You are on page 1of 7

Minggu, 26 Juni 2011

HUBUNGAN MOBILISASI DINI POST SECTIO CAESARIA (SC) DENGAN


PROSES PENYEMBUHAN LUKA OPERASI DI RUANG KEBIDANAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasawarsa terakhir ini, dunia internasional nampaknya benar-benar terguncang.

Jika setiap tahun hampir sekitar setengah juta warga dunia harus menemui ajalnya

karena persalinan. Dan nampaknya hal ini menarik perhatian yang cukup besar

sehingga dilakukannya berbagai usaha untuk menanggulangi masalah kematian ibu ini.

Usaha tersebut terlihat dari beberapa program yang dilaksanakan oleh organisasi

internasional misalnya program menciptakan kehamilan yang lebih aman (making

pregnancy safer program) yang dilaksanakan oleh World Health Organization (WHO),

atau program gerakan sayang ibu (safe motherhood program) yang dilaksanakan oleh

Indonesia sebagai salah satu rekomendasi dari konferensi internasional di Mesir, Kairo

tahun 1994. Selain usaha-usaha tersebut, ada pula beberapa konferensi internasional

yang juga bertujuan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) seperti

International Conference on Population and Development, di Kairo, 1994 dan The

World Conference on Women, di Beijing, 1995 (www.rahima.or.id, 2003).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berjumlah 307/100.000 kelahiran hidup. Bila

dibandingkan negara-negara Asean, AKI Indonesia menempati posisi mengkhawatirkan.


Yang menyebabkan AKI tinggi ada dua faktor penyebab yaitu medis dan akses ke

pelayanan kesehatan. Untuk mendukung Making Pregnancy Safer (MPS) yang

dicanangkan WHO, Pemerintah melaksanakan strategi utama adalah memberi

pertolongan persalinan yang diberikan tenaga kesehatan, kedua mengupayakan

komplikasi ibu saat mengandung dan melahirkan dapat ditangani, ketiga

mengupayakan pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan. Mengenai target

menurunkan AKI menjadi 125/100.000, agaknya sulit mencapai target tersebut

(www.depkes.go.id , 2004).

Salah satu jenis pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah Sectio Caesaria

(SC), dimana SC adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding

rahim, namun pada kenyataannya masih sering terjadi komplikasi pada ibu post

partum seperti; infeksi puerperal, perdarahan, luka pada kandung kencing, embolisme

paru-paru, ruptur uteri dan juga dapat terjadi pada bayi seperti kematian perinatal

(Mansjoer, et.all, 1999).

Menurut Jones (2005) dalam tahun 30 tahun belakangan, peristiwa operasi caesar

meningkat dengan pesat. Kebanyak beralasan. Tetapi beberapa juga tidak mempunyai

alasan yang tepat, hanya karena pasien menginginkan operasi tersebut, atau dokter

menginginkan cara yang mudah. Di Australia dan Inggeris, operasi caesar sekitar 10

sampai 15%. Di Amerika Serikat, sekitar 16% sampai 20%. Alasan tingginya jumlah

kejadian operasi caesar di Amerika Serikat adalah, kebanyakan ahli kebidanan.


Dari hasil laporan Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta tercatat bahwa pada tahun 2005

jumlah persalinan dengan operasi caesar meningkat menjadi 24% dengan jumlah 1.757

persalinan dari jumlah semula sebesar 1.389 (22,6%) (healthsolutionlpg_2006).

Sedangkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Propinsi Lampung tahun 2006

ditemukan jumlah persalinan dengan caesar sebanyak 612 persalinan, dimana

terdapat 14 orang ibu (2,28%) yang mengalami infeksi saat persalinan dengan caesar.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada minggu ke-tiga dan ke-empat bulan Juni

2006 di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) Propinsi Lampung

didapatkan data jumlah pasien tahun 2005 dengan jumlah persalinan sebanyak 1093,

dimana jumlah persalinan normal sebanyak 156 persalinan (14,27%), komplikasi 515

kasus (47,12%), perdarahan sebelum 63 kasus (5,76%), perdarahan sesudah 41 kasus

(3,75%), pre eklampsia 53 kasus (4,85%), eklampsia 26 kasus (2,38%), infeksi 37 kasus

(3,39%), lain-lain seperti partus tidak maju berjumlah 307 (28,09%) dan SC sebanyak

412 kasus (38,25%).

Kemudian dari data yang didapatkan di Ruang ZZZ pada periode triwulan I tahun 2006

didapatkan data persalinan sebanyak 152 kasus, dimana jumlah persalinan normal

sebanyak 20 kasus (13,16%) dan persalinan SC sebanyak 69 kasus (45,39%). Kemudian

diketahui bahwa dari jumlah 69 kasus tersebut, 11 diantaranya (15,94%) melakukan

mobilisasi dini dengan alasan untuk mempercepat penyembuhan luka yang

dideritanya.
Fenomena lain yang tampak pada saat peneliti melakukan pengamatan terhadap 69

orang ibu post partum di Ruang Kebidanan pada tahun 2007 adalah masih banyak

ditemui ibu-ibu yang tidak mengetahui tentang pentingnya melakukan mobilisasi dini

setelah melakukan persalinan dengan sectio casesaria atau persalinan dengan

komplikasi yaitu berjumlah 32 orang (46,37%), selain itu masih tingginya kepercayaan

ibu-ibu hamil terhadap mitos-mitos yang ada di masyarakat seperti; tidak boleh

banyak bergerak karena melawan pantangan dan makanan yang dikonsumsi tidak

boleh berasal dari ikan-ikan laut sebanyak 49 orang (71,02%).

Berdasarkan latar belakang dan fenomena tersebut di atas, peneliti merasa tertarik

untuk mengetahui Hubungan Mobilisasi Dini pada ibu Post Sectio Caesaria (SC)

dengan Proses Penyembuhan Luka Operasi di Ruang ZZZ Tahun 2007

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dapat diidentifikasikan permasalahan


sebagai berikut:
1.2.1 Diketahui bahwa pada tahun 2006 terjadi persalinan dengan SC sebanyak 412 kasus

(38,25%).

1.2.2 Didapatkan jumlah persalinan dengan SC pada tahun 2007 (Januari Maret) sebanyak

69 kasus (45,39%).

1.2.3 11 dari 69 orang (15,94%) ibu-ibu melakukan mobilisasi dini dengan alasan untuk

mempercepat penyembuhan yang dideritanya.

1.2.4 Diketahui bahwa masih terdapat ibu-ibu yang percaya akan mitos-mitos yang

tersebar di masyarakat, seperti makan-makanan tidak boleh berasal dari ikan-ikan


laut dan tidak boleh banyak bergerak sebanyak karena melawan pantangan 49 orang

(71,02%).

1.3 Masalah dan Permasalahan

1.3.1 Masalah

Masalah dalam penelitian ini adalah Masih banyak ditemui ibu-ibu yang post operasi

SC yang tidak melakukan mobilisasi dini di Ruang ZZZ tahun 2007 .

1.3.2 Permasalahan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat hubungan antara

mobilisasi dini pada ibu dengan proses penyembuhan luka operasi.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan umum


Untuk mengetahui hubungan mobilisasi dini pada ibu post sectio caesaria (SC) dengan
proses penyembuhan luka operasi di Ruang ZZZ tahun 2007.

1.4.2 Tujuan Khusus


1. Mengidentifikasi mobilisasi dini post SC ibu di Ruang ZZZ Tahun 2007.
2. Mengidentifikasi penyembuhan luka operasi pos SC ibu di Ruang ZZZ Tahun 2007.
3. Mengidentifikasi ada tidaknya hubungan mobilisasi dini pada ibu post sectio caesaria
(SC) dengan proses penyembuhan luka operasi di Ruang ZZZ Tahun 2007.

1.5 Manfaat Penelitian

Dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang terkait, antara lain:
1.5.1 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat memberikan masukan bagi institusi pendidikan, sebagai data awal melakukan
penelitian selanjutnya.
1.5.2 Bagi Ruang ZZZ
Sebagai bahan masukan bagi Ruang ZZZ untuk dapat mengoptimalkan sistem
penatalaksanaan dan perawatan pada ibu post partum pasca post operasi SC dalam
tindakan mobilisasi dini.
1.5.3 Bagi mahasiswa
Dapat mengetahui hubungan mobilisasi dini pada ibu post SC dengan penyembuhan
luka operasi dan diharapkan dapat menjadi masukan yang berharga untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian

an : Korelasi

akan diteliti : ibu post SC di Ruang ZZZ

tian : Hubungan mobilisasi dini pada ibu post sectio caesaria (SC) dengan proses

penyembuhan luka operasi

tian : Ruang ZZZ

: Juli 2007 (minggu ke-1 dan ke-2)

Tersedia (Full Version): Pesan Sekarang


Labels: luka, mobilisasi, penyembuhan, post, sectio caesaria

0 comments:

Poskan Komentar

Links to this post

You might also like