You are on page 1of 9

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK JARINGAN KOMPUTER III

Arisa Olivia Putri

4.31.13.0.05

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI TEKNIK D4 TELEKOMUNIKASI

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2016
1. NO. JOBSHEET: 02

2. JUDUL : MENGATUR IP DHCP MIKROTIK

3. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengoperasikan software winbox untuk konfigurasi mikrotik.
2. Mahasiswa dapat mengkonfigurasi IP address.
3. Mahasiswa dapat mengkonfigurasi bridge port ethernet.
4. Mahasiswa dapat mengkonfigurasi DHCP jaringan.

4. ALAT DAN BAHAN


1. Laptop/PC
2. Kabel Straight
3. Kabel Cross
4. Router Board Mikrotik seri RB941-2nD-TC

5. TEORI SINGKAT
Server merupakan inti dari suatu jaringan komputer, dimana dari server dapat
mengatur, mengendalikan, dan mengawasi semua perilaku yang ada dalam jaringan.
Seperti misalnya IP address, merupakan dasar dari suatu client mampu terhubung dan
berkomunikasi dengan server yang ada. Ketika IP address komputer client tidak satu
kelas dengan server maka secara otomatis komputer tidak mampu terhubung ke server.
Dalam jaringan server, dalam hal ini mikrotik, ada salah satu fitur untuk memudahkan
client terhubung ke jaringan server, yaitu Dynamic Host Control Protocol(DHCP).
Fungsi dari DHCP sendiri adalah membagi range IP address kepada client yang ingin
terhubung ke server. Selain untuk membagi otomatis IP address, DHCP juga dapat
digunakan untuk membatasi jumlah pengguna yang bisa terhubung ke jaringan mikrotik.

6. LANGKAH KERJA
1. Siapkan Alat dan Bahan
2. Hubungkan kabel straight ke laptop sesuai dengan gambar 6.1
Gambar 6.1
3. Masuk ke winbox, kemudiaan reset configuration terlebih dahulu.
4. Setelah melakukan reset mikrotik,setting ip address mikrotik dengan ip
192.168.10.1/24
5. Kemudian atur port keluaran mikrotik dengan IP yang sama dengan menggunakan
fitur bridge.
6. Lakukan konfigurasi IP Pool untuk DHCP dengan range 192.168.10.0/24
7. Kemudian konfigurasi DHCP seperti gambar 6.2 dengan IP DHCP 192.168.10.0/24

Gambar 6.2

8. Lakukan tes ke client apakah sudah mendapat IP Address otomatis atau tidak, dan
lakukan ping ke server.

7. HASIL PERCOBAAN

No Keterangan Gambar
1. Reset Configuration

2. Menambahkan IP Address
192.168.10.1/24

3. Konfigurasi interface
bridge.
4. Hasil ping client

5. Tes ping melalui port eth1

6. Tes ping melalui port eth2


7. Tes ping melalui port eth3

8. Tes ping melalui port eth4

9. Setting DHCP
10 Cek IP DHCP
.

11. Tes ping mikrotik ke client


192.168.10.10

12 Tes ping mikrotik ke server


192.168.10.1

8. Analisis
Pembagian IP Address secara otomatis dapat diatur sesuai kebutuhan. Ini dapat diatur
ketika mengisikan IP Address pool, dimana untuk percobaan kali ini client akan diberi
range IP address dari 192.168.10.2-192.168.10.10. IP address 192.168.10.1 tidak
digunakan atau tidak dicantumkan di range ip address pool karena sudah digunakan
sebagai ip address server mikrotik yang juga digunakan sebagai gateway dan dns server.
Dalam percobaan kali ini juga terjadi sedikit masalah dipercobaan yang pertama, dimana
client tidak mendapatkan IP address namun dapat mendeteksi gateway. Pada percobaan
yang pertama ip address pool disetting 192.168.10.0/24, setelah ada 1 client yang
terhubung, client tersebut tidak mendapatkan ip address sama sekali. Pada percobaan
yang kedua ip address pool diisi dengan range ip 192.168.10.2- 192.168.10.10, dan
setelah diuji ke PC client ternyata mampu mendapatkan ip address 192.168.10.10.

Setelah dianalisis lagi error seperti yang baru saja dijelaskan terjadi karena setelah
konfigurasi DHCP tidak dilakukan restart DHCP sehingga tidak semua setting yang
dilakukan di network tersimpan dengan benar. Firewall di client juga berpengaruh ketika
dilakukan pengetesan jaringan, jika firewall masih dalam kondisi turn on, kemungkinan
besar membuat status jaringan tidak reply tapi Destination Unreachable.
Percobaan selanjutnya adalah mengubah subnet dari jaringan mikrotik. Untuk pertama
kali yang diubah adalah subnet ip address nya terlebih dahulu. Setelah itu baru ip pool
dan ip dhcp yang ikut diubah subnetnya. Pada gambar 8.1 merupakan konfigurasi IP kelas
c dengan subnet /28

Gambar 8.1
Kemudian dilanjutkan konfigurasi ip dhcp dan ip pool jaringan seperti pada gambar
8.2 dan gambar 8.3.

Gambar 8.2 mengganti ip dhcp

Gambar 8.3 mengganti ip pool


Setelah dilakukan tes ke client, didapatkan hasil bahwa ketika ip subnetnya
diubah-ubah DHCP akan tetap bisa dijalankan, hanya saja yang membedakan adalah
jumlah client dari jaringan tersebut. Dari gambar 8.4 menunjukkan bahwa setting dhcp
sudah berhasil karena mendapatkan ip otomatis. Jika diamati ip yang didapatkan sama
dengan konfigurasi dhcp yang pertama, jika diamati lagi ada perbedaan di sisi subnet
masknya seperti gambar 8.4.

Gambar 8.4

You might also like