You are on page 1of 10

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMANTAUAN DAN KEAMANAN

JARINGAN KOMPUTER

Arisa Olivia Putri

4.31.13.0.05

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI TEKNIK D4 TELEKOMUNIKASI

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2017
1. NO. JOBSHEET: 02

2. JUDUL : JARINGAN MULTIUSER ROUTING OSPF

3. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mendesain jaringan sederhana menggunakan Packet Tracert.
2. Mahasiswa dapat melakukan routing OSPF menggunakan router virtual.
3. Mahasiswa dapat memahami konsep multiuser pada Packet Tracert.

4. ALAT DAN BAHAN


1. Laptop/PC
2. Kabel LAN
3. Switch
4. Software Packet Tracert

5. TEORI SINGKAT
Routing merupakan suatu proses untuk menggabungkan dua atau lebih network yang
berbeda agar saling bisa berkomunikasi. Proses routing ini terjadi di layer 3 atau layer
network dimana IP address digunakan sebagai parameter yang membedakan jaringan
satu dengan yang lain. Ada 2 macam routing, yaitu static dan dynamic. Perbedaan kedua
routing ini adalah, jika routing static sudah terlist jalur yang akan dilewatkannya data,
dan jika salah satu jalur network diubah, maka operator network juga harus melakukan
perubahan di semua link. Jika routing dynamic dalam proses melewatkan datanya kita
sudah tahu peta jaringannya, sehingga jika satu link terputus, maka link tersebut bisa
dialihkan ke link lain tanpa mengubah semua tabel routing. Ada 2 protocol routing
dynamic, yaitu link state dan distance vector. Link state sendiri memiliki keunggulan
dalam menemukan hop terdekat secara otomatis sedangkan distace vector memilih suatu
jalur routing berdasarkan jarak hop yang paling dekat.
Routing OSPF (Open Shortest Path First) salah routing dynamic dengan protocol
link-state. Teknologi link-state dikembangkan dalam ARPAnet untuk menghasilkan
protokol yang terdistribusi yang jauh lebih baik daripada protokol distance-vector.
Perkembangan teknologi ini akhirnya menghasilkan protokol Open Shortest Path First
(OSPF) yang dikembangkan oleh IETF untuk digunakan di Internet.

6. LANGKAH KERJA
1. Siapkan Alat dan Bahan
2. Setting Alamat Komputer dengan ketentuan 192.168.X.1/24. X = nomor absen.
3. Buka Packet Tracert. Buatlah rangakaian antar router menggunakan multiuser seperti
peta jaringan pada gambar 6.1

Gambar 6.1 Peta jaringan TE4A keseluruhan


4. Buatlah jaringan seperti pada gambar 6.2 dibawah ini di Packet Tracert.

Gambar 6.2 Jaringan Multiuser Per-mahasiswa

5. Masuk CLI di router, kemudian setting IP sesuai tabel 6.1 dibawah ini.
Device Interface IP Address Subnet Mask
ROUTER Fa 0/1 10.4.13.1 255.255.255.25
RISA 2
Fa 1/0 10.2.4.2 255.255.255.25
2
Fa 0/0 192.168.104.2 255.255.255.0

6. Lakukan Routing OSPF


7. Amati hasi percobaan dengan melakukan ping jaringan dan trace route jaringan.
7. HASIL PERCOBAAN

N Keterangan Gambar
o
1. Konfigurasi IP
Address

2. Konfigurasi
Routing OSPF

3. Pengecekan
konfigurasi
routing
4. Pengecekan
routing
menggunakan
sh ip route

5. Tracert routing

192.168.104.1 ke 192.168.106.2 dan 192.168.111.2


192.168.104.1 ke 192.168.118.2

192.168.104.1 ke 192.168.101.2 dan 192.168.119.2

192.168.104.1 ke 192.168.103.2
192.168.104.1 ke 192.168.117.2

192.168.104.1 ke 192.168.114.2

192.168.104.1 ke 192.168.105.2
192.168.104.1 ke 192.168.116.2
6. Tes ping antar
jaringan

8. Analisis
Dari praktikum yang sudah dilakukan mengenai routing ospf melalui fitur multiuser pada
packet tracer didapatkan beberapa analisis dari beberapa kendala. Ketika fungsi multiuser
tidak berjalan atau indikator konektivitas masih berwarna merah, ini terjadi karena
beberapa faktor seperti IP address client komputer asli yang tidak sekelas, kabel UTP
yang belum terhubung baik/lepas, juga bisa diakibatkan interface yang tidak sesuai/ketika
dihubungkan interface FastEthernet pada multiuser tidak terdeteksi. Untuk mengatasi ini
biasa, menarik garis kabel cross bukan berawal dari simbol multiuser melainkan dari
router terlebih dahulu. Selanjutnya routing ospf, untuk routing ini juga terdapat beberapa
kendala, misalnya router-id yang sama membuat jaringan tersebut menjadi collision atau
tabrakan, sehingga untuk mengatasinya dengan menghilangkan router-id semua router.
Untuk perintah no router-ide tidak menjamin router id akan hilang. Untuk itu perlu
dilakukan hapus routing yang sebelumnya kemudian membuat tabel routing yang baru.
Setelah routing ospf berjalan dilakukan pengetesan tracer route. Berikut data traceroute
yang didapat dari hasil percobaan disajikan pada tabel 8.1
Tabel 8.1 Data Traceroute

Hop # RTT 1 RTT 2 RTT 3 Rata Rata RTT Name/IP Address

3 14 ms 18 ms 23 ms 18.3 ms 192.168.106.2

4 27 ms 27 ms 28 ms 27.3 ms 192.168.114.2

5 51 ms 34 ms 31 ms 38.6 ms 192.168.119.2

5 51 ms 39 ms 41 ms 43.6 ms 192.168.101.2

6 49 ms 51 ms 50 ms 50 ms 192.168.103.2

6 59 ms 54 ms 53 ms 55.3 ms 192.168.105.2

5 53 ms 58 ms 57 ms 56 ms 192.168.117.2

7 61 ms 59 ms 78 ms 66 ms 192.168.116.2

8 70 ms 79 ms 70 ms 73 ms 192.168.111.2

8 64 ms 85 ms 82 ms 77 ms 192.168.118.2

Dari data trace route yang dihasilkan, data ini didapat ketika trace route dari IP Address
192.168.104.2,jika menggunakan IP Address lain kemungkinan hasil trace routenya akan
berbeda-beda. Kolom Hop menunjukkan jumlah router yang dilewati, kolom RTT(round
trip time) adalah rata-rata paket dapat mencapai alamat IP tujuan dan dikembalikan lagi
ke komputer asal. Berdasarkan data trace route dapat diamati berdasarkan jumlah hop,
semakin besar/banyak jumlah hop, maka semakin lama round trip time yang dihasilkan.
Dengan demikian komputer client yang mempunyai ip 192.168.118.2 memiliki rute
terjauh dari komputer client dengan ip address 192.168.104.2.Dari hasil ping juga bisa
diamati dari segi TTL(time to live) jika jalur yang dilewati cukup jauh maka TTL yang
dihasilkan akan lebih kecil ini bisa diamati pada gambar 6 pada tes ping, ip 192.168.115.2
memiliki hop terjauh dengan TTL=122, dan ip 192.168.119.2 dengan TTL=124, dan
192.168.106.2 dengan hop terpendek dengan TTL=126.
9. Kesimpulan
1. Proses configurasi routing OSPF dilakukan secara otomatis, simple dan sederhana
tanpa harus memasukan ip interface router secara manual. oleh karenanya routing
Dinamic OSPF sangat direkomendasikan digunakan untuk network skala besar.
2. Routing Dinamic OSPF secara otomatis akan menentukan jalur terbaik untuk
pengiriman paket, disesuaikan dengan IP tujuan pengiriman paket.
3. Jika terdapat link yang putus, routing OSPF akan mencari jalur secara otomatis untuk
mengirimkan paket.
4. Jika terdapat link yang putus dan tujuan pengiriman paket adalah IP interface yang
termasuk dalam link yang putus, proses pengiriman paket akan gagal.
5. Semakin banyak hop yang dilewati semakin lama round trip time yang dihasilkan.
6. Semakin banyak jauh jalur yang dilewati semakin sedikit time to live yang dihasilkan.
7. Hop terbanyak dari ip 192.168.104.2 adalah 192.168.118.2 dengan 8 Hop dan RTT=
77 ms.
8. Hop terkecil dari ip 192.168.104.2 adalah 192.168.106.2 dengan 3 Hop dan RTT=18.3
ms.
9. Time to live terbanyak dari hasil pengetesan dari ip 192.168.104.2 adalah komputer
dengan ip 192.168.106.2 dengan TTL=126, dan yang terkeci 192.168.115.2 dengan
TTL=122.

You might also like