Professional Documents
Culture Documents
MINUMAN
PEMANIS PADA BAHAN MAKANAN
OLEH:
NAMA : NUR AINI RAHIM
NIM : AKM.0814166
KELAS : II.D
3. Kandungan Gizi
Di Indonesia, penggunaan bahan tambahan pemanis, baik jenis maupun jumlahnya diatur
dengan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 722/Menkes/Per/IX/88.
Menurut Permenkes tersebut, pemanis sintetis adalah bahan tambahan pangan yang dapat
menyebabkan rasa menis pada pangan, yang tidak atau hampir tidak memiliki kandungan
gizi. Bahan pemanis yang biasa diizikan dalam peraturan ini adalah Sakarin, aspartame,
Siklamat, dan Sorbitol.
Masih banyak pemanis sintetis yang beredar dan digunakan sebagai pemanis dalam
berbagai produk makanan dan minuman termasuk yang digunakan dalam beberapa produk
minuman berenergi, merupakan contoh kasus penggunaan bahan kimia yang belum diawasi
secara penuh. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi produksi bahan kimia dan
teknologi pengolahan pangan atau produk farmasi dan kesehatan, bahan pemanis alternative
natural mulai banyak digunakan. Hal ini juga ditunjang oleh tren back to nature dan adanya
kesadaran konsumen untuk menggunakan produk yang aman dan bergizi
3. Siklamat
Siklamat pertama ditemukan oleh ilmuwan Of University Is Ligois pada tahun 1937
siklamat diperkenalkan oleh industri makanan dan minuman pada tahun 1950-an karena
tingkat kemanisannya tinggi yang disebabkan oleh turunan dari Cyclohexyl Sulfamic Acid
Menurut WHO batas konsumsi harian pengunaan siklamat yang aman adalah 11 mg/ Kg
berat badan
4. Sorbitol
Sorbitol adalah senyawa dengan berat jenis 182 yang merupakan senyawa alkohol
heksahidrat dan terbuat dari reduksi (hidrogenasi) glukosa. Larutan sorbitol memiliki
penampilan fisik tidak berwarna, memiliki rasa yang manis, dan sedikit larut dalam air.
Kristal sorbitol memiliki berbagai karakteristik, yaitu larut dalam air dan alkohol panas,
meleleh pada suhu 110oC, serta bersifat isomerik dengan mannitol. Kristal sorbitol
mengandung 0,5 atau 1 molekul H2O dan memiliki kandungan kalori sebesar 3,994 K. Tujuh
puluh persen dari kandungan sorbitol yang masuk ke dalam tubuh akan diubah menjadi CO 2
tanpa adanya kenaikan glukosa darah sehingga sangat baik untuk penderita diabetes.
4. . Penyimpanan
Untuk pemanis alami atau pemanis buatan yang larut dalam air biasanya disimpan pada
suhu rendah dan suhu ruang. Karena jika disimpan disuhu tinggi, bahan pemanis tersebut
mudah larut ke dalam air
5. Jenis Hasil Olahan
1. Madu. Pilihan yang satu ini adalah cara klasik yang digunakan untuk mengganti
rasa manis dari gula. Selain kalorinya lebih sedikit dari gula, kelebihan lainnya
adalah rasanya lebih manis. Madu juga menawarkan banyak manfaat kesehatan
seperti antibakteri dan juga limpahan vitamin C.
2. Sirup beras merah. Beberapa tahun terakhir, penggunaan sirup beras merah makin
populer, terutama untuk makanan kesehatan maupun hanya sekedar camilan. Beras
merah sendiri mengandung serat, mengan, niasin, kalsium, dan juga vitamin B.
3. Gula aren. Gula aren memiliki nilai indeks glikemik yang lebih rendah yaitu
sebesar 35, sedangkan pada gula pasir indeks glikemiknya sebesar 58. Proses
pembuatan gula aren umumya lebih alami sehingga zat-zat tertentu yang
terkandung di dalamnya tidak mengalami kerusakan dan tetap utuh.
4. Agave. Tanaman asli pegunungan Los Altos, Meksiko ini merupakan bahan dasar
pembuatan minuman Tequila dan rasanya lebih manis dari gula.
5. Blackstap molasses. Merupakan sirup yang dihasilkan dari rebusan sari tebu
sebanyak 3 kali perebusan. Sirup ini memiliki rasa manis yang kuat dan juga
menyehatkan. Biasa digunakan dalam campuran oatmeal.
6. Stevia. Jenis tanaman ini biasanya dijual dalam bentuk bubuk atau cairan dan
manisnya bisa sampai 300 kali lebih manis dari gula. Pemanis alami seperti Stevia
ini tidak menyebabkan lonjakan gula darah tubuh ke setinggi gula tebu.