Professional Documents
Culture Documents
I. TUJUAN
1. Mengetahui dampak salinitas terhadap pertumbuhan tanaman
2. Mengetahui tanggapan beberapa macam tanaman terhadap tingkat salinitas
yang berbeda
Tanaman yang tidak tahan terhadap salinitas akan berpengaruh pada proses
tekanan osmosis dalam tubuhnya, terutama tanaman akan kehilangan air karena
konsentrasi tanah yang lebih tinggi dari konsentrasi akar tumbuhan menyebabkan
air dalam akar akan keluar melalui proses osmosis sehingga tanaman akan
kekurangan air dan mati. Salinitas akan menghambat pertumbuhan karena
salinitas meningkatkan energi untuk osmosis dan kerja lainnya sehingga energi
untuk pertumbuhan sangatlah kecil (Shannon,1999).
Mula-mula polybag disiapkan, lalu polybag diisi dengan tanah yang tersedia.
Kerikil, akar tanaman dan kotoran lainnya dibersihkan supaya tidak mengganggu
pertumbuhan tanaman yang akan tanam. Tanah yang dimasukan ke dalam polybag
kira kira dari isi polybag, Biji-biji dipilih yang sehat, setelah itu masukan 5
biji yang sehat kedalam polybag. Untuk satu minggu pertama, benih
dikecambahkan terlebih dahulu di dalam polibag dan disiram dengan air biasa.
Setelah berumur 1 minggu, bibit dijarangkan menjadi 2 tanaman umtuk setiap
polibag. Kemudian, bibit disiram dengan larutan NaCl sesuai dengan perlakuan (0
ppm, 3000 ppm, dan 6000 ppm). Untuk perlakuan 0 ppm, penyiraman dilakukan
dengan air biasa. Masing-masing konsentrasi larutan garam tersebut dituang pada
tiap-tiap polibag dengan jumlah yang sama yaitu 2 gelas kecil yang telah
dissediakan. Tiap polibag harus diberi label sesuai perlakuan dan jenis
komoditasnya. Label harus mudah dibaca untuk mencegah tertukarnya suatu
perlakuan dengan perlakuan lain saat pengamatan. Penyiraman dilakukan
sebanyak 7 kali dengan selang waktu dua hari sekali, hingga umur tanaman
mencapai 21 hari. Selang hari diantara pemberian larutan garam, penyiraman tetap
dilakukan menggunakan air biasa. Pengamatan dilakukan setiap
pemberian/aplikasi penyiraman larutan garam meliputi tinggi tanaman dan jumlah
daun. Setelah 21 hari, tanaman dipanen dan diamati panjang akar, bobot segar dan
bobot kering tanaman. Pada akhir percobaan, dihitung rerata dari seluruh data
yang terkumpul tiap ulangan pada tiap perlakuan kemudian dibuat Grafik Tinggi
Tanaman, Grafik Jumlah Daun, Histogram Panjang Akar, Histogram Bobot Segar
Tabel 1.3. Tabel Bobot Segar (BS), Bobot Kering (BK), dan Panjang Akar (cm)
Luas
BS BK
Tanaman Perlakuan PA (cm) Daun
(gram) (gram)
(cm)
0ppm 0,73 0,04 11,11 6,37
Padi 3000ppm 3,98 0,06 13,40 8,62
6000ppm 3,75 0,07 15,62 6,31
Jumlah Daun
Tanaman Padi
4.00
0ppm
3.00 3000ppm
2.00 6000ppm
Jumlah Daun
1.00
0.00
1 2 3 4 5 6 7
Hari Pengamatan
Berdasarkan grafik tersebut, tidak terlalu terlihat perbedaan jumlah daun pada
setiap perlakuan yang diberikan. Jika diurutkan dari jumlah daun yang paling
banyak adalah pada perlakuan 0 ppm, selanjutnya pada perlakuan 3000 ppm dan
6000 ppm yang memiliki rata-rata jumlah daun yang sama. Hasil yang diperoleh
10.00
8.00
6.00
Panjang (cm)
4.00
2.00
0.00
0ppm 3000ppm 6000ppm
Perlakuan
0.50
0.40
0.30
BS (gram)
Bobot (gram) 0.20 BK (gram)
0.10
0.00
Perlakuan
Histogram 1.2 Bobot segar dan bobot kering tanaman padi (Oryza sativa)
Perlakuan
Dilihat dari histogram luas daun tanaman padi, luas daun tanaman padi yang
diberikan perlakuan 3000 ppm lebih luas dari pada yang diberi perlakuan 0 ppm
dan 6000 ppm. Pada perlakuan 0 ppm luas daun adalah 27.6, pada perlakuan 3000
ppm luas daunnya adalah 31.5, sedangkan luas daun perlakuan 6000 ppm adalah
18.1. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa semakin tinggi
salinitasnya maka akan menghambat pertumbuhan tanaman itu sendiri baik dari
akar, daun, batang, hingga metabolismenya. Pada dasarnya tanaman padi adalah
termasuk tanaman halofil yang tahan terhadap salinitas, sehingga tanaman padi
masih dapat menghasilkan luas daun yang lebar pada tingkat salin 300 ppm.
Shannon, M.C. 1999. Breeding, Selection and The Genetics of Salt Tolerance.
U.S Departement of Agriculture. California.