You are on page 1of 3

1.

Avian Influenza
a. Definisi
penyakit yang disebabkan oleh virus influenza tipe a (H5N1) yang menyebabkan
adanya pandemik.

b. Epidemiologi
Hingga Juni 2007 sebanyak 313 orang di seluruh duna terjangkit virus Avian Influenza
dengan 191 orang di antaranya meninggal dunia.
Di Indonesia, sejak Juli 2005 sampai pertengahan Juni 2007, tercata 100 kasus dengan 80
kematian.

c. Etiologi
Virus Avian Influenza, dari family Orthomyxoviridae.

d. Penularan
Melalui udara dan ekskret (kotoran, urin, ingus) ungags yang terinfeksi. Virus dapat
hidup 15 hari di luar jaringan hidup dan akan mati pada pemanasan 80C selama 1 menit,
dan pada telur virus akan mati pada suhu 64C selama 5 menit. Masa inkubasi 1-3 hari.

e. Gejala dan tanda


Demam, anoreksia, pusing, sesak, nyeri otot, konjungtivitis setelah berkontak dengan
unggas. (gejala mirip flu lain, namun segera cepat dapat memberat dan menyebabkan
kematian karena peradangan paru)

f. Diagnosis
Kasus tersangka (possible cases)
Demam > 38 C, batuk, nyeri tenggorokan
Terdapat salah satu dari kriteria:
1. Pernah berkontak dengan penderita Avian Influenza
2. Pernah mengunjungi peternakan kurang dari 1 minggu
3. Bekerja di laboratorium dan kontak dengan sampel dari tersangka Avian
Influenza
Kasus mungkin (probable cases)
Possible cases, atau
Hasil laboratorium tertentu positif untuk virus Avian Influenza dengan antibodi
monoclonal H5, atau
Tidak terbukti ada penyebab lain
Kasus pasti (confirmed cases)
1. Hasil kultut virus H5N1, atau
2. Pemeriksaan PCR influenza H5 positif, atau
3. Peningkatan titer antibodi spesifik H4 sebesar empat kali

Pemeriksaan laboratorium meliputi,

- Isolasi virus (usap tenggorok, tonsil dan faring)


- Tes serologi
- Merujuk ke laboratorium litbangkes
g. Penatalaksanaan
Suportif: vitamin
Simtomatik: analgesic, antitusif, mukolitik
Profilaksis: antibiotik
Antivirus: olsetamivir 75 mg , dosis profilaksis 1 x 75 mg selama 7 hari pada
semua kasus suspek, dosis terapi 2 x 75 mg selama 5 hari pada semua kasus
suspek yang dirawat.
2. Mumps
a. Definisi
Infeksi virus akut yang dapat sembuh sendiri, ditandai dengan demam serta
pembengkakan kelenjar parotis unilateral atau bilateral disertai nyeri.

b. Etiologi
Paramyxovirus yang berasal dari family Paramyxoviridae dan genus Rubilavirus. Virus
ini merupakan virus RNA pleomorfik untai tunggal yang berkapsul di dalam lipoprotein
dan mempunyai 7 struktur protein, yaitu nucleocapsid-associated protein (NP), phospo
(P), membrane (M), fusion (F), small hydrophobic (SH), haemaglutinin-neuramidase
(NH), dan large (L). NH dan L membantu penyerapan virus pada sel penjamu dan invasi
ke sel.

c. Epidemiologi
Menyebar melalui droplet. Virus terdapat di dalam saliva 7 hari sebelum dan 7 hari
sesudah pembengkakan kelenjar parotis.
Pada masa sebelum vaksin, lebih sering menyerang anak usia 5-9 tahun. Setelah era
vaksin, insidensi bergeser ke usia remaja dan dewasa.
Masa inkubasi 16-18 hari, biasanya 12-15 hari.

d. Patogenesis
Virus masuk melalui hidung atau mulut, kemudian bereplikasi pada mukosa saluran
nafas. Penyebaran meluas ke kelenjar limfe lokal dan terjadi viremia yang menyebarkan
ke jaringan tubuh lain (kelenjar parotis, ovarium, pancreas, tiroid, ginjal, jantung atau
otak). Virus ini menyebabkan nekrosis pada sel yang terinfeksi, sehingga duktus kelenjar
parotis dipenuhi oleh epitel nekrotik dan jaringan interstitial diinfiltasi oleh limfosit.

e. Manifestasi klinis
Gejala klinis dimulai dari fase prodromal selama 1-2 hari, meliputi demam, sakit kepala,
muntah dan nyeri diikuti pembesaran cepat satu/dua kelenjar parotis. Dapat diikuti nyeri
telinga pada sisi yang sama, nyeri saat mengunyah dan makan makanan asam.

f. Diagnosis
Diagnosis dapat diperoleh dari riwayat kontak dengan penderita mumps, masa inkubasi
yang sesuai, temuan klinis berupa pembesaran kelenjar parotis unilateral maupun
bilateral selama 2 hari atau lebih tanpa penyebab yang lain.
Pemeriksaan lab pada mumps tidak spesifik. Pemeriksaan lab yang dapat ditemukan pada
mumps,
- Pemeriksaan laboratorium rutin
Hasil tidak spesifik, biasanya leukopenia atau limfositosis relatif.
- Amilase serum
Amilase serum meningkat pada mumps (hasil produksi kelenjar saliva)
- Kultur virus
Dapat diperoleh melalui sekresi saluran nafas, cairan cerebrospinal, atau urin. (jarang
dilakukan, hanya pada mumps dengan komplikasi)
- Pemeriksaan serologis
Enzyme Immunoassay (EIA) ditemukan IgM pada hari pertama sakit, kadar puncak
setelah 1 minggu.
Jika penderita datang pada hari pertama dengan IgG positif, maka diagnosis akan
ditegakkan jika kenaikan IgG sebesar 4 kali.
- Reverse transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR)
- Molecular typing (virus genotyping)

g. Diagnosis banding
Parotitis purulent disebabkan S. aureus, biasanya unilateral, sangat nyeri, leukositosis,
pengeluaran pus dari duktus Stensen.
Parotitis infeksi virus lain, meliputi, Parainfluenza 1 dan 3, influenza A, CMV, Epstein-
Barr Virus, enterovirus, lymphocytic choriomeningitis virus, dan HIV.

h. Komplikasi
- Meningitis dan meningoensefalitis
- Orkitis
- Oovoritis
- Pankreatitis
- Miokarditis
- Artritis

i. Penatalaksanaan
Terapi konservatif: hidrasi, nutrisi, analgesic, terapi cairan intravena (untuk pasien
muntah)

You might also like