You are on page 1of 16

MEKANISME FILTER PIKIRAN BAWAH SADAR

By Yan Nurindra

Di artikel sebelumnya telah dijelaskan bahwa Subconscious Mind atau pikiran bawah sadar
adalah suatu area pikiran yang netral atau kurang kritis, sehingga dapat menerima sugesti yang
terkadang tidak masuk akal bagi pikiran normal (Conscious Mind). Kepiawaian seorang
Hypnotist adalah bagaimana menembus Subconscious Mind ini sehingga selanjutnya dapat
diberikan sugesti yang dikehendaki.

Jika dianalogikan secara sederhana, maka Subconscious Mind ini dapat diumpamakan seperti
sebuah ruangan yang memiliki pintu, dimana pintu ini dijaga oleh seorang penjaga, yaitu
Conscious Mind. Jika pintu ini terbuka lebar, maka sugesti dapat dengan mudah memasuk
Subconscious Mind, sebaliknya jika pintu ini tertutup, maka sugesti tidak akan dapat memasuki
ruangan ini. Pintu ini dalam terminologi pengetahuan Hipnotis dikenal dengan nama Critical
Area atau area kritis, yang bertindak sebagai filter yang menentukan apakah suatu informasi
diteruskan seluruhnya, diteruskan sebagian, atau ditolak sama sekali.

Pada dasarnya manusia menyerap atau menerima informasi dari dunia luar (external world)
melalui perangkat panca-indera, sehingga dikenal istilah data Visual, Audio, Kinaesthetic,
Olfactory, dan Gustatory, atau secara sederhana data yang dapat di-indera oleh ke-5 indera kita.

Informasi yang masuk dari ke-5 indera ini, sebelum masuk ke Subconscious Mind, akan
melewati filter (Critical Area), yang bertugas menolak atau meneruskan data.

Dari
penjelasan di atas, mungkin hal yang menarik
untuk dibahas adalah faktor apa sajakah yang

mempengaruhi mekanisme dari Critical Area ini ?


Critical
Area
dipengaruhi oleh beberapa
faktor,
yaitu :
Value, etika, belief system (sistem keyakinan)

Fokus & minat

1
Situasi & kondisi

Sebagai contoh, suatu sugesti yang dianggap tidak masuk di akal, melanggar etika, atau
berlawanan dengan sistem keyakinan seseorang akan ditolak mentah-mentah oleh Conscious
Mind, sehingga Critical Area akan segera tertutup.
Sebaliknya jika seseorang sangat respek terhadap orang lain, misal tokoh yang dikagumi, maka
secara tidak sadar (Unconsciously) ia akan membuka Critical Area-nya secara lebar ketika ia
berkomunikasi dengan tokoh yang dikaguminya tersebut.
Demikian juga pada suatu situasi dan kondisi tertentu, seseorang dapat kehilangan kekritisannya,
sehingga membiarkan informasi masuk begitu saja ke Subconscious Mind-nya. Hal ini dapat
terjadi ketika seseorang tengah menghadapi permasalahan yang berat, atau tengah putus asa atas
sesuatu hal.
Dari penjelasan di atas, maka dapat mulai dipahami bahwa Critical Area seseorang pada
dasarnya dikendalikan oleh dirinya sendiri, walaupun seringkali faktor eksternal membuatnya
dapat membuka Critical Area tersebut dengan tanpa disadarinya.
Seorang Hypnotist memiliki kepiawaian agar seseorang dapat membuka Critical Areanya, dan
dilakukan dengan cara-cara yang sesuai dengan sifat dari Critical Area itu sendiri, yaitu :
Memberikan sugesti secara bertahap, dari yang masuk akal, kemudian sedikit tidak
masuk akal, dan selanjutnya mungkin menjadi sugesti yang benar- benar tidak masuk
akal. Proses bertahap ini disebut juga proses induktif, sehingga dikenal pula istilah
induksi atau induction dalam proses membawa seseorang ke kondisi Hipnotik
(trance).
Membuat seseorang menjadi lebih fokus dan menjadi lebih berminat terhadap suatu hal.
Menempatkan seseorang ke dalam keadaan dan situasi yang hipnotik.
Oleh karena itu dalam proses Hipnotis, rangkaian kata-kata sugesti walaupun penting, tetapi
hanya memberikan pengaruh yang kecil. Pengaruh yang besar justru didapatkan dari faktor lain,
misalkan : unsur para-linguistic (intonasi, jeda, dll.), bahasa tubuh, suasana, bahkan appearance
(penampilan) dari sang Hypnotist.
Dalam pengetahuan Hipnotis, kata-kata sugesti disebut sebagai konten, sedangkan hal-hal lain
yang berfungsi sebagai faktor pendukung disebut sebagai struktur, dimana dalam hal ini
struktur jauh lebih penting dibandingkan dengan konten itu sendiri.
Catatan :
Sugesti yang tidak masuk akal, akan tetapi tidak melanggar etika serta nilai keyakinan dasar,
dapat diterima oleh Subconscious Mind, walaupun sifatnya tidak permanen atau sementara. Hal
ini dapat dilihat pada fenomena Stage Hypnotism.

Hipnotis dan Mekanisme Kesadaran Manusia


By Yan Nurindra

2
Hipnotis seringkali dipahami sebagai suatu hal yang terkait dengan magis atau mistik, terutama
ketika kita menerima informasi hanya sepotong demi sepotong. Tayangan pertunjukkan Hipnotis
di layar kaca seringkali hanya potongan dari suatu informasi dan proses tentang Hipnotis secara
keseluruhan.

Serial pembelajaran Hipnotis & Hipnoterapi bagi pemula (awam), silakan


ikuti dari mulai artikel ini

Untuk memahami bagaimana proses Hipnotis terjadi, kita harus memahami bagaimana cara kerja
kesadaran (mind) manusia.

Manusia memiliki 2 area


kesadaran, yaitu : Pikiran Sadar (Conscious Mind) dan Pikiran Bawah Sadar (Subconscious
Mind). Ada juga yang menyebutnya sebagai alam sadar dan alam bawah sadar.

Conscious Mind adalah area pikiran yang bersifat logis, rasional, dan kritis, atau seringkali
(walaupun kurang tepat) disebut sebagai otak kiri.

Subconscious Mind adalah area pikiran yang lebih ke arah emosional, relatif kurang kritis
(netral), dan di area inilah letaknya memori, belief system, dan juga self image.

Manusia ketika berpikir atau bereaksi terhadap suatu hal, selalu dipengaruhi oleh kedua sisi area
pikiran ini, dan area yang memiliki dominasi lebih besar adalah Subconscious Mind. Sebuah
buku bahkan mengatakan bahwa Subconscious Mind memiliki kontribusi sebesar 88%,
sedangkan Conscious Mind memiliki kontribusi 12%. Hal ini seringkali digambarkan sebagai
fenomena gunung es, dimana bagian yang tampak di permukaan hanyalah bagian yang kecil, dan
ini menggambarkan pikiran sadar (Conscious Mind), sedangkan bagian yang lebih besar atau
Subconscious Mind justru terletak jauh di bawah permukaan.

3
Berdasarkan penjelasan ini, maka mudah dipahami mengapa manusia seringkali bertindak tidak
logis, misalkan dalam kasus Phobia. Jawabannya jelas, karena faktor yang mempengaruhi justru
adalah hal-hal yang terdapat di dalam Subconscious Mind.

Dalam peristiwa Hipnotis, seorang Hypnotist memiliki keterampilan agar seseorang membuka
Subconscious Mind-nya dan selanjutnya ketika diberikan sugesti, maka sugesti itu cenderung
akan diterima oleh sisi pikiran ini dengan apa adanya atau netral, walaupun sugesti ini
mungkin tidak masuk akal bagi pikiran kritis (Conscious Mind) atau pikiran normal dalam
pandangan awam.

Demikian juga dalam kasus Hipnotis panggung atau Stage Hypnotism yang seringkali
mempertunjukkan hal-hal yang mungkin tidak masuk akal, bagaimana sesesorang kehilangan
namanya sendiri, bagaimana seseorang dapat melihat hal-hal yang tidak dapat dilihat oleh orang
lain, bagaimana seseorang tiba-tiba menari-nari ketika mendengar suara musik tertentu, dimana
hal ini memiliki penjelasan yang sama, yaitu sisi Subconscious Mind menerima sugesti tertentu
dari sang Hypnotist, sehingga menghasilkan efek hiburan.

Dalam kasus Hipnoterapi juga terjadi hal yang sama, seorang Hipnoterapis menggunakan
Hipnotis untuk keperluan terapi, yaitu melakukan pemrograman ulang terhadap Subconscious
Mind, sehingga terjadi apa yang disebut sebagai penyembuhan.

Tentang bagaimana cara seorang Hypnotist dapat mengakses Subconscious Mind akan dibahas di
artikel berikutnya.

***

Catatan : Pemodelan kesadaran manusia menjadi Conscious Mind (12%) dan Subconscious
Mind (88%) adalah pemodelan dasar yang dipergunakan dalam pembelajaran Classic
Hypnotism, karena pada Hipnotis yang lebih abstrak, misalkan Conversational Hypnosis dan
Ericksonian Hypnosis sudah tidak berlaku pemodelan semacam ini, karena konsep trance juga
akan menjadi lebih abstrak.

DEFINISI HIPNOTIS DAN JENIS-JENIS HIPNOTIS


By Yan Nurindra

Dari artikel sebelumnya dijelaskan bahwa Filter (Critical Area) atau penyaring informasi pikiran
bawah sadar pada dasarnya dikendalikan oleh diri kita sendiri, seorang Hypnotist sesungguhnya
hanya bertindak sebagai fasilitator, antara lain dengan menggunakan tata kalimat yang hipnotik,
dan juga memanfaatkan faktor-faktor pendukung lainnya (para-linguistic, bahasa tubuh, dsb.).

4
Selanjutnya, jika diamati maka Hipnotis dapat dianggap sebagai suatu bentuk penyampaian
informasi yang efektif agar diterima oleh pikiran bawah sadar, sehingga dapat menggerakkan
penerima sesuai dengan maksud tujuan dari informasi tersebut.

Oleh karena itu dalam kehidupan sehari-hari tampaknya sangat banyak aktivitas komunikasi
yang dapat dikategorikan sebagai Hipnotis, walaupun nantinya kita tempatkan dalam kelompok
Informal Hypnosis atau Hipnotis informal.

Para penjual yang hebat, para politisi ulung, para pemuka agama, para spiritual leader, para
motivator, semua mereka ini memiliki kemampuan komunikasi yang luar biasa, kemampuan
komunikasi yang dapat menembus pikiran bawah sadar pendengarnya. Mereka ini mungkin tidak
pernah mempelajari Hipnotis, tetapi sesungguhnya mereka telah mempraktekkan pola-pola atau
teknik Hipnotis secara alamiah, dan merupakan sesuatu yang dianggap menjadi bakat mereka,
walaupun kemungkinan besar mereka mengasah keterampilan komunikasi ini dalam waktu yang
lama, sehingga menimbulkan efek hipnotik.

Dari penjelasan di atas, maka dapat dibuat Definisi sederhana tentang apa yang disebut sebagai
Hipnotis, yaitu :

Hipnotis adalah suatu pola komunikasi tertentu yang dapat membuka Critical Area
pendengarnya, dan selanjutnya membuat informasi berikutnya dapat diterima secara lebih
efektif oleh pikiran bawah sadar.

Selanjutnya dari Definisi Hipnotis yang sangat global ini, diberikan definisi yang lebih teknis
yang membuat aktivitas Hipnotis dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian besar, yaitu :

Informal Hypnosis

Suatu bentuk Hipnotis alami, seperti yang telah dijelaskan di atas, dimana Hipnotis jenis ini biasa
dilakukan oleh para Communicator handal, walaupun mereka mungkin sama sekali tidak pernah
mempelajari pengetahuan Hipnotis.

Secara teknis dalam Informal Hypnosis, para Communicator handal ini sangat piawai untuk
membuat pendengarnya membuka Critical Area-nya secara tidak disadari, antara lain dengan
pola-pola kalimat yang menarik dan didukung oleh berbagai faktor pendukung lainnya (reputasi,
suasana yang kondusif, materi yang menarik, dsb.).

Formal Hypnosis

Suatu bentuk Hipnotis dimana kedua belah pihak saling menyadari bahwa akan dilakukan proses
Hipnotis. Contoh dari Hipnotis semacam ini misalkan pada aktivitas Stage Hypnosis (Hipnotis
Hiburan) dan Hipnoterapi.

Secara teknik dalam Formal Hypnosis, seorang Hypnotist akan menerapkan teknik-teknik
tertentu yang dapat membuat pendengarnya dapat membuka Critical Area-nya.

5
Dalam Formal Hypnosis, pembukaan Critical Area benar-benar dalam kendali dari mereka yang
akan di-hipnotis, sang Hypnotist sendiri hanyalah bertindak sebagai seorang fasilitator. Oleh
karena itu dalam Formal Hypnosis mereka yang di-hipnotis justru disebut sebagai Subyek
bukan Obyek.

PRINSIP DASAR HIPNOTIS FORMAL


By Yan Nurindra

Pada artikel sebelumnya telah dibahas bahwa secara sederhana Hipnotis dapat dikelompokkan
menjadi 2 bagian besar, yaitu : Informal Hypnosis dan Formal Hypnosis atau Hipnotis Formal.

Hipnotis Formal adalah suatu peristiwa Hipnotis, dimana kedua belah pihak, yaitu antara
Hypnotist dan Subyek memahami bahwa akan dilakukan proses Hipnotis. Contoh dari Hipnotis
Formal adalah Stage Hypnotism (Hipnotis hiburan) dan Hipnoterapi.

Dalam pemahaman Hipnotis Formal, Critical Area dikendalikan oleh Subyek, dalam hal ini
adalah dikendalikan terutama oleh sisi Conscious Mind dari Subyek.

Salah satu teknik paling dasar untuk membuat Conscious Mind dari Subyek berkurang tingkat
kekritisannya, adalah dengan membuat sisi kesadaran ini menjadi rileks, bahkan menjadi
tertidur. Ketika sisi Conscious Mind sudah lebih rileks atau tertidur, maka sugesti akan relatif
lebih mudah untk memasuki sisi Subconscious Mind. Oleh karena itu, Hipnotis Formal
seringkali di-identikkan dengan proses menidurkan Subyek.

Hal yang perlu dicatat, bahwa walau Hipnotis Formal di-identikkan dengan menidurkan
Subyek, akan tetapi sebenarnya kondisi tidur yang dimaksud sangat berbeda dengan tidur biasa
(alami), karena yang ditidurkan adalah sisi Conscious Mind dari Subyek, sedangkan sisi
Subconscious Mind tetap aktif dan harus tetap aktif, agar sugesti dapat diterima dengan efektif.
Keadaan ini disebut juga sebagai tidur hipnotik atau trance.

Apa yang dimaksud dengan tidur hipnotik ? Apa pula yang membedakannya dengan
tidur biasa ?

Sebagai ilustrasi, fenomena mengigau aktif (sleep walker) adalah contoh dari tidur hipnotik
yang terjadi secara alami, dimana pelaku dapat melakukan berbagai kegiatan, bahkan membuka
mata seakan-akan berada dalam kondisi normal, berjalan-jalan, terkadang berpindah lantai (naik
tangga), dan akhirnya tertidur kembali. Dimana ketika dilakukan konfirmasi terhadap yang
bersangkutan, maka yang bersangkutan sama sekali tidak menyadari apa yang dilakukannya, ia
hanya merasa tidur normal seperti biasa. Penjelasan ini sekaligus menggambarkan bahwa
walaupun seseorang dalam kondisi trance, ia tetap dapat melakukan berbagai hal seperti biasa,

6
hanya saja seperti pesawat yang dikemudikan secara auto pilot, hanya dapat melakukan hal-hal
yang biasa dilakukannya, bukan hal-hal baru yang membutuhkan kekritisan berpikir.

Dalam teknik yang lebih lanjut (advanced), Hipnotis Formal dapat juga dilakukan dengan cara
menggeser Conscious Mind (Shifting Consciousness), sehingga Conscious Mind kehilangan
kekritisannya, hal ini nantinya dikenal juga dengan istilah Waking Hypnosis, dimana Subyek
di satu sisi Conscious Mind-nya masih sedikit aktif, tetapi reaksinya lebih di-dominasi oleh sisi
Subconscious Mind.

Waking Hypnosis kelak juga akan menjadi dasar bagi mereka yang ingin memahami bagamana
proses Hipnotis Informal.

***

Proses menidurkan sisi Conscious Mind dari Subyek, secara dasar nantinya menggunakan 2
jenis teknik, yaitu : teknik cepat atau Shock Induction, dan teknik lambat (misalkan : Progressive
Relaxation Induction dan Dave Elman Induction). Kedua jenis teknik ini sama-sama ditujukan
untuk membuat sisi Conscious Mind menjadi sangat rileks atau bahkan tertidur (catatan : tidak
selalu tertidur).

DASAR HIPNOTIS FORMAL


By Yan Nurindra

Berikut ini akan kita bahas tentang Hipnotis Formal secara lebih mendetail. Kenapa ? Karena
Hipnotis Formal merupakan salah satu cara termudah untuk mempelajari proses Hipnotis secara
mendasar. Melalui Hipnotis Formal kita akan dapat memahami perilaku unik dari Subconscious
Mind, memahami Sugestibilitas (sugestivitas), dan berbagai hal mendasar lainnya, yang kelak
akan sangat bermanfaat ketika kita akan melanjutkan ke pembelajaran Hipnotis jenis lain yang
lebih abstrak.

Dari artikel sebelumnya dapat disimpulkan bahwa inti dari kegiatan Hipnotis adalah pemberian
sugesti sesuai dengan keperluan, mulai dari sugesti non terapeutik (misal : Stage Hypnotism),
sampai dengan sugesti terapeutik (Hipnoterapi). Pemberian sugesti ini dinilai berhasil jika
diterima oleh sisi Subconscious Mind Subyek atau Client. Di sisi lain, Filter yang melindungi sisi
Subconscious Mind ini dilindungi salah satunya oleh sisi Conscious Mind, oleh karena itu dalam
Hipnotis Formal dilakukan suatu proses untuk membuat sisi Conscious Mind ini berkurang
kekritisannya.

Secara sederhana, jika seseorang dalam kondisi normal penuh, disebut juga berada dalam
keadaan kesadaran Normal State, sedangkan jika seseorang sudah mulai membuka sisi
Subconscios Mind-nya, disebut juga sudah mulai memasuki keadaan hipnotik atau trance, atau
keadaan ini disebut sebagai Hypnotic State.

7
Oleh karena itu proses awal dari Hipnotis Formal adalah upaya untuk membawa seseorang dari
kondisi Normal State menuju kondisi Hypnotic State, melalui langkah teknis yang dikenal
dengan istilah Induction.

Walaupun proses Induction ditujukan untuk membawa seseorang ke kondisi Hypnotic State,
tetapi perlu juga dipahami bahwa kondisi Hypnotic State ini memiliki rentang yang lebar,
sehingga dikenal istilah Light Trance (ringan), Medium Trance (sedang), dan Deep Trance
(tinggi), yang menggambarkan bahwa Light Trance adalah kondisi Hipnotik ringan dan Deep
Trance adalah kondisi Hipnotik dalam atau juga lazim disebut sebagai keadaan Somnambulism,
dimana nyaris Filter Subconscious Mind terbuka seluruhnya, sehingga membuat sugesti lebih
mudah diterima oleh sisi Subsconscious Mind.

Setiap aktivitas Hipnotis tentu memiliki tujuan yang berbeda-beda, misalkan : penyembuhan
phobia, meningkatkan motivasi, bahkan sampai dengan yang ekstrim misalkan untuk melakukan
aktivitas pembedahan (operasi) tanpa obat bius. Perlu dipahami bahwa setiap hal ini
membutuhkan tingkat kedalaman trance yang berbeda-beda, karena membutuhkan kemampuan
penerimaan sugesti yang berbeda-beda pula. Secara sederhana, semakin ekstrim suatu sugesti,
maka akan membutuhkan keadaan trance yang lebih dalam.

Untuk membawa Subyek ke keadaan trance yang lebih dalam, maka setelah proses Induction,
harus segera dilakukan proses berikutnya yang dikenal dengan istilah Deepening
(pendalaman) Tentu setelah dilakukan pendalaman, maka selanjutnya harus dilakukan
pengukuran kedalaman trance tersebut, apakah sudah memenuhi atau belum. Teknik untuk
mengetahui kedalaman trance ini sangat bervariasi, mulai dari cara konfirmasi langsung terhadap
Subyek, membandingkan dengan tabel kedalaman trance, atau dengan membaca tanda-tanda
khas fisiologis dari Subyek (bagi Hypnotist yang sudah sangat terlatih).

Setelah keadaan trance dari Subyek dicapai sesuai dengan keinginan (sesuai dengan maksud
tujuan sugesti), maka aktivitas berikutnya adalah aktivitas inti dari proses Hipnotis, yaitu
pemberian sugesti, atau Suggestion.

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, secara sederhana terdapat 2 kelompok Suggestion,
yaitu Non Therapeutic Suggestion dan Therapeutic Suggestion, dimana sugesti yang pertama
tidak menimbulkan efek terapeutik (penyembuhan), misal sugesti untuk Stage Hypnotism,
sedangkan sugesti jenis yang kedua dimaksudkan untuk menghasilkan efek terapeutik, misal
dalam Hipnoterapi.

Selanjutnya di bagian akhir, tentu saja harus dilakukan proses pengakhiran, yaitu mengembalikan
kembali Subyek ke keadaan normal (Normal State, yang dilakukan melalui proses teknis yang
dikenal dengan nama Emerging atau Termination (pengakhiran).

8
Dari penjelasan yang sederhana tentang alur dari Hipnotis Formal ini, tentu saja masih
menyisakan beberapa pertanyaan dari pembaca, antara lain :

Bagaimana detail dari teknik Induction, Deepening, dan Termination ?

Bagaimana cara agar suatu sugesti bersifat permanen ?

Bagaimana jika dalam suatu proses Hipnotis tidak dilakukan proses Termination ?

Nah untuk menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas, silakan ikuti terus seri
pembelajaran Hipnotis bagi pemula (awam) melalui Website ini.

BELAJAR HIPNOTERAPI : 100 JAM ATAU 8 JAM ?

By Yan Nurindra

Mungkin judul ini agak terlalu tendensius, karena membandingkan sesuatu yang belum tentu
apple to apple. Faktanya, memang di Indonesia pada saat ini berkembang sistem pelatihan
Hipnoterapi dengan durasi pendek (8 jam), tentu saja setelah seseorang menguasai keterampilan
Hipnotis. Di sisi lain, pelatihan Hipnoterapi di dunia barat, sebagian besar masih menganut
standar klasik, yaitu 100 300 jam, termasuk National Guild of Hypnotists (NGH), salah satu
kiblat besar Hipnotis dunia. Nah, bagaimana pula dapat terjadi perbedaan yang sangat ekstrim
ini? Dan selanjutnya berakibat apa?

9
Tentu kedua sistem ini masing-masing memiliki alasan kuat, alasan logis, dan dapat
dipertanggung-jawabkan.

Hipnoterapi tidak dapat dipisahkan dari dunia psikologi, walaupun Sigmund Freud Sang
Begawan Psikoanalisa, konon selalu gagal dalam mempraktekan Hipnotis. Setidaknya
Psikoanalisa kelak akan memberikan dampak besar, terutama kepada Hipnoterapi Klasik. Salah
satu hal yang khas dari Psikoanalisa, yaitu selalu menarik seluruh hal ke akar. Jika terdapat suatu
kasus psikologis di hari ini, misal Depresi, Phobia, dsb., maka selalu ditarik jauh mundur ke
awal. Dengan kata lain psikoanalisa merasa sangat perlu mengutak-atik masa lalu.

Di sisi lain di pertengahan abad 20, Milton Erickson dan kelompoknya, yaitu Mind Research
Instiute (MRI) mulai mengembangkan paradigma baru, yang lebih berorientasi kepada Positive
Psychology. Dalam pandangan kelompok ini, menyelesaikan masalah cukup dengan cara terus
maju kedepan, jika terdapat masa lalu, bahkan mungkin masa lalu yang buruk, justru dipandang
sebagai resources (sumber daya positif).

Tentu saja kedua kelompok ini memiliki cara pandang yang berbeda, dan pasti akan melahirkan
protokol terapi yang saling berbeda pula, bahkan nyaris saling bertentangan 180 derajat.

***

Untuk memahami perbedaan ini, jika kita anggap bahwa kedua kecenderungan pengajaran tadi
sebagai sebuah kelompok mazhab, maka kita perlu memahami latar belakang yang
mempengaruhi kelompok ini yang telah dijelaskan secara singkat di atas, dan selanjutnya
melahirkan konsep dan teknik-teknik yang dapat saling berbeda di beberapa hal, tetapi juga
memiliki kesamaan di hal lain.

Kelompok Pertama : Psikoanalisa

Kelompok yang dipengaruhi oleh Psikoanalisa sangat dapat ditandai dengan mudah, yaitu
mereka hampir selalu menerapkan teknik terapeutik di garis waktu masa lalu. Di dunia
Hipnoterapi, terutama Hipnoterapi klasik, sangat sering dipergunakan teknik-teknik seperti : Age
Regression untuk menemukan kemungkinan adanya suatu peristiwa traumatik, misal melalui
teknik Affect Bridge. Demikian juga penerapan Psikodinamika, jelas termasuk dalam kelompok
ini. Hipnoterapi Klasik yang senang bermain di masa silam, bahkan memiliki pengikut yang
sangat besar, misalkan di NGH (National Guild of Hypnotists) dimana salah satu tokohnya, yaitu
Calvin Banyan, sedang gencar-gencarnya memperkenalkan protokol yang diformulasikannya,
yaitu 5-PATH (Five Phase Abbreactive Therapeutic Hypnosis), dimana salah satu Phase adalah
penerapan Age Regression untuk mencari akar permasalahan, yang biasa dikenal dengan istilah
ISE (Initial Sensitizing Event) yang biasanya berupa emosi dasar.

10
Demikian juga misalkan Ego State Therapy (Watkins & Emerson), yang juga bermain di masa
lalu, yaitu saat-saat dimana Ego State tertentu dilahirkan, dan peristiwa apa yang menyertainya.

Menurut kelompok ini, hari ini tidak dapat dipisahkan dari masa lalu. Jika terdapat luka di masa
lalu, maka seakan terdapat urusan yang belum selesai yang mempengaruhi perjalanan
kehidupan berikutnya. Oleh karena itu salah satu fokus dari kelompok ini adalah melakukan
penyembuhan terhadap titik-titik luka di masa lalu. Tentu saja penjelasan ini sangat dapat
diterima oleh logika, karena secara fakta memang banyak sekali contoh pribadi-pribadi
bermasalah yang memiliki masa lalu yang suram, terutama masa kanak-kanak, dimana banyak
terjadi imprint (coretan salah) yang menjelma menjadi belief tertentu yang mungkin kurang
memberdayakan.

Dari penjelasan ini tentu saja dibutuhkan keterampilan yang sangat tinggi jika seorang
Hipnoterapis bermaksud melakukan intervensi ke masa lalu, karena berpotensi untuk menggali
luka lama yang justru akan menjadi luka baru jika secara teknis tidak dikerjakan dengan baik.
Seorang Hipnoterapis dari aliran Hipnoterapi Klasik harus benar-benar piawai dalam melakukan
Age Regression.

Tentu saja bukan sekedar teknik Age Regression yang mengakibatkan seseorang harus
menempuh pelatihan ratusan jam dalam Hipnoterapi Klasik, melainkan banyak hal lain yang
harus dikuasai sebagai konsekwensi dari pemikiran berbasiskan Psikoanalisa.

Kelompok Kedua : Positive Psychology

Salah satu patokan waktu (timeline) penting adalah pemikiran dari kelompok MRI yang dimotori
oleh Milton Erickson, yang selanjutkan melahirkan paradigma terapi baru, bukan saja
Hipnoterapi dengan arah baru, akan tetapi berbagai metode terapi lainnya, antara lain SFBT
(Solution Focused Brief Therapy).

Secara umum kelompok terapi jenis ini boleh disebut sebagai Brief Therapy atau dapat
diterjemahkan secara bebas, sebagai terapi ringkas. Kenapa dikatakan ringkas ? Ya jika perlu
hanya 1 Sesi saja. Tentu saja ini juga sangat berlawanan dengan Psikoterapi ala Psikoanalisa
yang biasanya berlangsung berpuluh-puluh sesi.

Mungkin saja, Brief Therapy ini juga sangat dipengaruhi oleh sifat pragmatisme dari orang
Amerika, yang selalu ingin praktis dalam segala hal.

Brief Therapy akhirnya melahirkan Brief Hypnotherapy, dimana Milton Erickson merupakan
pelopornya.

Dikarenakan Brief Hypnotherapy sama sekali tidak mengutak-atik masa silam, maka secara logis
Brief Hypnotherapy sangat aman bagi pemula sekalipun, sehingga dengan berbekal beberapa

11
teknik Terapeutik dasar, seseorang sudah dapat mulai berpraktek sebagai seorang Hipnoterapis.
Untuk menguasai beberapa teknik Terapeutik dasar, hanya dibutuhkan waktu beberapa jam saja,
sehingga bukan suatu yang berlebihan jika dengan melalui pelatihan tambahan sepanjang 8 jam,
maka seseorang yang telah memiliki keterampilan Hipnotis, akan dapat menguasai Hipnoterapi,
khususnya Brief Hypnotherapy secara baik.

Kelompok ini sering juga dikatakan menganut mazhab Positive Pyschology, yang dapat diartikan
secara sederhana selalu menerapkan upaya pemberdayaan (empowerment) ke depan, tanpa perlu
melihat ke belakang. Contoh dari metode lain yang juga bermazhab Positive Psychology adalah :
Family Therapy (salah satu tokohnya adalah Virginia Satir), dan juga Neuro-Linguistic
Programming (NLP) dalam konteks terapi (walaupun kita tahu bahwa NLP bukan semata-mata
di-disain untuk terapi).

Salah seorang sahabat yang juga seorang Hipnoterapis aktif dengan konsep Brief Hypnotherapy,
memberikan suatu analogi sederhana yang sangat menarik. Ia mengatakan bahwa para kadet di
Akademi Militer pasti memiliki latar belakang yang bervariasi, mungkin ada yang pemberani,
pasti ada pula yang cengeng, kemungkinan ada pula yang memiliki Phobia tertentu yang sangat
tidak ekologis dengan profesi militer. Melalui pendidikan tertentu, selama kurun waktu tertentu,
seluruh kadet yang memiliki latar belakang yang saling berbeda ini akan dicetak menjadi
manusia baru, manusia pemberani, tegas, dengan Self Image (Citra Diri) yang baru, yaitu Self
Image ksatria pembela tanah air. Menarik bukan? Dengan sistem tertentu, tanpa perlu menengok
masa lalu, tetap dapat dilakukan pengubahan yang permanen. Tentu hal inipun dapat diterima
oleh logika bukan?

Salah satu ciri khas dari Brief Therapy, adalah mengandalkan kekuatan pertanyaan (Question).
Setidaknya terdapat 3 kelompok pertanyaan dasar, yaitu : Miracle, Scaling, dan Coping.
Pertanyaan-pertanyaan ini sebenarnya adalah upaya untuk mengeksporasi peta mental dari
Client untuk nantinya diarahkan menjadi Script Sugesti yang sesuai dengan Outcome Client, atau
dengan kata lain benar-benar berorientasi Client Center Therapy.

Dengan prinsip dasar ini, maka seseorang yang mempelajari Brief Hypnotherapy 8 jam mungkin
saja belum memiliki keterampilan untuk mengolah kekuatan Questions ini agar menjadi Sugesti
Terapeutik, mungkin dibutuhkan jam terbang puluhan jam atau bahkan ratusan jam praktek,
tetapi setidaknya seorang Brief Hypnotherapist kecil kemungkinan untuk melakukan kesalahan,
karena mereka tidak bermain-main dengan masa lalu (misal : luka traumatik).

***

Dari uraian di atas, tentu saja tidak ada yang lebih benar, atau yang lebih baik, antara sistem
pembelajaran 100 jam dan sistem pembelajaran 8 jam. Semua sangat tergantung dari orientasi

12
dan minat dari calon Hipnoterapis. Konon teknik-teknik 100 jam banyak yang eksotis, sedangkan
teknik-teknik 8 jam jelas sederhana, dan pragmatis praktis.

Konon pula beberapa kasus lebih efektif jika dilakukan healing ke masa lalu, atau dengan cara
mengutak-atik Ego State. Tetapi konon pula Brief Hypnotherapy dapat menyelesaikan beberapa
kasus khas (misal Phobia) hanya dalam hitungan detik.

Akhirnya, baik sistem pembelajaran Hipnoterapi 100 Jam maupun 8 Jam, bermuara terhadap
pemahaman filosofis dan keterampilan dari pembelajar itu sendiri, karena bukan senjata yang
dapat mengalahkan musuh, tetapi siapa yang berada dibalik senjata itulah yang lebih
menentukan.

HIDUPKAN AFIRMASI ANDA KE PERTANYAAN


Hidupkan Afirmasi Anda Ke Pertanyaan.

Afirmasi adalah suatu pernyataan yang hanya tidak lengkap. Alih-alih Aku kaya, tanyakan
pada diri sendiri, Mengapa saya kaya?.

Anda mendapatkan respon yang sama sekali berbeda (dan otomatis):

Saya mampu sehat, mempunyai tempat tinggal, dan makan makanan

Saya dapat mulai menabung uang ke tabungan segera

Saya memiliki gaji yang stabil

Alih-alih mencoba untuk percaya pada pernyataan, Anda sekarang mencari semua alasan
mengapa Anda kaya, yang merupakan cara yang jauh lebih efektif dan memberdayakan dalam
menarik hal-hal positif dalam hidup Anda.

Ini Semua Perubahan !.

Aku tidak pernah menyadari betapa kuat ini.

13
Setelah saya mulai bertanya pada diri sendiri dengan pertanyaan bukannya mengulangi afirmasi,
hidup saya berubah di depan mata saya.

Hari-hari saya penuh syukur bukan hanya menunggu sesuatu terjadi. Keinginan saya menjadi
kenyataan dalam waktu singkat dan saya telah berbagi penemuan saya sejak.

Jangan salah paham afirmasi dapat bekerja tetapi tidak untuk semua orang.

Beberapa dari kita hanya belum membangun dengan keyakinan diri atau tidak percaya bahwa
afirmasi akan bekerja.

Ini adalah solusi Anda. Saya harap Anda mencobanya dan melayani Anda dengan baik

14
HYPNOTHERAPY MODEREN ADALAH

CLIENT-CENTERED THERAPY

By Yan Nurindra

Hypnotherapy moderen mulai dikembangkan sejak abad 18 melalui konsep awal yang
diperkenalkan oleh Franz Anton Mesmer, yang dikenal dengan istilah magnetism atau
mesmerisme.

Format awal yang diperkenalkan oleh Mesmer ini belum menggunakan istilah Hypnosis atau
Hypnotherapy (istilah Hypnosis diperkenalkan oleh James Braid), akan tetapi konsepnya sudah
sangat mirip dengan Hypnotherapy, yaitu melalukan intervensi terapeutik pada saat seseorang
dalam keadaan trance. Tentu saja pada saat itu pemahaman Mesmer terhadap kondisi trance,
terutama kaitannya dengan efek terapeutik, masih sangat terbatas. Bentuk awal sugesti yang
dikembangkan adalah pola Direct Suggestion atau sugesti langsung, sehingga tidak
mengherankan jika efektifitas Hypnotherapy sebagai metode penyembuhan psikologis sangatlah
rendah. Ternyata, keadaan trance yang dalam sekalipun tidak serta merta dapat membuat
seseorang dapat menerima dengan mudah suatu sugesti perubahan.

Dengan fakta ini, maka justru ranah Stage Hypnotism yang berkembang dengan jauh lebih pesat
ke segenap penjuru dunia, sebaliknya Hypnotherapy tidak begitu populer, apalagi ketika dunia
psikologi memperkenalkan metode psikoterapi yang dianggap lebih manusiawi.

***

Jelang tahun 70-an Hypnotherapy mulai menemukan wajah barunya, terutama ketika
Hypnotherapy mulai digunakan oleh para psikoterapis profesional, antara lain Dr. Milton
Erickson, seorang psikiater yang dikabarkan menggunakan metode Hypnotherapy kepada
belasan pasiennya, setiap hari, sampai akhir hayatnya.

Hypnotherapy mulai memasuki paradigma baru yang dikenal dengan istilah : Client-Centered
Therapy (yang diperkenalkan oleh Carl Roger, seorang Psikolog Humanistik).

Apakah yang dimaksud dengan Client-Centered Therapy dalam Hypnotherapy ?

Dalam suatu sesi Hypnotherapy, seorang Hypnotherapist benar-benar bertindak sebagai seorang
fasilitator, untuk membantu Client agar dapat menemukan akar permasalahannya, dan membantu
Client agar dapat menemukan sumber-daya penyelesaian yang berasal dari dirinya sendiri.

15
Seorang Hypnotherapist dalam paradigma Client-Centered Therapy umumnya kaya dengan
teknik-teknik terapeutik, terutama dalam upaya untuk membantu Client dalam menemukan akar
permasalahannya. Sebagai contoh, penerapan teknik Age Regression, teknik Parts Therapy, dll,
yang mungkin merupakan teknik yang asing bagi mereka yang berasal dari rumpun
Mesmerisme.

***

Nah, mungkin sekarang kita mulai dapat mengamati berbagai fenomena praktek Hypnotherapy
disekitar kita. Jika lebih bernuansa Direct Suggestion, maka dapat dipastikan ini adalah sisa
peninggalan era Mesmer, akan tetapi jika lebih banyak berorientasi ke diri Client, maka mungkin
ini adalah praktek dari Client-Centered Therapy.

16

You might also like