You are on page 1of 17

FERMENTASI ANAEROB

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM


TEKNOLOGI FERMENTASI DAN INDUSTRI
MIKROBIOLOGIK

Disusun Oleh :
ANAN PRAYOGO
15/17963/THP-STIPP B

SARJANA TEKNOLOGI INDUSTRI PERKEBUNAN DAN


PANGAN
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan bioteknologi pada masa ini terutama dalam bidang
pangan sudah tidak diragukan lagi. Bioteknologi memanfaatkan
mikroorganisme yang dapat dijadikan produk untuk digunakan oleh manusia.
Salah satu bioteknologi yang sering dilakukan manusia adalah proses
fermentasi alkohol. Memperoleh suatu olahan hasil fermentasi seperti alkohol
tentu saja tidak akan berhasil tanpa bantuan mikroorganisme yaitu khamir dan
substrat yang digunakan. Substrat yang digunakan karbohidrat jenis sukrosa.
Khamir akan menghasilkan semacam enzim sehingga dapat memfermentasi
sukrosa menjadi karbon dioksida.
Organisme yang berperan yaitu Sacharomyces cerevisiae.
Mikroorganisme tersebutlah yang akan membantu dalam proses fermentasi
dalam pembuatan alkohol. Namun tidak semua bahan dapat difermentasikan
menjadi alkohol. Bahan yang umunya dapat digunakan adalah bahan yang
mengandung karbohidrat, salah satunya adalah gula. Gula mengandung
karbohidrat dan merupakan substrat bagi mikroba untuk menghasilkan
alkohol.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan
alkoholdengan bahan baku yang mengandung gula sederhana dan bahan
baku yangmengandung pati.
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengetahui cara
pembuatan alkoholdengan bahan baku yang mengandung gula sederhana dan
bahan baku yangmengandung pati.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Alkohol
Alkohol biasanya dikenal sebagai etanol atau etil alkohol, memiliki
rumus kimia CH3CH2OH merupakan cairan yang tidak berwarna dengan bau
khas, mudah larut dalam air dan eter. Mempunyai berat spesifik pada 15

sebesar 0,7937, mulai mendidih pada suhu 78,32 (760 mmHg).

Kandungan kalori sebesar 7100 kalori/gr dengan panas pembakaran 328 kkal.
Pada prinsipya bahan baku alkohol adalah semua bahan yang mengandung
senyawa yang dapat diubah menjadi etanol (Anonima, 2017).
Bio-etanol merupakan salah satu jenis biofuel (bahan bakar cair dari
pengolahan tumbuhan) di samping Biodiesel. Bio-etanol adalah etanol yang
dihasilkan dari fermentasiglukosa (gula) yang dilanjutkan dengan proses
destilasi. Proses destilasi dapat bakar (biofuel) perlu lebih dimurnikan lagi
hingga mencapai 99% yang lazim disebut fuel grade ethanol (FGE). Proses
pemurnian dengan prinsip dehidrasi umumnya dilakukan dengan metode
Molecular Sieve, untuk memisahkan air dari senyawa etanol (Anonim a,
2017).
2.2 Fermentasi Alkohol
Fermentasi alkohol pada dasarnya adalah suatu cara produksi alkohol
(etanol) menggunakan bantuan aktivitas mikroorganisme. Alkohol yang
dihasilkan sering disebut bioetanol. Mikroorganisme yang berperanan dalam
fermentasi alkohol pada umumnya merupakan kelompok mikroba khamir
seperti Saccharomyces cerevisiae dan Saccharomyses uvarium. Cerevisiae
telah diperdagangkan dalam bentuk bubuk yang dikenal dengan nama ragi
roti, yaitu ragi yang digunakan dalam pembuatan roti. Substrat atau bahan
baku fermentasi alcohol dapat berasal dari gula seperti gula putih, nira aren,
nira kelapa, nira lontar dan molase. Substrat ini dimetabolisme menjadi
alkohol. Selain gula, dapat juga digunakan bahan berpati (misalnya ubi jalar,
ubi kayu dan sagu) dan bahan berselulosa sebagai bahan baku misalnya
jerami padi. Agar bahan dapat bertindak sebagai substrat, pati dan selulosa
perlu dihidrolisis terlebih dulu menjadi gula sederhana, baik dalam bentuk
monosakarida maupun dalam bentuk disakarida (Ossiris, 2009).
2.3 Sari buah tebu
Bahan-bahan yang mengandung gula dapat difermentasikann secara
langsung. Contohnya adalah nira/legen, molase/tetes, cairan buah, gula bit.
Yield yang dihasilkan untuk 45 kg gula akan menghasilkan 18-23 kg etanol
atau 23-28 liter (6-7,5 galon). Diantara bahan yang paling banyak digunakan

adalah tetes, dengan briks 80 dan mengandung 50-55% gula yang dapat

difermentasi dengan mudah. Bahan baku seperti ini memerlukan perlakuan


pengenceran untuk menurunkan kadar gulanya (Anonim, 2017).
2.4 Bahan-bahan berpati
Bahan-bahan berpati terlebih dahulu harus dilakukan proses hidrolisis
dengan enzim atau asam sehingga akan terbentuk glukosa. Enzim yang
digunakan biasanya berasal dari jamur atau bakteri. Contohnya adalah yang
berasal dari biji-bijian seperti jagung, beras, dan sorghum dan yang berasal
dari umbi-umbian seperti kentang, ubi jalar, ubi kayu. Yield yang dihasikan
sebanyak 40-50% berdasarkan berat kering karbohidrat. Yang paling banyak
digunakan adalah jagung dan kentang (Anonim, 2017).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Tanggal Praktikum
Pelaksanaan praktikum dilakuakan di Laboratorium Fakultas Teknologi
Pertanian, lantai 1. Pada hari Jumat, 20 Januari 2017 pukul 13.00 WIB.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum adalah fermentor, alat destilasi,
pendingin balik, kaki tiga, bunsen, statif, erlenmeyer, refraktometer, panci,
dan kompor. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum adalah sari
buah tebu, tepung singkong, urea, ZA, dan fermipan.
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Teoritis
3.3.1.1 Bioetanol dengan bahan baku yang mengandung gula
sederhana
1. Mengambil sari buah tebu, mengamati dan mencatat
briksnya dengan refraktometer.
2. Mengambil 1 liter sari buah yang telah diatur briks atau
kadar gulanya. Memasukkan dalam panci dan
menambahkan urea atau NPK sebanyak 0,5% dan ZA 0,5%,
selanjutnya mengaduk rata dan memanaskan sampai
mendidih kurang lebih 15 menit.
3. Memasukkan dalam fermentor dan mendinginkan.
Kemudian menambahkan fermipan sebanyak 5% dan
selanjutnya menutup fementor dengan rapat dengan
memberi vaselin pada bagian tutupnya sehingga udara tidak
masuk. Menghubungkan selang yang ada pada tutup dan
memasukkan dalam erlenmeyer berisi air. Menginkubasikan
selama 3 hari pada suhu kamar. Mengamati perubahan yang
terjadi pada media dan pada erlenmeyer yang berisi air
setiap hari. Setelah 3 hari selanjutnya mendistilasikan dan
mengamati kadar etanolnya.
3.3.1.2 Bioetanol dengan bahan baku yang mengandung pati
1. Menyiapkan bahan yang mengandung pati sebanyak 100
gram.
2. Menambahkan air dengan perbandingan 1:4 (100 gram +

400 mL air), aduk dan memanaskan pada suhu 70

(proses gelatinisasi) selama 15-30 menit sampai terbentuk


gel (mengental).
3. Menaikkan suhunya sampai 90-100 selanjutnya

menambahkan enzim alfa-amilase sebanyak 0,15% dari


berat tepung, sambil mengaduk selama 60 menit.
4. Menurunkan suhu menjadi 60 dan melakukan

penambahan enzim glukoamilase sebanyak 0,08% dari berat


tepung awal, lalu diinkubasi selama 2 jam sambil dilakukan
pengadukan secara periodik hingga terjadi perubahan
bentuk pada bubur tersebut membentuk 2 lapisan, yaitu
cairan dan endapan bubur.
5. Mengaduk kembali pati yang sudah menjadi gula tersebut,
lalu menmbahkan 1 gr (NH4)SO4 dan 0,1 gr K2HPO4
sambil mengaduk, dan pH tetap dijaga 4,5-5,5.
6. Mensterilisasikan pada suhu 121 selama 15 menit.

Setelah itu mendinginkan pada suhu kamar.


7. Menmbahkan ragi roti sebanyak 1% b/v yang sudah
dilarutkan dalam sedikit air hangat.
8. Membiarkan selama 3 hari pada suhu kamar dengan
menutup rapat (anaerob) dan memberi selang untuk
mengalirkan gas CO2.
9. Mengamati perubahan yang terjadi pada media dan pada
erlenmeyer yang berisi air setiap hari. Setelah 3 hari
selanjutnya mendistilasi dan mengamati kadar etanolnya
(setelah fermentasi dan sesudah destilasi).

3.3.2 Diagram Alir


3.3.2.1 Bioetanol dengan bahan baku yang mengandung gula
sederhana

Bahan
.
Diambil sari buah tebu, diamati dan dicatat briksnya

Diambil 1 liter sari buah yang telah diatur briksnya

Dimasukkan di panci dengan ditambahkan urea dan


ZAsebanyak 0,5%

Diaduk rata dan dipanaskan sampai mendidih

Suhu media starter turun 40 lalu ditambahkan 1 g ragi

Starter ditutup dengan kapas dan dibiarkan selama 24 jam

Dipindahkan starter ke dalam fermentor dan adonan


dibiarkan tertutup rapat

Pada hari ke-3 ditambahkan larutan gula 600 g steril

Dilakukan agitasi/pengadukan dan aerasi selama 15 menit


Dilakukan agitasi/pengadukan dan aerasi selama 15 menit

Dimasukkan dalam fermentor dan didinginkan

Ditambahkan fermipan 5% dan fermentor ditutup, inkubasi 3


hari, diamati
Diagram Alir 1. Prosedur praktikum bioetanol dengan bahan
baku dari gula sederhana.
3.3.2.2 Bioetanol dengan bahan baku yang mengandung pati

Disiapkan bahan yang berpati 100 gram

.
Ditambahkan air dengan perbandingan 1:4, diaduk,

dipanaskan suhu 70

Dinaikkan suhu 90-100 , ditambahkan enzim -

amilase 0,15%, diaduk 60 menit

Suhu diturunkan 60 , ditambahkan enzim

glukoamilase 0,08%, diinkubasi 2 jam

Pati diaduk, ditambahkan 1 gr (NH4)SO4; 0,1 gr K2HPO4


diaduk rata

Disterilisasi suhu 121 selama 15 menit, lalu

Ditambah ragi roti 1% yang telah larut dalam air hangat

Dibiarkan 3 hari dan ditutup rapat dan diberi selang

Diamati perubahan yang terjadi pada media

Diagram Alir 2. Prosedur praktikum bioetanol dengan bahan


baku yang mengandung pati.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan fermentasi alkohol dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel 1. Pengaruh variasi briks tetes tebu terhadap kadar bioetanol.
No Briks % kadar etanol Perubahan media Perubahan air
Awal Akhir Awal Akhir
1. 10 32,7892 % - + Hitam Coklat
2. 12 29,8561 % - + Hitam Coklat
3. 14 31,5214% - + Hitam Coklat
4. 16 18,0039% - + Hitam Coklat
5. 18 32,9477% - + Hitam Coklat
Tabel 2. Pengaruh variasi jenis tepung pati terhadap kadar bioetanol.
No Tepung % kadar etanol Perubahan Perubahan air
media
Awal Akhir Awal Akhir
1. Beras 2,1448% - + Keruh Bening
2. Jagung 0% - + Keruh Bening
3. Terigu 17,8063% - + Keruh Bening
4. Ketan 6,8519% - + Keruh Bening
5. Beras+jagung+ 0,19718% - + Keruh Agak
ketan+terigu coklat
Perhitungan:
m
Massa jenis ( ) = v

( m. pikno+isi )( m. pikno kosong)


= v olume pikno

20,07 10,38
Molase = 10

= 0,969
20,07 10,38
Pati = 10

= 1,004
% Kadar etanol:

x30 0,969 0,96452


Molase = 25x = 0,970080,969

x30 4,48 x 103


25x = 1,08 x 10
3

1,08 x 103 (x - 30) = 4,48 x 103 (25 - x)

1,08 x 103x 0,054 = 0,112 - 4,48 x 103x

1,08 x 103x + 4,48 x 103x = 0,112 + 0,54

5,56 x 103x = 0,166

0,166
x = 5,56 x 10
3

x = 29,8561%

4.2 Pembahasan
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan
anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk
respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang
mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik
dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Dalam kondisi kamar alkohol berwujud cairan yang tidak berwarna,
mudah menguap, mudah terbakar, mudah larut dalam air dan tembus cahaya.
Alkohol atau etanol adalah senyawa organik golongan alkohol primer. Sifat
fisik dan kimia alkohol bergantung pada gugus hidroksil. Reaksi yang terjadi
pada etanol antara lain dehidrasi, dehidrogenasi, oksidasi dan esterifikasi.
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data bioetanol dengan massa
jenis destilat alkohol sebesar 0,9084 g/mL. Karena massa jenis etanol tidak
ditemukan di tabel maka harus dilakukan interpolasi data. Jadi kadar
bioetanol dengan bahan dasar pati yang didapatkan memiliki kadar alkohol
61,9130%.
Etanol adalah hasil utama fermentasi tersebut di atas, di samping asam
laktat, asetaldehid, gliserol dan asam asetat. Etanol yang diperoleh maksimal
hanya sekitar 15 %. Untuk memperoleh etanol 95 % dilakukan proses
distilasi. Etanol digunakan untuk minuman, zat pembunuh kuman, bahan
bakar dan pelarut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Fermentasi anaerob adalah metode yang digunakan sel untuk
mengekstrak energi dari karbohidrat ketika oksigen atau akseptor elektron
lainnya tidak tersedia di lingkungan sekitarnya. Hasil pengamatan pada
perlakuan fermentasi anaerob dengan penambahan asam didapatkan warna
salak hari 1-7;putih. pH hari ke 1; 3,61, ke 2; 3,39, ke 3-4; 3,91, ke 5-6: 3,65,
dan ke 7: 3,53. Kekerasan hari ke 1; 104, ke 2; 55, ke 3-4; 49, ke 5-6; 72 dan
ke 7; 91. Aroma hari ke 1-3 beraroma salak, hari ke 4-7 beraroma salak
busuk. Sedangkan rasa pada hari ke 1-7; asin. Pada perlakuan fermentasi
anaerob tanpa penambahan asam warna salak hari ke 1-7; putih. pH hari ke 1;
4,27, ke 2; 3,90, ke 3-4; 4,43, ke 5-6; 3,68, dan ke 7; 3,76. Kekerasan hari ke
1; 107, ke 2; 103, ke 3-4; 104, ke 5-6; 166 dan ke 7; 291. Aroma hari ke 1
beraroma salak, hari 2-7 beraroma salak busuk. Sedangkan rasa pada hari ke1-
7; asin.
5.2 Saran
Praktikum kali ini terlalu lama, sehingga banyak praktikan yang
menjadi kurang fokus serta banyak peralatan lab yang tidak mendukung
dalam praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. Buku Petunjuk Praktikum Teknologi Fermentasi dan Industri


Mikrobiologi. Institut Pertanian Stiper: Yogyakarta.
Anonima. 2017. Laporan Praktikum Pembuatan Bioethanol. http://agrobisnis-
poltesa.blogspot.co.id. Diakses hari Jumat, pada tanggal 27 Januari 2016.
Ossiris. 2009. Dasar-dasar fermentasi. Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.

Yogyakarta, 27 Januari 2017


Mengetahui,
Co. Ass Praktikan

(Alfansuri Ramadhani) (Anan Prayogo)


LAMPIRAN
Diukur panjang, lebar dan tinggi wadah kotak.

Ditimbang berat kosong wadah kotak.

Ditimbang berat kosong wadah silinder.

Dihitung kacang merah perbutir setelah


ditimbang dalam wadah silinder.
Dihitung kacang merah perbutir setelah
ditimbang dalam wadah kotak.

Diisi gelas ukur dengan air sebanyak 10 mL.

Diukur volume biji kakao kedalam gelas ukur


tersebut.

You might also like