You are on page 1of 27

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

RahmatNya penyusunan POA tahunan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Tahun 2016

dapat diselesaikan sesuai dengan rencana dan tepat waktu. Penyusunan POA tahunanini

salah satu sarana untuk memberikan suatu perencanaan tertulis tentang kegiatan yang

telah dilakukan oleh UPT Puskesmas Dasuk terhadap Bantuan Operasional Kesehatan

(BOK) sebagai unit pelaksana kesehatan ditingkat dasar yang langsung menyentuh

masyarakat terbawah.

POA tahunan BOK ini menyajikan Rencana penggunaan Dana BOK tahun 2016 atas

dasar Pencapaian Program tahun 2015 dan Realisasi Keuangan Bantuan Operasional

Kesehatan dalam Tahun Anggaran 2015 dan permasalahan yang dihadapi dalam

pelaksanaannya, serta menyesuaikan dengan pencapaian SPM tahun 2015.

Akhirnya dengan segala keterbatasan Kami mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi - tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dan

memberikan kontribusi sehingga memungkinkan tersusunnya POA Tahunan BOK Tahun

2016. Semoga POA ini dapat bermanfaat dalam mengisi kebutuhan data dan informasi

kesehatan yang terkini sesuai dengan harapan kita semua. Kritik dan saran dari pembaca

sangat kami harapkan guna penyempurnaan POA Tahunan BOK diwaktu yang akan

datang.

Dasuk, April 2016


Kepala UPT Puskesmas Dasuk

dr. ZULFA ULINNUHA


NIP. 19710815 200212 2 006
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang optimal,

tepat sasaran, efesien, efektif dan akuntabel adalah hal mutlak yang diberikan dan

dijamin oleh Negara kepada setiap Warga Negara Indonesia sesuai dengan amanat

pasal 28 huruf (h) ayat (1) Undang Undang Dasar 1945, dalam hal ini pemerintah

sebagai penyelenggara negara yang tugas ini diemban dan dilaksanakan oleh

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia harus dapat menjamin masyarakat

terlayani dari dari pusat sampai daerah tanpa memandang status dan golongan.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia unuk merealisasikan tugas yang

diamanatkan oleh Undang Undang Dasar 1945, memberikan bantuan operasional

kesehatan (BOK) yang dananya berasal dari APBN Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia kepada Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota dalam hal ini pemangku

kekuasaan pemerintahan di daerah untuk melaksanakan kegiatan pelayanan

kesehatan sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan tahun 2016

melalui peningkatan kinerja Puskesmas dan jaringannya serta Poskesdes dan

Posyandu dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan

preventif.
Pada tahun 2016 ini program BOK sebagai kelanjutan tahun-tahun sebelumnya

tidak banyak mengalami perubahan tetapi lebih pada penyempurnaan dari sisi

pemanfaatan dan pertanggungjawabannya sehingga hasilnya akan lebih terfokus,

maksimal dalam pencapaian pembangunan kesehatan. Kegiatan BOK di Puskesmas

pada tahun 2016 difokuskan untuk peningkatan sasaran SPM Bidang Kesehatan

melalui berbagai kegiatan upaya kesehatan promotif dan preventif.

1.2 TUJUAN

1.2.1 TUJUAN UMUM

Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan masyarakat melalui

kegiatan Promotif dan Preventif di UPT Puskesmas Dasuk untuk mewujudkan

pencapaian target SPM Bidang Kesehatan tahun 2016

1.2.2 TUJUAN KHUSUS


a. menyelenggarkan upaya kesehatan yang bersumber daya masyarakat.
b. Meningkatnya Cakupan puskesmas dalam pelayanan kesehatan yang

bersifat Promotif dan Preventif

c. Menyediakan dukungan data sebagai acuan untuk perencanaan kegiatan

di tahun yang akan datang dengan menerapkan mekanisme reward and

punishment dalam mengalokasikan anggaran BOK

d. Terselenggaranya proses Mini Lokakarya di Puskesmas dalam

perencanaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

e. Menyediakan dukungan data sebagai acuan untuk melakukan percepatan

pelaksanaan anggaran dan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan

kuantitas dan kualitas penyerapan anggaran BOK;


f. Melakukan tertib administrasi sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas

publik dalam penyelenggaraan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).


BAB II

SITUASI UMUM DAN LINGKUNGAN

2.1 Geografi
UPT Puskesmas Dasuk merupakan Puskesmas yang berada di wilayah

Kecamatan Dasuk terletak kurang lebih 25 km dari Kota Sumenep. Secara Geografis

Kecamatan Dasuk mempunyai luas wilayah 60,38 Km2 yang terdiri dari 27,10 % dan

dataran rendah 72,90% dengan 15 Desa dengan batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Laut Jawa

- Sebelah Timur : Kecamatan Manding, Kecamatan Batuputih

- Sebelah Selatan : Kecamatan Manding, Kecamatan Rubaru

- Sebelah Barat : Kecamatan Ambunten

Kecamatan Dasuk Kabupaten Sumenep memiliki wilayah kerja sebanyak 15

Desa yang terbagi dalam 56 Dusun ,RW 51 dan RT 226 Selanjutnya secara rinci

dapat dilihat melalui tabel berikut ini :

Tabel 2.1 Jumlah Kecamatan,Dusun,RT dan RW

No Nama Desa Jumlah Dusun Jumlah RW Jumlah RT


1 Dasuk Laok 3 3 17
2 Dasuk Barat 3 3 7
3 Dasuk Timur 3 3 5
4 Kerta Barat 4 4 18
5 Kerta Timur 4 3 10
6 Slopeng 4 3 12
7 Semaan 4 3 20
8 Kecer 4 3 15
9 Bates 3 3 11
10 Batubelah Barat 4 3 12
11 Batubelah Timur 3 3 14
12 Beringin 4 5 25
13 Mantajun 6 6 22
14 Jelbudan 4 3 20
15 Nyapar 3 3 18
Total 56 51 226
2.2 Demografi
Jumlah penduduk di Kecamatan Dasuk sebesar 30.936 terdiri dari laki-laki

14.867 dan perempuan 16.069. Selanjutnya secara rinci jumlah penduduk di

Kecamatan Dasuk tersebut akan dirinci menurut golongan umur dan jenis kelamin

dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 2.2 Jumlah penduduk menurut golongan umur dan jenis kelamin di Kecamatan
Dasuk Tahun 2015

No Umur Kelompok Umur Jumlah


1 Jumlah Penduduk Semua Umur 30.936
2 Bayi < 1 tahun 413
5 Balita < 5 Th 1542
6 Usia Pra Sekolah 5 9 Th 899
7 Usia Kelas 1 SD 7 Th 361
8 Usia SD 10 14 Th 2.274
10 Usia Remaja 15 19 Th 848
11 Prasenilis (Pra Usia lanjut) 45 59 Th 2744
12 Usia lanjut 60 Th 7617
14 Wanita Usia Subur (WUS) 15 49 Th 6053
15 WUS Imunisasi 16 59 Th 4204

Semua desa yang ada di wilayah Kecamatan Dasuk dapat dilalui oleh

kendaraan roda dua dan roda empat.

2.3 SUMBER DAYA KESEHATAN


Jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di UPT Puskesmas Dasuk pada tahun

2015 sebanyak 55 orang dengan rincian sebagai berikut :


1. Dokter Umum :1 orang
2. Dokter Gigi : 1 orang
3. Bidan Koordinator :1 orang
4. Bidan Desa : 17 orang
5. Perawat Puskesmas Induk :3 orang
6. Bidan Puskesmas Induk :4 orang
7. Pembantu Bidan :1 orang
8. Perawat Pustu Beringin :1 orang
9. Perawat Pustu Batubelah Timur :1 orang
10. Perawat Pustu Dasuk Timur :1 orang
11. Staf Pustu Beringin :2 orang
12. Staf Pustu batubelah Timur :2 orang
13. Tenaga Pembantu :1 orang
14. Perawat Ponkesdes PTT :7 orang
15. Perawat Gigi :1 orang
16. Nutrisionis :1 orang
17. Analis Laboratorium :1 orang
18. Korim :1 orang
19. Petugas Promosi Kesehatan :1 orang
20. Petugas Apotek :1 orang
21. Petugas Gudang+Inventarisasi :1 orang
22. Petugas Kusta+Malaria :1 orang
23. Petugas DBD :1 orang
24. Tenaga Administrasi :1 orang
25. Perawat Ponkestren :1 orang
2.4 SARANA KESEHATAN DAN PERAN SERTA MASYARAKAT
1. Puskesmas Induk :1 buah
2. Puskesmas Pembantu :3 buah
3. Polindes : 12 buah
4. Bidan Praktek Swasta :2 buah
5. Dokter Praktek Swasta :1 buah
6. Posyandu Balita : 54 pos
7. Posyandu Lansia : 30 pos
8. Kader Posyandu Balita : 196 orang
9. Kader Lansia : 22 orang
2.5 DATA SASARAN PROGRAM
1. Ibu hamil: 446 orang
2. Bumil RT: 89 orang
3. Bufas : 426 orang
4. Bayi : 400 orang
5. Neo RT : 60 orang
6. Balita : 1632 orang
7. Apras : 899 orang
BAB III
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup POA tahunan Bantuan Operasional Kesehatan ini meliputi

Pencapaian Program tahun 2015 dan sasaran kegiatan program tahun 2016.

BOK dimulai pada tahun 2010. Pada Tahun 2011, 2012, 2013, 2014, dan 2015

ini BOK diluncurkan sebagai Dana Tugas Pembantuan di Kabupaten/Kota. Terdapat

perubahan yang cukup bermakna pada BOK tahun 2015. Bila tahun sebelumnya BOK

difokuskan pada 6 upaya kesehatan promotif preventif meliputi KIA-KB, Imunisasi,

Perbaikan Gizi Masyarakat, Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian

Penyakit; maka pada tahun 2016 BOK difokuskan untuk meningktakan kinerja Puskesmas

melalui upaya kesehatan promotif preventif dalam mendukung pelayanan kesehatan di luar

gedung dengan dukungan manajemen Puskesmas yang baik.. pemanfaatan dana BOK

untuk mendukung upaya biaya operasional bagi petugas kesehatan kader dalam

menjangkau masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.


BAB IV
PENCAPAIAN PROGRAM
4.1 PENCAPAIAN SPM
Keadaan penyakit berdasarkan jumlah kunjungan rawat jalan Standar

Pelayanan Minimal adalah sebagai berikut :


Tabel. 4.1 Data SPM di Kecamatan Dasuk Kabupaten Sumenep tahun 2015.

HASIL PENCAPAIAN
No Indikator Target 201 % 2015 %
4

1 Cakupan kunjungan Ibu Hamil K-4 95 456 98,9 434 97,3

Cakupan komplikasi kebidanan 15 96,8 28 100


2 80
ditangani

Cakupan pertolongan persalinan oleh 431 95,9 431 101


3 94
nakes yg memiliki kopetensi kebidanan

4 Cakupan pelayanan nifas 95 420 93,5 427 100

Cakupan neonatus dgn komplikasi yg 15 3,1 5 2,4


5 80
ditangani

6 Cakupan kunjungan bayi 90 395 96,3 404 101

Cakupan desa/kelurahan Universal 15 100 15 100


7 95
Child Imunization

156 93,6 1542 94,5


8 Cakupan pelayanan anak balita 90
9

Cakupan pemberian Makanan - - 1002 65


9 100
Pendamping Asi pd anak usia 6-24 bln

10 Cakupan balita gizi buruk 100 - - - -

Cakupan penjaringan kesehatan siswa 233 100 2.274 100


11 100
SD 3

262 100 6.973 106


12 Cakupan peserta KB aktif 70
8

Cakupan penemuan dan penanganan


13
penderita penyakit :

a. Penemuan penderita AFP 2 - - - -

b. Penemuan dan penanganan 90 - -


penderita Pneumonia balita
c. Penemuan dan penanganan pasien 90 24 100 28
baru TB BTA positif
d. Penemuan dan penanganan DBD 100 - - 3 100

4.2 DATA CAKUPAN MDGS


Tabel 4.4 Distribusi Prevalensi Gizi kurang dan Gizi Buruk ( MDGS 1)

Ket
No Indikator Target Sasaran 2014 201
5
1 Balita Gizi buruk 100% 0 0 0
2 BGM 100% 0 260 22
Tabel 4.5 Distribusi Cakupan Indikator Bayi dan Balita dalam rangka
upayamenurunkan angka kematian Bayi dan Balita ( MDGS 4)

K
Cakupan e
No Indikator Target Sasaran
t
2012 2013 2014 2015
1 KN-Murni 95% 400 95,7 97,8 102,9 103,3

2 KN-Lengkap 95% 400 99,7 98,3 102,9 103,3


Neo Komplikasi 51,7
3 80% 30,5 42,1 56,3
ditangani
4 Bayi paripurna 90% 400 100 95,4 96,3 101

5 Balita Paripurna 90% 1632 83,1 86,4 93,6 94,8

6 Apras paripurna 90% 899 52,6 53,4 51,1 51,7


Pemantauan neonatus 30,3
7 80% 446 30,5 42,1 42,1
RT

Tabel 4.6 Distribusi Cakupan Indikator Ibu dalam rangka upaya menurunkan
angka kematian Ibu / Maternal ( MDGS 5)

CAPAIAN HASIL
No Indikator Target Sasaran 201 201 2014 2015
2 3
1 K-1 95% 446 95,7 98 98,9 98,9

2 K-4 95% 446 95,5 92 96,8 97,3


Komplikasi kebidanan 446 3,1 6,3
3 80% 30,5 42,1
ditangani
4 Pemantauan RT bumil 80% 446 70 61 89 12,1

5 DRTN 20% 446 30 41 56,3 30,3

6 DRTM 10% 446 40 20 25,5 77,8

7 Linakes 94% 426 94,5 92,9 95,9 101,2

8 Linakes di faskes 94% 426 91,6 92,9 95,9 101,2

9 Nifas 95% 426 94 93,5 93,5 100,2

10 Pemantauan bufas RT 80% 426 70 61 60 12,1

11 Jml Kelas bumil 100% 446 - 15 15 31

12 Jml Kunjungan Rumah P4K 100% 446 - 20 23 31

13 Jml Posyandu 100% 54 54 54 54 54

14 Jml KB baru 70% 6560 - - 19,9 6,4

15 Jml KB Aktif 70% - - 29,5 79,8

16 Jml KB Aktif Dibina 70% - - 29,5 106,3

17 Kemitraan bidan-dukun 13 10 10 10 13
Tabel 4.7 DistribusiCakupanPemberantasan dan Penanggulangan
PenyakitMenular( MDGS 6)

Pencapaian
No
Uraian Target Sasaran
No
2014 2015
TB PARU
1 Cakupan penemuan BTA+ / CDR 70%
2 Cakupan Pemeriksaan Suspek 100%
3 Positive Rate 10%
MALARIA
< 1/1000 0
1 Annual Paracite Incidence (API) 0
penduduk
HIV / AIDS
1 Prevalensi HIV / AIDS
Persentase Populasi usia 12-24
2 tahun yang memiliki pengetahuan
konprehensif tentang HIV/AIDS
3 Laki-laki > 67,3 %
4 Perempuan > 66 %

Tabel 4.7 Distribusi Cakupan Penyehatan Lingkungan ( MDGS 7)

No
Uraian Target Sasaran
No 2014 2015
Pemantauan Kualitas Air Minum
1 Jumlah rumah yg dikunjungi 270
2 Hasil kunjungan
Resiko rendah 250
Resiko sedang 15
Resiko tinggi 5
Program STBM/Stop Buang Air Besar
Sembarangan
1 Jumlah masyarakat yg terpicu 100% 85
Baseline Progress
2 Hasil kegiatan -
(Dasar) (Kemajuan)
Jamban sehat permanen -
Jamban sehat semi permanen -
Sharing/Nunmpang -
Open Defecation/BAB
-
sembarangan
BAB V

RENCANA PENGGUNAAN DANA

Lampiran 1
BAB VI

PEMANFAATAN KEGIATAN DANA BOK

6. 1 Upaya Kesehatan Prioritas

Upaya kesehatan prioritas yang diselenggarakan UPT Puskesmas Dasuk

melalui dana BOK meliputi:

I. GIZI dan KIA


1. PMT Penyuluhan
a. Latar Belakang
Timbulnya masalah gizi adalah karena perilaku gizi yang salah sehingga
mengakibatkan tidak ada keseimbangan antara konsumsi makanan dengan
kecukupan gizinya. Oleh karena itu perbaikan perilaku masyarakat merupakan
salah satu upaya yang perlu dilakukan dalam rangka peningkatan status gizi
anak. Salah satu terobosan yang dilakukan untuk memperbaiki perilaku
masyarakat dalam rangka meningkatkan status gizi adalah melalui penyuluhan
dan memberi contoh pemberian makanan tambahan sesuai dengan umur anak
atau PMT penyuluhan di Posyandu.
b. Target

Meningkatkan dan mempertahankan status gizi Balita jangan sampai menuju

ke gizi kurang.

2. Pembentukan KP ASI ( Kelompok Pendukung ASI )


a. Latar Belakang
Kelompok Pendukung ASI ( KP ASI ) adalah kelompok di masyarakat yang

mempunyai peran serta dalam mengaktifkan program dan mendukung ASI

Ekslusif. Sehingga ASI ekslusif di masyarakat. Sedangkan di masyarakat yang

banyak terjadi sangat sedikit yang biasa melaksanakan ASI ekslusif secara

benar dan mengatahui waktu pemberian MP ASI yang tepat. Maka wajib

dibentuk KP ASI. Sebagi upaya salah satu pemberdayaan masyarakat dalam

upaya menggalakkan pemberian ASI Ekslusif pada bayi dibawah umur 6 bulan.

Bahkan sampai 2 tahun dsamping makanan tambahan yang diberikab pada

bayi dan balita.

b. Target
ASI ekslusif di masyarakat dapat berjalan secara optimal dengan adanya KP

ASI tersebut msyarakat termotivasi untuk meberikan ASI secara Ekslusif pada

bayinya. Dan dapat mengurangi penggunaan sufor di masyarakat serta

meningkatkan status gizi bayi dan balita di masyarakat.


3. PMT Bumil KEK
a. Latar Belakang
Bumil KEK adalah bumil yang mempunyai berat badan kurang dan lingkar

lengan atas (lila) <23 cm. Bumil KEK ini sangat penting untuk dipantau

keadaan status gizinya dengan baik. BBLR di Indonesia umumnya terjadi

karena angka kurang gizi pada ibu hamil. Massa Indeks Tubuh sebelum hamil,

pertambahan BB selama hamil, LILA pada ibu hamil salah satu bentuk untuk

deteksi dini adanya Bumil kelompok resiko Kekurangan Energi Kalori (KEK).

Selain ukuran LILA status anemi ibu hamil juga mempengaruhi terjadinya

BBLR.

b. Target
Bumil KEK dapat terdeteksi secara dini dan dapat tertangani dengan baik dan

cepat. Serta bisa meningkatkan status gizi bumil KEK tersebut.

4. Pelacakan Gizi Buruk


a. Latar Belakang
Gizi buruk masih menjadi momok menakutkan bagi setiap wilayah yang ada di

Indonesia. Kasus gizi buruk banyak sekali penyebabnya. Dan banyak faktor

yang mempengaruhi terjadinya kasus ini. Sehingga dibutuhkan oleh

masyarakat dan petugas kesehatan untuk dapat bersama-sama memantau

setiap tumbuh kembang bayi dan balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas

dasuk. Apakah status gizi dan tumbuh kembang bayi dan balita senantiasa

dalam kondisi normal. Partisipasi masyarakat terutama dalam melaporkan

setiap kelainan tumbuh kembang bayi kepada petugas kesehatan atau petugas

Gizi yang ada di Puskesmas. Sehingga petugas mendapat info yang cepat

akurat untuk segera ditindak lanjuti. Maka kegiatan pelacakan ini sangat

di[perlukan untuk mencegah atau menemukan kasus yang mengarah pada gizi

kurang atau gizi buruk.


b. Target

Gizi buruk dapat dicegah dan tidak terjadi terutama pada balita dengan status

gizi kurang atau BGM.

5. Pendataan Ibu Hamil


a. Latar Belakang
Rendahnya cakupan ibu hamil K4 membuat inisiatif utk diadakan pendataan

bumil ke rumah-rumah bumil dan mengikuti atau mendeteksi bumil DO.

Cakupan K4 yang rendah juga memungkinkan adanya bumil yang tidak

terdeteksi tepat waktu atau terdeteksi saat usia kehamilannya sudah besar.

Bahkan bisa menyebabkan persalinan nakes yang rendah serta persalinan


dukun yang tinggi. Maka sangat diperlukan keakuratan data yang ada di

Puskesmas tentang berapa jumlah pasti bumil yang ada di wilayah kerja

Puskesmas dasuk. Sehingga semua bumil deapat tertangani secara rutin dan

dapat terdeteksi bila ada bumil yang beresiko tinggi.


b. Target
Cakupan pelayanan kesehatan pada ibu hamil meningkat dan deteksi terhadap

bumil resti juga meningkat sehingga persalinan oleh nakes juga bias meningkat

atau kalaupun ada persalinan dukun dapat tercover oleh nakes. Sekaligus

mengurangi terjadinya komplikasi pada saat persalinan.


6. Kunjungan Rumah Bumil DO
a. Latar Belakang
Setiap ibu hamil dalam masa kehamilannya diwajibkan untuk datang ke tenaga

kesehatan minimal 3 kali selama masa kehamilannya tersebut. Yaitu 1 kali

pada Trimester pertama, 1 kali pada Trimester kedua dan 2 kali pada trimester

ketiga. Dengan kunjungan rutin dari ibu hamil maka dapat terdeteksi secara

dini dan cepat bila mulai ada penyimpangan kondisi normal atau terjadi

perubahan resiko. Dari Resiko Rendah ke Resiko Tinggi, selama ini di

masyarakat sangat kurang kesadaran akan hal tersebut. Mereka beranggapan

bahwa tidak perlu periksa ke tenaga kesehatan apabila tidak ada keluhan.
Sehingga ada beberapa kasus ibu hamil resti yang tidak terdeteksi karena tidak

pernah periksa ke bidan atau dokter.


b. Target
Semua ibu hamil dapat terjaring oleh tenaga kesehatan dan dapat paham

pentingnya periksa rutin selama hamil. Sehingga semua kasus dan deteksi

Risti dapat ditangani dengan cepat dan akurat.

7. Pendampingan P4K
a. Latar Belakang
P4K secara garis besar adalah pelayanan pertolongan persalinannya oleh
tenaga kesehatan, penanganan komplikasi, pelayanan nifas dan penggunaan
KB pasca melahirkan. Upaya yang sudah dilakukan untuk mengatasi
permasalahan kematian ibu dan bayi dilakukan semua pengelola program baik
di Puskesmas maupun bidan di desa untuk meningkatkan kerjasama dan
kemitraan serta pemantauan ibu hamil yang sudah diberi stiker secara
berkesinambungan dengan cara lebih memfokuskan pada menindaklanjuti
rencana tanggal taksiran persalinan yang sudah ditentukan, rencana penolong
persalinan, rencana tempat persalinan, rencana pendamping persalinan,
rencana transportasi dan calon pendonor darah.Namun pada kenyataannya di
masyarakat masih belum berjalan efektif.Sehingga perlu pendampingan dari
petugas kesehatan untuk dapat terpantau dengan baik.
b. Target
Tercapainya perencanaan persalinan yang baik dan penanganan komplikasi oleh
tenaga kesehatan maupun pelayanan nifas serta penggunaan KB pasca
melahirkan.
8. Pendampingan Kelas Bumil
a. Latar Belakang
Kelas Ibu Hamil merupakan salah satu program atau kegiatan dimana

didalamnya tercakup kegiatan penyuluham tentang kehamilan,persalinan dan

masa nifas. Juga masalah ASI ekslusif yang dimulai dengan IMD.Selain itu juga

di kelas ibu hamil biasanya diadakan senam hamil pada tiap trimester.Dimana

pengetahuan tersebut sangat penting terutama untuk ibu hamil primi yang baru

mengalami masa kehamilan. Dengan diadakannya kelas ibu hamil tersebut

maka setiap ibu hamil menambah pengetahuan mengenai kehamilan dan

persalinan yang akan dihadapi nantinya. Bukan hanya ibu hamil tapi juga

suami atau keluarga dapat berperan penting selama masa kehamilan dan

persalinan.
b. Target
Ibu hamil siap dalam menjalankan masa kehamilan pada tiap trimester juga

siap menghadapi persalinan, masa nifas dan menyusui.Serta dapat dicegah

terjadinya komplikasi pada tiap tahapan tersebut.

9. Kemitraan Bidan dan Dukun


a. Latar Belakang

Kemitraan bidan dengan dukun adalah suatu bentuk kerjasama bidan dengan
dukun yang saling menguntungkan dengan prinsip keterbukaaan, kesetaraan,
dan kepercayaan dalam upaya untuk menyelamatkan ibu dan bayi, dengan
menempatkan bidan sebagai penolong persalinan dan mengalihfungsikan
dukun dari penolong persalinan menjadi mitra dalam merawat ibu dan bayi
pada masa nifas, dengan berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat antara
bidan dengan dukun, serta melibatkan seluruh unsur/elemen masyarakat yang
ada. Dengan adanya kemitraan ini diharapakn dukun hanya berperan sebagai
pendamping ibu selama kehamilan dan persalinan. Sementara peran bidan
adalah tenaga penolong persalinan.
c. Target
Keberhasilan dari kegiatan kemitraan Bidan Dukun adalah ditandai dengan
adanya kesepakatan antara Bidan dan dukun dimana dukun akan selalu
merujuk setiap ibu hamil dan bersalin yang datang. Persalinan nakes
meningkat dan persalinan dukun tidak ada lagi.

10. Pendampingan Bumil Risti


a. Latar Belakang
Tanda bahaya pada ibu hamil perlu untuk diketahui setiap ibu hamil selama
masa kehamilan. Yang dimaksud dengan kehamilan resiko tinggi adalah suatu
keadaan dimana kondisi ibu hamil yang bisa menyebabkan janin yang
dikandung tidak tumbuh dengan baik dan sehat., bahkan bila fatal dapat
menyebabkan kasus kematian pada ibu dan janin. Maka daripada itu
diharapkan setiap nakes dapat mendeteksi secara dini pada setiap ibu hamil
yang datang berkunjung untuk periksa dan setiap periksa wajib dilakukan
deteksi secara lebih rinci mengenai status kesehatan ibu hamil pada saat ini.

b. Target
Setiap ibu hamil dengan Resiko Tinggi paham kondisi kehamilannya saat ini
dan paham kemingkinan apa saja yang dapat terjadi baik pada masa
kehamilan, persalinan dan nifas.
11. Pelayanan Kesehatan Neonatus
a. Latar Belakang
Masa Neonatus adalah masa yang sangat rentan terhadap penyakit dan

infeksi sehingga membutuhkan pengawasan dan penanganan yang ekstra

bersih dan hati-hati.28 hari setelah kelahiran ada masa neonates/neonatal.

Sehingga kesehatan neonates dan ibu pada masa nifas dapat terpantau

dengan baik oleh tenaga kesehatan. Karena kematian ibu dan bayi biasanya

lebih besar pada masa ini. Selain hal tersebut kesehatan neonatus juga

merupakan indicator keberhasilan ibu dalam memebrikan ASI Ekslusif pada

bayinya.
b. Target
Menambah pengetahuan ibu hamil dan ibu nifas tentang masa neonates dan

hal-hal apa saja yang harus ekstra diperhatikan selama masa ini. Sehingga

komplikasi pada masa neonates ini bias dihindarkan dan tidak terjadi lagi.
12. Kujungan bayi DO
a. Latar Belakang
Bayi adalah masa peralihan dari neonatus ke balita sehingga pada masa ini

sangat diperlukan pemantauan baik tumbuh kembang, maupun status gizi dari

bayi tersebut. Karena pada masa ini bayi sangat tergantung pada pola asuh

orang tua. Pemantauan tumbuh kembang secara rutin sangat diperlukan untuk

dapat menentukan kecerdasan dan masa depan bayi tersebut saat dewasa

nanti. Masa bayi merupakan salah satu masa golden period yang sangat

membutuhkan peran serta aktif baik dari orang tua maupun tenaga kesehatan.

Sehingga setiap bayi wajib hadir untuk posyandu, diberikan vitamin A rutin 2

kali selama masa bayi. Dan dilakukan pemantauan DDTK 4 kali selama bayi.
b. Target
Semua bayi dapat terpantau dengan baik, dapat vitamin A dan juga dipantau

DDTK secara rutin.

13. Pemantauan Kesehatan Apras di TK/PAUD


a. Latar Belakang
Apras merupakan peralihan dari usia balita ke usia anak sekolah, pada masa

ini biasanya anak sulit untuk dipantau tumbuh kembangnya kecuali guru di

TK/PAUD mereka berada sudah mendapat pelatihan untuk deteksi dini tumbuh

Kembang (DDTK). Namun sangat jarang ada guru yang melaksanakan

sekalipun sudah mendapat pelatihan karena tidak adanya pelaporan ke

sarana kesehatan atau petugas kesehatan yang ada. Sehingga tenaga

kesehatan atau instansi kesehatan yang ada bisa lebih berperan aktif untuk

melakukan pemantauan tumbuh kembang anak secara rutin.


b. Target
Semua anak usia pra sekolah dapat terpantau kesehatannya secara rutin.

II. ARU DAN UKS

1. Skreening Anak Remaja


a. Latar belakang
Screening pada anak remaja di usia SMP/MTs dilakukan secara rutin minimal

satu kali. Yaitu pada awal masa pendidikan atau kelas 1 SMP/MTs, dengan

melakukan penyuluhan atau pemeriksaan kesehatan secara berkala. Dengan

dilakukan screening maka kesehatan anak dapat terpantau dengan baik.


b. Target
Setiap anak usia sekolah SMP/MTs dapat terpantau kesehatannya. Dan dapat

pengetahuan kesehatan baik tentang kesehatan reproduksi, gigi dan mulut.

2. Skreening UKS
a. Latar belakang
UKS adalah unit kesehatan sekolah dilakukan di tingkat sekolah dasar atau

sederajat secara rutin baik berupa pemeriksaan berkala, penyuluhan atau

imunisasi DT,Td yang biasa diberikan pada anak usia sekolah.


b. Target
Semua siswa SD/sederajat mendapat pemantauan kesehatan berkala.

3. Pembinaan UKS
a. Latar Belakang
UKS merupakan perpanjangan tangan dari Puskesmas di wilayah kerja

mereka. Maka wajib bagi instansi Puskesmas untuk dapat melakukan

pembinaan dan monitoring kepada setiap UKS yang ada di sekolah apakah

sudah berjalan sebagaimana mestinya.


b. Target
Setiap UKS yang ada di sekolah wilayah kerja Puskesmas dapat berjalan dan

berperan aktif dalam meningkatkan drjat kesehatan anak sekolah.

4. Pembinaan Dokter Kecil


a. Latar Belakang
Dokter kecil yang merupakan bagian dari adanya UKS dan kegiatan

kesehatan di tingkat sekolah wajib untuk dilakukan pembinaan dan


peningkatan pengetahuan tentang kesehatan. Terutama tentang personal

hygiene yang bisa diterapkan di sekolah. Misalnya kebiasaan mencuci tangan

sebelum makan atau sesudah beraktifitas dengan sabun. Kebiasaan sikat gigi

sesudah makan dan sebelum tidur malam. Serta kegiatan kebersihan diri

yang lain yang wajib diketahui oleh anak pada usia sekolah.
b. Target
Semua dokter kecil yang ada di setiap sekolah dapat meningkatkan

pengetahuan tentang kesehatan.

5. Pelayanan Kesehatan di Posyandu lansia


a. Latar Belakang
Posyandu Lansia merupakan salah satu upaya untuk memberdayakan

masyarakat pada usia pra lansia dan lansia. Sehingga mereka bisa tetap

memiliki peran aktif dalam kehidupan bermasyarakat tidak hanya seolah-olah

menjadi beban bagi anak cucu mereka. Dengan diadakannya posyandu

lansia maka kesehatan lansia dapat terpantau dengan baik serta dapat

meningkatkan pengetahuan dan produktivitas setiap lansia. Misalnya dengan

mengajari mereka membuat kerajinan tangan untuk megisi waktu luang atau

bahkan juga menjadi peluang bisnis dan penghasilan yang memungkinkan.

b. Target
Setiap pra lansia dan lansia dapat pelayanan kesehatan rutin dan dapat

menjadi lansia yang sehat serta produktif dalam masyarakat.

III. PMK

1. Pencegahan dan Pengendalian TB ( Sosialisasi TB)


a. Pengertian
Salah satu usaha dan bentuk pengendalian TB adalah dengan adanya

penyuluhan Promosi dan etika batuk serta PHBS.PHBS adlah semua perilaku

kesehatan yang dilakukan atas dasar kesadaran dapat menolong dirinya

sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan di

masyarakat.Penyebaran TB yang terjadi di masyarakat akibat kurangnya

sosialisasi dan informasi terhadap masyarakat mengenai penularan dari kuman

Tuberculosis.
b. Target

Tercapainya sikap masyarakat yang mengerti dan paham arti perilaku hidup

sehat di Rumah Tangga, di Sekolah, di Tempat Kerja, di Tempat-tempat Umum

dan di Institusi Kesehatan berkaitan dengan pencegahan pengendalian TB.

2. Pencegahan dan Pengendalian HIV/AIDS( Penemuan Penderita pada Bumil )


a. Latar Belakang
Imunodeviciency virus merupakan penyebab penyakit AIDSvirus yang bertujuan

merusak daya tahan tubuh dengan menyerang system kekebalan tubuh atau

imunitas tubuh sehingga membuat kekebalan tubuh menurun dan tidak bisa

melawan infeksi. Sala satu upaya untuk bisa melakukan pencegahan dan

pengendalian penyakit ini adalah dengan penyuluhan atau pemberian informasi

kepada masyarakat tentang HIV AIDS dan cara penularannya. Pendeteksian dini

pada ibu hamil tentang HIV/AIDs dapat mencegah adanya penularan penyakit

dari ibu kepada janin. Serta dari ibu kepada petugas kesehatan yang menolong

persalinannya. Penularan kepada janin dapat dicegah dengan adanya

penanganan dan pengobatan secara dini.

b. Target
Masyarakat terutama ibu hamil paham tentang pencegahan,penularan dan

gejala dari penyakit HIV AIDS serta mampu menerapkan PHBS dalam

kehidupan sehari-hari.

3. Inspeksi tentang Hygiene Sanitasi pangan


a. Pengertian
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan

maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan

buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan

meningkatkan kesehatan manusia. Bahaya ini mungkin bisa terjadi secara fisik,

mikrobiologi dan agen-agen kimia atau biologis dari penyakit terkait. Bahan

buangan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan terdiri dari tinja

manusia atau binatang, sisa bahan buangan padat, air bahan buangan

domestik (cucian, air seni, bahan buangan mandi atau cucian), bahan buangan

industri dan bahan buangan pertanian. Cara pencegahan bersih dapat

dilakukan dengan menggunakan solusi teknis (contohnya perawatan cucian

dan sisa cairan buangan), teknologi sederhana (contohnya kakus, tangki

septik), atau praktik kebersihan pribadi (contohnya membasuh tangan dengan

sabun).Terutama untuk air konsumsi dalam kehidupan sehari-hari harus bebas

dari semua bentuk mikroorganisme patogen. Serta kurangnya pengetahuan

masyarakat bagaimana cara memperoleh air konsumsi yang baik dan sesuai

standar kesehatan.
b. Target
Terwujudnya pembudayaan hidup bersih serta kondisi sanitasi yang memenuhi

persyaratan kesehatansehingga pemutusan mata rantai kuman dari sumber

penularannya dan pengendalian lingkungan. Baik dalam bentuk pemenuhan

konsumsi pribadi dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)


4. Inspeksi Kesehatan Lingkungan dan Air Bersih
a. Latar Belakang
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan

maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan

bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga

dan meningkatkan kesehatan manusia. Bahaya ini mungkin bisa terjadi

secara fisik, mikrobiologi dan agen-agen kimia atau biologis dari penyakit

terkait. Bahan buangan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan terdiri

dari tinja manusia atau binatang, sisa bahan buangan padat, air bahan

buangan domestik (cucian, air seni, bahan buangan mandi atau cucian),

bahan buangan industri dan bahan buangan pertanian. Cara pencegahan

bersih dapat dilakukan dengan menggunakan solusi teknis (contohnya

perawatan cucian dan sisa cairan buangan), teknologi sederhana (contohnya

kakus, tangki septik), atau praktik kebersihan pribadi (contohnya membasuh

tangan dengan sabun).Terutama untuk air konsumsi dalam kehidupan sehari-

hari harus bebas dari semua bentuk mikroorganisme patogen. Serta

kurangnya pengetahuan masyarakat bagaimana cara memperoleh air

konsumsi yang baik dan sesuai standar kesehatan.


b. Target
Semua sarana air bersih dapat dipantau kadar kelayakannya dah ph yang

ada di dalam airnya.


5. Surveilan Aktif PD3i
a. Latar Belakang
Surveilan aktif ini adalah bertujuan untuk penyakit yang dapat dicegah

dengan imunisasi (PD3i). komitmen global terfokus pada :


1. Eradikasi Polio
2. Eliminasi Campak
3. Difteri

Prinsip dari manajemen ini adalah untuk menurunkan angka insiden,

prevalen, dan atau kematian. Upaya menurunkan angka insiden ini menjadi

nol. Criteria pencapaian untuk komitmen global tersebut adalah :

1. Eradikasi Polio : tidak ditemukannya kasus polio selama 3 tahun berturut-

turut yang dibuktikan dengan surveilans AFP sesuai sertifikasi


2. Eliminasi Campak : tidak ditemukan wilayah endemis campak selama

>12 bulan, dengan pelaksanaan surveilan campak yang adekuat.


3. Eliminasi TN : insiden/angka kejadian tetanus di masyarakat kurang dari

1 TN dalam 1000 kelahiran pada setiap kabupaten/kota.


b. Target
Semua penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi bisa tereliminasi dan

tidak ada lagi. Apalagi sampai terjadi KLB.

6. Pelaksanaan Posbindu
a. Latar Belakang
Posbindu PTM merupakan bentuk peran serta masayarakat dalam upaya

untuk pengendalian factor resiko secara mandiri dan berkesinambungan.

Salah satu bentuk strategi yang dikembangkan oleh pemerintah untuk

mengendalikan penyakit tidak menular (PTM) ini adalah dengan pelaksanan

Posbindu ( Pos Pembinaan Terpadu ). Posbindu PTM adalah peran serta

masayarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan factor

resiko PTM Utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin dan periodic..

factor resiko penyakit tidak menular (PTM) meliputi merokok, konsumsi

minuman beralkohol, pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas,

stress, hipertensi, hiperglikemi, . kelompok PTM utama adalah diabetes

mellitus (DM), kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD),

penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan gangguan akibat kecelakaan atau

kekerasan.
b. Target
Kelompok masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM usia > 15 tahun

dapat tercover dengan baik.

7. Pemicuan
a. Latar belakang
Pemicuan STBM ( Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ) adalah pendekatan

untuk merubah perilaku hygiene dan sanitasi melalui pemberdayaan

masyarakat dengan menggunakan metode pemicuan.


STBM terdiri dari 5 pilar :
1. Stop buang air besar sembarangan
2. Cuci tangan pakai sabun
3. Pengelola air minum/makanan rumah tangga
4. Pengelolaan limbah cair rumah tangga
b. Target
Semua desa yang dilakukan pemicuan masyarakatnya akan mulai terpicu

untuk merubah perilaku kehidupan sehari-hari mereka menjadi PHBS. Dan

semua masyarakat mulai sadar akan kebersihan dan kesehatan lingkungan

masing-masing.
8. Sosialisasi DBD
a. Latar Belakang
Banyaknya kasus yang terjadi di masyarakat merupakan factor utama

pendorong untuk dilakukannya sosialisasi tentang DBD, hamper setiap tahun

kasus DBD ini menjadi trending topic dan permasalahan klasik yang terjadi.

Hal ini bisa disebabkan bnyak factor diantaranya kurangnya pengetahuan

masyarakat tentang pemutusan alur pencegahan penyakit ini. Sehingga

masyarakat hanya cenderung cuek dengan lingkungan sekitar. Kebersihan

dan sampah yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggal dan tempat umum

lainnya. Masyarakat cenderung hanya tau mengenai langkah fogging untuk

mencegah penyakit ini. Padahal fogging hanya efektif untuk membunuh

nyamuk dewasa, sementara jentik-jentik nyamuk yang ada di tempat

penampungan air masih tetap hidup dan berubah menjdi nyamuk dewasa

pada akhirnya. Sehingga dengan kegiatan ini diharapkan pengetahuan

masyarakat tentang DBD meningkat.


b. Target
Semua masyarakat paham tentang alur perkembangbiakan dan penularan

penyakit ini. Sehingga angka kasus yang terjadi bisa berkurang.

9. PIN Polio
a. Latar Belakang
Salah satu upaya surveilan PD3i adalah eradikasi polio, sehingga dengan

adanya program PIN Polio yang dilakukan secara serentak dilaksanakan di

seluruh Indonesia maka dilakukan pemberian vaksin polio secara serentak

kepada bayi dan balita di seluruh Indonesia. Kegiatan ini merupakan salah

satu bentuk sweeping kepada bayi dan balita yang belum lengkap status

imunisasi polionya.
b. Target
Semua bayi dan balita dengan tidak memandang status imunisasi yang

didapat bisa mendapat vaksin polio.

IV. PROMOSI KESEHATAN

1. Penyuluhan Desa Siaga


a. Latar Belakang
Desa siaga merupakan desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber

daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi

masalah-masalah kesehatan, bencana, dan kegawatdaruratan secara

mandiri. Desa siaga merupakan suatu konsep peran serta dan pemberdayan

masyarakat di tingkat desa disertai dengan pengembangan kesiagan dan


kesiapan masyarakat untuk memelihara kesehatannya secara mandiri.

Konsep desa siaga disini adalah membangun system di suatu desa yang

bertanggung jawab memelihara kesehatan masyarakatnya sendiri dibawah

bimbingan dan interaksi dengan seorang bidan dan kader desa. Dan

dilibatkan pengurus desa untuk mendorong peran serta masyarakat dalam

program kesehatan seperti imunisasi dan posyandu.


b. Target
Semua desa diharapkan bisa menjadi desa siaga aktif
2. SMD
a. Latar Belakang
Survey Mawas Diri (SMD) adalah salah satu upaya untuk meningkatkan

status desa siaga menjadi aktif. Dan merupakan salah satu langkah dari

pengaktifan desa siaga, dengan kegiatan antara lain sosialisasi, pengenalan

kondisi desa, membentuk kelompok masyarakat, pertemuan penguru, kader,

dan warga desa untuk merumuskan masalah kesehatan yang ada di

wilayahdesa tersebut dan menentukan masalah prioritas yang akan diatasi.

b. target
semua desa melaksanakan SMD dan dapat mengaktifkan desa siaga

kembali.
3. MMD
a. Latar Belakang
Langkah selanjutnya setelah SMD adalah MMD ( Musyawarah Masyarakat

Desa ) yang kegiatannya antara lain, penetuan prioritas masalah dan

perumusan aalternativepemecahan masalah. Aktivitas atau kegiatan tersebut

dilakukan pada MMD ke-2. Selanjutnya penyusunan rencana kegiatan yang

dilakukan pada MMD ke-3 sedangkan kegiatan lain memutuskan prioritas

masalah, menetukan tujuan, menyusun rencana kegiatan dan rencana biaya,

pemilihan pengurus desa siaga, presentasi rencana kegiatan kepada

masyarakat serta koreksi persetujuan masyarakat.


b. Target
Denga dilakukannya MMD di semua desa diharapkan dapat meningkatkan

status desa siaga menjadi desa siaga aktif.

V. PELAYANAN KESEHATAN KHUSUS

1. Kesehatan Jiwa
a. Latar Belakang
Salah satu upaya untuk menuju Indonesia bebas pasung adalah melakukan

sweeping kepada seluruh masyarakat desa yang ada di wilayah kerja

puskesmas. Sweeping ini bertujuan untuk menjaring dan menemukan pasien


jiwa yang dipasung atau tidak mendapat penanganan medis untuk diobati

dan dilakukan perawatan secara berkelanjutan. Dengan sweeping ini diharap

masyarakat mampu dan sadar untuk ikut serta berperan aktif dalam kegiatan

penanganan pasien jiwa di masyarakat.


b. Target
Semua pasien jiwa yang dipasung bisa bebas pasung dan yang tidak

tertangani bisa mendapat penanganan dan pengobatan.

6.2 Manajemen

Untuk dapat terselenggaranya pelayanan kesehatan di Puskesmas secara optimal,

tepat sasaran, efisien, dan efektif perlu dilaksanakan manajemen Puskesmas yang

mencakup:

a.Perencanaan Tingkat Puskesmas (P1);

b.Penggerakan Pelaksanaan (P2) melalui Lokakarya Mini Puskesmas;

c. Pengawasan Pengendalian Penilaian (P3).

Pemanfaatan dana untuk kegiatan manajemen Puskesmas sebagaimana

disebutkan di atas yang dibiayai dari BOK meliputi:

a. Biaya pembelian ATK dan penggandaan bahan.

b. Honor pelaksana teknis yang ada di Pusksmas yang terdiri dari Ketua Tim

Teknis dan Pengelola Keuangan

c. Biaya supervisi dan pembinaan ke desa-desa oleh kepala UPT Puskesmas ke

Polindes dan Ponkesdes.


BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

6. 1 Kesimpulan

Pemanfaatan dana BOK UPT Puskesmas Dasuk sebesar 86 % untuk

kegiatan upaya kesehatan prioritas, dan 16 % untuk kegiatan manajemen.

7.2 Saran
a. Pemanfaatan dana BOK diharapkan mampu meningkatkan akses dan

pemerataan pelayanan Kesehatan.


b. Peningkatan capaian semua program dengan mengacu pada Standart

Pelayanan Minimal( SPM ).


c. Kerja sama lintas program dan lintas sektor dapat ditingkatkan guna

terselenggarannya Pelayanan kesehatan di puskesmas secara optimal.


BAB VIII
PENUTUP

Demikian POA ( Plant Of Actiaon ) Dana BOK Tahun 2016, semoga dengan adanya

POA ini dapat memberikan gambaran tentang pelaksanaan program kesehatan di UPT

PuskesmasDasuk khususnya Kegiatan BOK tahun 2016. Disamping itu dapat

membantu dalam proses perencanaan program kesehatan dimasa yang akan datang

dengan harapan pelaksanaan program kesehatan dimasa mendatang yang di danai

oleh program BOK akan lebih baik. Dan dapat meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan yang ada di Puskesmas Dasuk baik dalam gedung maupun luar gedung.
Lampiran
1. Tabel POA pemanfaatan Dana BOK.
2. Ganchart Kegiatan BOK.

You might also like