You are on page 1of 10

Nama : Faisal Nugraha

NPM : 12100115053
Kelompok : 18

Amblyopia

Definisi
Amblyopia berasal dari bahasa yunani yaitu amblyos (tumpul) dan opia (penglihatan),
sering disebut sebagai "mata malas," terjadi ketika satu atau kedua mata tidak
mengembangkan penglihatan normal pada anak usia dini. Mata dengan visi berkurang adalah
amblyopic. Amblyopia mempengaruhi 4% dari anak-anak. Itu harus dirawat sedini mungkin
untuk mencegah jangka panjang kehilangan penglihatan. Setelah anak adalah antara 6 sampai
9 tahun tua, pengobatan tidak lagi berhasil.

Epidemiologi
Prevalensi ambliopia di Amerika Serikat sulit untuk ditaksir dan berbeda pada tiap
literatur, berkisar antara 1 3,5 % pada anak yang sehat sampai 4 5,3 % pada anak dengan
problemamata. Hampir seluruh data mengatakan sekitar 2 % dari keseluruhan populasi
menderitaambliopia. Di Cina, menurut data bulan Desember tahun 2005 yang lalu, sekitar 3
5 % atau 9hingga 5 juta anak menderita ambliopia.

Di Indonesia , suatu penelitian dengan sampel Murid-murid kelas 1 SD dikotamadya


bandung, menunjukkan angka prevalensi Ambliopia berkisar 1,56 %. Pada sebuah penelitian
di Yogyakarta , didapatkan bahwa insidensi Ambliopia pada anak di kawasan perkotaan
adalah sebesar 0,25% sedangkan di pedesaaansebesar 0,20%

Etiologi
1. Strabismus adalah penyebab tersering ambliopia dimana satu mata digunakan terus
menerus untuk fiksasi, sedangakan mata yang lain tidak digunakan. Pada strabismus
yang alternating, biasanya tidak ditemukan ambliopia.

1
2. Gangguan refraksi (anisometropia) tinggi, adalah penyebab tersering kedua, apabila
gangguan refraksi ini tidak dikoreksi dengan lensa kaca mata.
3. Kelainan fiksasi juga menjadi penyebab ambliopia misalnya nistagmus pada usia dini.

Ketiga kelompok tersebut diatas disebut ambliopia fungsional yaitu secara anatomis
tidak terlihat kelainan pada msing-masing mata tetapi didapati gangguan fungsi
penglihatan binocular.

4. Kekeruahan pada media lintasan visual, misalnya katarak pada bayi adalah penyebab
ambliopia yang sering tidak terlihat sampai timbulnya strabismus.

Hal yang sama dapat terjadi bila kita melakukan oklusi total pada salah satu mata
misalnya karena ada ulkus kornea pada anak usia dibawah 6 tahun. Kelompok ini
digolongklan pada ambliopia ex-anopsia yaitu adanya gangguan penusuran sinar pada
media lintasan visual, baik gangguan organic maupun gangguan karena penutupan
total terlalu lama pada anak usia dini.Pada kelompok ambliopia fungsional dan ex-
anopsia keduanya dapat dicegah dan atau diobati, misalnya dilakukan koreksi
strabismus pada usia dini, koreksi kacamata pada anak usia dibawah 6 tahun, operasi
katarak pada usia sedini mungkin, serta tidak melakukan oklusi total mata pada anak
usia kurang dari 6 tahun.

5. Kelompok lain ambliopia adalah ambliopia toksik, oleh Karena obat-obatan atau
meminum minuman keras yang mengandung metal alcohol. Ambliopia pada keadaan
ini adalah permanent hingga timbul kebutaan

Klasifikasi Amblyopia
Ambliopia dibagi kedalam beberapa bagian sesuai dengan gangguan atau kelainan
yang menjadi penyebabnya:

- Ambliopia strabismus

Sebagian besar ambliopia berkembanga dengan terjadinya deviasi mata pada


anak-anak yangterus menerus dan tidak sejajar. Jenis esodeviasi adalah sebagian besar
menyebabkan ambliopia yang signifikan. Ambliopia strabismus adalah hasil interaksi

2
kompetitif atau inhibisi diantara 2neuron yang membawa input dari kedua mata,
dengan peran penting dari dominasi pusat kortikal penglihatan dengan fiksasi mata
dan pengurangan respon pada mata yang tidak terfiksasi.

Pada ambliopia strabismus, dimana kemampuan ketajaman pengliahatn


dideteksi polakomposisi dari bentuk ruang sertta penurunan ketajaman pengliahatn
dengan pemeriksaan snellen chart.

Eccentric fixation komplikasi terus menerus di daerah nonfoveal dari retina


untuk penglihatan dengan satu mata ambliopia, derajat yang kecil dari eccentric
fixation, dideteksi hanya dengan test khusus yaitu visuscpoy, dimana banyak pasien-
pasien melihat dengan ambliopia strabismus dan relative ringan kehilangan ketejaman
penglihatan. Visucopy meneliti target dengan membuka pusat area dengan 2 lingkaran
konsentris di dalam retina, dan pasien disuruh untuk melakuakan fiksasi pada target.
Banyak ahli mata melengkapi dengan visucopy. Secara klinis eccentric fixation,
dideteksi dengan observasi posisi noncentral dari reflex kornea dari mata ambliopia
saat fiksasi cahay dengan mata yang dominan ditutup dan umumnya ketajaman adalah
20/200 atau lebih buruk.

- Ambliopia anisometropia

Ambliopia anisometropia adalah kelainan refraksi dari kedua mata yang


menyebabkan gambaran di satu retina menjadi focus berlangsung lama. Kondisi ini
menghasilakan efek langsung dari kompetisi intraocular atau mirip inhibisi (tetapi
tidak serupa) respon strabismic ambliopia. Hyperopic ringan atau astigmatic
anisometropia (1-2D) dapat menyebabkan ambliopia yang ringan. Myopic
anisometropia ringan (kurang-3 D) biasanya tidak menyebabkan ambliopia, tetapi
myopia yang tinggi pada unilateral (-6D atau lebih besar) menghasilkan ambliopia.

- Ambliopia ametropia

Ambliopia ametropik, penurunan ketajaman penglihatan bilateral yang


biasanya relative ringan, yang umumnya diakibatkan tidak terkoreksinya kesalahan
refraksi di kedua mata pada anak-anak masih kecil. Mekanisme meliputi efek dari
gambaran tunggal retina yang kabur. Hyperopia melebihi 5 D dan myopia melebihi
dari 10 D beresiko menginduksi ambliopia bilateral. Tidak tterkoreksinya
astigmatisme bilateral secara dini pada anak-anak menghasilkan kehilangan
kemampuan sampai dengan garis meridian tampak kabur berlangsung kronik
(meridional amblyopia).

- Ambliopia Deprivasi

Ambliopia deprivasi disebabkan oleh kurangnya stimulasi pada retina bisa


unilateral atau bilateral. Pada umumnya penyebabnya adalah katarak congenital,
kekeruhan kornea dan perdarahan vitreus mungkin bisa juga terlibat. Ambliopia
deprivasi ditemukan sedikit namun sulit untuk dilakukan terapi. Anak-anak kecil
sampai 6 tahun dengan katarak congenital yang terletak disentral dengan ketebalan 3

3
mm atau lebih dari lensa mampu menyebabkan ambliopia. Kekeruhan lensa yang
didapat setelah umur 6 tahun secara umum jarang mengalami ambliopia

Gekala Klinik
Anak-anak dengan ambliopia jarang sekali dapat menjelaskan gejala dan bahkan
terlihat sehat. Anak-anak ini mungkin mengedipkan mata, menutup satu mata dengan tangan,
atau mempunyai satu mata yang tidak melihat arah yang sama dengan mata yang lainnya,
semuanya dapat menunjukkan masalah bahwa memerlukan pemeriksaan. Jika salah satu mata
melihat baik dan yang lain tidak maka anak mengimbangi penglihatannya dengan baik.

Pemeriksaan fisik
- Tajam penglihatan

Penderita amblyopia kurang mampu untuk membaca bentuk / huruf yang rapat
danmengenali pola apa yang dibentuk oleh gambar atau huruf tersebut. Tajam
penglihatan yangdinilai dengan cara konvensional, yang berdasar kepada kedua fungsi
tadi, selalu subnormal.Telah diketahui bahwa penderita amblyopia sulit untuk
mengidentifikasi huruf yang tersusun linear (sebaris) dibandingkan dengan huruf yang
terisolasi, maka dapat kita lakukan dengan meletakkan balok disekitar huruf tunggal.
Hal ini disebut Crowding Phenomenon.

Terkadang mata amblyopia dengan tajam penglihatan 20/20 (6/6) pada huruf
isolasi dapat turun hingga 20/100 (6/30) bila ada interaksi bentuk (countour
interaction). Perbedaan yang besar ini terkadang muncul juga sewaktu pasien yang
sedang diobati kontrol, dimana tajam penglihatannya jauh lebih baik pada huruf
isolasi daripada huruf linear. Oleh karena itu, amblyopia belum dikatakan sembuh
hingga tajam penglihatan linear kembali normal.

4
Menentukan tajam penglihatan mata amblyopia pada anak adalah pemeriksaan
yang paling penting. Walaupun untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang dapat
dipercaya sulit pada pasien anak - anak, tapi untungnya penatalaksanaan amblyopia
sangat efektif dan efisien pada anak anak. Anak yang sudah mengetahui huruf balok
dapat di tes dengan karta Snellen standar. Untuk Nonverbal Snellen, yang banyak
digunakan adalah tes E dan tes HOTV.

Tes lain adalah dengan simbol LEA. Bentuk ini mudah bagi anak usia 1
tahun (todler), dan mirip dengankonfigurasi huruf Snellen. Caranya sama dengan tes
HOTV

Gambar Simbol LEA

Gambar Kartu snellen

- Menentukan sifat fiksasi

Pada pasien amblyopia, sifat fiksasi haruslah ditentukan. Penglihatan sentral


terletak pada foveal; pada fiksasi eksentrik, yang digunakan untuk melihat adalah
daerah retina parafoveal hal ini sering dijumpai pada pasien dengan strabismik
amblyopia daripada anisometropik amblyopia. Fiksasi eksentrik ditandai dengan
tajam penglihatan 20/200 (6/60) atau lebih buruk lagi. Tidak cukup kiranya
menentukan sifat fiksasi hanya pada posisi refleks cahaya korneal.Fiksasi didiagnosis
dengan menggunakan visuskop dan dapat didokumentasi dengan kamerafundus Zeiss.
Tes lain dapat dengan tes tutup alternat untuk fiksasi eksentrik bilateral.

5
- Visuskop

Visuskop adalah oftalmoskop yang telah dimodifikasi yang memproyeksikan


target fiksasi kefundus. Mata yang tidak diuji ditutup. Pemeriksa memproyeksikan
target fiksasi ke dekat makula, dan pasien mengarahkan pandagannya ke tanda bintik
hitam.

Posisi tanda asterisk di fundus pasien dicatat. Pengujian ini diulang beberapa
kali untuk menentukan ukuran daerah fiksasi eksentrik. Pada fiksasi sentral, tanda
asterisk terletak di fovea.Pada fiksasi eksentrik, mata akan bergeser sehingga asterisk
bergerak ke daerah ekstrafoveal darifiksasi retina.

- (Alternat Cover Test) untuk Fiksasi Eksentrik Bilateral

Fiksasi eksentrik bilateral adalah suatu kelainan yang jarang dijumpai dan
terjadi pada pasien pasien dengan amblyopia kongenital kedua belah mata dan
dalam hal ini pada penyakit makula bilateral dalam jangka lama. Misalnya bila kedua
mata ekstropia atau esotropia, maka bila mata kontralateral ditutup, mata yang
satunya tetap pada posisi semula, tidak ada usaha untuk refiksasi bayangan. Tes
visuskop akan menunjukkan adanya fiksasi eksentrik pada kedua belah mata.

PENATALAKSANAAN

Amblyopia, pada kebanyakan kasus, dapat ditatalaksana dengan efektif selama satu
decade pertama. Lebih cepat tindakan terapeutik dilakukan, maka akan semakin besar pula
peluang keberhasilannya. Bila pada awal terapi sudah berhasil, hal ini tidak menjamin
penglihatan optimal akan tetap bertahan, maka para klinisi harus tetap waspada dan bersiap
untuk melanjutkan penatalaksanaan hingga penglihatan matang (sekitar umur 10 tahun).

Penatalaksanaan amblyopia meliputi langkah langkah berikut :

Menghilangkan (bila mungkin) semua penghalang penglihatan seperti katarak

Koreksi kelainan refraksi

Mengaktifkan penggunaan mata ambliopia dengan membatasi penggunaanmata


yang lebih baik

- Pengangkatan Katarak

Katarak yang dapat menyebabkan amblyopia harus segera dioperasi, tidak


perlu ditunda tunda. Pengangkatan katarak kongenital pada usia 2-3 bulan pertama
kehidupan, sangat pentingdilakukan agar penglihatan kembali pulih dengan optimal.
Pada kasus katarak bilateral, intervaloperasi pada mata yang pertama dan kedua
sebaiknya tidak lebih dari 1-2 minggu. Terbentuknyakatarak traumatika berat dan akut
pada anak dibawah umur 6 tahun harus diangkat dalam beberapa minggu setelah

6
kejadian trauma, bila memungkinkan. Yang mana katarak traumatikaitu sangat
bersifat amblyopiogenik. Kegagalan dalam menjernihkan media, memperbaiki
optikal, dan penggunaan regular mata yang terluka, akan mengakibatkan amblyopia
berat dalam beberapa bulan, selambat lambatnya pada usia 6 hingga 8 tahun.

- Koreksi refraksi

Bila amblyopia disebabkan kelainan refraksi atau anisometropia, maka dapat


diterapi dengankacamata atau lensa kontak. Ukuran kaca mata untuk mata amblyopia
diberi dengan koreksi penuh dengan penggunaan sikloplegia. Bila dijumpai myopia
tinggi unilateral, lensa kontak merupakan pilihan, karena bila memakai kacamata akan
terasa berat dan penampilannya (estetika) buruk.

Kemampuan mata amblyopia untuk mengatur akomodasi cenderung menurun,


sehingga ia tidak dapat mengkompensasi hyperopia yang tidak dikoreksi seperti pada
mata anak normal. Koreksi aphakia pada anak dilakukan segera mungkin untuk
menghindarkan terjadinya deprivasi penglihatan akibat keruhnya lensa menjadi defisit
optikal berat. Amblyopia anisometropik dan amblyopia isometropik akan sangat
membaik walau hanya dengan koreksi kacamata selama beberapa bulan

- Oklusi dan degradasi optikal


1. Oklusi
Terapi oklusi sudah dilakukan sejak abad ke-18 dan merupakan terapi pilihan,
yang keberhasilannya baik dan cepat, dapat dilakukan oklusi penuh waktu (full
time) atau paruh waktu (part-time)

A. Oklusi Full Time


Pengertian oklusi full- time pada mata yang lebih baik adalah oklusi untuk
semua atau setiap saat kecuali 1 jam waktu berjaga.(Occlusion for all or all but
one waking hour) hal ini sangat penting dalam pentalaksanaan amblyopia dengan
cara penggunaan mata yang rusak. Biasanya penutup mata yang digunakan
adalah penutup adesif (adhesive patches) yang tersedia secara komersial.

Penutup (patch) dapat dibiarkan terpasang pada malam hari atau dibuka
sewaktu tidur. Kacamata okluder (spectacle mounted ocluder) atau lensa kontak
opak, atau Annisas Fun Patches dapat juga menjadi alternatif full-time patching
bila terjadi iritasi kulit atau perekat patch-nya kurang lengket. Full-time patching
baru dilaksanakan hanya bila strabismus konstan menghambat penglihatan

7
binokular, karena full-time patching mempunyai sedikit resiko, yaitu bingung
dalam hal penglihatan binokular.

Ada suatu aturan / standar mengatakan full-time patching diberi selama 1


minggu untuk setiap tahun usia, misalnya penderita amblyopia pada mata kanan
berusia 3 tahun harus memakaifull-time patch selama 3 minggu, lalu dievaluasi
kembali. Hal ini untuk menghindarkan terjadinya amblyopia pada mata yang baik.

B. Oklusi Part-time
Oklusi part-time adalah oklusi selama 1-6 jam per hari, akan memberi hasil
sama dengan oklusi full-time. Durasi interval buka dan tutup patch-nya tergantung
dari derajat amblyopia. Amblyopia Treatment Studies (ATS) telah membantu
dalam penjelasan peranan full-time patching dibanding part-time. Studi tersebut
menunjukkan, pasien usia 3-7 tahun dengan amblyopia berat (tajam penglihatan
antara 20/100 = 6/30 dan 20/400 = 6/120 ), full-time patching memberi efek sama
dengan penutupan selama 6 jam per hari. Dalam studi lain, patching 2 jam/hari
menunjukkan kemajuan tajam penglihatan hampir sama dengan patching
6jam/hari pada amblyopia sedang / moderate (tajam penglihatan lebih baik dari
20/100) pasien usia 3 7 tahun. Dalam studi ini, patching dikombinasi dengan
aktivitas melihat dekat selama 1 jam/ hari. 3 Idealnya, terapi amblyopia diteruskan
hingga terjadi fiksasi alternat atau tajam penglihatandengan Snellen linear 20/20
(6/6) pada masing masing mata. Hasil ini tidak selalu dapat dicapai. Sepanjang
terapi terus menunjukkan kemajuan, maka penatalaksanaan harus tetap diteruskan

2. Degradasi Optikal

Metode lain untuk penatalaksanaan amblyopia adalah dengan menurunkan


kualitas bayangan (degradasi optikal) pada mata yang lebih baik hingga menjadi
lebih buruk dari mata yang amblyopia, sering juga disebut penalisasi
(penalization). Sikloplegik (biasanya atropine tetes 1%atau homatropine tetes 5%)
diberi satu kali dalam sehari pada mata yang lebih baik sehingga tidak dapat
berakomodasi dan kabur bila melihat dekat.

ATS menunjukkan metode ini memberi hasil yang sama efektifnya dengan
patching untuk amblyopia sedang (tajam penglihatan lebih baik daripada 20/100).
ATS tersebut dilakukan pada anak usia 3 7 tahun. ATS juga memperlihatkan
bahwa pemberian atropine pada akhir minggu (weekend) memberi perbaikan

8
tajam penglihatan sama dengan pemberian atropine harian yang dilakukan pada
kelompok anak usia 3 7 tahun dengan amblyopia sedang. Ada juga studiterbaru
yang membandingkan atropine dengan patching pada 419 orang anak usia 3-7
tahun,menunjukkan atropine merupakan pilihan efektif. Sehingga, ahli mata yang
tadinya masih ragu-ragu, memilih atropine sebagai pilihan pertama daripada
patching.

Pendekatan ini mempunyai beberapa keuntungan dibanding dengan oklusi,


yaitu tidak mengiritasi kulit dan lebih apik dilihat dari segi kosmetis. Dengan
atropinisasi, anak sulit untuk menggagalkan metode ini. Evaluasinya juga tidak
perlu sesering oklusi.

Metode pilihan lain yang prinsipnya sama adalah dengan memberikan lensa
positif denganukuran tinggi (fogging) atau filter. Metode ini mencegah terjadinya
efek samping farmakologik atropine.

Keuntungan lain dari metode atropinisasi dan metode non-oklusi pada pasien
dengan mata yang lurus (tidak strabismus) adalah kedua mata dapat bekerjasama,
jadi memungkinkan penglihatan binocular.

KOMPLIKASI DARI PENATALAKSANAAN

Semua bentuk penatalaksanaan amblyopia memungkinkan untuk terjadinya


amblyopia padamata yang baik. Oklusi full-time adalah yang paling beresiko tinggi dan harus
dipantau dengan ketat, terutama pada anak balita. Follow-up pertama setelah pemberian
oklusi dilakukan setelah 1 minggu pada bayi dan 1 minggu per tahun usia pada anak
(misalnya : 4 minggu untuk anak usia4 tahun). Oklusi part-time dan degradasi optikal,
observasinya tidak perlu sesering oklusi full-time, tapi follow-up reguler tetap penting.

Hasil akhir terapi amblyopia unilateral adalah terbentuknya kembali fiksasi alternat,
tajam penglihatan dengan Snellen linear tidak berbeda lebih dari satu baris antara kedua
mata.Waktu yang diperlukan untuk lamanya terapi tergantung pada hal berikut :

Derajat amblyopia
Pilihan terapeutik yang digunakan
Kepatuhan pasien terhadap terapi yang dipilih
Usia pasien

Semakin berat amblyopia, dan usia lebih tua membutuhkan penatalaksanaan yang
lebih lama. Oklusi full-time pada bayi dan balita dapat memberi perbaikan amblyopia
strabismik berat dalam1 minggu atau kurang. Sebaliknya, anak yang lebih berumur yang
memakai penutup hanya seusai sekolah dan pada akhir minggu saja, membutuhkan waktu 1
tahun atau lebih untuk dapat berhasil.

9
Prognosis
Setelah 1 tahun, sekitar 73% pasien menunjukkan keberhasilan setelah terapi oklusi
pertama.Bila penatalaksanaan dimulai sebelum usia 5 tahun, visus normal dapat tercapai. Hal
ini semakin berkurang seiring dengan pertambahan usia. Hanya kesembuhan parsial yang
dapat dicapai bilausia lebih dari 10 tahun.Faktor resiko gagalnya penatalaksanaan amblyopia
adalah sebagai berikut

Jenis Amblyopia : Pasien dengan anisometropia tinggi dan pasien dengan kelainan
organik, prognosisnya paling buruk. Pasien dengan amblyopia strabismik
prognosisnya paling baik.

Usia dimana penatalaksanaan dimulai : Semakin muda pasien maka prognosis


semakin baik.

Dalamnya amblyopia pada saat terapi dimulai : Semakin bagus tajam penglihatan
awal pada mata amblyopia, maka prognosisnya juga semakin baik

10

You might also like