You are on page 1of 17

LAPORAN PRAKTIKUM

PEKARANGAN DAN BUDIDAYA TANAMAN BUAH

ACARA II
MENYEMAI BENIH BUAH

Disusun oleh :
Nama : Lukmanul Hakim

NIM : 13983

Gol/Kel : C3/3

Asisten : Aprilia Dwi K.

Novelas Anandayu W.

Maria Kissadona

LABORATORIUM HORTIKULTURA

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2017
ACARA II
MENYEMAI BENIH BUAH

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya tanaman hortikultura merupakan komoditas yang memiliki prospektif
yang sangat baik untuk dikembangkan, karena memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi
khususnya bagi para petani. Tanaman Hortikultura diataranya yaitu buah- buahan, obat-obatan,
tanaman hias serta sayur-sayuran. Tanaman buah merupakan tanaman yang memiliki prospek
yang baik di Indonesia. Baik atau buruknya hasil tanaman dipengaruhi oleh tanaman tersebut
mulai dari bibit. Dalam usaha pembibitan, biasanya terlebih dahulu dilakukan persemaian biji
apabila bibit berasal dari biji.
Dengan menyemaikan benih terlebih dahulu, diharapkan akan mendapat mutu yang lebih
baik. Karena dapat dilakukan pemilihan bibit yang cermat dan tepat. Selain itu apabila
diusahakan pada lahan yang sempit, maka pemeliharaannya lebih intensif sehingga mengurangi
kemungkinan kegagalan atau ketidak tumbuhan bibit. Namun dibalik kelebihannya, penyemaian
juga memiliki kekurangan. Kekurangan dari persemaian biasanya terjadi pada rusaknya akar
pada saat pemindahan tanaman. Sehingga penting untuk mengetahui cara persemaian yang tepat
dalam rangka peningkatan mutu dan hasil produksi

B. Tujuan
1. Mengenal dan mempelajari cara membuat persemaian
2. Menyemai dan menumbuhkan beberapa macam benih buah
II. TINJAUAN PUSTAKA

Biji yang dapat langsung ditanam dan setelah berkecambah tidak mengalami
gangguan/kesulitan didalam pertumbuhannya, maka biji tanaman sayuran tersebut tidak perlu
disemaikan. Bilamana kecambah dan tanaman muda yang berasal dari suatu biji masih terlalu
lemah, maka biji tersebut tidak boleh ditanam secara langsung tetapi perlu disemaikan terlebih
dahulu sehingga tanaman muda tersebut lebih mudah dirawat untuk menghindari berbagai
gangguan seperti sinar matahari yang terik, hujan lebat, angin dan lain-lain (Warsito 2001).
Penyemaian merupakan suatu proses penyiapan bibit tanaman baru sebelum ditanam pada
lahan sesungguhnya. Benih tanaman disemaikan pada suatu tempat terlebih dahulu hingga pada
usia tertentu baru dipindahkan ke lahan. Penyemaian ini sangat penting, terutama pada benih
tanaman yang halus dan tidak tahan terhadap faktor-faktor luar yang dapat menghambat proses
pertumbuhan benih menjadi bibit tanaman. Dengan menyemaikan benih terlebih dahulu,
diharapkan akan mendapat mutu yang lebih baik. Karena dapat dilakukan pemilihan bibit yang
cermat dan tepat. Selain itu apabila diusahakan pada lahan yang sempit, maka pemeliharaannya
lebih intensif sehingga mengurangi kemungkinan kegagalan atau ketidak tumbuhan bibit.Tujuan
dari penyemaian benih ini adalah untuk mempersiapkan bibit tanaman yang mempunyai mutu
baik sehingga nantinya dapat tumbuh menjadi tanaman yang baik pula. Selain itu cara ini akan
lebih efektif dan efisien dalam penggunaan lahan untuk pembibitan dan juga menghindari
terjadinya kegagalan pembibitan karena kita dapat melakukan pengamatan terhadap
perkembangan benih hingga usia tertentu (Najwa, 2014).
Persemaian tidak memerlukan tanah yang terlalu subur. Tanah subur mengakibatkan
pertumbuhan bibit yang terlalu cepat. Sebaiknya tanah persemaian yang kurang subur, maka
pertumbuhan akar bibit relatif lebih besar dari pada batangnya. Tanaman persemaian dapat
dipelihara dalam kotak-kotak tanah dan dalam kantong-kantong kerta atau dibedngan untuk
persemaian yang berjarak cukup didalam barisan agar mudah dipisahkan atau dipindahkan
(Fiandika 2006). Cara persemaian itu bermacam-macam ada yang dipakai kotak persemaian,
persemaian lapangan, kantung plastik (polibag) dan sebagainya. Tanah yang dipakai untuk
persemaian, pakailah tanah yang subur dan bebas dan hama dan penyakit. Tanah yang subur
yaitu tanah yang faktor Fisik, Kimia dan biologisnya baik. Apabila cara persemaian itu dengan
kantong plastik (polibag), maka lebih baik mencampur tanah dengan pupuk kandang atau
kompos yang telah jadi tanah tidak panas, kalau perlu bisa dicampur dengan pasir sedikit supaya
tanah menjadi gembur dan setiap polibag diisi dengan 1 atau 2 biji tanaman (Sunarjono 2004).
Pada umumnya persemaian digolongkan menjadi 2 jenis/tipe yaitu persemaian sementara dan
persemaian tetap. Persemaian sementara (Flyng nursery) biasanya berukuran kecil dan terletak di
dekat daerah yang akan ditanami. Persemaian sementara ini biasanya berlangsung hanya untuk
beberapa periode panenan (bibit/semai. Sedangkan Persemaian Tetap. biasanya berukuran
(luasnya) besar dan lokasinya menetap disuatu tempat, untuk melayani areal penanaman yang
luas (Andini 2006).
III. METODOLOGI

Praktikum Pekarangan dan Budidaya Tanaman Buah acara II yang berjudul Menyemai
Benih Buah dilaksanakan pada hari Rabu, 8 Maret 2017 di Laboraorium Hortikultura, Fakultas
Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Bahan-bahan yang digunakan adalah benih
buah naga, melon, jambu biji, papaya, nangka, rambutan serta tanah. Alat yang digunakan adalah
cetok dan bak persemaian.
Langkah kerja dalam praktikum ini dimulai dari dikupas dan di cucinya beberapa sampel
benih. Untuk benih nangka dan rambutan dilakukan 2 perlakuan, yaitu pengupasan dan tidak
pengupasan, sedangkan untuk benih buah naga, melon, jambu dan papaya dilakukan 2 perlakuan
yaitu pencucian dan tidak pencucian. Langkah selanjutnya adalah di isinya bak persemaian
dengan tanah, kemudian semai semua sampel benih. Kemudian disiram dengan air bersih.
Penyiraman dilakukan seminggu sekali sampai bibit siap untuk disapih ( umur 3-4 minggu )
Pengamatan dilakukan terhadap 2 tanaman sampel yang meliputi tinggi tanaman dan jumlah
daun. Grafik pertumbuhan dibuat dan dibandingkan antar perlakuan dalam satu jenis komoditas.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
Tabel 1. Tinggi Tanaman Berbagai Buah
Tinggi Tanaman
N
Komoditas Dicuci/kupas Tidak dicuci
o.
I II III IV I II III IV
1 Buah Naga 0 0.12 0.24 0.22 0 0.23 0.37 0.57
2 Melon 0 0.15 0.74 3.04 0 0.17 2.22 3.38
3 Jambu Biji 0 0 0.33 0.51 0 0 0.09 0.25
4 Pepaya 0 0 0 0.57 0 0 0 0.44
5 Nangka 0 0 0.53 5.83 0 0 0.07 4.48
6 Rambutan 0 0 2.78 7.46 0 0 2.05 3.39

Tabel 2. Jumlah Daun Berbagai Buah


Jumlah Daun
N Tidak dicuci/Tidak
Komoditas Dicuci/Dikupas
o. dikupas
I II III IV I II III IV
1 Buah Naga 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Melon 0 0 0.55 0.82 0 0.02 0.5 0.82
3 Jambu Biji 0 0 0 0.15 0 0 0.05 0.2
4 Pepaya 0 0 0 0 0 0 0 0.25
5 Nangka 0 0 0 0.45 0 0 0 0.15
6 Rambutan 0 0 0 1.6 0 0 0 0

B. Pembahasan
Persemaian adalah cara untuk menanam suatu jenis tanaman melalui lahan persemaian
terlebih dahulu sebelum ditanam dilahan sebenarnya. Keuntungan dari menanam melalui
persemaian adalah memudahkan pegendalian hama, dapat menyeleksi bibit tanaman yang
seragam, mengurangi resiko kegagalan, memudahkan pemeliharaan dan memperpendek waktu
tumbuh di lahan (Bewley 2003).
Persemaian hanya dilakukan pada tanaman yang mempunyai biji kecil atau lembut yang
biasanya hanya dimiliki oleh tanaman sayuran. Bertanam sayuran dapat dilakukan dengan cara
menanam benih secara langsung pada tanah yang telah dipersiapkan. Pesemaian mempunyai
tujuan mengenal serta mempelajari cara-cara pembuatan pesemaian dan menyemaikan serta
menumbuhkan beberapa macam benih sayuran(Fiandika 2006).
Adapun kelebihan dari penyemaian, biji-biji yang halus pada umur tertentu dapat
dipelihara atau ditanam pada areal yang lebih sempit sehingga pengawasan maupun
pemeliharaannya lebih terjamin maka kebutuhan akan benih atau bibit dapat dihemat. Selama di
pesemaian dapat dilakukan pemilihan bibit dengan cermat sehingga memperoleh bibit yang baik
dan seragam sedang bibit yang tidak baik dapat disingkirkan. Dengan adanya pesemaian maka
masa tumbuh tanaman di lapang akan diperpendek, sehingga untuk rotasi tanaman sangat
menguntungkan karena dalam satu siklus tertentu jenis tanaman yang diusahakan menjadi lebih
banyak. Kekurangan dari pembibitan biasanya terjadi pada rusaknya akar pada saat pemindahan
tanaman sehingga penting untuk mengetahui cara persemaian yang baik dan tepat dalam rangka
meningkatkan mutu hasil(Fiandika 2006).
Pada praktikum Pekarangan dan Budidaya Tanaman Buah Acara II mengenai Menyemai
Benih Buah dilakukan penyemaian biji buah naga, melon, jambu biji, papaya, nangka, rambutan.
Penyemaian dilakukan di bak persemaian dan tanaman diamati tinggi tanaman serta jumlah
daunnya selama 4 minggu. Pada praktikum yang telah dilakukan di dapatkan hasil sebagi
berikut:

Tinggi Tanaman Buah Naga Cuci vs. Tidak Dicuci


0.7

0.6

0.5 dicuci/kupas
tidak dicuci
0.4
Tinggi Tanaman (cm)
0.3

0.2

0.1

Grafik 1. Tinggi Tanaman Buah Naga


Pada grafik menunjukkan tinggi tanaman buah naga dengan perlakuan dicuci dan tidak
dicuci. Pada pengamatan yang dilakukan untuk tanaman buah naga yang tidak dicuci menunjuk
kan hasil yang lebih tinggi dari pada tanaman buah naga yang dicuci. Pencucian sendiri
bertujuan untuk mempercepat perkecambahan. Harapannya dengan pencucian maka biji semakin
cepat berkecambah sehingga pertumbuhannya pun semakin cepat. Namun berdasarkan grafik,
pertumbuhan buah naga tanpa dicuci justru lebih cepat daripada perlakuan yang dicuci. Hal
tersebut mungkin terjadi karena factor lingkungan yaitu distribusi cahaya yang tidak merata antar
tanaman maupun genetic dari masing-masing biji yang tidak seragam.

Jumlah Daun Tanaman Buah Naga Cuci vs. Tidak Dicuci


1

0.8

0.6
Jumlah Daun
0.4

0.2

0
1 2 3 4

minggu ke-

Grafik 2. Jumlah Daun Buah Naga


Pada grafik menunjukkan jumlah daun buah naga perlakuan dicuci dan tidak dicuci.
Jumlah daun buah naga perlakuan dicuci dan tidak dicuci menunjukkan jumlah daun yang sama
yaitu nol. Hal tersebut mungkin terjadi karena masa tumbuh dari buah naga itu lama, oleh
sebabnya pada minggu ke 4 daun dari buah naga perlakuan dicuci sama tidak dicuci belum bisa
terlihat.

Tinggi Tanaman Melon Cuci vs. Tidak Dicuci


4
3.5
3
2.5 dicuci/kupas
Tinggi Tanaman (cm) 2 tidak dicuci
1.5
1
0.5
0
I II III IV
Minggu ke-

Grafik 3. Tinggi tanaman Melon


Dari grafik diatas menunjukkan tinggi tanaman melon perlakuan biji dicuci dan tidak
dicuci. Pertumbuhan melon tidak dicuci memiliki tinggi yang lebih daripada perlakuan biji
melon dicuci. Hal tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan yaitu pertumbuhan biji melon
dicuci harusnya lebih cepat pertumbuhannya. Hal tersebut mungkin saja terjadi karena factor
genetic yang dibawa masing-masing biji berbeda sehingga pertumbuhannya juga berbeda. Selain
itu, factor lingkungan seperti distribusi cahaya juga mempengaruhi tinggi tanaman.

Jumlah Daun Tanaman Melon Cuci vs. Tidak Dicuci


0.9
0.8
0.7
0.6
0.5 dicuci/kupas
Jumlah Daun 0.4 tidak dicuci
0.3
0.2
0.1
0
I II III IV

minggu ke-

Grafik 4. Jumlah Daun melon


Grafik diatas menunjukkan pertumbuhan tanaman melon perlakuan dicuci dan tidak
dicuci jika dilihat dari segi jumlah daun. Jumlah daun melon pada perlakuan dicuci dengan tidak
dicuci tampak tidak berbeda jauh. Jumlah daun menentukan banyaknya organ yang melakukan
fotosintesis dan menghasilkan fotosintat yang dimanfaatkan oleh semua bagian tanaman.
Perbedaan jumlah daun antar perlakuan dapat terjadi karena factor genetic dari biji melon yang
ditanam memiliki perbedaan sehingga pertumbuhannya khususnya dalam jumlah daun juga
berbeda.
Tinggi Tanaman Jambu Biji Cuci vs. Tidak Dicuci
0.6
0.5
0.4
dicuci/kupas
Tinggi Tanaman (cm) 0.3 tidak dicuci
0.2
0.1
0
I II III IV
Minggu ke-

Grafik 5. Tinggi tanaman jambu biji


Grafik diatas menunjukkan tinggi tanaman jambu biji perlakuan biji dicuci dan tidak
dicuci. Pertumbuhan jambu biji dengan perlakuan dicuci memiliki tinggi yang lebih daripada
perlakuan biji jambu biji yang tidak dicuci. Hal tersebut sesuai dengan yang diharapkan yaitu
pertumbuhan biji jambu biji dicuci lebih cepat pertumbuhannya. Hal tersebut terjadi karena
factor genetic yang dibawa masing-masing biji berbeda sehingga pertumbuhannya juga berbeda.
Selain itu, factor lingkungan seperti distribusi cahaya juga mempengaruhi tinggi tanaman.

Jumlah Daun Tanaman Jambu Biji Cuci vs. Tidak Dicuci

0.25
0.2
dicuci/kupas
0.15
tidak dicuci
Jumlah Daun 0.1

0.05
0
I II III IV

minggu ke-

Grafik 6. Jumlah Daun jambu biji


Grafik diatas menunjukkan pertumbuhan tanaman jambu biji perlakuan dicuci dan tidak
dicuci jika dilihat dari segi jumlah daun. Jumlah daun jambu biji pada perlakuan tidak dicuci
lebih banyak daripada perlakuan yang dicuci. Jumlah daun menentukan banyaknya organ yang
melakukan fotosintesis dan menghasilkan fotosintat yang dimanfaatkan oleh semua bagian
tanaman. Perbedaan jumlah daun antar perlakuan dapat terjadi karena factor genetic dari biji
melon yang ditanam memiliki perbedaan sehingga pertumbuhannya khususnya dalam jumlah
daun juga berbeda.

Tinggi Tanaman Pepaya Cuci vs. Tidak Dicuci


0.6
0.5
0.4
dicuci/kupas
Tinggi Tanaman (cm) 0.3 tidak dicuci
0.2
0.1
0
I II III IV
Minggu ke-

Grafik 7. Tinggi Tanaman Pepaya


Berdasarkan grafik diatas mengenai tinggi tanaman pepaya, terlihat jelas perbedaan tinggi
tanaman papaya dari minggu ke minggu. Tinggi tanaman papaya perlakuan dengan tanpa aril
lebih tinggi daripada perlakuan aril. Secara teori, pertumbuhan papaya yang arilnya dibuang akan
lebih cepat karena aril pada biji papaya menghambat perkecambahan.
Jumlah Daun Tanaman Pepaya Cuci vs. Tidak Dicuci
0.3
0.25
0.2
dicuci/kupas
Junlah Daun 0.15 tidak dicuci
0.1
0.05
0
I II III IV
minggu ke-

Grafik 8. Jumlah Daun Pepaya


Berdasarkan grafik, terlihat bahwa jumlah daun papaya dengan aril lebih banyak
daripada perlakuan tanpa aril. Secara teori, jumlah daun papaya yang arilnya dibuang akan lebih
banyak karena aril pada biji papaya menghambat perkecambahan. Namun berdasarkan grafik hal
tersebut tidak terlihat. Meskipun biji papaya berasal dari buah papaya yang sama, namun
masing-masing biji membawa gen yang berbeda sehingga sifat yang terlihat tidaklah sama. Hal
tersebut memungkinkan pertumbuhan papaya dengan aril justru lebih baik daripada papaya tanpa
aril.

Tinggi Tanaman Nangka Cuci vs. Tidak Dicuci


7
6
5
4 dicuci/kupas
Tinggi Tanaman (cm) 3 tidak dicuci
2
1
0
I II III IV

Minggu ke-

Grafik 9. Tinggi Tanaman Nangka


Grafik diatas menunjukkan tinggi tanaman nangka perlakuan biji dikupas kulitnya dan
tidak dikupas kulitnya. Pertumbuhan nangka tidak dikupas memiliki tinggi yang lebih daripada
perlakuan biji nangka dikupas. Hal tersebut sesuai dengan yang diharapkan yaitu pertumbuhan
biji nangka dikupas kulitnya akan lebih cepat pertumbuhannya. Hal tersebut terjadi karena factor
genetic yang dibawa masing-masing biji berbeda sehingga pertumbuhannya juga berbeda. Selain
itu, factor lingkungan seperti distribusi cahaya juga mempengaruhi tinggi tanaman.

Jumlah Daun Tanaman Nangka Cuci vs. Tidak Dicuci


0.5

0.4

0.3 dicuci/kupas
Jumlah Daun tidak dicuci
0.2

0.1

0
I II III IV
minggu ke-

Grafik 10. Jumlah Daun Nangka


Grafik diatas menunjukkan pertumbuhan tanaman nangka perlakuan dikupas dan tidak
dikupas jika dilihat dari segi jumlah daun. Jumlah daun nangka pada perlakuan dikupas lebih
banyak daripada perlakuan tidak dikupas. Jumlah daun menentukan banyaknya organ yang
melakukan fotosintesis dan menghasilkan fotosintat yang dimanfaatkan oleh semua bagian
tanaman. Perbedaan jumlah daun antar perlakuan dapat terjadi karena factor genetic dari biji
nangka yang ditanam memiliki perbedaan sehingga pertumbuhannya khususnya dalam jumlah
daun juga berbeda.
Tinggi Tanaman Rambutan
12
10
Rambutan Direndam
8
Rambutan tidak
Tinggi (cm) 6
direndam
4
2
0
1 2 3 4
Minggu ke-

Grafik 11. Tinggi Tanaman Rambutan


Grafik diatas menunjukkan mengenai tinggi tanaman rambutan, terjadi perbedaan tinggi
tanaman rambutan antara perlakuan dikupas dan tidak dikupas. Pada awal pengamatan sampai 4
minggu kemudian, benih rambutan yang dikupas memiliki nilai yang lebih tinggi daripada yang
tidak di kupas. Hal tersebut sesuai dengan yang diharapkan yaitu pertumbuhan rambutan biji
dicuci lebih cepat pertumbuhannya. Hal tersebut terjadi karena factor genetic yang dibawa
masing-masing biji berbeda sehingga pertumbuhannya juga berbeda. Selain itu, factor
lingkungan seperti distribusi cahaya juga mempengaruhi tinggi tanaman.

Jumlah Daun Rambutan


5
4
Rambutan Direndam
3 Rambutan tidak
Jumlah daun 2 direndam

1
0
1 2 3 4
Minggu ke-

Grafik 12. Jumlah Daun Rambutan


Pada grafik diatas terlihat jumlah daun rambutan dari perlakuan dikupas dan tidak
dikupas. Terjadi perbedaan antara jumlah daun perlakuan dikupas atau tidak dikupas. Pada hasil
pengamatan, daun pada perlakuan dikupas menunjukan nilai yang lebih tinggi dari pada daun
benih rambutan yang tidak di kupas. Semakin banyak jumlah daunnya maka semakin banyak
organ yang melakukan fotosintesis, sehingga proses fisiologis tanaman akan semakin baik.
Secara teori, pada fase awal jumlah daun akan semakin bertambah dari hari ke hari.
KESIMPULAN

1. Persemaian bertujuan sebagai upaya penyediaan bibit yang berkualitas baik dalam jumlah
yang memadai, sesuai dengan rencana penanaman.
2. Terdapat perbedaan tinggi tanaman dan jumlah daun pada tiap jenis buah dan perlakuan
yang disebabkan oleh factor genetic dan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Andini 2006. Jenis-jenis Persemaian. <http://www.pengertian-definisi.blogspot.com> Diakses


pada 9 April 2017.

Bewley et al. 2003. Plant Science an Introduction to World Crops. USA: WH Freeman and
Company.

Fiandika 2006. Penyemaian Benih. http://www.lablink.or.id/Env/Agro/bibit.htm. Diakses pada 9


April 2017.

Najwa, S. 2014. Penyemaian Benih Sayuran. <http://siskannajwa.blogspot.com/2014/02/


penyemaian-benih-sayuran.html>. Diakses pada 9 April 2017.

Sunarjono, H.Hendro 2004. Bertanam 30 Jenis Sayuran. Penebar Swadaya, Jakarta.

Warsito 2001. Produksi Tanaman Sayuran. Jakarta: Soeroengan.

You might also like