016 12


Dimana, mengetahui persentase dari masing kebun. Pada stasiun penerimaan buah
pengolahan akan menjadi tolak ukur dalam ini meliputi :
mendapatkan hasil dari pengolahan yang 1. Jembatan timbang (weight bridge)
maksimal tanpa banyak kerugian yang terjadi. 2. Sortasi tandan buah segar.
3. Tempat pemindahan buah (loading ramp)..
1.2 Tujuan penelitian 4. Lori Buah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisa tahapan proses produksi dan 2.2.2. Stasiun Perebusan (Sterilization
hasil produksi dari pabrik kelapa sawit Station)
kapasitas produksi 30 ton/jam di PT. BIO Baik buruknya mutu dan jumlah hasil
Nusantara Teknologi. olah suatu pabrik kelapa sawit, terutama
ditentukan oleh hasil rebusan. Oleh karena itu
1.3 Batasan masalah merebus, buah harus sesuai dengan ketentuan
Adapun batasan masalah dalam yang ada dan merupakan hal yang mutlak
penulisan penelitian ini yaitu pengolahan dilakuakan. Merebus tandan dengan uap
kelapa sawit hingga diperoleh persentase mempunyai fungsi sebagai berikut :
produk dengan kapasitas olah 30 ton/jam di a. Merusak enzim dan menghentikan
PT. BIO Nusantara Teknologi Bengkulu. peragian yang membentuk asam lemak
bebas
2 TINJAUAN PUSTAKA b. Membekukan getah dan protein
2.2 Kelapa Sawit c. Memudahkan buah lepas dari tandan
Kelapa sawit (Elaeis guineensis jack) d. Melonggarkan inti dari tempurung
adalah merupakan tanaman golongan plasma Pada stasiun rebusan terdapat alat
yang menghasilkan minyak. Proses alat sebagai berikut :
pembentukan minyak dalam kelapa sawit 1. Alat Penarik (Capstand). Capstand
berlangsung selama 3 4 minggu sampai adalah alat penarik lori keluar dan masuk
tingkat matang morpologis, yaitu buah telah sterilizer.
matang dan kandungan minyak sudah 2. Ketel Rebusan (Sterilizer). Merupakan
optimal. bejana uap tekan yang digunakan untuk
merebus buah. Sterilizer ini dapat memuat
2.2 Deskripsi Proses 8 buah lori dengan tekanan kerja maksimal
Pengolahan kelapa sawit merupakan 3 kg/cm2 dan suhu kerja maksimal 140oC.
salah satu faktor yang menentukan Untuk menjaga tekanan dalam rebusan
keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit. tidak melebihi tekanan kerja yang
Kualitas produksi pada pengolahan kelapa diizinkan, rebusan diberi katup pengaman.
sawit sangat berpengaruh terhadap rendement Seluruh proses perebusan dilakukan dalam
yang dihasilkan sterilizer horizontal.
Proses pengolahan tandan buah segar 3. Tippler. Tippler merupakan tempat untuk
(TBS) menjadi crude palm oil dan palm menumpahkan buah kelapa sawit yang
kernel melalui banyak perlakuan dan tahapan. sudah direbus dengan sterilizer dengan
Proses pengolahan kelapa sawit dibagi cara memutar lori 180o. Buah kelapa sawit
menjadi beberapa tahapan dan stasiun, yaitu tersebut diangkut menggunakan conveyor
sebagai berikut : menuju threser.
1. Stasiun penerimaan buah (fruit reception
station) 2.2.3. Stasiun Penebahan (Threshing
2. Stasiun perebusan (sterilizing station) Stasiun)
3. Stasiun penebahan (threshing station) Stasiun penebahan merupakan stasiun
4. Stasiun pengempaan (pressing station) yang berfungsi untuk memisahkan buah dari
5. Stasiun pemurnian minyak (clarification tandannya dengan cara bantingan bantingan
station) dan berputar sekitar 23 25 rpm yang
6. Stasiun pengolahan inti (kernel recovery dinamai rotary drum threshing.
station)
2.2.4. Stasiun Pengempaan (Pressing
2.2.1. Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Station)
Reception Station) 1. Digester merupakan sebuah alat yang
Stasiun penerimaan buah berfungsi terbuat dari besi pelat yang berbentuk
sebagai tempat penerimaan buah (TBS) dari silinder dimana sekeliling dindingnya
perkebunan sebelum diolah. Pada stasiun ini dipasang pelat mantel untuk memanaskan
dapat diketahui jumlah TBS dari masing- adukan. Didalam silinder tersebut terdapat

Teknosia Vol. II, No. 17, Tahun X, September 2016 13


as yang dipasang pisau aduk dan dibagian dalam minyak yang akan dialirkan ke
bawah dipasang satu pisau buang, untuk ayakan (saringan), dengan maksud agar
mengeluarkan masa-adukan dari digester ayakan terhindar dari gesekan pasir kasar
ke screw press. Digester berfungsi sebagai yang dapat menyebabakan kehausan
pencincang brondolan yang telah terebus, ayakan.
sehingga menjadi campuran yang 3. Ayakan Getar (Vibrator Screen).
homogen antar nuts dengan daging buah Merupakan ayakan getar yang berfungsi
yang telah terpisah. Pada digester, untuk menyaring material-material yang
dilakukan proses exstraksi pertama untuk terbawa oleh minyak kasar dari tangki
mengusahakan keluarnya minyak dari pemisahan pasir
brondolan buah. Mesin press adalah alat 3. Crude Oil Tank (COT). Crude oil tank
untuk memisahkan minyak kasar (crude (tangki minyak mentah) berfungsi
oil) dari daging buah (pericarp). Buah menampung minyak mentah yang telah
yang keluar dari digester diperas didalam disaring untuk dipompakan ketangki
mesin press dengan tekanan 40 -50 bar pemisah. Cairan yang mempunyai berat
dan dengan menggunakan air pengencer jenis yang lebih ringan akan naik ke
yang bersuhu 90 95 oC. Untuk permukaan yang selanjutnya akan
menurunkan visikosits minyak, mengalir ke continous settling tank. Untuk
penambahan dapat pula dilakukan pada oil menjaga suhu tetap konstan pada 80
gutter kemudian dialirkan melalui oil 90oC maka perlu diberikan penambahan
gutter ke stasiun klarifikasi. Sedangkan panas dengan cara menginjeksiakan uap
ampas kempa dipecahkan dengan kedalam tangki.
menggunakan cake breaker conveyor 4. Continous Settling Tank (CST).
untuk memudahkan memisahkan nuts dan Continous Settling Tank berfungsi untuk
ampas. mengendapkan sludge (lumpur) yang
terkandung dalam minyak kasar, untuk
2. Pemisah Ampas Kempa (Cake Beaker mempermudah pemisahan, suhu harus
Conveyor). Ampas hasil press yang masih dipertahankan antara 80 90oC dengan
bercampur nuts dan berbentuk gumpalan sistem injeksi uap. Didalam CST minyak
gumpalan dipecah dan dibawa untuk dibagi menjadi tiga bagian, bagian atas
dipisahkan antara ampas dan nuts. Alat ini adalah minyak yang diambil dengan
terdiri dari pedalpedal yang diikat pada bantuan skimer untuk dialirkan kedalam
poros yang berputar 52 rpm. Kemiringan oil tank, bagian tengah merupakan sludge
pedalpedal diatur sehingga pemecah yang masih mengandung minyak yang
gumpalan terjadi dengan sempurna. akan dialirkan ke sludge tank, dan bagian
bawah merupakan air untuk menaikan
2.2.5. Stasiun Pemurnian Minyak level minyak.
(Clarification Station) 5. Oil Tank (OT). Minyak yang telah
Stasiun pemurnian minyak berfungsi dipisahkan pada tangki pemisah
untuk memisahkan minyak dari kotoran dan ditampung dalam tangki ini untuk
unsurunsur yang dapat mengurangi kualitas dipanaskan lagi dengan uap yang suhunya
minyak dan mengupayakan kehilangan 90C untuk memisahkan bagian air,
minyak seminimal mungkin. Proses selanjutnya minyak akan dipompa ke
pemisahan minyak, air, dan kotoran dalam tanki tunggu sebelum diolah lebih
dalakukan dengan system pengendapan, lanjut pada oil purifier.
sentrifuge, dan penguapan. 6. Oil Purifier. Oil purifier berfungsi untuk
Beberapa peralatan permurnian minyak memisahkan minyak dengan air dan
yang digunakan pada stasiun klarifikasi kotoran kotoran halus yang masih ada
adalah sebagai berikut : dalam minyak, pemisahan minyak
1. Talang Minyak (Oil Gutter). Talang dilakukan dengan cara perbedaan berat
minyak berfungsi untuk menampung jenis yang dimiliki minyak dan air.
minyak hasil ekstraksi dari mesin press 7. Vacum Dryer. Vakum dryer digunakan
selanjutnya dilakukan pengenceran. untuk memisahkan air dengan minyak
Pengenceran bertujuan untuk dengan cara penguapan hampa. Uap air
memudahkan pemisahan minyak dengan yang terkandung dalam minyak akan
pasir dan serat yang terdapat didalam terhisap pada tekanan atmosfir. Uap air
minyak, suhu air pengenceran 80 90oC. yang terhisap akan dibuang ke atmosfir.
2. Tangki Pemisah Pasir (Sand Trap Tank. Air akan menguap sebesar 0,25-0,30 % ,
Sand trap tank (Tangki Pemisah Pasir) dibawah pelampung terdapat Toper
berfungsi untuk mengurangi jumlah pasir spindle untuk mengatur minyak yang

Teknosia Vol. II, No. 17, Tahun X, September 2016 14


disalurkan kedalam bejana vacum dryer penampung minyak (reclaimed oil tank)
sehingga kehampaan dalam vakum dryer sedangkan sludge dibuang ke bak fat pit.
tetap 76 cmHg. Kemudian melalui nozzel, 14. Reclaimed Oil Tank. Cairan dengan
minyak akan disemburkan kedalam bejana kadar minyak tinggi dari tangki minyak
sehingga penguapan air akan lebih kutipan ditampung dalam tangki ini untuk
sempurna. Untuk menjaga keseimbangan kemudian dipompa ke tangki pemisah.
minyak masuk dan keluar dari bejana 15. Decanter. Decanter berfungsi untuk
digunakan float valve dibagian bawah memisahkan fraksi minyak dengan fraksi
bejana. Pada proses ini bertujuan untuk air dan fraksi padat atau fraksi padat
mendapatkan minyak (CPO) dengan dengan cairan. Pemisahan antara kotoran
kandungan air 0,1%. dan minyak dilakukan dengan dasar
8. Storage Tank. Storage tank merupakan perbedaan berat jenis pada dua kecepatan
tangki penampung minyak sementara putaran yang berbeda antara scroll dan
sebelum dikirim ke konsumen atau tempat bowl decanter, dimana pada proses ini
penampungan minyak hasil produksi. terdapat 3 keluaran yang berbeda yaitu :
Tangki ini dilengkapi dengan alat pemanas cairan ringan keluar dari bowl-exis, cairan
sistem coil yang dipasang pada dasar kaya solid keluar dari bowl shell dan
tangki. Temperatur minyak dalam yangki solid akan keluar pada bagian decanter.
dipertahankan sekitar 40 50oC. 16. Fat Pit. Fat pit digunakan untuk
9. Tangki lumpur (Sludge Tank). Sludge menampung cairan yang masih
tank berfungsi untuk menampung sludge mengandung minyak yang berasal dari air
yang berasal dari CST. Minyak akan kondensat dari stasiun perebusan dan
masuk melalui pipa yang mengarahkan stasiun klarifikasi. Minyak yang dikutip
sampai bagian dasar dari sludge tank. akan dipompakan kembali ke reclaimed
Didalam tangki ini dilakukan pemanasan oil tank.
dengan menggunakan pipa uap tertutup
agar minyak tergoncang dan suhu tetap 2.2.6. Stasiun Pengolahan Inti (Kernel
dipertahankan 95oC. Pemanasan Station)
diharapkan dapat membuat minyak tetap Campuran fibre dan inti yang keluar
pada keadaan mendidih hingga nantinya dari screw press akan diolah untuk
akan memudahkan cairan minyak menghasilkan shell (shell) dan ampas (fibre)
melayang ke atas hingga permukaan sebagai bahan boiler dan inti kelapa sawit
tangki. Minyak yang telah mencapai diolah lagi sehinga menjadi minyak inti sawit.
permukaan akan mengalir kedalam pipa Adapun bagian bagian dari stasiun
yang selanjutnya akan dikirim pada pengolahan inti adalah sebagai berikut :
disanding cyclone. 1. Cake Breaker Conveyor. Fungsinya
10. Sand Cyclone. Alat ini ditempatkan pada adalah untuk mengantarkan ampas dan
pipa aliran antara sludge tank yang nuts ke depericarper serta mengurangi
kemudian dialirkan melalui buffer tank. kadar air fibre sehingga memudahkan
Sand cyclone berfungsi untuk kerja blower pada depericarper. Alat ini
mengurangi jumlah pasir dan padatan terdiri dari pedal - pedal yang diikat pada
yang mungkin masih terdapat pada poros yang berputar 52 rpm. Kemiringan
minyak yang berasal dari sludge tank. pedal pedal diatur sehingga pemecahan
Alat ini terbuat dari keramik yang gumpalan terjadi dengan sempurna.
memisahkan lumpur atau pasir secara 2. Depericarper. Depericarper adalah alat
garvitasi. untuk memisahkan ampas dan nuts, serta
11. Sludge Buffer Tank. Sludge buffer tank membersikan nuts dari sisa sisa serabut
berfungsi untuk menampung sludge yang yang masi melekat pada nuts. Alat ini
masih mengandung minyak sebelum terdiri dari kolom pemisah dan drum
diolah ke sludge separator. pemolis (polishing drum).
12. Sludge Separator. Dengan gaya 3. Nuts Polishing Drum. Nuts polishing
sentrifugal minyak yang berat jenisnya drum merupakan alat untuk memisahkan
lebih kecil bergerak menuju poros dan fibre yang masih melekat pada nuts.
terdorong keluar melalui sudu sudu 4. Nuts Silo. Nuts silo adalah alat yang
menuju CST. Cairan dan ampas yang digunakan untuk tempat pemeraman nuts
berat jenis lebih besar terbuang keparit. yang selanjutnya bila nuts tersebut telah
13. Sludge Drain Tank. Tangki ini cukup kering akan dipecah dengan alat
dilengkapi dengan sistem pemanas injeksi pemecah (ripple mill).
untuk tujuan pemanasan. Minyak yang 5. Ripple Mill. Ripple Mill adalah alat
terapung dibagian atas dialirkan ke tangki pemecah nut. Didalam ripple mill, nuts

Teknosia Vol. II, No. 17, Tahun X, September 2016 15


akan dipecahkan menjadi inti (kernel) sentrifugal digunakan untuk mensuplai
dan shell (shell). minyak dari Mesin Westfalia Separator ke
6. Light Tenera Separation (LTDS 1). Vakum dryer.
LTDS adalah pemisahan campuran
pertama yang berkerja berdasarkan atas 2.2 Limbah Kelapa Sawit
berat dan kemampuan hisap blower. Dalam proses pengolahan kelapa sawit,
7. Light Tenera Dust Separation (LTDS 2). selain menghasilkan minyak kelapa sawit dan
Bentuk dan cara kerja sama dengan minyak inti kelapa sawit juga menghasilkan
LTDS 1, bentuk tromol tegak dan hasil sampingan yaitu ampas (fibre) dan
berfungsi untuk membersihkan kernel tandan yang dapat dijadikan serabut dan
dari shell shell kasar dan kernel pecah dijadikan abu yang berguna untuk menjadi
yang ringanakan masuk ke shell hopper, pupuk kalium, sedangkan ampas inti sawit
sedangkan kernel yang lebih berat tidak (bungkil) dapat digunakan sebagai makanan
terhisap pleh blower sehingga akan jatuh ternak serta shell (tempurung) yang dapat
ke kernel transfer conveyor. diolah menjadi arang untuk bahan bakar
8. Claybath. Prinsip kerja Claybath hampir boiler.
sama dengan pemisah kernel dengan
menggunakan hidrocyclone. Pemisahan 3 METODOLOGI
kernel dengan shell menggunakan Penelitian dilaksanakan di Pabrik
claybath menggunakan CaCO3, Kelapa Sawit PT. Bio Nusantara Teknologi
pemisahannya berdasarkan berat jenis, (PT. BNT) Desa Sungai Lemau Kecamatan
shell yang lebih berat akan tenggelam Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah
dengan batuan larutan CaCO3 dan kernel Propinsi Bengkulu. Pengambilan data
akan terapung, shell dan inti pecah berlangsung selama bulan Februari Maret
tersebut akan dipompakan ke vibrating 2015. PT. BNT adalah pabrik pengolahan
screen, shell dan inti pecah akan terpisah kelapa sawit berkapasitas 30 ton/jam yang
sendiri dan agar kernel bersih terhadap beroperasi 22 jam/hari dan 6 hari
CaCO3 maka dibilas dengan kerja/minggu. Pada hari minggu, aktivitas
menggunakan air dingin. Shell yang produksi pabrik PKS libur.
terpisah masuk ke shell transfort dengan Data yang digunakan dalam penelitian
bantuan blower sedangkan kernel jatuh ini adalah data primer yang diperoleh secara
ke kernel distributing conveyor dan langsung dari proses produksi di pabrik dan
masuk ke kernel silo dengan bantuan informasi dari staff yang berwenang di PT.
kernel elevator. BNT.
9. Kernel Silo. Kernel silo adalah silinder Metode yang digunakan pada
tegak yang berlubang lubang tempat penelitian ini adalah sebagai berikut:
penyimpanan dan pengeringan kernel 1. Mengumpulkan data spesifikasi alat,
sebelum disimpan di bulk silo kernel. proses produksi, dan kapasitas produksi
Pengeringan menggunakan suhu 50 alat.
60oC agar kernel tidak berjamur dan 2. Mengumpulkan data hasil produksi dari
dapat tahan lebih lama serta mencegah masing-masing unit stasiun produksi
menaikan kadar asam lemak bebas. 3. Analisa proses produksi dan kapasitas
10. Kernel Bin. Kernel Bin adalah tempat produksi pabrik kelapa sawit.
penyimpanan kernel sebelum diolah
menjadi minyak inti (kernel oil), kernel
bin ini suhunya harus juga dijaga, agar 4 PEMBAHASAN
kernel dalam keadaan kering dan tidak Tahap proses pengolahan kelapa sawit
lembab. dimulai dari stasiun satu ke stasiun
selanjutnya secara terus menerus hingga
2.2.7. Mesin Westfalia Separator didapat hasil berupa produk utama yang
Mesin Westfalia Separator berfungsi diinginkan, yaitu Crude Palm Oil (CPO) dan
untuk memisahkan minyak dengan air dan Palm Kernel (PK). Proses pengolahan kelapa
kotoran kotoran halus yang masih ada dalam sawit secara garis besar dapat dilihat pada
minyak, pemisahan minyak dilakukan dengan Gambar 1.
gaya sentrifugal. Dengan adanya perbedaan
berat jenis antara sludge dengan minyak, 1. Stasiun Penerimaan Buah (Loading
maka minyak akan naik keatas dan diteruskan Ramp)
ke Vakum dryer untuk mengurangi kadar air. Stasiun penerimaan buah pada PKS
Proses kerja Mesin Wesfalia Separator PT. Bio mampu menampung 800 ton
didukung oleh pompa sentrifugal. Pompa TBS/hari. Untuk PKS berkapasitas 30

Teknosia Vol. II, No. 17, Tahun X, September 2016 16


ton/jam banyak TBS yang akan diolah, kata lain, 3 unit sterilizer dirancang agar
kapasitas loading ramp dihitung berdasarkan memberi cukup waktu apabila perebusan pada
kebutuhan harian: 3 unit sterilizer dilakukan secara tidak
LR = kapasitas produksi x waktu bersamaan, sehingga diperoleh rentang waktu
produksi pengaturan proses perebusan antar sterilizer
= 30 ton/jam x 22 jam 46 menit atau sama dengan waktu yang
= 660 ton dibutuhkan untuk melakukan loading.
Kapasitas loading ramp yang ada di
PT. BNT lebih dari cukup untuk menampung Tabel 1. Waktu perebusan pada strerilizer
persediaan produksi harian.
Tripple Peak
Komponen
Loading (Menit)
ramp Waktu pemasukan TBS 5 - 10
Waktu penaikan tekanan 10 - 15
Sterilizer Waktu penurunan tekanan
6-8
station (cond)
Waktu penaikan tekanan 10 - 15
Thresher Waktu penurunan tekanan (cond) 6-8
Waktu penaikan tekanan 10 - 15
station
Waktu penahanan tekanan 30 - 45
Waktu penurunan dan
Empty bunch Pressing 6-8
pembuangan (cond dan exhaust)
station Waktu pengeluaran TBS masak 5 - 10
Total Waktu Perebusan 98 - 134
Clarificati Nuts Fibe
on station Pada proses sterilizer, TBS mengalami
r
penyusutan berat 10% akibat proses
penguapan dan kehilangan minyak karena
Storage Ker Shell terkondensasi, sehingga berat TBS hanya ~27
tank nel ton saja.

3. Stasiun Penebahan (Threshing)


Boil
Pada stasiun thresher terdapat fruit
er
hopper yang mengatur banyaknya buah yang
Gambar 1. Diagram pengolahan kelapa
akan dibawa ke thresher. Ada 2 unit Fruit
sawit
hopper yang masing-masing melayani 1 unit
thresher. Pengatur bergerak setiap 20 detik
dan buah yang dijatuhkan rata-rata 4-5 TBS
sehingga berat TBS yang masuk ke thresher
2. Stasiun Perebusan (Sterilizer) dapat mencapai rata-rata 92 kg/20 detik atau
Di PT. BNT terdapat 3 unit sterilizer. 276 kg/menit.
Satu unit sterilizer mampu menampung 11 Kapasitas olah thresher
lori yang masing-masing lori berkapasitas = 276 kg/menit x 60 menit/jam
rata-rata 2,7 ton TBS. Perhitungan untuk = 16,56 ton/jam per unit thresher
mengetahui waktu dalam rangkaian operasi = 33,12 ton/jam (thresher station)
perebusan dapat diketahui, dimana waktu Kapasitas olah thresher ini lebih besar
yang dibutuhkan untuk dapat bekerja dengan daripada suplai TBS dari sterilizer yang hanya
maksimal adalah: sekitar 27 ton/jam. Pengaturan waktu fruit
Sequence time hopper 20 detik dianggap cukup baik dalam
mendukung kinerja thresher.
Thresher akan menghasilkan
Sequence time = 59,4 menit brondolan dengan rata-rata 20,2 ton/jam
Sequence time ~60 menit untuk ~30 ton TBS. (67,35% TBS) dan tandan kosong dengan
Maksimum waktu perebusan yang diperlukan rata-rata 6,8 ton/jam (22,65% TBS). Hasil dari
menurut tabel 1 yaitu 134 menit. thresher berupa tandan kosong akan dibawa
Dengan menempatkan 3 unit ke incinerator untuk dibakar lebih lanjut dan
sterilizer maka sequence time maksimal brondolan buah akan dibawa menggunakan
menjadi ~180 menit. Hal ini dianggap baik lift conveyor menuju digester.
bagi proses produksi untuk memberikan
waktu bagi pekerja dan menghindari
terputusnya suplay TBS ke Thresher. Dengan

Teknosia Vol. II, No. 17, Tahun X, September 2016 17


4. Stasiun Pengepresan fiber dan shell dimanfaatkan sebagai bahan
Dua unit digester yang masing-masing bakar boiler.
memiliki kapasitas olah 12 ton/jam akan Dari data produksi dan perhitungan
memproses brondolan dari thresher 20,2 yang dilakukan, dapat digambarkan secara
ton/jam. Untuk memudahkan buah tercacah jelas hasil produksi PKS PT. BNT sebagai
secara merata pada digester diberi uap panas berikut:
dengan temperature 90oC - 95oC dan tekanan
uap sebesar 2,5-2,8 kg/cm2. Penambahan uap
rata-rata sebesar 650 kg/jam untuk masing- Loading
masing unit digester. Penambahan uap setara ramp
dengan kenaikan 4% masa brondolan.
Mesin press akan menghasilkan fiber, Sterilizer station
nuts dan air sebanyak 14,82 ton/jam (49,41%) 30 ton/jam (100%)
dan crude palm oil sebanyak 6,68 ton/jam
(22,27%).
5. Stasiun Pemurnian Thresher station
(90% TBS)
Pengolahan minyak mentah untuk
menjadi minyak yang mempunyai kualitas
ekspor tergantung dari pengolahan minyak
yang terjadi di stasiun pemurnian minyak. Empty bunch Pressing station
(22,65 % TBS) (67,35% TBS)
Crude oil yang dihasilkan dari proses press
6.680 kg diolah hingga menghasilkan CPO
sebanyak 6,6 ton/jam (21,97% TBS) atau
7.447 liter/jam (pada 30oC). CPO Nuts Fiber
6. Stasiun inti (kernel) (21,97% TBS) (17% TBS) (7,98%
Fiber dan nuts 14,82 ton/jam TBS)
selanjutnya dibawa dengan menggunakan
screw conveyor menuju cyclone untuk
dilakukan pemisahan. Fiber dan nuts melalui Kernel Shell
cake breake conveyor beratnya akan (6,4% TBS) (7% TBS)
menyusut menjadi 7,5 ton/jam (25% TBS)
karena proses evaporation yang terdapat pada
cake breake conveyor. Setelah itu fiber yang
terhisap cyclone sebanyak 2,39 ton/jam (8% Storage Boile
TBS) dan nuts yang akan diolah sebanyak tank r
5,06 ton/jam (17% TBS).
Nuts diarahkan ke nuts silo untuk Gambar 2. Diagram persentase produk
proses evaporation hingga berat dari nuts olahan PKS PT. Bio Nusantra Teknologi
menjadi 4,9 ton/jam atau kehilangan berat
sebesar 159 kg/jam. Proses evaporation juga
bertujuan melepaskan ikatan shell dan kernel Tabel 2. Persentase hasil produksi kelapa
yang kemudian akan dipecah pada ripple mill. sawit di PT. BNT
Proses selanjutnya adalah pemisahan shell No. Produk Persentase
dan kernel. 1. Tandan (Empty 22,65 %
Nuts yang telah dilakukan pemisahan bunch)
antara shell dengan kernel terbagi menjadi 2. Crude Palm Oil 21,97 %
shell 2,1 ton/jam (7% TBS) dan kernel 2,8 (CPO)
ton/jam (9,34%). Selanjutnya, kernel 3. Palm Kernel (PK) 6,40 %
dilakukan proses wet separation untuk 4. Serabut (Fiber) 7,98 %
memisahkan dari kotoran hingga didapat hasil
5. Cangkang (Shell) 7,00 %
kernel bersih 2,2 ton/jam (7%). Kernel
6. Air (Water) 20,15 %
ditampung terlebih dahulu sebelum proses
7. Lain-lain 13,86 %
pengiriman dilakukan. Selama penyimpanan,
berat kernel berkurang kira-kira 0,6% hingga Total 100 %
perolehan kernel sekitar 6,4% TBS atau 1,9
ton/jam.
Pabrik kelapa sawit PT. BNT hanya 5 KESIMPULAN
mengandalkan hasil CPO dan Palm Kernel Dari studi lapangan dan perhitungan
(PK) sebagai produk utama. Limbah berupa kapasitas pabrik kelapa sawit PT. BNT yang
telah dibahas diatas, maka dapat disimpulkan:

Teknosia Vol. II, No. 17, Tahun X, September 2016 18


1. Kapasitas masing-masing unit produksi
pengolahan TBS 30 ton/jam telah sesuai
kebutuhan sehingga alur produksi berjalan
dengan baik. Beberapa unit produksi
seperti sterilizer, thresher dan digester
memiliki kapasitas lebih besar dari
kapasitas produksi pada unit tersebut.
2. Produk utama yang didapat dari
pengolahan kelapa sawit berkapasitas 30
ton/jam adalah CPO sebanyak 6.591
kg/jam (21,97% TBS), PK sebanyak 1,9
ton/jam (6,4%). Sedangkan fiber (8%) dan
shell (7%) dimanfaatkan sebagai bahan
bakar boiler.

DAFTAR PUSTAKA
[1]. Manual book, Pelatihan Operator dan
Teknisi Pabrik Kelapa Sawit Sungai
Limau, PT Bio Teknologi Nusantara,
Bengkulu
[2]. Naibaho, P. (1998), Teknologi
Pengolahan Kelapa Sawit, Pusat
Penelitian Kelapa Sawit, Medan.
[3]. Palm Oil Industrial Engineering, 2012,
http://surgapetani.blogspot.com/2012_11
_04_archive.html (diakses pada tanggal
4 May 4, 2015).
[4]. Proses Pengolahan Kelapa Sawit, 2012,
http://mmasrukhan.blogspot.com/2012/0
2/proses-pengolahan-kelapa-sawit.html
(diakses pada tanggal 15 april 2015).

Teknosia Vol. II, No. 17, Tahun X, September 2016 19

You might also like