You are on page 1of 28

TUGAS PERANCANGAN PROYEK INDUSTRI

PERANCANGAN PERUSAHAAN PRODUSEN SARI APEL

Oleh
Rediana Novia Yasinta (105100301111043)
Nenah Absentia (105100313111011)
Ummi Mardiyah (105100307111001)
Ardiman Aziz Darajatun (105100301111069)
Alvionita Revila (105100301111065)

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Apel merupakan buah yang memiliki banyak kandungan vitamin dan kaya
akan manfaat bagi tubuh. Kandungan yang ada pada apel yaitu vitamin A, B dan
C serta mineral seperti belerang, zat besi, klor, fosfor, kalsium, magnesium,
natrium, potassium dan silikon. Manfaat apel itu sendiri cukup banyak dalam
dunia kesehatan, yaitu untuk obat batuk, penghancur batu ginjal, melancarkan
pencernaan, membersihkan tubuh dari racun dan mengobati peradangan di
dalam tubuh, serta menyembuhkan influenza dan infeksi lainnya. Indonesia
memiliki komoditi malang yang khas, yaitu apel Malang. Pada saat ini apel
malang dalam kondisi terpuruk. Dikarenakan apel malang kalah bersaing dengan
apel Fuji dan apel Washington. Walaupun harga dari kedua apel tersebut lebih
mahal hinggaRp 13.000,00 dan harga apel malang mencapai Rp 4000,00 Rp
5000,00 tetap saja apel malang tidak mampu bersaing dengan apel Fuji dan apel
Washington. Oleh karena itu, strategi untuk meningkatkan potensi dari apel
malang tersebut dengan mengolah apel malang dalam bentuk produk lain
misalnya sari buah.

Sari apel merupakan cairan jernih atau keruh yang tidak difermentasi dari
hasil ekstraksi apel yang telah masak dan masih segar. Apel sebagai bahan baku
pembuatan sari apel harus memiliki kematangan yang optimum karena akan
menentukan flavor, warna, nilai gizi, kandungan padatan dan keasaman sari
apel. Selain itu apel yang digunakan juga harus masih segar, tidak busuk dan
tidak berkapang. Proses pembuatan sari apel pada prinsipnya terdiri dari
tahapan ekstraksi, penyaringan, pemanasan, dan pengemasan. Sari buah apel
benar benar mampu meningkatkan daya tarik konsumen untuk mengkonsumsi
sari buah apel, karena sari buah apel memiliki kandungan yang sama dengan
buah apel segar. Selain itu, sari buah apel praktis untuk dikonsumsi sehingga
bagi konsumen yang ingin tercukupi kebutuhan akan vitamin dan gizi serta ingin
memiliki tubuh sehat dapat langsung mengkonsumsi sari buah apel tersebut.

Di dunia industri sendiri sudah terdapat banyak produk berbasis sari


buah, baik pada tingkat industri ataupun UKM. Kendala yang kami hadapi
sebagai new commers atau produk baru adalah persaingan terbuka terhadap
keseluruhan produk sari buah yang ada atau yang mungkin muncul. Dengan
gamblang produsen lain dapat melakukan perbandingan dan identifikasi
terhadap produk kami. Sehingga kami perlu menciptakan produk yang lebih baik
dengan inovasi yang baru yang dapat menambahkan nilai lebih pada produk
kami. Inovasi tersebut juga sangat berguna untuk meningkatkan level saing di
dunia industri. Dengan latar belakang yang sudah kami pertimbangkan, kami
memutuskan untuk memproduksi produk dengan basis sari buah, yang kami
pusatkan sebagai produk sari buah apel, dengan inovasi berupa pengemasan
tetrapack yang akan menjaga mutu dari sari buah apel yang telah kami produksi
tersebut. Dengan demikian, kami optimis dapat bersaing di dunia industri
minuman berbasis sari buah.

1.2 Ruang Lingkup

Kami menempatkan diri sebagai produsen minuman kemasan berbasis


sari buah dengan target pasar konsumen menengah ke atas. Minuman yang
kami produksi adalah Sari apel yang merupakan minuman sari buah yang terbuat
dari buah apel. Apel yang digunakan disini adalah apel malang. Dengan
komposisi yang tepat, sari apel ini memiliki cita rasa yang digemari oleh
konsumen.

Dari segi industri, sari apel memiliki potensi yang besar untuk
dikembangkan lagi, karena saat ini sari apel sudah banyak peminatnya. Dari segi
ekonomi, bisnis sari buah apel sangat menguntungkan. Karena keberadaan
bahan baku yang melimpah serta cara pengolahan yang sederhana. Selain itu,
biaya pengadaan bahan baku, biaya untuk peralatan produksi tidak terlalu mahal,
sehingga biaya produksi bisa ditekan. Oleh karena itu harga jual sari apel dapat
dijangkau semua kalangan konsumen, dan menjadikan produk sari apel bisa
cepat diterima oleh konsumen.

1.3 Tujuan
Tujuan utama yang ingin dicapai oleh perusahaan ini adalah
menyediakan produk berupa sari apel yang memiliki kualitas yang tinggi. Sari
apel dibuat dari bahan baku apel malang dan dipilih yang memiliki organoleptik
yang sesuai dengan standar perusahaan. Produk sari apel dikemas dalam
tetrapack sehingga fleksible dan mudah untuk dikonsumsi oleh konsumen. Sari
apel yang dibuat akan dikembangkan sedemikian rupa mengikuti perkembangan
teknologi yang ada. Perkembangan produk yang dilakukan baik dari segi rasa
maupun kemasan yang disesuaikan dengan keinginan atau selera konsumen.
BAB II
KONSEP PRODUK

2.1 Karakteristik Produk


Kami menetapkan terjun sebagai produsen langsung produk sari apel
dengan merek Lestari. Sari apel yang kami buat dapat kami definisikan sebagai
cairan jernih berwarna coklat tua yang tidak difermentasi. Sari apel yang kami
buat merupakan hasil ekstraksi apel yang telah masak dan masih segar. Apel
sebagai bahan baku pembuatan sari apel Lestari harus memiliki kematangan
yang optimum karena akan menentukan flavor, warna, nilai gizi, kandungan
padatan dan keasaman sari apel. Selain itu apel yang digunakan juga harus
masih segar, tidak busuk dan tidak berkapang. Hal ini kami tetapkan untuk
menjaga mutu akhir dari sari apel Lestari, sehingga konsumen akan puas, dan
permintaan terhadap sari apel Lestari terus meningkat. Pada pembuatan sari
apel Lestari ditambahkan bahan tambahan seperti gula, asam sitrat dan vitamin
C. Pada sari apel Lestari juga ditambahkan pengawet untuk memperpanjang
umur simpannya dan tanpa pewarna tambahan. Pengawat yang kami gunakan
dalam takaran wajar dan memenuhi standar.
Proses pembuatan sari apel Lestari pada umumnya sama dengan produk
sari apel yang lain, yaitu terdiri dari tahapan ekstraksi, penyaringan, pemanasan,
dan pengemasan. Dalam pembuatan sari apel tertentu misalnya apel, dilakukan
proses klarifikasi (penjernihan) untuk mendapatkan produk yang jernih. Proses
ekstraksi untuk mendapatkan cairan apel dapat dilakukan dengan cara
perebusan dan dilanjutkan dengan cara penghalusan dengan bantuan blender.
Metode ekstraksi ini dipilih berdasarkan jenis apel dan karakteristik sari apel yang
kami gunakan yaitu apel malang yang memiliki tekstur padat, sehingga perlu
dilakukan perebusan untuk melunakan tekstur sebelum dilakukan penghancuran.
Sari apel Lestari yang diproses dengan ekstraksi memiliki aroma khas
buah apel malang, berbentuk cair dan memiliki rasa masam manis seperti rasa
apel malang. Yang membedakan sari apel Lestari dengan produk sari apel
lainnya adalah kemasannya yang berbentuk tetra pack. Karena seperti yang kita
ketahui, saat ini sari apel yang sudah ada dikemas dalam botol dan cup. Dari
segi kandungan yang ada di dalam sari apel sendiri, sari apel Lestari
mengandung zat antioksidan yang dihasilkan dari buah apel malang segar yang
dapat menurunkan kolesterol. Selain itu juga mengandung zat flavonoid yang
dapat mengurangi resiko terkena kanker, vitamin C, vitamin A, mineral dan
kandungan lain yang bermanfaat bagi tubuh jika dikonsumsi.
2.2 Konsep kemasan

Kemasan yang kami gunakan sebagai design pengemas untuk produk


kami adalah kemasan tetrapack, atau kemasan dengan 4 sisi. Pada umumnya,
pengemas tetra pak terdiri atas enam lapis, yaitu polietilen (menghambat air dari
luar, melindungi cetakan), kertas (media cetak, memberi kekuatan dan stabilitas
kemasan), polietilen (lapisan untuk merekatkan alufo pada kertas), aluminium foil
(barrier terhadap O2, flavor, cahaya), polietilen (lapisan untuk merekatkan dan
barrier air), dan polietilen (untuk menutup kotak dalam lingkungan bahan pangan
cair). Design tetrapack juga memiliki beberapa kekurangan. Kemasan tetra pak
dapat mengalami peyok saat tekanan antar kemasan atau dapat juga terjadi
karena kemasan tersier yang melebihi kapasitas. Kemasan tetra pak ini juga
menggembung saat tekanan di luar sangat tinggi dan mengerut saat tekanan di
luar lebih rendah. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan pengendalian dan
kontrol produksi dan distribusi yang baik. Kami menyajikan produk kami dalam
250 ml sari apel dengan kemasan tetra pak berwarna hijau abu-abu.
Desain kemasan sari apel lestari:

2.3 Keunggulan dan Kelemahan


Produk sari apel Lestari ini memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan
dengan produk sari apel lain yang sudah ada. Diantaranya adalah sari apel
Lestari dikemas dengan menggunakan tetrapack yang lebih ramah lingkungan
dibandingkan dengan kemasan botol atau cup. Karena kemasan tetrapack
terbuat dari kertas yang mudah terdegradasi oleh lingkungan sehingga lebih
ramah lingkungan dibandingkan dengan botol atau cup yang menggunakan
bahan dasar berupa plastik. Selain itu dengan menggunakan kemasan tetrapack
maka dapat memperpanjang umur simpan produk sari apel. Karena selain terdiri
dari kertas, tetrapack juga terdiri dari aluminium foil yang kedap dari cahaya dan
udara luar sehingga dapat meminimalkan adanya kontaminasi dari luar yang
menyebabkan produk menjadi tidak dapat bertahan lama (tidak awet).
Namun, dalam produk sari apel Lestari inipun terdapat beberapa
kekurangan. Seperti yang kita ketahui, bahwa produk sari apel telah banyak
dikenal oleh masyarakat sehingga hal itu juga menandakan bahwa produsen sari
apelpun telah banyak tersebar di dunia industri dengan memasarkan produk
mereka dengan keunggulannya masing-masing. Oleh karena itu produk sari apel
Lestari memiliki banyak pesaing baik dari segi minuman penyegar ataupun
produk sesama sari apel. Selain itu, yang menjadi kelemahan dari produk sari
apel Lestari adalah dengan menggunakan kemasan tetrapack, maka akan
menambah biaya produksi yang ada sehingga harganya pun akan lebih mahal
karena disesuaikan dengan biaya produksi yang telah dikeluarkan.
BAB III
PASAR DAN PEMASARAN

3.1 Segmenting, Targetting, Positioning


Segmentasi pasar yang dituju untuk produk sari apel Lestari ini adalah
untuk semua kalangan menengah ataupun kalangan atas. Produk ini adalah
berupa minuman penyegar yang berasal dari buah apel malang asli serta dalam
proses pembuatannya menggunakan bahan tambahan yang aman untuk
dikonsumsi dan komposisinya sesuai dengan standar yang diperbolehkan untuk
dikonsumsi oleh masyarakat dengan tingkatan usia di atas 5 tahun. Selain itu,
segmentasi dari produk ini lebih ditujukan untuk kalangan remaja yang menyukai
minuman penyegar seperti sari apel Lestari ini.
Untuk target pasar yang dituju dari produk ini secara khusus adalah
merajai pasar minuman penyegar dengan kategori sari apel untuk seluruh
daerah di Jawa Timur. Dan pada tahap selanjutnya kami akan memperkenalkan
produk sari apel Lestari ini di daerah-daerah di seluruh Indonesia sebagai
minuman khas Malang. Sehingga dari pemasaran yang semakin tersebar luas di
Indonesia tersebut kami harapkan dapat memperkenalkan produk tersebut
sampai ke mancanegara dengan pengembangan produk yang akan dilakukan
setiap saat sesuai dengan kebutuhan dan permintaan pasar.
Berdasarkan target pasar yang kami tuju, maka dapat dikatakan bahwa
posisi sari apel Lestari dengan produk sari apel dengan merk lain adalah
termasuk market challenger. Hal ini karena produk sari apel ini melakukan
pengembangan produk sari apel yang sudah ada dari segi bahan baku dan
bahan pengemas. Produk sari apel Lestari akan mengkhususkan penggunaan
bahan baku apel berupa apel Malang dan melakukan penggantian kemasan sari
apel dari penggunaan botol dan cup menjadi sari apel dengan kemasan tetra pak
yang lebih ramah lingkungan.

3.2 Potensi Pasar


3.2.1 Kesenjangan Produksi dan Konsumsi
Tingkat produksi dan pola konsumsi konsumen berjalan seimbang tanpa
adanya sebuah perbedaan yang berarti. Hal tersebut dikarenakan perusahaan
telah memperkirakan jumlah pasar potensial yang dapat diambil dari produk
sari apel ini. Dari dalam negeri sendiri. Perusahaan mengambil pasar potensial
lokal pada daerah Malang karena daerah Malang merupakan kawasan tempat
produksi yang dekat dengan supplier yaitu kota Batu penghasil buah apel.
Selain itu masyarakat Malang mempunyai antusias dan pola konsumsi teh yang
tinggi dibandingkan dengan daerah yang lainnya. Kemudian untuk kualitas
ekspor ke luar negeri, perusahaan yakin dapat bersaing pada kancah
internasional melihat dari kualitas dan kompetensi produk yang menonjolkan
khasiat dan manfaat yang diambil dari mengkonsumsinya.
Hasil survei yang dilakukan pada berbagai pasar yang dituju
menunjukkan bahwa tingkat produksi yang dilakukan perusahaan tidak akan
mengalami kesulitan yang berdampak pada kerugian perusahaan. Hal tersebut
terjadi karena perusahaan mengikuti peningkatan maupun penurunan jumlah
pasar potensial yang ada berdasarkan pada perhitungan dan survei lokasi
pasar yang dilakukan setiap tahunnya.
3.2.2 Ekspor-Impor
Sari apel ini berpotensi di ekspor ke luar negeri. Hal tersebut dikarenakan
sari apel Lestari ini telah dikemas menggunakan kemasan tetra pack sehingga
dapat membuat sari apel yang selama ini hanya dikenal di kalangan menengah
ke bawah menjadi lebih dikenal di kalangan atas karena kemasannya yang unik
dan lebih terjaga dari segi kualitas yang ada. Produk sari apel ini diperkirakan
akan mampu bersaing di pasar internasional dengan produk minuman
penyegar yang lain karena adanya jaminan kualitas yang terus dilakukan oleh
perusahaan.
Untuk merambah ke pasar ekspor, maka spesifikasi sari apel yang
diproduksi akan dibedakan dari spesifikasi sari apel untuk lokal. Karena dari
segi kemasan harus dapat terbaca komposisi atau kandungan sari apel pada
kemasan menggunakan bahasa internasional. Sedangkan dari segi mutu
produk, maka untuk sari apel Lestari yang diekspor akan lebih dijaga
kualitasnya dengan menyesuaikan dengan cita rasa yang sesuai dari tiap
negara. Selain itu, brand sari apel yang diekspor tersebut akan diubah
menyesuaikan nama brand yang lebih dikenal oleh negara lain.
3.2.3 Kecenderungan Pola Konsumsi

Kecenderungan pola konsumsi pada masyarakat terutama pada pasar


potensial yang ada adalah dengan alasan semakin sadarnya masyarakat akan
kebutuhan kesehatan. Sari buah apel benar-benar mampu meningkatkan daya
tarik konsumen untuk mengkonsumsi sari buah apel, karena sari buah apel
memiliki kandungan yang sama dengan buah apel segar. Selain itu, sari buah
apel praktis untuk dikonsumsi sehingga bagi konsumen yang ingin tercukupi
kebutuhan akan vitamin dan gizi serta ingin memiliki tubuh sehat dapat
langsung mengkonsumsi sari buah apel tersebut. Keyakinan inilah yang
mendasari bahwa produk kami akan berhasil menarik minat para konsumen
untuk mengkonsumsinya secara kontinyu. Tidak lupa juga, dengan pola
konsumsi masyarakat yang kontinyu menuntut perusahaan menghadirkan
variasi-variasi baru pada produk agar konsumen dapat menikmati tanpa
mempuyai rasa bosan karena suatu keharusan untuk mengkonsumsinya.

3.3 Strategi Pemasaran


Pada strategi pemasaran perusahaan kami menggunakan 4P (Product
(produk), Price (harga), Place (tempat), Promotion (promosi)). Pada produk
dikemas lebih praktis dengan menggunakan tetrapack. Pada strategi harga,
produk kami memiliki harga yang lebih mahal dengan ditambahkannya kemasan
tetrapack namun disertai dengan adanya jaminan kualitas karena tidak mudah
terkontaminasi oleh mikroba yang ada. Konsep penjualan yang kami gunakan
adalah penjualan secara langsung di tempat pendistribusian yang telah kami
rencanakan. Pada strategi tempat, pemasaran sari apel ini akan didistribusikan
ke tempat- tempat seperti Indomaret, Alfamart, Giant Hypermarket, dan lain
lain. Pada strategi promosi, kami mempromosikan produk dengan memberikan
tester di tempat tempat yang ramai dengan potensi pembeli, seperti pasar,
mall, dan lain lain.
BAB IV
ASPEK TEKNIS - TEKNOLOGIS

4.1 Penentuan Lokasi Industri


Kami memiliki dua alternatif solusi pemilihan lokasi, yaitu kota batu dan
kota malang. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan pada aspek yang
berbeda. Sehingga kami perlu melakukan pembobotan dengan sistem kualitatif
sesuai dengan kebutuhan perusahaan sari apel Lestari. Berikut ini adalah tabel
pembobotan kualitatif alternati lokasi pabrik Sari Apel Lestari.
Tabel 1. Pembobotan Penentuan Lokasi Industri
Faktor yang Bobot Malang Batu
Relevan (faktor) Skor Bobot Skor Skor Bobot Skor
Ongkos Produksi 0.33 50 16.5 40 13.20
Pasokan Bahan 0.25 70 17.5 80 20
Baku
Ketersediaan 0.20 70 14 60 12
Tenaga Kerja
UMR 0.05 60 3 50 2.5
Lingkungan 0.02 60 1.2 60 1.2
Pasar 0.15 80 12 60 9
Total 1.00 64.2 57.9

Dari hasil pembobotan dengan sistem kualitatif sesuai dengan kebutuhan


perusahaan sari apel Lestari, kami memilih lokasi didirikannya pabrik sari buah
apel adalah di kota Malang, Jawa Timur. Dengan sistem pembobotan seperti
yang telah kami gunakan, kami dapat menarik beberapa kesimpulan sederhana.
1. Lokasi perusahaan
Daerah,Malang dipilih menjadi lokasi perusahaan karena merupakan
kawasan tempat produksi yang dekat dengan supplier bahan baku berupa
buah apel yaitu kota Batu sebagai penghasil utama buah apel. Dengan jarak
yang dekat dengan suplier, akan dapat meminimasi jarak transportasi. Alasan
lainnya adalah buah apel merupakan komoditi yang mudah rusak, utamanya
dalam transportasi sehingga dengan memperpendek jarak transportasi,
kerusakan dapat ditekan. Selain itu daerah ini tersedia sarana dan prasarana
yang memadai.
2. Lokasi bahan baku
Lokasi bahan baku berada di kota Batu yang merupakan daerah
penghasil apel. Disamping itu iklim di kota Batu memungkinkan tanaman
buan apel dapat tumbuh dengan baik. Dan juga kedekatanya dengan lokasi
produksi yang berada di kota Malang sehingga dapat meminimalisir biaya
pengiriman dan biaya penggudangan. Jarak antara Malang dan Batu sebagai
kota yang menyuplai bahan baku apel ini diperkirakan sekitar 15 km,
sehingga dengan jarak tersebut tidak menjadikan hambatan bagi perusahaan
untuk mendapatkan bahan baku yang sesuai dengan spesifikasi yang
ditetapkan.
3. Alat angkut
Malang merupakan kota sentra industri sehingga dalam pengangkutan
bahan baku tidaklah sulit. Dari segi transportasi yang ada untuk pengambilan
bahan baku, kedekatan kota Malang dengan lokasi penyedia bahan baku
menjadi aspek yang penting untuk diperhatikan. Selain itu, dalam
pendistribusian produk sari apel Lestari inipun tidak terlalu mengalami
kesulitan karena perusahaan kami dekat dengan akses jalan di baik dalam
maupun luar daerah.
4. Sumber energy
Penentuan lokasi perusahaan ini juga dilihat dari segi sumber energi yang
ada di kota Malang. Untuk mendapatkan energi berupa instalasi listrik
dengan waktu produksi yang dibutuhkan oleh perusahaan dapat terjamin
kemudahan dalam mendapatkannya, baik untuk bagian produksi maupun
untuk kebutuhan bagian administrasi. Selain itu, lokasi perusahaan yang
akan berada di Malang ini dipertimbangkan karena kemudahannya untuk
mendapatkan sumber energi berupa gas yang digunakan dalam proses
produksi sari apel. Sedangkan untuk tingkat energi dari segi air PDAM yang
digunakan untuk proses produksi maupun untuk kebutuhan perusahaan yang
lain, air yang ada di Malang merupakan air yang menyehatkan karena
kandungan chlornya di atas 0,2 ppm.
5. Iklim (climate)

Letak geografis kota Malang terletak pada ketinggian antara 440 - 667
meter diatas permukaan air laut. 112,06 - 112,07 Bujur Timur dan 7,06 -
8,02 Lintang Selatan. Kondisi iklim Kota Malang selama tahun 2006 tercatat
rata-rata suhu udara berkisar antara 22,2C - 24,5C. Sedangkan suhu
maksimum mencapai 32,3C dan suhu minimum 17,8C . Rata kelembaban
udara berkisar 74% - 82%. Dengan kelembaban maksimum 97% dan
minimum mencapai 37%. Curah hujannya sekitar 1,883.00 mm/tahun. Seperti
umumnya daerah lain di Indonesia, Kota Malang mengikuti perubahan
putaran 2 iklim, musim hujan, dan musim kemarau. Dari hasil pengamatan
Stasiun Klimatologi Curah hujan yang relatif tinggi terjadi pada bulan Januari,
Pebruari, Maret, April, dan Desember. Sedangkan pada bulan Juni, Agustus,
dan Nopember curah hujan relatif rendah. Sehingga dapat dikatakan bahwa
lokasi perusahaan sari apel Lestari ini dari segi iklimnya tidak
membahayakan untuk pendirian perusahaan.

6. Lokasi pasar

Pendirian perusahaan di kota Malang ini juga dimaksudkan untuk


kemudahannya melakukan distribusi sari apel. Lokasi pusat pendistribusian
sari apel ini berada di Surabaya, sehingga jarak antara Malang dan
Surabaya tersebut tidak begitu jauh, sekitar 95 km. Dan untuk
pendistribusian sari apel Lestari di kota lain pun tidak mengalami kesulitan
karena kedekatannya jalur-jalur transportasi ke berbagai daerah.

4.2 Perencanaan Kapasitas Produksi


Proses produksi dilakukan dengan menggunakan bahan baku apel
sebanyak 200 kg dalam satu kali produksi. Bahan tambahan yang digunakan
pada proses produksinya diantaranya adalah air sebanyak 100 liter.
Ditambahkan pula gula sebanyak 25 kg. kadar air sebanyak 100 liter dan gula
sebanyak 25 kg tersebut disesuaikan dengan komposisi pembuatan sari apel
dengan bahan baku 200 kg. Dalam pemproduksiannya dibutuhkan sebanyak 6
macam mesin dan peralatan yang dibutuhkan, diantaranya adalah pisau, meja
stainless steel, blender yang dilengkapi dengan alat pengepres, mixer,
pasteurisator dan mesin pengemas tetrapack. Dengan menggunakan mesin dan
peralatan tersebut maka dapat dihasilkan sebanyak 226 liter sari apel dalam satu
kali produksi.
Proses produksi akan dilakukan sebanyak 2 kali dalam waktu 1 hari,
sehingga terjadi dalam 2 shift. Maka apel yang dibutuhkan sebanyak 400 kg, air
sebanyak 200 liter dan gula sebanyak 50 kg dalam waktu satu hari untuk
menghasilkan 532 liter sari apel atau sama dengan 532.000 ml. Sari apel ini
akan dikemas dalam kemasan tetrapack dengan berat sebanyak 250 ml.
Sehingga dalam waktu satu hari tersebut dapat dihasilkan sebanyak 2.128 buah
sari apel, atau sebanyak 1.064 buah sari apel
4.3 Bahan Baku
Dalam pembuatan sari apel dibutuhkan bahan baku utama dan bahan
tambahan. Bahan baku utama yang digunakan yaitu apel malang. Buah apel
malang didapatkan di wilayah Malang sendiri, khususnya daerah Batu.
Sedangkan bahan tambahan yang digunakan adalah air, gula, dan asam sitrat.
Apel sebagai bahan baku utama memiliki fungsi sebagai penghasil sari buah
apel murni. Gula kami tambahkan sebagai penyeimbang rasa dan penambah
rasa manis pada sari apel yang dihasilkan.
Bahan baku buah apel untuk setiap kali produksi yang dibutuhkan
sebanyak 200 kg. Produksi dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari, karena
proses produksi dilakukan dalam dua shift dalam sehari. Untuk mendapatkan
bahan baku yang akan digunakan untuk produksi, maka kami akan bekerja sama
dengan petani buah apel di kota Batu dengan spesifikasi yang kami butuhkan,
seperti apel yang digunakan barwarna hijau kemerahan, apel tidak kusut dan
tidak mempunyai bercak yang akan menyebabkan busuk pada apel. Hal ini
dikarenakan dalam penyuplaian buah apel harus dilakukan persediaan sebagai
alternatif ketika buah apel malang yang digunakan mengalami penurunan dalam
pemanenannya. Kerjasama ini dilakukan agar mendapatkan apel dengan
kualitas yang baik dan dalam proses penyortiran tidak membutuhkan waktu yang
lama dan proses produksi dalam berjalan lebih efisien. Kerjasama ini dilakukan
menggunakan sistem kontrak dalam waktu 2 tahun, sehingga ketika dalam 2
tahun tersebut petani apel memberikan apel yang sesai dengan spesifikasi yang
diminta oleh perusahaan, maka kontrak tersebut akan dilanjutkan. Namun jika
tidak sesuai spesifikasi, maka dapat dicari produsen apel yang dapat memenuhi
karakteristik apel yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh perusahaan.

4.4 Proses Produksi


Pada proses produksi sari apel Lestari ini dilakukan beberapa tahapan
hingga pada tahap pengemasan. Secara lengkap, proses produksi sari apel
dapat dilihat pada diagram alir berikut :
Dalam pembuatan sari apel dibutuhkan beberapa tahapan. Pertama-
tama, buah apel disortir terlebih dahulu, baik dari segi kualitas maupun ukuran
apel. Apel yang dipilih adalah apel yang berukuran cukup besar untuk
mempermudah proses pengupasan. Buah apel hasil sortasi kemudian dikupas
dan dipotong kecil-kecil untuk mempermudah proses penghalusan. Penyortiran,
pengupasan dan pengirisan buah apel dilakukan secara manual.
Potongan-potongan apel tersebut akan dimasukkan ke dalam mesin
juicer. Mesin juicer yang digunakan dilengkapi dengan pengepres di dalamnya,
sehingga produk yang dihasilkan berupa sari apel setengah jadi dan ampas hasil
pengepresan. Sari apel setengah jadi dialirkan secara otomatis melalui pipa yang
terhubung ddengan mesin mixing. Mesin mixing yang digunakan dilengkapi
dengan pemanas, sehingga proses mixing dilakukan secara bersamaan dengan
proses pemasakan. Setelah itu, sari apel dipasteurisasi kemudian dikemas
menggunakan kemasan tetra pack. Pengaliran sari apel dari satu mesin ke
mesin lain melalui pipa-pipa yang terhubung antar mesin sehingga sari apel tidak
tersentuh tangan dan terjaga kehigienisannya. Sari apel kemasan tetra pack
kemudian dikemas dengan kemasan sekunder yang dilakukan para pekerja
secara manual.
Buah apel yang digunakan untuk sekali produksi yaitu sebanyak 200 kg.
Produksi sari apel dilakukan sebanyak dua kali dalam satu hari. Bahan tambahan
yang digunakan yaitu sebanyak 100 liter air dan 25 kg gula untuk pembuatan sari
apel dalam sekali produksi. Kadar bahan yang dibutuhkan ini disesuaikan
dengan komposisi pembuatan sari apel dalam skala industri untuk menghasilkan
sari apel dengan kualitas tinggi. Sehingga sari apel yang dihasilkan tersebut
mampu bersaing dengan minuman penyegar lain yang banyak diminati
masyarakat, dengan pengendalian yang ketat dengan penggunaan kemasan
tetra pack yang tidak mudah terkontaminasi dengan mikroorganisme yang
berada di sekitar produk dan kedap udara. Dari 200 kg buah apel yang
digunakan sebagai bahan baku pembuatan sari apel ini dapat dihasilkan
sebanyak 226 kg sari apel yang kemudian dikemas dalam kemasan tetra pack
sebagai kemasan primer, dan selanjutnya dikemas kembali ke dalam kardus
untuk kemasan sekunder. Diagram alir kuantitatif pada pembuatan sari apel
Lestari ini secara lengkap adalah sebagai berikut :
dipasteurisasi

Diagram kuantitatif di atas digunakan untuk mengetahui rendemen yang

226
ada pada pembuatan sari apel Lestari. Rendemennya adalah 200 x 100%

=1,13 %. Sedangkan untuk perhitungan waktu yang digunakan selama proses


pembuatan sari apel ini secara rinci dapat dilihat pada OPC (Operation Proces
Chart) pembuatan sari apel di bawah ini :
Dari Operation Proces Chart (OPC) di atas, dapat diketahui bahwa untuk
melakukan satu siklus produksi membutuhkan waktu selama 145 menit 15 detik
atau 2,42 jam atau sekitar 2,5 jam sampai pada tahap pengemasan dan
penyimpanan.

4.5 Kebutuhan Mesin dan Peralatan


Untuk menghasilkan 226 kg sari buah, maka dibutuhkan mesin dan
peralatan yang dapat menunjang proses produksi. Mesin dan peralatan yang
digunakan cukup sederhana dan mudah di aplikasikan. Pertama dibutuhkan
sekitar 3 hingga lima pekerja dengan peralatan berupa pisau dan meja stainlees
yang akan digunakan dalam proses pengupasan. Digunakan peralatan berbahan
dasar stainlees agar pengupasan dapat terhindar dari kontaminasi fisika (karat/
korosi), dan selain itu mudah dalam pembersihan. Setelahh apel dikupas apel
akan dibawa menuju mesin juicer yang sudah terhubung langsung dengan mesin
pemisah ampas dengan sarinya atau mesin pengepres, sehimgga outputnya
sudah berupa sari apel murni. Setelah dihasilkan sari apel murni kemudian
dilakukan pencampuran dalam mixer. Dalam proses pencampuran, bahan
tambahan seperti asam sitrat, air, dan gula akan ditambahkan dengan komposisi
yang sudah ditentukan. Selanjutnya proses dilanjutkan dengan proses
pasteurisasi dalam tabung pasteurisator. Pasteurisasi dilakukan dengan suhu 72-
75oC selama 15 detik. Setelah dingin kemudian sari apel akan dikemas dengan
bantuan mesin tetrapack, output dari mesin tetrapack adalah kemasan primer
berukuran 250 ml. Setelah itu dilakukan pengemasan sekunder secara manual
oleh tenaga kerja, sekitar 2 hingga 3 orang. Berikut merupakan gambar, fungsi,
kapasitas mesin dan kebutuhan mesin pada proses produksi sari apel :

Gambar Fungsi Kebutuhan mesin


Pisau stainless , Kebutuhan pisau
peralatan pisau adalah = kapasitas produksi
salah satu peralatan Kapasitas peralatan
manual yang dibutuhkan. = 200 = 10 pisau
Diasumsikan 1 pekerja 20
memerlukan 1 pisau,
untuk 20 kg buah apel.
Meja stainless, Terdapat 10 pekerja,
merupakan peralatan sehingga kebutuhan
bantuan dalam persiapan meja
produksi. Digunakan = kapasitas pekerja
ketika proses pemotongan kapasitas peralatan
dan sportir berlangsung. = 10 = 2,2 pisau
Di asumsikan satu meja 4
dapat menampung 4 Atau 3 meja steinless
pekerja.

Mesin blender buah dan Kebutuhan blender


mesin pemisah ampas. = kapasitas produksi
Mesin ini memiliki dua kapasitas peralatan
fungsi sekaligus, mesin = 200 = 4 mesin
akan menghancurkan 50
buah dan memisahkan
langsung dengan
ampasnya, kapasitas
mesin ini adalah 75 kg.
Mesin mixer. Mesin ini Kebutuhan mixer
akan mencampur bahan = kapasitas produksi
tambahan yang kapasitas peralatan
dibutuhkan dalam = 200 = 2,6 mesin
pembuatan sari apel 75
sebelum dimasak. Atau 3 mesin mixer
Kapasitas mesin ini
adalah 75 kg.
Pasteurisator digunakan Kebutuhan
sebagai sentuahan pasteurisator
terakhir pada proses untuk = kapasitas produksi
memperpanjang masa kapasitas peralatan
simpan sari apel. = 200 = 2,6 mesin
Kapasitas mesin ini 75
adalah 75 kg. Atau 3 mesin
pasteurisator

Mesin pengemas Kebutuhan mesin


tetrapack aseptik pengemas tetrapack
digunakan sebagai alat = kapasitas produksi
pengemas berbahan kapasitas peralatan
alumunium foil didalam = 200 = 1 mesin
dan kedap cahaya, 200
sehingga lebih efisien dan
dapat menjaga mutu
selama penyimpanan,
kapasitas 200 kg.

4.6 Tata Letak


Tipe tata letak produksi sari apel merupakan tipe product layout. Product
layout merupakan tipe tata letak yang kapasitas produksinya besar dan produk
yang diproduksi satu jenis. Tipe tata letak ini biasanya hanya terdapat dalam satu
garis. Tata letak produksi sari apel berbentuk U dan terletak dalam satu garis.
Tipe tata letak ini dipilih dengan tujuan untuk memaksimalkan penggunaan ruang
dan meminimalisir jarak perpindahan produk, sehingga dengan penggunaan pola
U pada layout tersebut proses produksi yang berjalan akan memasuki mesin dan
peralatan yang berjalan satu arah dan dapat meminimalkan biaya yang harus
dikeluarkan sebagai akibat adanya jarak yang berlebihan jika mesin dan
peralatan produksi diletakkan secara berjauhan. Berikut merupakan denah tata
letak produksi sari apel Lestari :
pasteurisasi

Pola aliran bahan baku yang digunakan adalah bentuk U shape. Pola
aliran ini digunakan untuk memaksimalkan penggunaan ruang produksi, letak
pintu masuk bahan dan keluar produk berbeda, dan pola aliran ini terletak pada
satu garis. Bahan baku yang datang dari supplier disortir untuk menyesuaikan
standar bahan baku yang dibutuhkan perusahaan. Setelah itu apel dikupas dan
dipotong kecil-kecil, kemudian apel dimasukkan ke dalam mesin juicer dan
ditambahkan air. Jus buah dari proses sebelunya dipres dan menghasilkan sari
buah, kemudian sari buah tersebut dimasak dan ditambahkan gula. Setelah
dimasak sari buah tersebut di pasteurisasi selama 15 detik dengan suhu 72-
750C. Setelah itu sari buah secara otomatis dialirkan menuju mesin pengemas
tetra pack, setelah dikemas dengan tertra pack kemudian sari apel dikemas
dengan kemasan sekunder menggunakan kardus.
Tempat penyortiran dan tempat pengupasan dibuat berdekatan dengan
tujuan efisiensi jarak dan waktu perpindahan. Tempat pengupasan dan tempat
pemotongan apel diasumsikan menjadi satu tempat, dan tempat pengupasan
tersebut diletakkan dekat dengan mesin juicer dengan tingkat kedekatan penting
dengan tujuan untuk mempermudah perpindahan bahan, sedangkan tingkat
kedekatan tempat pengupasan dengan mesin lainnya (selain mesin juicer) tidak
terlalu penting karena mesin yang lain bukan merukan proses lanjutan dari
proses pengupasan. Begitu juga dengan mesin-mesin selanjutnya, mesin juicer
yang digunakan merupakan mesin yang memiliki 2 fungsi yaitu untuk
menghaluskan apel dan memisahkan ampas dari sari apel, oleh karena itu mesin
juicer ini harus dekat dengan mesin mixer. Mesin mixer harus dekat dengan
mesin pasteurisasi, mesin pasteurisasi harus dengan mesin pengemasan tetra
pack dan mesin pengemas tetra pack harus dekat dengan tempat pengemasan
sekunder. Sedangkan untuk tempat penyortiran dan tempat pengupasan
diletakkan jauh dari mesin pasteurisasi dan tempat pengemasan dengan tujuan
agar produk yang dihasilkan tidak terkontaminasi dengan kotoran dari bahan
baku yang belum diproses.
Pada pelaksanaannya terdapat 2 gedung pada perusahaan ini, yaitu
gedung untuk administrasi dan gedung untuk proses produksi (pabrik). Luas
minimal untuk pabrik digunakan sebanyak 300 m2 dimana didalamnya terdapat
10 buah pisau proses pengupasan dan pemotongan, 3 buah meja stainless, 4
buah juicer yang dilengkapi dengan alat pengepres, 3 buah mixer untuk proses
pencampuran, 3 buah pasteurisator, 1 buah mesin pengepak tetrapack dan 1
gudang untuk penyimpanan bahan baku dan 1 gudang untuk penyimpanan sari
apel yang telah jadi. Penempatan mesin-mesin tersebut diletakkan pada satu
ruang tanpa sekat sehingga proses produksi dapat dilakukan secara kontinyu
dengan waktu yag lebih efisien dan tidak membutuhkan banyak biaya untuk
pembuatan ruang produksi dengan ruangan yang berbeda. Luas pabrik
sebanyak 455 m2 tersebut dialokasikan sebagai berikut :
No. Bagian Luas
1. Bagian penyortiran 50 m2
2. Bagian pengupasan dan pemotongan 50 m2
3. Bagian juicer dan pengepresan 43 m2
4. Bagian pencampuran (mixing) 30 m2
5. Pasteurisator 52 m2
6. Bagian pengepakan tetra pack 20 m2
7. Gudang apel 90 m2
8. Gudang sari apel 120 m2
Total 455 m2

Sedangkan pada gedung untuk administrasi digunakan luas minimal


2
penggunaannya sebanyak 800 m yang digunakan dengan rincian sebagai
berikut :
No. Ruang Luas
1. Ruang direktur 42 m2
2. Ruang sekretaris 20 m2
3. Ruang administrasi 20 m2
4. Ruang staff HRD 153 m2
5. Ruang staff pemasaran 300 m2
6. Ruang staff produksi 200 m2
7. Ruang staff keuangan 65 m2
Total 800 m2
Pada perusahaan ini juga terdapat fasilitas pendukung yang digunakan
baik untuk keamanan seperti maupun untuk kenyamanan karyawan yang ada
saat bekerja. Dalam penggunaannya digunakan sebanyak 569 m2. Dengan
alokasi penggunaannya sebagai berikut :
No. Fasilitas Luas
1. Toilet 80 m2
2. Mushola 50 m2
3. Tempat parkir 350 m2
4. Taman 35 m2
5. Kantin 42 m2
6. Ruang satpam 12 m2
Total 569 m2
BAB V
ASPEK LINGKUNGAN

5.1 Konsep dan Rencana Pengelolaan Lingkungan


Tujuan dari pengelolaan lingkungan adalah terlaksananya pembangunan
berwawasan lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam
secara
bijaksana. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka perencanaan sudah harus
dilakukan sejak awal pendirian suatu usaha untuk memperkirakan perubahan
kondisi lingkungan baik yang positif maupun yang negatif, sehingga dapat
dipersiapkan langkah-langkah pengelolaannya. Oleh karenanya bagi para pelaku
industri, diperlukan adanya kesadaran yang tinggi untuk bisa mengolah limbah
yang dihasilkan baik dari hasil pemproduksian yang dilakukan, maupun limbah
domestik yang dihasilkan dari toilet-toilet yang ada pada perusahaan.
Pengolahan limbah industri dilakukan sebagai upaya untuk menjaga lingkungan
dari limbah-limbah hasil industri. Limbah yang dibuang dari suatu perindustrian
harus aman agar tidak memberikan dampak negatif bagi masyarakat di sekitar.
Begitu pula untuk industri sari apel kami karena dari berbagai proses untuk
menghasilkan sari apel dihasilkan banyak limbah baik limbah cair, padat maupun
limbah gas.
Dalam pengelolaan lingkungan dibutuhkan adanya parameter yang dapat
menjadi acuan untuk menjadikan lingkungan yang terjaga dari polusi serta
dampak negatif yang sangat dimungkinkan terjadi di kalangan masyarakat.
Beberapa parameter lingkungan yang biasa digunakan antara lain :
1. Parameter kimia
Salah satu limbah yang masih dapat digunakan pada pembuatan
sari apel ini adalah ampas dari hasil pengepresan. Ampas ini tidak
serta merta dibuang begitu saja, namun dapat dimanfaatkan
menjadi selai apel yang nantinya dapat dijadikan produk hasil
samping dengan kualitas yang tetap dikontrol. Ampas pengepresan
pada proses pembuatan sari apel yang masih dapat digunakan
untuk pembuatan selai apel memiliki syarat / parameter tertentu
seperti mengandung protein 2,26 %, lemak 1,31 %, fosfor 0,10 %,
kalsium 27 %. Oleh karenanya, jika ampas hasil samping dari
pembuatan sari apel ini tidak mengandung bahan-bahan seperti
yang telah disebutkan, maka ampas tersebut harus dilakukan
penanganan lebih agar dapat termanfaatkan dengan baik. Namun,
dengan adanya pengontrolan yang cukup ketat terhadap mutu sari
apel yang dihasilkan maka akan jarang ditemukan ampas sari apel
yang tidak dapat digunakan pada pembuatan selai apel.
2. Parameter biokimia

Parameter biokimia yang biasa digunakan pada industri meliputi BOD


(Biochemical Orxygen Deman), yaitu jumlah oksigen yang terkandung
atau terlalur di ait. Cara pengukuran BOD adalah dengan menyimpan
sampel air yang telah diketahui kandungan oksigennnya selama 5 hari
dan kemudian diukur kembali kadungan oksigennya, BOD digunakan
untuk mengukur banyaknya pencemaran organik. Di air yang normal dan
alami, kadar pH adalah 6,5 -8,5. Keasaman air dapat iukur dengan kertas
lakmus. Parameter biokimia ini digunakan sebagai acuan dalam
pembuangan air baik air domestik maupun air yang digunakan sebagai
bahan tambahan pada pembuatan sari apel.

3. Parameter fisika
Parameter fisika digunakan untuk penyortiran buah apel malang
yang akan digunakan pada proses produksi dan parameter fisika
untuk bahan jadi sari apel yang akan dipasarkan. Parameter fisika
yang sering digunakan meliputi warna, rasa, bau, tekstur dan
kekeruhan. Dengan hasil samping berupa ampas yang dapat
dijadikan produk lain seperti selai apel, maka perusahaan
melakukan pengontrolan selain dari kandungan ampas yang ada,
dilakukan pula pengontrolan terhadap parameter fisika dari ampas
apel yang digunakan untuk pembuatan selai. Parameter fisika dari
ampas apel ini antara lain mempunyai warna kecoklatan dengan
tekstur semi padat / agak encer, mempunyai rasa seperti rasa apel
malang pada umumnya yaitu masam manis dengan bau khas apel
malang. Dan dari tingkat kekeruhannya, ampas apel ini berwarna
coklat keruh.
4. Parameter biologi
Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya bahan organik /
mikroorganisme seperti bakteri coli, virus, bentos dan plakton.
Organisme yang peka akan mati di lingkungan air yang tercemar.
Parameter biologi ini digunakan agar selai apel yang dihasilkan
untuk menjadi produk hasil samping dari sari apel aman untuk
dikonsumsi oleh konsumen dan tidak menimbulkan efek yang
negatif mengingat ampas apel tersebut merupakan limbah dari
hasil pemproduksian sari apel.
Pencemaran lingkungan akan terjadi jika limbah-limbah yang
dihasilkan baik dari perindustrian maupun limbah hasil rumah tangga tidak
dikelola dengan baik. Bahkan dampak negatifnya selain mencemari
lingkungan juga dapat menyebabkan awal dari adanya penyakit-penyakit
yang dihasilkan karena mikroba yang semakin menumpuk. Oleh
karenanya dibutuhkan kesadaran yang tinggi karena upaya pencegahan
pencemaran lingkungan merupakan tanggung jawab bersama. Pada
proses pembuatan sari apel ini limbah yang dihasilkan dapat tergolong
dalam limbah yang tidak membahayakan. Karena limbah padat yang
dihasilkan digunakan kembali untuk proses pembuatan produk lain
sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar perusahaan. Sedangkan
untuk limbah cairnya berupa air pencucian buah apel dan limbah domestik
yang dapat dibuang ke selokan atau sungai secara langsung karena aman
dan tidak mengandung mikroorganisme yang dapat mengganggu
makhluk-makhluk yang berada di tempat pembuangan.

5.2 Pengelolaan Lingkungan


Limbah adalah hasil buangan dari suatu proses produksi. Dalam proes
produksinya, sari apel juga menghasilkan limbah. Limbah sari apel berupa
limbah padat dan limbah cair. Untuk limbah padat yang dihasilkan adalah apel
reject yang tidak memenuhi syarat untuk produksi, limbah kulit dan biji buah apel,
serta ampas apel dari sisa proses pengepresan. Jumlah limbah yang dihasilkan
untuk apel reject dalam sekali produksi sekitar 2 kg, sedangkan untuk limbah kulit
apel dan biji apel sendiri berjumlah 32 kg. Untuk ampas apel yang dihasilkan dari
proses pembuatan sari apel ini sekitar 60 kg. Sedangkan limbah cair yang
dihasilkan adalah air yang berasal dari proses pencucian buah apel. Limbah lain
yang dihasilkan pada pembuatan sari apel ini berupa uap air sebanyak 4 kg.
Beberapa limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan sari apel termasuk
limbah yang bisa dimanfaatkan kembali, yaitu ampas sari apel dan kulit serta biji
dari buah apel.
Pengolahan limbah ditujukan untuk menambah nilai guna limbah itu
sendiri, dan juga agar limbah tersebut tidak mencemari lingkungan. Untuk ampas
dari proses pengepresan akan diolah kembali menjadi produk lain yang
mempunyai nilai jual, yaitu selai apel. Untuk menjadi selai apel, ampas sari apel
tersebut dicampur dengan bahan-bahan tertentu dan diolah sedemikian rupa
hingga mengasilkan selai apel. Sedangkan untuk kulit dan biji buah apel akan
dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Dan air sisa pencucian buah apel akan
langsung dibuang pada tempat penampungan yang telah disediakan karena air
sisa pencucian tidak berbahaya dan aman bagi lingkungan jika dibuang begitu
saja. Begitu pula pada limbah uap air yang dihasilkan dari produksi sari apel ini.
Pada pembuatan sari apel, didapatkan ampas apel yang terdiri dari kulit,
biji, dan inti buah apel. Ampas apel yang dihasilkan dalam proses pembuatan
sari buah apel yaitu sekitar 25% dari berat apel segar. Kandungan ampas apel itu
sendiri terdiri dari protein 2,26%, lemak 1,31%, fosfor 0,10%, dan kalsium 27%.
Ampas apel dapat dimanfaatkan kembali menjadi selai apel. Cara
pembuatan selai apel dari ampas apel itu sendiri adalah memisahkan ampas dari
hasil pembuatan sari apel, kemudian ampas diletakkan pada wajan yang anti
lengket. Lalu tambahkan gula sebanyak 1 sendok makan, tambahkan juga garam
sebagai penyeimbang rasa sebanyak 1/2 sendok teh, tambahkan juga kayu
manis sebagai penambah aroma. Lalu panaskan dengan api kecil, aduk-aduk
sekitar 3 menit atau hingga kental. Semakin lama proses pemanasan warna selai
akan semakin gelap dan semakin kental, jadi lama pemanasan tergantung
kebutuhan tekstur selai seperti apa yang diinginkan. Selain itu, proses
pembuatan selai apel diatas membutuhkan 3 buah apel untuk membuat selai
apel, untuk tiap kelipatannya tambahkan bahan-bahan sesuai kelipatannya juga,
tetapi untuk waktu pemanasannya disesuaikan sesuai tekstur selai yang
diinginkan.

You might also like