You are on page 1of 13

ACARA IV

PENENTUAN TETAPAN GAS DAN VOLUME MOLAR OKSIGEN

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Tujuan Praktikum : a. Untuk mempelajari cara penentuan tetapan gas dan volume
molar oksigen
b. untuk mempelajari hukum-hukum gas seperti hukum Boyle,
Charles, Gay-Lussac, Dalton, tentang tekanan parsial dan
hukum Avogardo.
Waktu Praktikum : Jumat, 31 Oktober 2014
Tempat Praktikum : Laboratorium Kimia Dasar, Lantai III, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI

Sifat fisis gas dipengaruhi oleh wujudnya, yaitu padat, cair, atau gas diantara ketiga
wujud ini, sifat gas lebih sederhana dibandingkan dengan yang lainnya. Empat variable
penting yang mempengaruhi sifat fisis gas yakni suhu, tekanan, volume dan jumlah gas. Gas
mamiliki karakteristik sabagai berikut : bentuk dan volumenya mengikuti wadahnya, dapat
dimanfaatkan, kacapatan paling rendah, dan dapat bercampur dengan sempurna dalam satu
wadah(Purwoko,2006:136).
Oksigen merupakan unsur nonlogam yang sangat penting bagi kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lainnya. Di alam unsure oksigen terdapat dalam keadaan bebas
maupun berikatan dengan unsure-unsur lain (membentuk senyawa). Oksigen merupakan
unsure yang mudah bereaksi dengan unsure-unsur lainnya kecuali dengan unsure-unsur gas
mulia. Reaksi antara unsure atau zat lainnya disebut dengan reaksi oksidasi yang akan
menghasilkan senyawa-senyawa oksida dan lainnya (Sunardi, 2006 : 71).
Hukum gas ideal, P.V = n.R.T merupakan contoh sederhana suatu persamaan keadaan,
yaitu persamaan yang menghubung-hubungkan tekanan, suhu, jumlah bahan kimia dan
volume. Persamaan keadaan seperti ini dapat diperoleh baik dari teori maupun eksperimen.
Percamaan ini tidak saja berguna untuk gas ideal tetapi juga untuk gas nyata, cairan, dan
padatan(Oxtoby,2001:116).
Sesuai dengan tiga hukum gas sederhana, volume gas berbanding lurus dengan jumlah
gas, berbanding lurus dengan suhu Kelvin, dan berbanding terbalik dengan tekanan. Artinya,
nT Rnt

V P dan V = P

Gas yang prilakunya sama dengan persamaan gas ideal dikatakan gas ideal, atau gas
sempurna(Petrucci,2008:186).
Oksigen adalah unsure yang sangat vital untuk manusia, yaitu respirasi.Gas oksigen
mengembun pada suhu -1830C dan membeku pada suhu -218,40C.oksigen dapat dibuat
dengan penguraian kalium klorat (KClO3). Penguraian hydrogen peroksida (H2O2) dan
elektrolisis air (Purba, 2002 :165).
Gas ideal adalah gas hipotesis yang dianggap akan mengikuti hukum gabungan gas
pada berbagai suhu dan tekanan. Hukum gabungan gas untuk suatu sampel gas menyatakan :

P.V
=n
T (konstanta lain). Konstanta lain dinyatakan dengan R dan disebut konstanta

P.V
=nR
universal, maka persamaan menjadi T . Jika kedua sisi dari persamaan dikalikan

dengan suhu (harga T) maka persamaan menjadi : P.V = n.R.T. persamaan ini merupakan
semua cakupan hukum gas ideal, karena hubungannya ada dengan variable (P,V,n,T) yang
memberikan sifat gas (Brady,2002:481).

C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM

1. Alat-Alat Praktikum

a. Dongkrak

b. Erlenmeyer 250 ml

c. Gelas arloji

d. Gelas ukur 50 ml

e. Klem
f. Labu alas datar

g. Lap

h. Pembakar Spritus

i. Pipa

j. Selang

k. Spatula

l. Statif

m. Tabung reaksi

n. Termometer

o. Timbangan analitik

2. Bahan-Bahan Praktikum

a. Aquades (H2O(l))

b. Korek api

c. Serbuk Kalium klorat (KClO3)

d. Serbuk Mangan (II) Oksida (MnO2)

D. PROSEDUR PERCOBAAN

a. Ditimbang satu tabung reaksi yang bersih dan kering, lalu dicatat hasil timbangannya.
b. Ditimbang campuran KClO3 dan MnO3 dengan tepat sebanyak 1,2 gram.
c. Dimasukkan campuran KClO3 dan MnO3 yang sudah ditimbang kedalam tabung reaksi.
d. Dimasukkan aquades kedalam labu alas datar sampai setengah penuh.
e. Dipasang selang untuk menghubungkan labu alas datar dengan Erlenmeyer.
f. Ditiup ujung pipa hingga air mengalir melewati selang. Dipastikan air menetes ke
Erlenmeyer hingga tidak ada gelembung udara dalam selang.
g. Jika sudah tidak ada gelembung udara, selang penghubung dijepit dengan klem hingga air
berhenti mentes ke Erlenmeyer.
h. Dibuan gair yang menetes ke Erlenmeyer hingga benar-benar kering lalu dipasang kembali.
Dipastikan alas labu dan Erlenmeyer sejajar.
i. Dipasang tabung reaksi yang berisi campuran KClO 3 dan MnO3 ke pipa peniup tepat
diujungnya dan dieratkan.
j. Dipanaskan tabung reaksi dengan pembakar spritus yang sudah dinyalakan dengan api.
Digerakkan bolak balik agar reaksi dalam tabung sempuran.
k. Setelah timbul uap yang menandakan reaksi telah berlangsung, dibuka sedikit klem pada
selang agar air dapat menetes ke Erlenmeyer saat reaksi berlangsung
l. Jika aquades sudah berhenti menetes ke Erlenmeyer, dikencangkan kembali klem dan
pembakar spritus dipadamkan.
m. Dicatat suhu yang tertera pada thermometer pada saat air berhenti menetes.
n. Diukur volume air yang menetes pada Erlenmeyer saat reaksi berlangsung dengan gelas
ukur.
o. Tabung reaksi yang digunakan ditimbang kembali beratnya lalu dicatat hasilnya.

E. HASIL PENGAMATAN

No Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan


.
a. Satu tabung reaksi yang bersih dan massa Tabung = 12,44 gr
kering ditimbang.
b. KClO3 dan MnO3 masing-masng 0.6
gram kemudian dimasukkan ke dalam
tabung reaksi.
c. Erlenmeyer diisi dengan air 150 mL dan
labu alas bundar diisi secukupnya.
d. Pipa, selang, dan klem serta thermometer
dirangkaikan dengan tutup labu alat
bundar.
e. Labu alas bundar dijepit dengan penjepit
statif pada tiang statif.
f. Tutup botol dipasang pada labu alas
bundar dengan ujung selang menyentuh
air dan thermometer di atas permukaan
air (tanpa menyentuh air).
g. Pipa pada rangkaian ditiup sehingga air
mengisi selang.
h. Labu alas bundar dan erlenmeyer dinaik
turunkan agar gelembung udara yang
terdapat di dalam selang dapat
dikeluarkan.
i. Klem pada selang ditutup dan tabung
reaksi dipasang.
j. Klem pada selang dibuka dan labu alas
bundar serta labu alas bundar dinaik
turunkan sehingga permukaan air dalam
labu dan Erlenmeyer sama tinggi, setelah
itu klem pada selang ditutup lagi.
k. Erlenmeyer dipindahkan dengan hati-hati
sehingga air tidak menetes keluar.
l. Erlenmeyer dibersihkan dan dikeringka
kemudian ditaruh lagi di tempat semula.
m. Tabung reaksi dipanaskan dengan hati-
hati sehingga oksigen mengalir ke dalam
labu. Tabung reaksi dipanaskan kira-kira
5 menit sehingga semua KClO3 terurai.
n. Suhu pada labu alas bundar dihitung
menggunakan thermometer.
o. Jika oksigen tidak keluar lagi yang
ditandai dengan tidak menetesnya air
pada Erlenmeyer, pembakar dipindahkan
dan semua alat dibiarkan sampai T = 33oC
mencapai suhu kamar. = 33 + 273
p. Jika telah dingin, selang dijepit dan
= 306 K
Erlenmeyer dipindahkan.
q. Volume air pada Erlenmeyer diukur
dengan gelas ukur.
r. Tabung reaksi dengan isinya ditimbang.
V = 30 ml
Tabung reaksi dan (KClO3 +
MnO3) setelah dipanaskan =13,4 gr

F. ANALISIS DATA

1. Gambar rangkaian alat pembuatan oksigen

Keterangan :

1. Dongkrak

2. Statif

3. Tabung reaksi

4. Bunsen

5. Klem
6. Gelas Erlenmeyer

7. Labu alas bundar

8. Thermometer

9. Selang

Persamaan reaksi

MnO
2KClO3(s) 2KCl(s) + 3O2(g)
(MnO2 sebagai katalisator)
2. Perhitungan

Berat tabung reaksi kosong = 7,87 gr (a)

Berat KClO3+ MnO2 = 1,19 gr (b)

Massa tabung + KClO3+ MnO2 = 9,06 gr.

V H2O = 55ml

Berat KClO3+ MnO2+ tabung setelah dipanaskan = 8,83 gr (c)

T= 32C
Masssa O2 = (massa tabung kosong + massa KClO3 + MnO2) (massa tabung +

KClO3 + MnO2 setelah dipanaskan)


= 9,06 8,83
= 0,23 gram
Masssa O 2
Mol O2 = Mr O 2
0,23
= 32

= 0,007 mol
Tetapan gas (R)

( P+ anV ) ( V nb)=nRT
atm
L
Jika diketahui : a = 1,360 mol
L
b = 0,0318 mol

maka,

R=
( P+ anV ) ( V nb )
nT
0,007 x 0,0318
55 x 103()

R= 1,360(0,007)
( 1+
(55 x 103 )

)

1,360 0,000049
=
( 1+
3025 106 )
(55 103 0.0002226)

2,135

0,0000666
=
(1+ 3025 10 )
(00547774)
6

2,135

6,6
=
(1+ 3025 ) ( 0,0547774 )
2,135

( 1+0,0021818 )( 0,0547774 )
= 2,135

( 1,0021818 ) ( 0,0547774 )
= 2,135
0,0548969
= 2,135

= 0,0257128 atm L/mol K

Volume molar oksigen(O2)

Diketahui :
PV = nRT
nRT
V = P
0,007 x 0,025 x 305
= 1
0,05337
= 1

= 0,05337 L
Menghitung % O2 dalam KClO3

Diketahui :
Mol O2 = 0,007 mol

Massa O2 = 0,23 gram

MnO2(s )
2 KClO3(s) 2 KCl(s) + 3 O2(g)

koef KClO 3
Mol KClO3 = koef O 2 x mol O2

2
= 3 x 0,007

= 0,0047 mol
Massa KclO3 = mol x Mr

= 0,0047 x 122,5
= 0,57575 gram
massaO 2
% O2 dalam KClO3 = massa KClO 3 x100%

0,23
= 0,57575 x 100%

= 39,94 %

G. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, percobaan yang dilakukan bertujuan unutk mempelajari cara
menentukan tetapan gas dan volume molar oksigen. Selain itu praktikum ini bertujuan untuk
mempelajari hukum-hukum yang berkaitan dengan gas. Untuk dapat menentukan tetapan gas

an2
harus menggunakan persamaan Van Der Walls : ( P + v ) (V nb) = nRT, a dan b
2

merupakan ketetapan Van der Walls yang bernilai a = 1,360 L 2 atm mol2 dan b = 0,0318
L/mol.
Hasil percobaan menunjukkan harga tetapan gas (R) sebesar 0,1307 atm L/mol K. Hasil
yang didapatkan berbeda dengan teori yang sebenarnya 0,082 atm L/mol K. Hasilnya
menunjukkan perbedaan dengan selisih 0,05 atm L/mol K. Hal ini mungkin disebabkan
karena kesalahan system dimana kedudukan alas labu alas datar lebih tinggi dibandingkan
dengan Erlenmeyer. Factor lain yang mungkin menjadi penyebabnya adalah kurang
sempurnanya pembakaran campuran KClO3 dan MnO2.
Pengisian air atau aquades kedalam selang harus benar-benar penuh. Tidak boleh ada
sedikitpun udara yang berada dalam selang. Hal ini disebabakan gelembung udara yang
berada dalam selang dapat mempengaruhi jumlah volume aquades yang menetes kedalam
Erlenmeyer.
Saat campuran KClO3 dan MnO2 dipanaskan, air yang ada dalam labu alas datar akan
mengalir dan menetes pada Erlenmeyer. Hal ini disebabkan karena pemanasan KClO 3 dan
MnO2 menghasilkan gas oksigen yang mendesak aquades keluar dan menetes. Didalam labu
alas datar sudah ada udara karena labu tersebut diisi setengah penuh. Setelah gas O 2 keluar
dari senyawa KClO3 yang dipanaskan, secara otomatis volume udara yang ada dalam labu alas
datar akan bertambah. Pertambahan volume udara dalam labu inilah yang membuat perbedaan
tekanan dalam tabung dan diluar tabung yang menyebabkan air atau aquades menetes. Prinsip
atau sifat zat cair salah satunya adalah mengalir dari tekanan yang lebih tinggi ke tekanan
yang lebih rendah. Prinsip ini sama seperti saat aquades ditiup dari pipa. Udara yang ditiupkan
menyebabkan tekanan dalam labu bertambah sehingga air mengalir keluar labu, dalam hal ini
kita dapat menganggap udara yang ditiup adalah O 2 yang dihasilkan pembakaran sehingga
volume O2= volume aquades yang menetes.
Pada percobaan ini yang bereaksi hanyalah KClO3, MnO2 tidak ikut bereaksi. MnO2
hanya sebagai katalisator yang berguna untuk mempercepat reaksi tanpa ikut bereaksi. Untuk
mendapatkan besarnya massa O2 yang bereaksi dapat diperoleh dengan mengurangi massa
tabung reaksi yang sudah dipanaskan dan sebelum dipanaskan, tentunya tabung yang berisi
campuran KClO3 dan MnO2. Dari pengurangan tersebut didapatkan hasil sebesar 0,24 gram.
Setelah proses pemanasan, didapati terjadinya perubahan warna dari KClO 3 yang
awalnya berwarna putih menjadi hitam mengikuti warna dari MnO 2. Hal ini disebabkan karena
pemanasan campuran KClO3 dan MnO2 yang menghasilkan penguapan. Dari percobaan
didapatkan volume O2 yang terbentuk sebanyak 0,03 L pada suhu 306 K dan tetapan gas ( R )
sebesar 0,1307 atm L/mol K. Dari percobaan ini juga diketahui bahwa persentase gas O 2
dalam KClO3 adalah sebesar 39,18 %.

G. KESIMPULAN
Berasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa :
a. Untuk menentukan tetapan gas dapat digunakan persamaan gas nyata dari Van Der

an2
Walls : ( P + v ) (V-nb) = nRT dengan hasil yang diperoleh sebesar 0,1307 atm
2

L/mol K. Sedangkan untuk menetukan volume molar oksigen digunakan persamaan


umum gas ideal : P.Vm = nRT, yang mendapatkan hasil sebesar 0,299 L
b. Hukum-hukum yang berkaitan dengan gas yang dapat dipelajari pada praktikum ini

2
an
adalah persamaan Van Der Walls : ( P + v2 ) (V-nb) = nRT, dan persamaan gas

ideal PV = nRT, dimana P = tekanan (atm), V = volume (L), n = jumlah molekul (mol),
R = tetapan gas (atm L/mol K), dan T = Suhu (K).
DAFTAR PUSTAKA

Brady, James. 2002 . Kimia Universitas. Jakarta : Erlangga.

Oxtoby, David W. 2001. Prinsip-prinsip Kimia Modern. Jakarta : Erlangga.

Petrucci. 2008. Kimia Dasar: Jakarta : Erlangga.

Purba, Michael. 2002. Kimia. Jakarta : Erlangga.

Purwoko, Agus Abhi. 2006. Kimia Dasar I. Mataram: Mataram University Press.

Sunardi. 2006. 116 Unsur Kimia. Bandung : Yrama Media.

You might also like