You are on page 1of 6

LAPORAN PRAKTIKUM PATOGEN TUMBUHAN

ACARA I
ASOSIASI INANG - PATOGEN

Disusun oleh:
Nama : Asterius Taforai Waoma
NIM : 13661
Gol./Kel. : C5.1/2
Asisten : 1. Azizah R.Ulilalbab
2. Syafiqa Pramunadipta

LABORATORIUM PENYAKIT TUMBUHAN TERPADU


DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016
I. Tujuan

1. Mengamati gejala penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri dan jamur
2. Mengamati tanda penyakit

II. Tinjauan Pustaka

Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang tumbuhan


mengalami gangguan oleh binatang atau organisme kecil (virus, bakteri, atau jamur).
Gangguan terhadap tumbuhan yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur disebut
penyakit. Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan tumbuhan, tetapi mereka merusak
tumbuhan dengan mengganggu proses proses dalam tubuh tumbuhan sehingga
mematikan tumbuhan. Patogen adalah organisme penyebab penyakit tanaman. Patogen
dapat berupa tumbuhan parasitik, jamur parasit, bakteri parasit, virus, dan mikoplasma.
Patogen menghasilkan keturunan yang sangat banyak di dalam proses reproduksinya,
terutama cendawan, bakteri, dan virus. Disamping itu banyak patogen tanaman
mempunyai siklus hidup yang singkat sehingga mampu menghasilkan banyak generasi di
dalam satu musim pertanaman. Patogen semacam ini bersifat polisiklik (beberapa generasi
dalam satu musim pertanaman) seperti penyebab penyakit karat, bercak-bercak dan hawar
daun yang paling banyak dilaporkan menimbulkan kerusakan yang tiba-tiba dan dalam
skala besar (Satrahidayat, 1990).
Salah satu tahapan yang penting dalam mendiagnosa gejala serangan penyakit
tanaman adalah identifikasi terhadap patogen tanaman. Patogen yang diidentifikasi berasal
dari pengambilan sampel tanaman yang terserang penyakit. Patogen dapat menyerang
lebih dari satu jenis tanaman atau kisaran inang berbeda sesuai dengan spesies
mikroorganisme patogen, kemampuan ini dapat disebut multi-tahan patogen terhadap
macam kisaran inang (Sato, 2013).
Tumbuhan yang sakit biasanya memperlihatkan gejala penyakit yang khusus. Gejala
(sympton) merupakan perubahan-perubahan yang ditunjukkan oleh tumbuhan itu sendiri
sebagai akibat dari adanya penyebab penyakit. Keparahan penyakit dapat dinilai mulai
dari layunya tanaman, menguning hingga mati, miselia atau produksi sklerotiumnya di
permukaan tanah atau pada batang tanaman, daerah batang yang terserang (%) dan
panjang belur. Indeks keparahan penyakit itu dapat dihitung untuk setiap pengamatan
dengan menggunakan Skor menurut rumus Townsend Heuberger (Eslami, et al., 2015).
Pada beberapa macam penyakit pada tumbuhan memperlihatkan gejala yang sama,
sehingga diperlukan ketelitian yang tinggi untuk mendiagnosa penyakit tersebut. Gejala
dapat berupa perubahan warna, tekstur, bentuk atau penampilan lain secara terlokalisasi
pada jaringan yang sakit atau disebut juga sebagai belur (Lesion). Dalam mendiagnosa
penyakit maka, hal-hal yang dilakukan misalnya berupa isolasi bakteri patogen dari gejala,
uji patogenesitas pada tanaman inang, uji hipersensitif pada daun tembakau, karakterisasi
morfologi koloni dan morfologi se, dan identifikasi secara biokimia dan fisiologi (Fanani,
et.al., 2015). Kehadiran patogen menjadi sesuatu yang sangat penting sebagai bukti.
Kehadiran patogen dapat diketahui secara langsung dan tidak langsung. Patogen-patogen
yang berukuran makroskopis di permukaan jaringan seperti badan buah jamur berukuran
besar. Dalam beberapa hal diperlukan lup kecil untuk melihat kehadiran struktur patogen.
Dalam banyak kasus patogen berukuran mikroskopis, sehingga untuk melihat
kehadirannya mikroskop seperti kebanyakan jamur dan bakteri (Yusnafi, 2002). Jamur dan
bakteri sebelum dilihat dibawah mikroskop sering harus diisolasi terlebih dahulu. Virus
dan viroid, kehadirannya dilihat dibawah mikroskop elektron. Dalam perkembangannya
deteksi patogen memanfaatkan hasil penemuan pada berbagai bidang ilmu dasar sebagai
contoh adalah serologi dan uji DNA (msue.anr.msu.edu).

III. Metodologi

Praktikum Patogen Tumbuhan acara I, tentang asosiasi inang - patogen


dilaksanakan pada hari Jumat, 09 September 2016 di Laboratorium Penyakit
Tumbuhan Terpadu, Departemen Hama dan Penyakit Tanaman , Fakultas
Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pada acara praktikum kali ini
adapun alat alat yang digunakan, yaitu gelas benda, gelas penutup, mikroskop,
mortar, pisau silet, jarum preparat, kertas, pensil. Dan bahan yaitu herbarium basah
tanaman yang bergejala penyakit karena serangan virus, bakteri dan jamur, daun
tembakau bergejala mosaik, daun padi nergejala BLB, daun kacang tanah bergejala
karat, lactophenol cotton blue, air steril. Praktikan mengamati herbarium basah
tanaman yang bergejala penyakit karena serangan virus, bakteri dan jamur lalu
diamati nama penyakitnya, patogen penyebabnya dan digambar gejalanya dengan
menggunakan pensil pada kertas yang sudah disediakan asisten. Adapun tanda
penyakit yaitu. Pertama, tanda penyakit virus diamati dengan membuat sap daun
tembakau yang bergejala mosaik. Daun tembakau digerus dengan menggunakan
mortir, ditambahkan sedikit air steril dan sap tanaman diamati dengan
menggunakan mikroskop. Kedua, tanda penyakit bakteri diamati dengan melihat
aliran oose bakteri yang keluar dari jaringan tanaman sakit. Daun padi bergejala
BLB dipotong kecil pada bagian antara yang sakit dan sehat, diletakkan pada gelas
benda yang telah ditetesi dengan air steril dan diamati dengan menggunakan
mikroskop. Ketiga, tanda penyakit jamur damati dengan melihat pustul karat pada
daun kacang tanah. Pustul karat dikorek dengan menggunakan jarum preparat dan
spora dijatuhkan pada gelas benda yang telah ditetesi dengan lactophenol cotton
blue. Bentuk spora jamur karat diamati dengan menggunakan mikroskop.
V. Kesimpulan
Tumbuhan yang sakit biasanya memperlihatkan gejala penyakit yang khusus. Gejala
(sympton) merupakan perubahan-perubahan yang ditunjukkan oleh tumbuhan itu sendiri
sebagai akibat dari adanya penyebab penyakit. . Patogen dapat menyerang lebih dari satu
jenis tanaman atau kisaran inang berbeda sesuai dengan spesies mikroorganisme patogen,
kemampuan ini dapat disebut multi-tahan patogen terhadap macam kisaran inang.
Pada beberapa macam penyakit pada tumbuhan memperlihatkan gejala yang sama,
sehingga diperlukan ketelitian yang tinggi untuk mendiagnosa penyakit tersebut. Gejala dapat
berupa perubahan warna, tekstur, bentuk atau penampilan lain secara terlokalisasi pada
jaringan yang sakit atau disebut juga sebagai belur (Lesion).

Daftar Pustaka
Eslami,A.A, et.al. 2015. Evaluation of the virulence of Sclerotium rolfsii isolates on Arachis
hypogaea and screening for resistant genotypes in greenhouse conditions. Hellenic Plant
Protection Journal 8: 1-11

Fanani, A.K., Abadi,A.L., Aini, L.Q. 2015. Eksplorasi Bakteri Patogen pada beberapa Spesies
Tanaman Kantong Semar (Nepenthes sp.). Jurnal HPT Vol. 3 No. 3
http://msue.anr.msu.edu/news/signs_and_symptoms_of_plant_disease_is_it_fungal_viral_or_
bacterial

Sato, Toyozo. 2013. Plant diseases and their pathogenic microbes in Japan. Microbiology and
Culture Collections 29(2) 79-90. http://researchmap.jp/?
action=cv_download_main&upload_id=63728. (Diakses 15 September 2016 pukul 20.00
wib)

Sastrahidayat, Ika Rochidjatun. 1990. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Usaha Nasional : Surabaya.

Yunasfi, 2002. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Penyakit Dan penyakit


Yang Disebabkan Oleh Jamur. Universitas Sumatera Utara.

You might also like