Professional Documents
Culture Documents
01 Januari 2014
1
Abstrak
Learning in schools not only focused on providing provisioning capabilities
are theoretical knowledge, but also how to keep learning experience of the students is
always associated with the actual problems that occur in the environment. Contextual
learning (contextual teaching and learning) is a concept that can help teachers learn to
associate the content to be studied with real-world situations students and encourage
students to make connections between the knowledge possessed by its application in
their lives as members of families and communities. Contextual learning focused on
how students understand the meaning of what they learned, what the benefits are,
what state they are in, how to achieve it, and how they demonstrate what they have
learned.
A. Pendahuluan.
Pengembangan model-model pembelajaran merupakan suatu keniscayaan yang
harus dipersiapkan dan dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran. Guru merupakan
ujung tombak keberhasilan kegiatan pembelajaran di sekolah/madrasah yang terlibat
langsung dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kualitas
pembelajaran yang dilakukan sangat bergantung pada perencanaan dan pelaksanaan
proses pembelajaran guru. Tugas guru bukan semata-mata mengajar (teacher
centered), akan tetapi lebih kepada membelajarkan siswa (student centered).
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang
ada di sekitar individu siswa. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan
1
Penulis adalah Dosen Tetap Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Padangsidimpuan
Logaritma Vol. II, No.01 Januari 2014
2
kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman belajar yang dirancang
dan dipersiapkan oleh guru. Belajar juga dapat dipandang sebagai proses melihat,
mengamati, dan memahami sesuatu yang ada di sekitas siswa. Kegiatan pembelajaran
dilakukan oleh guru dan siswa. Perilaku guru adalah membelajarkan dan perilaku
siswa adalah belajar. Perilaku pembelajaran tersebut terkait dengan mendesain dan
menerapkan model-model pembelajaran.
Model pembelajaran kontekstual (contekstual teaching and learning) adalah
merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk
memahami makna materi ajar dan mengaitkannya dengan konteks kehidupan mereka
sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki
pengetahuan/ keterampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri
secara aktif pemahamannya.
2
Depdiknas, Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual,(Jakarta: Direktorat
Sekolah Lanjutan
Pertama Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah: 2003), hlm.5.
3
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2011), hlm. 187.
4
Ibid hlm. 190.
Logaritma Vol. II, No.01 Januari 2014
4
mengutamakan pada pengetahuan dan pengalaman atau dunia nyata (real world
learning), berfikir tingkat tinggi, berpusat pada siswa, siswa aktif, kritis, kreatif,
memecahkan masalah, siswa bekajar menyenangkan, mengasyikkan, tidak
membosankan (joyfull and quantum learning), dan menggunakan berbagai sumber
belajar.
harapan yang tinggi, memotivasi dan memperkuat diri sendiri. Siswa tidak dapat
berhasil tanpa dukungan orang dewasa.
7. Mencapai standar yang tinggi (reaching high standard). Siswa mengenal dan
mencapai standar yang tinggi : mengidentifikasi tujuan dan memotivasi siswa
untuk mencapainya. Guru memperlihatkan kepada siswa cara mencapai apa yang
disebut excellence.
8. Menggunakan penilain autentik (using authentic assessment). Siswa
menggunakan pengetahuan akademis dalam konteks dunia nyata untuk suatu
tujuan yang bermakna. Misalnya, siswa boleh menggambarkan informasi
akademis yang telah mereka pelajari untuk dipublikasikan dalam kehidupan
5
nyata.
5
Nurhadi, Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning),
(Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,
Direktorat PLP, 2002), hlm.
13.
6
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers,
2009), hlm. 223.
Logaritma Vol. II, No.01 Januari 2014
6
7
Lukmanul Hakiim, Perenncanaan Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima,
2009), hlm. 59.
8
Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM,
(Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2013), hlm. 87.
Logaritma Vol. II, No.01 Januari 2014
7
9
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor:
Ghalia Indonesia,
2011), hlm. 119.
Logaritma Vol. II, No.01 Januari 2014
8
10
http://lilisnurmath.blogspot.com/2013/02/pendekatan -contextual-
teaching-and.html diakses pada tanggal 09-04-2014 jam 04.47.
Logaritma Vol. II, No.01 Januari 2014
9
Dengan menerapkan CTL tanpa disadari pendidik telah mengikuti tiga prinsip ilmiah
modern yang menunjang dan mengatur segala sesuatu di alam semesta, yaitu:
1. Prinsip Kesaling-bergantungan,
2. Prinsip Diferensiasi, dan
3. Prinsip Pengaturan Diri.
Prinsip kesaling-bergantungan mengajarkan bahwa segala sesuatu di alam semesta
saling bergantung dan saling berhubungan. Dalam CTL prinsip kesaling-bergantungan
mengajak para pendidik untuk mengenali keterkaitan mereka dengan pendidik lainnya,
dengan siswa-siswa, dengan masyarakat dan dengan lingkungan. Prinsip kesaling-
bergantungan mengajak siswa untuk saling bekerjasama, saling mengutarakan pendapat,
saling mendengarkan untuk menemukan persoalan, merancang rencana, dan mencari
pemecahan masalah.
Prinsip diferensiasi merujuk pada dorongan terus menerus dari alam semesta untuk
menghasilkan keragaman, perbedaan dan keunikan. Dalam CTL prinsip diferensiasi
membebaskan para siswa untuk menjelajahi bakat pribadi, memunculkan cara belajar masing-
masing individu, berkembang dengan langkah mereka sendiri.
Prinsip pengaturan diri menyatakan bahwa segala sesuatu diatur, dipertahankan dan
disadari oleh diri sendiri. Prinsip ini mengajak para siswa untuk mengeluarkan seluruh
potensinya. Mereka menerima tanggung jawab atas keputusan dan perilaku sendiri, menilai
alternatif, membuat pilihan, mengembangkan rencana, menganalisis informasi, menciptakan
solusi dan dengan kritis menilai bukti.
11
Lukmanul Hakiim, Op. Cit, hlm. 61.
Logaritma Vol. II, No.01 Januari 2014
11
DAFTAR PUSTAKA
12
Mulyasa, H.E., Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013,
(Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013), hlm. 114.
Logaritma Vol. II, No.01 Januari 2014
12
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2011).
Lilis,http://lilisnurmath.blogspot.com/2013/02/pendekatan-contextual-teaching-and-
learning.html Diakses pada tanggal 09-04-2014 jam 04.47.