You are on page 1of 13

ACARA V

KOMPOSIT CITRA LANDSAT 8 ETM

I. Tujuan
Mahasiswa mampu malakukan komposit citra Landsat 7 ETM+
menggunakan Envi 4.5
Mahasiswa mampu melakukan komposit citra Landat 7 ETM+ dan
membandingkan 3 komposit citra untuk menentukan kemudahan
identifikasi objek berdasarkan komposit

II. Alat dan Bahan e


Laptop / PC
Citra Landsat 8 ETM
Software ENVI 4.5
Software RGB Editor

III. Dasar Teori


Citra multispectral adalah citra yang dibuat dengan saluran jamak. Berbeda dengan
citra tunggal yang umumnya dibuat dengan saluran lebar, citra multispectral
umumnya dibuat dengan saluran sempit. Dengan menggunakan sensor
multispectral, maka kenampakan yang diindera akan menghasilkan citra dengan
berbagai saluran. Citra dengan saluran yang berbeda tersebut dapat digunakan
untuk mengidentifikasi kenampakan-kenampakan tertentu, karena saluran-saluran
tersebut memiliki kepekaan terhadap suatu kenampakan (Alfi Nur Rusydi; 2014).
Citra multispektral: Sebuah citra multispektral terdiri dari beberapa band data.
Untuk tampilan visual, setiap band dari gambar dapat ditampilkan satu pita pada
suatu waktu sebagai gambar skala abu-abu, atau kombinasi dari tiga band pada
waktu sebagai gambar komposit warna. Interpretasi warna multispektral citra
komposit akan memerlukan pengetahuan tentang tanda tangan reflektansi spektral
dari target dalam adegan. Dalam hal ini, isi informasi spektral gambar digunakan
dalam penafsiran

Sebuah gambar multispektral adalah salah satu yang menangkap data gambar
pada frekuensi tertentu di seluruh spektrum elektromagnetik. Panjang gelombang
dapat dipisahkan oleh filter atau dengan penggunaan instrumen yang sensitif
terhadap panjang gelombang tertentu, termasuk cahaya dari frekuensi di luar
jangkauan cahaya tampak, seperti inframerah. Pencitraan spektral dapat
memungkinkan ekstraksi informasi tambahan mata manusia gagal untuk
menangkap dengan yang reseptor untuk merah, hijau dan biru. Ini pada awalnya
dikembangkan untuk ruang berbasis pencitraan.

Citra multispektral adalah tipe utama dari gambar yang diperoleh oleh
penginderaan jauh (RS) radiometers. Membagi spektrum dalam banyak band,
multispektral adalah kebalikan dari pankromatik, yang mencatat hanya intensitas
total radiasi yang jatuh pada setiap pixel. Biasanya, satelit memiliki tiga atau lebih
radiometers (Landsat memiliki tujuh). Masing-masing memperoleh satu gambar
digital (dalam penginderaan jauh, disebut adegan) di sebuah band kecil dari
spektrum yang terlihat, mulai dari 0,7 pM sampai 0,4 pM, disebut merah-hijau-biru
(RGB) daerah, dan pergi ke panjang gelombang inframerah 0,7 pM sampai 10 pM
atau lebih, diklasifikasikan sebagai dekat inframerah (NIR), tengah inframerah
(MIR) dan far infrared (FIR atau termal). Dalam kasus Landsat, tujuh adegan
terdiri dari tujuh gambar-band multispektral. Pencitraan spektral dengan band-band
yang lebih banyak, lebih halus resolusi spektral atau cakupan spektral yang lebih
luas dapat disebut itt atau ultraspectral.

Teknologi ini juga membantu dalam interpretasi papirus kuno, seperti yang
ditemukan di Herculaneum, oleh pencitraan fragmen dalam kisaran inframerah
(1000 nm). Seringkali, teks pada dokumen tampaknya sebagai tinta hitam pada
kertas hitam dengan mata telanjang. Pada 1000 nm, perbedaan reflektifitas cahaya
membuat teks jelas dibaca. Ini juga telah digunakan untuk gambar palimpsest
Archimedes oleh pencitraan perkamen daun dalam bandwidth 365-870 nm, dan
kemudian menggunakan teknik pengolahan citra digital canggih untuk
mengungkapkan undertext karya Archimedes.

Ketersediaan panjang gelombang untuk penginderaan jauh dan pencitraan


dibatasi oleh jendela inframerah dan jendela optik. Panjang gelombang adalah
perkiraan, nilai-nilai yang tepat bergantung pada instrumen satelit tertentu:
Biru, 450-515. 520 nm, yang digunakan untuk pencitraan atmosfer dan air yang dalam,
dan dapat mencapai hingga 150 kaki (50 m) jauh di air yang jernih.

Hijau, 515. 520-590. 600 nm, yang digunakan untuk pencitraan vegetasi dan struktur
air yang dalam, hingga 90 kaki (30 m) di air jernih.

Merah, 600. 630-680. 690 nm, yang digunakan untuk pencitraan benda buatan
manusia, dalam air hingga 30 kaki (9 m) dalam, tanah, dan vegetasi.

Dekat inframerah, 750-900 nm, digunakan terutama untuk pencitraan vegetasi.

Mid-inframerah, 1550-1750 nm, digunakan untuk vegetasi pencitraan, kadar air tanah,
dan beberapa kebakaran hutan.

Mid-inframerah, 2080-2350 nm, digunakan untuk pencitraan tanah, kelembaban, fitur


geologi, silikat, tanah liat, dan kebakaran.

Untuk tujuan yang berbeda, kombinasi yang berbeda dari band spektral dapat
digunakan. Mereka biasanya diwakili dengan warna merah, hijau, dan saluran biru.
Pemetaan band untuk warna tergantung pada tujuan dari gambar dan preferensi pribadi
para analis. Inframerah termal sering dihilangkan dari pertimbangan karena resolusi
spasial miskin, kecuali untuk tujuan khusus.

Warna dasar, menggunakan saluran hanya merah, hijau, dan biru, dipetakan ke warna
masing-masing. Sebagai sebuah foto warna polos, itu baik untuk menganalisis obyek
buatan manusia, dan mudah dipahami bagi pemula analis.

Hijau-merah-inframerah, di mana saluran biru diganti dengan dekat inframerah,


digunakan untuk vegetasi, yang sangat reflektif di IR dekat, kemudian menunjukkan
sebagai biru. Kombinasi ini sering digunakan untuk mendeteksi vegetasi dan
kamuflase.
Blue-NIR-MIR, di mana saluran biru menggunakan biru terlihat, hijau menggunakan
NIR (sehingga vegetasi tetap hijau), dan MIR ditampilkan sebagai merah. Gambar
tersebut memungkinkan melihat kedalaman air, cakupan vegetasi, kadar air tanah, dan
adanya kebakaran, semua dalam satu gambar. Banyak kombinasi lain sedang
digunakan. NIR sering ditampilkan sebagai merah, membuat vegetasi yang tertutup
daerah tampak merah.

Keunggulan dari citra multispectral dibandingkan citra spectrum tunggal (dan


lebar) ialah adanya pembedaan obyek (penutup lahan) secara lebih baik, karena variasi
pantulan pada satu spectrum yang relative sempit dapat di presentasikan. Sebagai
contoh, pada citra pankomatik yang perekamanya dilakukan dalam julat yang lebar,
(sekitar 0,5-0,73 m), keceahan air merupakan rata-rata tingkat pantulan pada
beberapa spectra yang lebih sempit (0,5-0,6; 0,6-0,7 m), yang sebenarnya cukup
berbeda satu sama lainya. Dengan demikian, kecerahan ini dapat menyerupai pantulan
jenis-jenis tanah tertentu. Keunggulan lain dari citra multispektral ialah
dimungkinkanya pembentukan citra komposit, dimana tiga saluran-saluran spectra
(bands) masukan diberi warna merah, hijau dan biru, untuk membentuk satu citra
tunggal yang bewarna. Satu citra komposit ini sudah mampu menyajikan variabilitas
spectral seluruh saluran penyusunnya.
Masalahnya kemudian, citra komposit dapat disusun secara standar atau tidak
standar. Komposit standar menggunakan tiga saluran masukan, yaitu inframerah dekat,
merah, dan hijau, dengan urutan pewarnaan merah, hijau dan biru (RGB-red, green,
blue-dan urutan ini sering tidak disebutkan secara eksplisit). Komposit tidak standar
dapat (a) mengubah urutan tersebut sesukanya-misalnya merah, inframerah dekat dan
hijau dengan pewarnaa RGB, (b) menggunakan saluran-saluran lain-misalnya biru,
inframerah dekat, dan merah dengan pewarnaan RGB, (c) menggunakan gabunan
saluran terlebih dahulu (misalnya indeks vegetasi) dan setelah itu baru dikompositkan.
Kerena citra komposit dapat disusun secara tak standar, maka tanpa informasi dari
sipembuat atau penctak citra tentag komposisi saluran penyusun citra komposit
tersebut, seorang pnafsir dapat terkecoh dan keliru melakukan interpretasi.
Berpijak pada pemahaman tersebut, diperlukan satu landasan konseptual tentang
bagaimana warna pada citra komposit tersebut dapat terbentuk. Untuk itu, pengenalan
pola spectral pada masing-masing saluran penyusun diperlukan terlebih dahulu,
sehinga sebelum melihat citra kompositnya pun seorang penafsir sudah dapat
membayangkan, warna apa yang muncul mewakili satu jenis obyek apabila saluran-
saluran tersebut disusun menjadi citra komposit dengan kombinasi tertentu.
Komposit citra adalah citra baru hasil dari penggabungan 3 saluran yang mampu
menampilkan keunggulan dari saluran-saluran penyusunnya (Sigit,2011). Digunakan
komposit citra ini dikarenakan oleh keterbatasan mata yang kurang mampu dalam
membedakan gradasi warna dan lebih mudah memahami dengan pemberian warna.

Dalam menampilkan gambar komposit warna, tiga warna primer (merah, hijau dan
biru) yang digunakan. Ketika tiga warna digabungkan dalam berbagai proporsi,
mereka menghasilkan warna yang berbeda dalam spektrum terlihat. Bergaul masing-
masing band spektral (tidak harus band terlihat) ke hasil warna dasar yang terpisah
dalam gambar komposit warna

IV. Langkah kerja


a. Buka software Envi 4.5 dan Landsat 8 ETM+ wilayah Malang. Dengan cara,
klik menu File > Open Image File. Copy seluruh citra Landsat 8, maka akan
muncul tampilan seperti ini

b. Buat display baru , dengan cara klik new display, kemudian pilih gambar
landsat, dengan komposisi:
Display 1: 432, Display 2: 543, Display 3: 567. Tiap setelah memilih gambar
klik load display, tunggu, kemudian akan terjadi seperti berikut

c. Selanjutnya, amati kenampakan tiap objek dan identifikasi masing-masing


objek, (misal: air, vegetasi, lahan terbuka, lahan terbangun atau atap pada
ketiga display)
d. Jika sudah melakukan 3 display, maka lakukan proses link (Tools > link > Link
display) pada tiap display untuk memunculkan informasi dan link

e. Setelah klik, akan muncul seperti berikut, pastikan semua terbuka atau Yes >
OK
f. Kemudian, klik kanan klik cursor location value, dan akan muncul informasi
gambar atau link(namun sebelumnya tentukan titik lebih dahulu dengan cara
zoom)

g. Selanjutnya, buat table, yang memuat informasi gambar mengenai titik objek
yang diidentifikasi (air, vegetasi rapat, vegetasi jarang, atap atau lahan
terbangun, dan lahan terbuka) masuk ke situs www.colblindor.com/color
namehue/. Plih menu color tools > color name and hue.

h. Kemudian masukkan nomor masing-masing RGB, lalu input. Hal tersebut akan
memberikan informasi yang jelas mengenai warna objek

V. Hasil
a. Print Screen komposit band 321, 432 dan 456 citra Landsat 7 ETM+
Air
Vegetasi Jarang

Vegetasi Rapat

Lahan terbuka
Atap atau Lahan terbangun

b. Tabel hasil identifikasi kenampakan objek berdasarkan komposit


OBYEK PANTULAN PADA WARNA PENGENALA WARNA CITRA
RGB OBJEK N OBJEK
Red Green Blue
Gun Gun Gun
Air
432 Sulit
22 22 27 Black
Russian
543
62 22 Sulit
Seal
22
Brown
567
62 23 Sulit
Verdun
76 Green

Vegetasi
(rapat)
18 19 2 Mudah
432 Dark
Green

133 18 19 Sulit
543
Falu Red
133 112 47 Cukup Sulit
567

pesto
Vegetasi
(jarang)
432 23 28 Agak mudah
Turtle
14
Green
543 183 23 Sulit
Fire
28
Engine
567 183 136 Mudah
Red

Marigol
59 d

Atap
432 64 56 Mudah
38 Birch

543 140 64 Agak Sulit


Prairie
56
Sand
567 140 169
Green
Mudah
Spring
147

Lahan
Terbuka
48 50 Green Mudah
432
32
Kelp

200 48 Sulit
543
Persian
Red
50
200 139 Mudah
567

Twine

85

VI. Pembahasan
Pada praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa citra yang
digunakan adalah pulau kota Malang Jatim. Komposit 432, 543, 567:
a Air
Laut
Didominasi warna biru tua, hijau kehitaman (Black Russian, Seal
Brown, Verdun Green), pengenalan objek cukup sulit. Hal ini
menunjukkan pada kedalaman air yang sangat dalam, serta air ini
memiliki kemampuan untuk menyerap cahaya tampak
b Vegetasi
Rapat : Warna Hijau tua dengan tekstur halus.
Sedang : Warna hijau dengan campuran warna coklat yang
dikarenakan munculnya warna tanah yang kecoklatan.
Jarang : Warna hijau pada vegetasi yang jarang ini sudah mulai
tidak tampak karena vegetasi hijau sudah mulai jarang dan di
dominasi oleh warna cokelat (tanah).
c Pemukiman
Warna pada pemukiman ini bervariasi, dikarenakan bermacam-
macamnya kenampakan pada pemukiman ini dan warna atap yang
digunakan oleh bangunan-bangunan tersebut. .
Terbangun : Lahan yang terbangun ditunjukan dengan warna yang bervariasi,
karena bentuk lahan terbangun bermacam-macam; pemukiman (Birch, Prairie Sand,
Green Spring)

kenampakan objek yang cerah, karena sinar tampak lebih banyak yang
dipantulkan oleh atap bangunan. Hal ini disebabkan oleh bahan atap
bangunan yang terbuat dari genteng

d Lahan terbuka
Berupa puncak gunung yang tidak terdapat vegetasi atau tutupan lainya,
cenderung mudah diidentifikasi dengan warna (Green Kelp, Persian
Red, Twine), warna cerah begitu mendominasi karena tak ada tutupan
lahan yang menyebabkan warna tanah begitu terlihat

VII. Penutup
Kesimpulan
a. 14
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum komposit citra dapat disimpulkan bahwa Citra
komposit sendiri bertujuan untuk memperoleh gambaran visual yang lebih
baik. Sehingga pengamatan objek, pemilihan sampel, dan aspek estetika citra
di perbaiki. Dengan melakukan citra komposit atau menggabungkan /
mengkompositkan saluran-saluran citra satelit akan terdapat perbedaan
citra komposit dapat terlihat dari adanya warna yang berbeda pula dari
masing-masing komposit. Hal tersebut akan lebih mudah dalam proses
pengidentifikasian suatu objek dalam citra satelit tersebut. Karena pada
setiap saluran yang telah terkompositkan akan memiliki warna masing-
masing.

Daftar Pustaka
Charter, Denny. 2008. Konsep Dasar WEB GIS. Jakarta: Komunitas e-
LearningIlmu Komputer

Thoha, Achmad Siddik. 2008. Karakteristik Citra Satelit. Karya Tulis. Medan:
Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

You might also like