Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
The incidence of dementia increased significantly with increasing age. Overall
prevalence of dementia in the population over the age of 60 years is 5.6%. Dementia
refers to clinical syndromes The most common cause of dementia in the United States
and Europe is Alzheimer's disease, whereas in Asia is estimated to vascular dementia
is a common cause of dementia. To make a diagnosis must be made through
anamnesis and thorough physical examination, and supported by appropriate
investigation.Patients with dementia have impaired memory and mental abilities.
Deficit severe enough to affect work and social activities.The main purpose of the
management of patients with dementia is to treat the causes of dementia that can be
corrected and provide a comfortable situation and support for patients and
pramuwerdhanya (Caregivers). Handling is done is a holistic approach to the global
form of combination pharmacological therapy (drug) and non pharmacological so as
to improve the general health status of patients and improve the quality of life of
patients with dementia.
-1-
Key words : dementia Alzheimer, impaired memory, caregivers, pharmacology
therapy
Pendahuluan
Penyakit Alzheimer adalah salah satu penyakit yang paling mematikan yang
paling umum dan paling ditakuti oleh para lansia. Penyakit ini menyerang
sedikitnya 15 juta orang diseluruh dunia dan merupakan penyebab kematian
keenam pada lansia di Amerika. Penyakit ini secara perlahan merampas
kecerdasan, keawasan, dan bahkan kemampuan penderitanya untuk mengontrol
fungsi tubuh mereka dan akhirnya membunuh mereka. diperkirakan sekitar 4,5
juta orang Amerika menderita Alzheimer dan pada tahun 2050 diproyeksikan
sekitar 13,2 juta. Resikonya meningkat dengan pesat seiring dengan usia; sehingga
peningkatan usia hidup berarti orang akan bertahan hidup sampai usia dimana
resiko Alzheimer menjadi makin besar.1
Pemeriksaan
Memeriksaan yang dilakukan meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.
I Anamnesis
Identitas pasien
Identitas pasien, seperti namanya, umur, alamat, pekerjaan sekarang, tarikh lahir, jenis
kelamin contohnya seperti Tn.B, umur 65 tahun.
Keluhan utama, ditanyakan kepada keluarga pasien kenapa dibawa ke dokter
contohnya pikun yang dirasa semakin parah.
Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS) seperti menanyakan tentang gejala demensianya
Riwayat keluarga seperti adakah ahli keluarga lain yang menghidap penyakit pikun ini
atau hanya pasien ini saja.
Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD) seperti menanyakan adakah pasien menghidap
sakit-sakit lain dan menggunakan pengobatan untuk penyakit tersebut
-2-
II. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan antropometri: berat badan dan tinggi badan.
Tanda vital : suhu, denyut nadi, respirasi, tekanan darah, tingkat kesadaran.2
IV Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang juga direkomendasikan adalah CT/MRI
kepala. Pemeriksaan ini dapat mengidentifikasi tumor primer atau
sekunder,lokasi area infark,hematoma subdural,dan memperkirakan adanya
hidrosefalus bertekanan normal atau penyakit white matter yang luas. MRI dan
CT juga dapat mendukung diagnosis penyakit Alzheimer,terutama bila terdapat
atrofi hipokampus selain adanya atrofi kortikal yang difus. Single Photon
Emission Computed Tomography (SPECT) dan Positron Emission
Tomography (PET) dapat menunjukkan hipoperfusi atau hipometabolisme
temporal-parietal pada penyakit Alzheimer. 1,4
Diagnosis
-3-
-Defisit pada dua atau lebih area kognitif
-Tidak ada gangguan kesadaran
-Awitan antara umur 40 dan 90,umunya setelah umur 65 tahun
-Tidak adanya kelainan sistemik atau penyakit otak lain yang dapat
menyebabkan defisit progresif pada memori dan kognitif
Diagnosis probable penyakit Alzheimer didukung oleh:
-Penurunan progresif fungsi kognitif spesifik seperti afasia,apraksia,dan agnosia
-Gangguan aktivitas hidup sehari-hari dan perubahan pola perilaku
-Riwayat keluarga dengan gangguan yang sama,terutama bila sudah
dikonfirmasi secara neuropatologi
-Hasil laboratorium yang menunjukkan
-Pungsi lumbal yang normal yang dievaluasi dengan teknik standar
-Pola normal atau perubahan yang nonspesifik pada EEG,seperti peningkatan
akivitas slow-wave
-Bukti adanya atrofi otak pada pemeriksaan CT yang progresif dan
terdokumentasi oleh pemeriksaan serial
Gambaran klinis lain yang konsisten dengan diagnosis probable penyakit
Alzheimer,setelah mengeksklusi penyebab demensia selain penyakit Alzheimer:
-Perjalanan penyakit yang progresif namun lambat (plateau)
-Gejala-gejala yang berhubungan seperti depresi ,insomnia, inkontinensia,
delusi,halusinasi,verbal katastrofik,emosional,gangguan seksual,dan penurunan
berat badan
-Abnormalitas neurologis pada beberapa pasien,terutama pada penyakit tahap
lanjut,seperti peningkatan tonus otot,mioklunus,dan gangguan melangkah
-Kejang pada penyakit yang lanjut
-Pemeriksaan CT normal untuk usianya
Gambaran yang membuat diagnosis probable penyakit Alzheimer menjadi tidak
cocok adalah:
-Onset yang mendadak dana polectic
-Terdapat defisit neurologis fokal seperti hemiparesis,gangguan sensorik,
defisit lapang pandang, dan inkoordinasi pada tahap awal penyakit;dan kehang
atau gangguan melangkah pada saat awitan atau tahap awal perjalanan penyakit
Diagnosisp possible penyakit Alzheimer:
-4-
-Dibuat berdasarkan adanya sindrom demensia,tanpa adanya gangguan
demensia,dan neurologis psikiatrik,atau sistemik lain yang dapat menyebabkan
adannya variasi pada awitan,gejala klinis,atau perjalanan penyakit
-Dibuat berdasarkan adanya gangguan otak atau sistemik sekunder yang cukup
untuk menyebabkan demensia,namun penyebab primernya bukan merupakan
penyebab demensia
Kriteria untuk diagnosis definite penyakit Alzheimer adalah:
-Kriteria klinis untuk probable penyakit Alzheimer
-Bukti histopatologi yang didapat dari biopsi atau atutopsi
Penyakit Pick
Penyakit pick atau dimensia frontotemporal dapat mencapai 25% dari seluruh
demensia presinilis yang disebabkan oleh atrofi otak. Penyakit ini terutama timbul
antara usia 45 sampai 65 tahun. Setengahnya diturunkan( dominan autosomal,
kromosom 17, lengan panjang). Terdapat atrofi kortikal fokal disertai astrositosis dan
badan inklus intraneural ( badan pick )pada sel-sel piramidalis yang masih
normal.disinhibisi ( diantaranya kekeraan), apati dan sedikit berbicara dengan
keterampilan yang berhubungan ruang serta ingatan yang relatif normal bisa
membantu untuk membedakan secara klinis penyakit ini dengan demensia
Alzheimer.5
Penyakit Amnesis
Etiologi. Amnesia adalah suatu kondisi yang mengacu pada hilangnya memori, seperti
kejadian, informasi dan berbagai pengalaman. Sebenarnya para penderita amnesia,
-5-
atau kerap disebut amnestic syndrom, biasanya sulit menyerap informasi baru dan
membangun memori baru.amnesia bisa disebabkan rusaknya pada area otakyang biasa
digunakan untuk proses mengingat.5
Sindrom delirium
Etiologi. Gangguan metabolime oksidatif otak yang dikaitkan dengan hipoksia dan
hipoglikemia. Faktor lain antara lain meningkatnya sitoksin otak pada penyakit akut.
Gejala yang dapat dijumpai antara lain gangguan kongnitif global berupa gangguan
memori, gangguan persepsi atau gangguan proses pikir.
Yang membedakan dari demensia adalah perhatiannya sangat terganggu, pasien tidak
mampu mempertahankan konsentrasi maupun perhatiannya pada suatu topik
pembicaraan misalnya. Tanda yang dapat diamati antara lain terdapatnya gangguan
atensi( mengurutkan hari dalam seminggu, bulan dalam setahun atau mengeja balik
kata.1
2.5 Etiologi
-6-
intraseluler, kegagalan metabolisme energi, adanya formasi radikal bebas atau
terdapatnya produksi protein abnormal yang non spesifik. Penyakit alzheimer adalah
penyakit genetika, tetapi beberapa penelitian telah membuktikan bahwa peran faktor
genetika, tetapi beberapa penelitian telah membuktikan bahwa peran faktor non-
genetika (lingkungan) juga ikut terlibat, dimana faktor lingkungan hanya sebagai
pencetus faktor genetika.4
2.6 Epidemiologi
-7-
penyakit Alzheimer,walaupun sebagaian besar pasien tidak mempunyai riwayat
keluarga yang positif. Walaupun alel e4 Apo E bukan penyebab timbulnya
demensia namun munculnya alel ini merupakan faktor utama yang
mempermudah seseorang menderita penyakit Alzheimer.1
2.7Patofisiologis
-8-
Lewy body dikenali melalui antigen terhadap protein neurofilamen yang
terfosforilasi maupun yang tidak terfosforilasi,ubiquitin,dan protein presinap
yang disebut -synuclein. Jika pada seorang demensia tidak ditemukan
gambaran patologik selain adanya Lewy body maka kondisi ini disebut diffuse
Lewy body disease,semntara bila ditemukan juga plak amyloid dan
neurofibrillary tangles maka disebut varian Lewy body dari penyakit
Alzheimer.Defisit neurotransmiter utama pada penyakit Alzheimer,juga pada
demensia tipe lain,adalah sistem kolinergik. Walaupun sistem noradrenergik dan
serotonin,somatostatin-like reactivity,dan corticotropin-releasing factor juga
berpengaruh pada penyakit Alzheimer,defisit asetilkolin tetap menjadi proses
utama penyakit dan menjadi target sebagian besar terapi yang tersedia saat ini
untuk penyakit Alzheimer. 1
-9-
Penderita akan mengalami kesulitan dalam melakukan tugas mental yang kompleks,
seperti mengerjakan tugas matematika yang sederhana.
Perubahan mood dan perilaku
Penderita Alzheimer sering mengalami perubahan mood yang tiba-tiba tanpa sebab
yang jelas.
Perubahan kepribadian
Perubahan kepribadian pada penderita terjadi dengan sangat dramatis. Penderita akan
sering merasa kebingungan, mudah curiga, sering merasa takut, dan sangat tergantung
pada anggota keluarga yang lain.6
1. Predementia:
Gangguan kognitif ringan -8 tahun sebelum diagnosis ditegakkan
Defisit memori
apatis
3. Dementia moderat
Deteriorasi progresif
Tidak mampu membaca & menulis
Gangguan long-term memory
Subtitusi penggunaan kata (parafasia)
Misidentifikasi
Labil
Mudah marah
Delusi
Inkontinen system urinaria
- 10 -
4. Dementia tahap lanjut (advanced)
Tidak dapat mengurus diri secara
Kehilangan kemampuan verbal total
Agresif
Apatis ekstrim
Deteriorasi massa otot & mobilitas
Kehilangan kemampuan untuk makan
2.Berdasarkan stadium:
Stadium I (lama penyakit 1-3 tahun)
Memori : defek daya ingat baru (leaning), gangguan recall ringan
Kemampuan Visuospatial : disorientasi topografi, tidak mampu membentuk
komplex
Bahasa : sulit membentuk kata baru, anomia
Personalitas : indiferens,kadang-kadang mudah marah
Manifestasi psikiatri: sedih atau beberapa delusi
Sistem motorik : normal
EEG : normal
CT/MRI : normal
PET/SPECT : bilateral posterior hypometabolism/hyperfusion
- 11 -
Motor system : limb rigidity and flexion poeture
Sphincter control : urinary and fecal
EEG : diffusely slow
CT/MRI : ventricular and sulcal enlargeent
PET/SPECT : bilateral parietal and frontal hypometabolism/hyperfusion. 3
2.9 Terapi
Penyakit Alzheimer tidak dapat disembuhkan dan belum ada obat yang terbukti
tinggiefektivitasnya. Selain mengatasi gejala perubahan tingkah laku dan
membangun rapport dengan pasien,anggota keluarga,dan pramuwerdha,saat
ini fokus pengobatan adalah pada defisit sistem kolinergik.
- 12 -
dosis rumatan diminimalkan. Efek samping pada gastrointestinal juga dapat
diminimalkan bila obat-obat tersebut diberikan bersamaan dengan makan.
Penggunaan bersama- sama lebih dari satu kolinesterase iinhibitor pada saat
yang bersamaan belum pernah diteliti dan tidak dianjurkan. Kolinesterase
inhibitor umumnya digunakan bersama- sama dengan memantin dan vitamin E.
Antioksidan. Antioksidan yang telah diteliti dan memberikan hasil yang cukup
baik adalah alfa tokoferol (vitamin E). Pemberian vitamin E pada satu penelitian
dapat memperlambat progresi penyakit Alzheimer menjadi lebih berat. Vitamin
E telah banyak digunakan sebagai terapi tambahan pada pasien dengan penyakit
Alzheimer dan demensia tipe lain karena harganya murah dan dianggap aman.
Dengan mempertimbangkan stres oksidatif sebagai salah satu dasar proses
menua yang terlibat pada patofisiologi penyakit Alzheimer,ditambah hasil yang
didapat pada beberapa studi epidemiologis,vitamin E bahkan digunakan sebagai
pencegahan primer demensia pada individu dengan fungsi kognitif normal.
Namun suatu studi terakhir gagal membuktikan perbedaan efek terapi antara
vitamin E sebagai obat tunggal dan plasebo terhadap pencegahan penurunan
fungsi kognitif pada pasien-pasien dengan gangguan fungsi kognitif ringan.
Efek terapi vitamin E pada pasien demensia maupun gangguan kognitif ringan
tampaknya hanya bermanfaat bila dikombinasikan dengan kolinesterase
inhibitor.
Memantin. Obat yang saat ini juga telah disetujui oleh FDA sebagai terapi
pada demensia sedang dan berat adalah memantin,suatu antagonis N-metil-D -
aspartat. Efek terapinya diduga adalah melalui pengaruhnya pada glutaminergic
excitotoxicity dan fungsi neuron di hipokampus. Bila memantin ditambahkan
pada pasien Alzheimer yang telah mendapat kolinesterase inhibitor dosis tetap,
didapatkan perbaikan fungsi kognitif,berkurangnya penurunan status
fungsional,dan berkurangnya gejala perubahan perilaku baru bila dibandingkan
penambahan placebo. Dengan adanya bukti bahwa proses inflamasi pada
jaringan otak terlibat pada patogenesis timbulnya penyakit Alzheimer,maka
beberapa penelitian mencoba mendapatkan manfaat obat-obat antiinflamasi baik
dalam hal pencegahan maupun terapi demensia Alzheimer. Hasil negatif (tidak
berbeda dengan plasebo) ditunjukkan baik pada prednison,refocoxib,maupun
naproxen,sehingga sampai saat ini tidak ada data yang mendukung penggunaan
obat antiinflamasi dalam pengelolaan pasien demensia. Selain itu,walaupun
- 13 -
beberapa studi epidemiologik menduga bahwa terapi sulih-estrogen mungkin
dapat mengurangi insidensi demensia,namun penelitian klinis menunjukkan
ternyata tidak ada manfaatnya pada perempuan menopause. Beberapa obat lain
yang dari beberapa studi pendahuluan nampaknya punya potensi untuk dapat
digunakan sebagai pencegahan dan pengobatan demensia diantaranya ginko
biloba,huperzin A(kolinesterase inhibitor),imunisasi/vaksinas terhadap
penyakit ayloid,dan beberapa pendekatan yang bersifat neuroprotektif. 1
2.10 Komplikasi
-
Malnutrisi
-
Infeksi
-
Kematian.3
2.11 Pencegahan
Cara mencegah Alzheimer antara lain :
-
Makan makanan yang bergizi seperti mkakanan yang kaya dengan vitamin E,
asam lemak n-3, serta lemak tidak jenuh dan tidak terhidrogenisasi.
-
Sering melakukan latihan fisik dan berolahraga
-
Beberapa obat lain dapat digunakan sebagai pencegahan antara lain ginko
biloba, hipurzin A(suatu kolinesterase inhibitor), imunisasi/ vaksinasi terhadap
amyloid, dan beberapa pendekatan yang bersifat neuroprotektif.
-
Selalu berpikiran positif.
-
Menjaga pola hidup seperti tidak merokok.1,4
2.12 Prognosis
- 14 -
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
- 15 -
3. Penyakit Alzheimer tidak dapat disembuhkan dan belum ada obat yang terbukti
tinggi efektivitasnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudoyo AW, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid III. Ed 5. Jakarta:
Interna Publishing; 2009. h.837-44.
2. Abdurrahman N, et al. Penuntun anamnesis dan pemeriksaan fisis. Cetakan
ke-3. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2005. h. 45-7.
3. Sacher RA, Mcpherson RA. Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium.
Ed 6. Jakarta: EGC; 2002.h. 453-51.
4. Rubenstein D, wayne D, bradley J.Kedokteran klinis. Ed 6. Jakarta:
Erlangga;2003. h. 95-8.
- 16 -
5. Mansjoer A, et al. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid1. Ed 3. Jakarta: Fakultas
Kedokteran UI; 1999. h. 427-29.
6. Papalia DE, Olds SW, Feldman RD. Human Development. Jilid 2. Ed 10.
Jakarta;2009. h. 365-70
- 17 -