Professional Documents
Culture Documents
ACARA I
DISUSUN OLEH :
NIM : 13983
GOLONGAN : C 1
FAKULTAS PERTANIAN
YOGYAKARTA
2017
ACARA I
Abstraksi
Praktikum pengenalan alat-alat teknologi benih dilaksanakan pada hari senin, tanggal 20 Februari 2017
di Laboratorium Teknologi Benih, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta. Tujuan diadakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui alat-alat teknologi benih
yang digunakan dalam sertifikasi benih (khususnya dalam pengujian kualitas benih) dan mengetahui
cara penggunaannya secara benar. Alat-alat teknologi benih yang dikenalkan diantaranya adalah
moisture tester, seed devider, germinator, purity desk, magnifier atau lup, refrigerator, sieves, oven dan lain-
lain.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada kegiatan produksi benih untuk menghasilkan benih bermutu perlu dilakukan
pengawasan mutu (quality control). Kegiatan ini dapat bersifat eksternal maupun internal,
pengawasan mutu internal adalah tindakan produsen benih untuk melakukan pengawalan
terhadap proses produksi benih yang dilakukan sampai benih tersebut siap diedarkan.
Sedangkan pengawasan mutu eksternal dilakukan oleh pihak lain diluar produsen benih itu
sendiri untuk memberikan kepastian terhadap kualitas benih tersebut dalam kurun waktu
tertentu.
Bermacam-macam alat digunakan dalam pelaksanaan pengujian benih di
laboratorium, terutama dalam kebutuhan sertifikasi benih. Alat-alat tersebut misalnya
pengukur kadar air benih, pembagi contoh benih, timbangan elektrik, alat perkecambahan,
alat pengambilan contoh benih, dan lain-lain.
Dalam kegiatan pengujian benih, akan berhasil dengan baik jika hal tersebut
dilakukan oleh orang yang sudah teruji pengalamannya dan mengenal alat-alat teknologi
benih dengan baik. Apabila penguji kurang berpengalaman, maka akan terjadi kesalahan
dalam pengujian benih. Kesalahan cara menggunakan alat akan memberikan hasil yang salah
sehingga tidak akan mencerminkan kualitas contoh benih yang diuji dan akhirnya tidak
mencerminkan kelompok benihnya.
B. Tujuan
Mengenal alat-alat yang digunakan dalam sertifikasi benih (khususnya dalam
pengujian kualitas benih) dan mencoba menggunakan secara benar.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Benih sebagai salah satu bahan dasar dalam budidaya tanaman memegang peranan
yang sangat penting baik dalam memperbanyak tanaman maupun dalam mendapatkan produk
hasil tanamannya (Hamman et. all., 2011). Kepastian mutu suatu kelompok benih yang
diedarkan dan digunakan untuk penanaman sangat diperlukan untuk menjamin baik
pengguna, pengedar, maupun pengada. Aspek legal dari mutu benih ini memerlukan
perangkat berupa metode pengujian yang standar. Standar metode pengujian mutu benih yang
ada selama ini mengacu pada ketentuan Internasional Seed Testing Association (ISTA)
sehingga diperoleh sertifikasi benih yang bertujuan memelihara kemurnian dan mutu benih
dari varietas unggul, serta menyediakan benih secara kontinyu kepada petani.
Menurut Sadjad (1977) benih bermutu harus mampu menghasilkan tanaman yang
berproduksi maksimum dengan sarana teknologi benih yang maju. Salah satu sarana
teknologi benih adalah masalah penyimpanan. Penyimpanan benih yang baik dan benar akan
dapat mempertahankan kualitas benih selama kurun waktu tertentu. Selama penyimpanan
benih dapat mengalami kerusakan. Faktor yang mempengaruhi kerusakan benih selama
penyimpanan antara lain vigor awal benih, proses panen dan pasca panen termasuk kondisi
lingkungan dan lama penyimpanan (Arief et al., 2004).
Lingkungan abiotik yang paling berpengaruh terhadap kerusakan benih adalah suhu
dan kelembaban (Ominski et al., 1994). Kelembaban benih tergantung dari kandungan
kelembaban udara dan kemampuan udara disekitarnya untuk mengarbsorsi atau merealisasi
kelembaban relative udara 75% sampai kelembaban yang dibutuhkan yaitu 15%. Sejalan
dengan pendapat tersebut, menurut Robiin (2007), benih padi yang disimpan dalam ruangan
terbuka mengakibatkan benih cepat mengalami kemunduran mutu (daya kecambah rendah)
akibat fluktuasi suhu dan kelembaban.
Sebagai langkah pertama dalam pengujian mutu benih adalah menyediakan contoh
benih yang dapat dianggap seragam dan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh
ISTA. Tujuan penarikan contoh adalah untuk mendapatkan contoh benih yang mewakili
kelompok benih dalam jumlah yang cukup untuk keperluan pengujian mutu benih. Pada
prinsipnya, pengambilan contoh dilakukan dari beberapa bagian dari suatu kelompok benih
yang kemudian dicampur menjadi satu. Penarikan contoh dilakukan dengan mengambil benih
dari berbagai sudut pada wadah terpilih dalam jumlah yang sama (Ernaningtyas,2013).
Salah satu tolok ukur viabilitas benih adalah kadar air, dimana menurut Justice dan
Bass (1979) kadar air adalah factor utama yang mempengaruhi kemunduran mutu benih.
Kemunduran mutu benih diartikan sebagai menurunnya kualitas benih, baik secara fisik
maupun fisiologis yang mengakibatkan rendahnya viabilitas dan vigor benih sehingga
pertumbuhan dan hasil tanaman menurun. Menurut Standar SNI 01-6233.2-2003 mengenai
benih padi kelas benih dasar (BD) yang dipersiapkan dan disusun oleh Panitia Teknis
Perumusan SNI Benih dan Bibit Tanaman Pangan, Departemen Pertanian, menyebutkan
persyaratan mutu di laboratorium diantaranya yaitu untuk kadar persyaratan mutu maksimum
13% sedang untuk daya kecambah atau daya tumbuh persyaratan mutu minimumnya sebesar
80%.
Pengujian benih di laboratorium bertujuan untuk mendapatkan keterangan tentang
multi suatu benih digunakan untuk keperluan penanaman . Kemurnian benih merupakan salah
satu pengujian yang dilakukan untuk menyediakan benih yang masih mempunyai tingkat
kemurnian tinggi, yaitu tidak tercampur dengan varietas lain, kotoran maupun benih yang
rusak. Kemurnian benih sangat penting dilakukan terutama dalam menjaga kualitas suatu
varietas unggul . Tujuan utama dari analisa kemurnian benih adalah untuk menentukan
komposisi berdasarkan berat dari contoh benih yang akan diuji atau dengan kata lain
komposisi dari kelompok benih dan untuk mengidentifikasi dari berbagai spesies benih dan
partikel-partikel lain yang terdapat dalam suatu benih. Pada prinsipnya, pengujian kemurnian
benih di laboratorium merupakan secara fisik/berdasarkan indentitas fisik yang telah
ditetapkan dengan jalan memisahkan contoh kerja benih ke dalam komponen-komponen:
benih murni, varietas lain, kotoran benih. Kemurnian benih dapat dilakukan secara manual
dengan menyeleksi dari bahan atau varietas selain benih murni sehingga akan diperoleh
kemurnian benih dari suatu varietas (Sutopo,2002).
III. METODOLOGI
c. Seed Devider
Sifat : portable
sumber energi : manual (non elektrik)
fungsi : tempat mengecambahkan benih
prinsip kerja : media perkecambahan diletakkan
diatas bak perkecambahan (tanah atau pasir),
kemudian benih-benih diletakkan diatasnya untuk
dikecambahkan. kemudian kita tunggu sampai
benih-benih tersebut berkecambah.
deskripsi alat : terbuat dari bahan plastik,
mudah dibawa kemana-mana, ringan, cukup besar
Kelebihan dan Kekurangan : berukuran lebih besar
daripada petridish sehingga dapat mengecambahkan
lebih banyak benih. namun tidak dapat mengatur
suhu serta intensitas cahaya. Benih yang
dikecambahkan tumbuh dalam lingkungan yang
normal (tidak ada rekayasa).
b. Petridish
Sifat : portable
sumber energi : manual (non elektrik)
fungsi : tempat mengecambahkan benih
prinsip kerja : alas petri diberi kertas atau kapas
sebagai media kemudian dibasahi dengan air. Setelah
itu benih ditaruh di atas media kemudian petri ditutup
deskripsi alat : terbuat dari plastic atau kaca,
mudah dibawa kemana-mana, ringan
Kelebihan dan Kekurangan: berukuran lebih
kecil daripada bak perkecambahan sehingga hanya
dapat menampung benih lebih sedikit. namun tidak
dapat mengatur suhu serta intensitas cahaya. Benih
yang dikecambahkan tumbuh dalam lingkungan yang
normal (tidak ada rekayasa).
c. Germinator
c.1. Elektrik
b. Timbangan Elektrik
c. Magnifier/LUP
sifat : portable
fungsi : membantu analais untuk melihat benih yang
relatif berukuran kecil supaya lebih tampak jelas
(lebih besar)
sumber energi: manual (non elektrik)
deskripsi alat : berbentuk bulat terbuat dari lensa
cembung pada bagian atasnya, pegangan agak
panjang, ringan, mudah dipindah tempatkan
prinsip kerja : benih yang ingin dilihat diletakkan
dibawah kaca tersebut kemudian dilakukan
pengamatan yang diinginkan
kelebihan dan Kelemahan : dapat memperjelas
bentuk benih. Namun perbesaran hanya sampai pada
batas tertentu.
d. Sieves/Ayakan
sifat : portable
fungsi : memilih benih sesuai ukuran
yang dinginkan serta menghilangkan kotoran-kotoran
benih
sumber energi : manual
deskripsi alat : berbentuk bulat, terbuat dari
logam, mempunyai ukuran yang berbeda-beda pada
bagian tengahnya sesuai dengan jenis benih apa yang
akan diayak.
Prinsip kerja : benih yang akan diayak
diletakkan pada ayakan sesuai bentuk benihnya
kemudian ayakan digoyang-goyangkan. Benih akan
terpisah dari kotorannya dan benih yang bersih akan
keluar lewat lubang-lubang tersebut.
Kelebihan dan Kelemahan : benih-benih
hasil ayakan akan berukuran sesuai dengan yang
diinginkan dan bentuk serta ukurannya seragam.
Namun pemisahan alat ini hanya berdasarkan ukuran
benih dan volumenya sangat terbatas sehingga jumlah
benih yang dapat tertampung oleh alat ini juga
terbatas serta bentuk lubang yang kurang variatif
sifat : portable
fungsi : untuk menguji kadar air yang terkandung
dalam benih dengan cepat
sumber energi : batu baterai (elektrik)
deskripsi alat : bentuk seperti teko, mempunyai
tabung penampngan yang dapat berfungsi sebagai
tutup
prinsip kerja : benih kita masukkan ke dalam tabung
penampung benih masuk ke dalam tabung pengujian
lalu kita tutp dengan tabung penampungan tersebut.
Setelah itu alat dinyalakan. Sebelumnya, kita memilih
jenis benih yang akan kita uji, apakah benih padi,
jagung, kedelai, atau gandum, kira-kira ada 5 pilihan
jenis benih. Setelah kita nyalakan, kita tunggu
bberapa saat, kemudian muncul pada layar kadar air
dalam benih yang kita uji tersebut.
Kelebihan dan Kelemahan : dapat mengetahui kadar
air secara cepat karena angka langsung tertera pada
layar, mudah dibawa-bawa, mudah dalam
pengoperasian, praktis, dan cepat. Namun hanya
dapat digunakan pada kelima jenis benih (padi,
lagung, gandum, kedelai, dan satu jenis lagi) sehingga
terbatas untuk mengukur benih-benih tersebut, tidak
dapat digunakan untuk mengukur jenis benih yang
lain. Selain itu hasil yang didapat terkadang berbeda
dengan hasil yang didapat bila menggunakan alat
yang lain.
sifat : portable
fungsi : menguji kadar air benih
sumber energi: elemen kering (batu batera)
deskripsi alat : berbentuk persegi panjang, banyak
terdapat tombol-tombol, terdapat sejenis alat pemutar
pada permukaannya
prinsip kerja : beberapa butir benih diletakkan pada
tempat penampung benih, dimasukkan dalam laci di
sisi kana alat (di bawah alat penekan). Secara perlahan
kita memutar alat penekan sampai pemutarnya berhenti
sudah tidak dapat diputar kembali. Tombol power kita
tekan, kita pilih benih yang akan kita ukur dengan
menekan tombol select dan memilih jenis benihnya.
Setelah itu kita tekan tombol measurement sebanyak
tiga kali (kita mengambil reratanya agar lebih akurat).
Setelah tombol measurement ditekan tiga kali, kita
menekan tombol average untuk mengetahui reratanya.
Setelah ditunggu beberapa saat, nilai kadar air akan
tertera pada layar.
Kelebihan dan Kelemahan : benih
yang dibutuhkan hanya beberapa saja, jadi menghemat
benih. Dengan alat ini kita dapat mengetahui rerata
kadar air benih, diharapkan dapat lebih valid. Selain itu
kita juga dapat mengetahui temperature benih. Namun
sama seperti pada tipe Kett, karena keterbatasan jenis
benih, hanya dapat digunakan untuk pengujian jenis-
jenis benih yang tertera pada pilihan jenis benih pada
layar.
b. Oven
c. Grinder
sifat : portable
fungsi : menghaluskan benih yang akan dianalisis
sumber energi: manual (non elektrik)
deskripsi alat : terbuat dari perselain, agak berat,
berwarna putih, sepasang antara cawan dengan
penukmbuknya
prinsip kerja : benih yang akan diuju dimasukkan ke
dalam mortar kemudian benih dihaluskan dengan
penumbuk. Tenaga dikonsentrasikan pada penumbuk.
Untuk memberikan hasil maksimal, benih yang
dihasilkan dapat sehalus mungkin.
Kelebihan dan Kelemahan : benih yang
akan diuji dapat dihaluskan sehaluskan mungkin.
Namun cawan berukuran tidak terlalu besar. Jika kita
menginkan sampel benih yang dihaluskan dalam
jumlah yang besar, harus dilakukan berulang-ulang
dan akan menyita waktu serta tenaga karena orang
yang menghaluskan akan merasa kecapaian (pegal-
pegal).
e. Cawan Porselin
sifat : portable
fungsi : sebagai tempat (wadah) benih yang akan
dikeringkan
sumber energi: Non Elektrik
deskripsi alat : mirip dengan cawan Petri hanya saja
pada cawan porselen dilengkapi dengan tutup
prinsip kerja : benih yang akan dikeringkan
dimasukkan kedalam cawan kemudian ditutup.
Cawan-cawan dimasukkan dan diatur di dalam oven.
Kelebihan dan kekurangan : ukurannya kecil,
mudah dibawa-bawa, serta dalam sekali proses
pengovenan dapat langsung dioven dalam jumlah
yang banyak. Hal ini akan sangat menghemat waktu.
Selain itu cawan-cawan ini tahan panas jadi tidak
khawatir bila dioven dalam suhu yang tinggi. Namun
karena terbuat dari bahan yang mudah pecah, jika
terjatuh akan pecah.
f.Desikator
5. Alat-alat Lain
a. Refrigator
b. Thermohigrometer
sifat : portable
fungsi : mengukur suhu udara (thermometer) dan
mengukur kelembaban udara (hygrometer)
sumber energy : manual (non elekktrik)
deskripsi alat : bentuk bulat terbuat dari logam,
terdiri atas dua macam alat ukur yaitu termometer
(skala berwarna hitam) dan hygrometer (skala
berwarna merah)
prinsip kerja : alat ini hanya diletakkan
begitu saja di udara. Alat ini dengan sendirinya akan
menunjukkan suhu dan kelmbaban tempat yang akan
diukur.
Kelebihan dan Kelemahan : dapat mengukur dua
parameter sekaligus yaitu suhu udara dan kelembaban
udara. Namun karena tidak digital, maka angka-angka
akan berubah-ubah (kurang stabil)
c. Hand Counter
sifat : portable
d. Grain Counter
e. Alat gelas
e.1. Gelas Beker
sifat : portable
fungsi : merendam benih yang akan diperlakukan
sumber energi: manual (non elektrik)
deskripsi alat : terbuat dari bahan kaca tahan panas,
transparan, ringan
prinsip kerja : benih yang akan diperlakukan
dimasukkan kedalam beaker glass yang telah diisi
dengan perlakuannya. Benih direndam sesuai
perlakuan perendaman yang diinginkan.
Kelebihan dan Kelemahan : transparan jadi dapat
dengan mudah diamati selain itu ringan dan
berukuran sedang. Namun tidak cukup banyak
menampung benih serta apabila tidak hati-hati jika
terjatuh resiko pecah akan besar.
Sifat : Portable
f.Scalpel
Sifat : Portable
g. Pinset
Sifat : Portable
V. KESIMPULAN
Arief, R., S. Syamuun dan S. Saenong. 2004. Evaluasi mutu fisik dan fisiologi benih jagung
CV. Lamuru dari ukuran biji dan umur simpan yang berbeda. Jurnal Sains dan
Teknologi, 4(2): 54-64
Ernaningtyas, Y.2013. Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan.<http://ditjenbun.
pertanian.go.id/bbpptpmedan/berita-200-pengujian-mutubenih-tanaman-
perkebunan.html> diakses 25 Februari 2017
Justice, O.L. dan L.N. Bass. 1979. Prinsip dan praktek penyimpanan benih (Terjemahan). PT.
Raja Grafindo Persada. Jakarta. pp. 219 273.
Ominski, K. H., R.R. Marquardt, R. N. Sinha and D. Abramson. 1994. Ecological aspects of
growth and mycotoxin production by storage fungi. in: Miller, J.D., Trenholm,
H.L. (eds). Mycotoxins in grain: compound other than aflatoxin. Minnesota:
Eagan Pr. pp. 287-312.
Robiin. 2007. Perbedaan bahan kemasan dan periode simpan dan pengaruhnya terhadap
kadar air benih jagung dalam ruang simpan terbuka. Buletin Teknik Pertanian,
12(1)81-91.
SNI. 2003. Standar Nasional Indonesia (SNI). Benih Padi-Bagian3: Kelas Benih Pokok (BP).
Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.