You are on page 1of 6

LAPORAN GEOLOGI STRUKTUR

ACARA I
PETA GEOLOGI
Ferryati Masitoh, S,Si, M.Si

Oleh :
Nama Mahasiswa : Gayuh Andi Kaulono
NIM : 150722607339
Offering :G
Tanggal : Rabu, 07 September 2016

JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
SEPTEMBER 2016
ACARA I

PETA GEOLOGI

I. Tujuan
1. Mahasiswa mampu gambaran/penjelasan tentang beberapa elemen dari peta
geologi.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang kondisi geologi pada peta geologi.

II. Alat & Bahan


1. Alat
a) Alat tulis
b) Spidol OHP
c) Pensil warna
2. Bahan
a) Peta Geologi Lembar Ngawi
b) Plastik transparansi
c) Kertas kalkir

III. Dasar Teori


Peta Geologi merupakan peta yang memperlihatkan distribusi dari berbagai
tipe betuan dasar pada suatu daerah. Informasi utama yang dimuat dalam peta ini
adalah satuan litostratigrafi, struktur geologi, korelasi antar satuan litostratigrafi, dan
penampang geologi. Kegunaan peta geologi adalah untuk menggambarkan kondisi
alamiah di lapisan dasar. Satuan litostratigrafi dasar dalam peta geologi adalah
formasi. Formasi disini berarti adalah keseragaman gejala litologi nyata seperti jenis
batuan atau susunan batuan pada suatu daerah. Formasi batuan dapat terletak di
permukaan maupun bawah tanah. Struktur geologi merupakan perlapisan batuan yang
terletak dalam dip dan strike. (Herlambang, Sudarno, 2015)
Dip merupakan kemiringan lapisan batuan yang dinyatakan dalam derajat.
Sementara strike adalah arah jurus dari lapisan batuan yang dinyatakan dengan arah
atau orientasi dari kontur ketinggian perlapisan batuan. Korelasi satuan litostratigrafi
menginformasikan hubungan antar satu satuan litostratigrafi dengan satuan diatas atau
dibawahnya. Penampang geologi merupakan penampang topografi yang diberi
informasi satuan litostratigrafi dan strktur. Satuan litistratigrafi digambarkan dengan
simbolarea yang diberi warna.
Peta geologi dibagi menjadi empat grup utama antara lain peta Geologi
Rekonaisan dibuat untuk mendapatkan kondisi geologi yang lebih banyak dan secepat
mungkin. Pada umumnya memiliki skala 1:250.000. Peta Geologi Regional
memberikan kajian yang lebih detail dari peta rekonaisan. Memiliki skala 1.50.000-
1:25.000. peta geologi regional dapat diplot pada basis yang dapat diandalkan. Peta
geologi yang akurat kadang kehilangan titik superimpose karena prosesnya
menggunakan fotogeologi sistematik.dan informasinya harus sesuai dengan lapangan.
Ketiga adalah peta Geologi Skala Besar dengan Area Terbatas diamana peta ini
memiliki skala 1:10.000 atau lebih. Dibuat untuk menginvestigasi masalah tertentu
yang ditemukan pada pemetaan skala yang lebih kecil, untuk eksplorasi mineral,
investigasi sebelum pembangunan. Peta Geologi Khusus dapat beranekan ragam
digunakan untuk kepentingan penelitian dan tujuan ekonomi. (Djauhari, Noor

IV. Langkah Kerja


1. Siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan
2. Deliniasi peta geologi pada slembar plastik deliniasi
3. Salin hasil deliniasi tersebut pada kertas kalkkir
4. Berikan keterangan berupa elemen pada peta tersebujt
5. Berikan analisis mengenai kondisi geologi pada daerah yang telah disalin

V. Hasil Praktikum
1. Hasil deliniasi peta pada plastik transparansi
(terlampir)
2. Hasil salinan peta pada kertas kalkir
(terlampir)

VI. Pembahasan
Dalam praktikum ini praktikan mempelajari tentang gambaran tentang kondisi
geologi pada suatu wilayah pada peta geologi. Peta geologi yang diambil adalah peta
geologi daerah Ngawi, Jawa Timur. Dari peta tersebut dapat diambil beberapa
informasi tentang kondisi geologi pada daerah tersebut bahwa Ngawi memiliki
berbagai formasi dan endapan. Yang pertama adalah Formasi tambakomo dimana
formasi ini dilambangkan dengan singkatan QTpt dan diberi warna merah oranye.
Formasi Tambakromo ini memiliki ciri-ciri antara lain seperti mengandung bat
lempung, napal, dan batu gamping.batu lempung memiliki karakteristik berwana
kelabu gelap, lunak, tidak berlapis, di beberapa tempat berupa pasiran. Napal memiliki
karakteristik seperti berwana kelapa muda, sebagai sisipan tipis (2-8cm). sementara
batu gamping memilikikarakteristik berwarna kelabu terang, sebagai sisipan tipis (2-
8cm). satuan berumur pliosen akhir pada bagian atas-plistsosen dan mengandung fosil
foraminifera bentosdan foraminifera plangton. Lingkungan pengendapan
neritik,satuan memiliki ketebalan 350 m, dan mendidih selaras Formasi Solero.
Formasi yang kedua adalah Formasi Kalibeng di lambangkan dengan singkatan
Tmpk dan diberi warna hijau memiliki ciri ciri berupa kandungan Napal yang
memiliki tekstur pejal dan setempat sisipan batupasir (20-50cm), serta tufan
gampingan. Dibeberapa tempat terutama pada bagiian bawah dan tengah terdapat
Breksi. Yang merupakan Anggota Banyak, dan pada bagian atas batugamping aggota
klitik. Satuan ini mengandung fosil foram bentos dan plangton. Umur satuan ini
Miosen akhir-Pliosen awal. Lingkngan pengendapan neritik dalam batial atas.satuan
ini memiliki ketebalan 5000m dan menindih selaras Formasi Kerek.
Formasi yang ketiga adalah Formasi Kerek dilambangkan dengan singkatan
Tmk dan diberi warna hijau kekuningan yang memiliki karakteristik memiliki
kandungan napal, batulempung, batugamping dan batupasir. Pada bagian bawah
terdapat perselingan napal, batulempung, batupasir gampingan batulempung
gampingan dan batupasir tufan. Sementara pada bagian atas terdapat batugamping,
yang dibeberapa tempat tufan dengan sisipan napal dan batulempung gampingan.
Satuan batuan mengandung fosil foranimifera bentos dan plangton. Umur satuan ini
Miosen AKhir bagian tengah. Lingkungan pengendapan neritik dalam. Tebal satuan
825m. Tertindih selaras Formasi Kalibeng.
Dalam peta ini juga terdapat dua buah endapan. Endapan yang pertama adalah
Endapan Aluvium yang dilambangkan dengan singkatan Qa dan berwarna hijau
keabuan. Endapan ini memiliki kandungan lempung, lanau, pasir, dan kerikil.
Terendapkan sepanjang dataran banjjir K. Lusi, K. Madiun, K. Wulung dan Bengawan
Solo. Endapan yang kedua adalah Endapan Lunak dilambangkan dengan singkatan Qtr
berwarna Kuning keputihan. Endapan ini memiliki kandungan batupasir berukuran
sedang-kasar, mudah lepas berstruktur silangsiiur dan konglomerat berkomponen
andesit, tuf, opal, rijang, kalsedon, batu gamping dan kepingan fosil vetebrata. Tebal
diperkirakan maksimum 4 m. Pada peta dapat dilihat bahwa endapan ini selalu berada
disekitar aliran sungai.
Didalam peta ini juga dapat dilihat adanya fenomena alam seperti sinklin,
antiklin, sesar, sesar turun, sesar naik, sesar geser, sunga. Serta vuatan manusia seperti
rel kereta api. Dapat dilihat bahwa kebanyakan fenomena terjadi pada kawan Formasi
Kerek atau Tmk dan dapat dilihat pula adanya pergeran formasi yang disebabkan oleh
sesar. Selain itu juga terdapat dip strike yang dapat digunakan untuk mengetahui
volume material atau mineral di bawah permukaan tanah. Yang nantinya dapat
berperan penting dalam kegiatan pertambangan.
VII. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan diperoleh kesimpulan
1. Dalam Peta Geologi terdapat berbagi keterangan yang berfungsi untuk
mempermudah pengguna peta dalam memahami informasi yang terkandung dalam
peta.
2. Wilayah kawi terdiri dari berbagai macam endapan dan formasi. Dan dapat dilihat
bahwa endapan undak banyak ditemukan di sepanjang DAS. Terdapat banyak
patahan dan pergeseran yang juga berdampak pada persebaran formasi/endapan.
VIII. Daftar Pustaka
Masitoh, Ferryati, 2016 Panduan Praktikum Geologi Struktur dan Proses. Malang,
Universitas Negeri Malang.
Herlambang, Sudarno, 2015 Modul Geomorfologi Dasar. Malang, Universitas Negeri
Malang.

You might also like