You are on page 1of 18

LAPORAN PRAKTIKUM

SATUAN OPERASI PANGAN 1


UNIT PENGHISAP (POMPA VACUM)

Oleh:
KELOMPOK 11
Nur Aini
Ramah Sugiarti
Rauda
Ronaldi Setiawan
Salwa Al Aribah
Suci Indah

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016

ACARA I
UNIT PENGHISAP (POMPA VACUM)

A. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum Acara I adalah :
a. Mempelajari unit penghisap (Vacum unit) dengan menggunakan
prinsip-prinsip dinamika fluida.

b. Mengkaji karakteristik unit penghisap.

B. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Bahan
Percobaan Unit Penghisap Vacum ini menggunakan beberapa alat
antara lain pompa air, selang dan kran, ember besar, botol minum 1,5 liter,
alat ukur waktu (stopwatch), vacum unit dan manometer pipa terbuka.
Pompa air yang digunakan dalam percobaan adalah pompa air yang masih
baik keadaannya. Selang dan kran dirakit sedemikian rupa hingga
praktikan mudah untuk melakukan dan mengamati percobaan. Dalam
percobaan, ember besar digunakan sebagai penampung air yang akan
digunana untuk percobaan. Selain itu, terdapat alat ukur volume dan alat
ukur waktu (stopwatch). Namun, di dalam pecobaan alat ukur volume
yang digunakan adalah botol bekas air minum kemasan dengan volume
1,5 liter.
Air secara kimiawi merupakan senyawa polar (H2O), yang
mempunyai sifat-sifat tertentu, seperti bersifat pelarut, dapat berikatan
hidrogen dengan senyawa organik dan sifat-sifat lain dalam mekanisme
reaksi tubuh. Air untuk keperluan minum tidap sama persis dengan
pengertian air secara kimiawi,karena air minum merupakan air (kimiawi)
yang mengandung unsur-unsur tertentu (termasuk mineral) yang
diperlukan tubuh. Bahan-bahan minerak tersebut antara lain kalsium,
magnesium, natrium, besi dan lain-lain. Namun jumlah mineral yang
terlarut dalam air minum tidak boleh melebihi ambang batas yang
diperlukan tubuh. Jika mineral-mineral tersebut jumlahnya sangat tinggi
dan melebihi nilai ambang batas, dapat menggangu proses dan mekanisme
dalam tubuh (Suyanta, 2011).
Fluida adalah zat yang berubah bentuk secara kontinu (terus-
menerus) bila terkena tegangan geser, betapapun kecilnya tegangan geser
itu. Gaya geser adalah komponen gaya yang menyinggung permukaan, dan
gaya ini yang dibagi dengan luas permukaan tersebut adlah tegangan geser
rata-rata pad permukaan itu. Tegangan geser pada suatu titik adalah nilai
batas perbandingan gaya geser terhadap luas dengan berkurangnya luas
hingga menjadi titik tersebut (Streeter, 1990).

Manometer adalah alat yang menggunakan kolom cairan untuk


menentukan perbedaan tekanan. Manometer yang sangat elementer,
biasanya dinamakan piezometer. Alat ini mengukur tekanan dalam cairan
bila tekanan itu lebih besar daripada nol relatif. Sebuah tabung kaca
dipasang secara vertikal sedemikian hingga tabung itu berhubungan
dengan ruangan didalam bejana. Cairan naik di dalam tabung sampai
tercapainya keseimbangan. Maka tekanan ditunjukkan oleh jarak vertikal h
dari meniskus (permukaan cairan) sampai titik tempat tekanan harus
diukur, yang dinyatakan dalam satuan panjang cairan didalam bejana. Jelas
bahwa piezometer tidak dapat berfungsi untuk tekanan relatif yang negatif,
karena udara mengalir kedalam bejana melalui tabung. Alat ini juga tidak
praktis untuk mengukur tekanan (Streeter, 1990).
Pada tahun 1661 Ahli ilmu fisika dan ahli astronomi dari belanda
Christian Huygens menemukan tabung manometer U, yang merupakan
suatu modifikasi dari barometer Torricelli untuk menentukan beda
tegangan gas. Walaupun manometer adalah salah satu alat ukur tekanan
yang pertama kali ada masih secara luas digunakan karena tidak bisa
dipisahkan dari kesederhanaan dan ketelitian operasi. Jenis manometer
yang digunakan di dalam laboratorium seperti halnya pada skala industri
adalah Bentuk-U. Penggolongan manometer pada umumnya didasarkan
pada apakah manometer tersebut merupakan manometer tertutup atau
manometer terbuka (Daood, 2007).
Dipasaran terdapat beberapa jenis manometer guna menetukan
perbedaan tekanan yang sangat kecil atau guna menentukan perbedaan
tekanan yang besar secara tepat. Salah satu jenis mengukur perbedaan
ketinggian dua meniskus sebuah manometer secara sangat teliti. Dengan
menggunakan teleskop-teleskop kecil dengan ranbut-silang horisontal
yang terpasang sepanjang tabung-tabung pada suatu batang gigi yang
dinaik-turunkan dengan sebuah pinyon dan sekrup gerak lambat
sedemikian hingga rambut-silang dapat disetel secara teliti, perbedaan
ketinggian meniskus-meniskus (beda relatif) dapat dibaca dengan skala
vernier (Streeter, 1990).
2. Tinjauan Teori
Zat dikenal dalam 3 bentuk yaitu; padat, cair atau gas. Apabila
benda berada dalam bentuk cair atau gas, benda tersebut dikenal sebagai
fluida. Sifat umum dari semua fluida ialah bahwa ia harus dibatasi dengan
dinding kedap supaya tetap dalam bentuknya yang semula (Malau, 2012).
Di antara salah satu sifat zat cair adalah kental (viscous) di mana zat cair
memiliki koefisien kekentalan yang berbeda-beda, misalnya kekentalan
minyak goreng berbeda dengan kekentalan olie. Viskositas (kekentalan)
berasal dari perkataan viscous, yaitu suatu bahan apabila dipanaskan
sebelum menjadi cair terlebih dulu menjadi viscous yaitu menjadi lunak
dan dapat mengalir pelan-pelan. viskositas dapat dianggap sebagai gerakan
di bagian dalam (internal) suatu fluida (Anwar, 2008).
Tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas, dengan gaya F
dianggap bekerja secara tegak lurus terhadap luas permukaan (A) : P =
F/A, satuan tekanan dalam SI adalah N/m2. Sifat penting pada fluida diam
adalah bahwa gaya yang disebabkan oleh tekanan fluida selalu bekerja
tegak lurus terhadap setiap permukaan yang bersentuhan. Prinsip pascal
menyatakan bahwa tekanan yang dikerjakan pada suatu fluida akan
menyebabkan kenaikan tekanan ke segala arah dengan sama rata. Pada
persamaan Bernoulli menyatakan bahwa bilamana kecepatan fluida tinggi,
tekanannya rendah, dan bilamana kecepatannya rendah, tekanan tinggi
(Giancolli, 1997).
Kecepatan aliran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
besarnya nilai energi. Tinggi rendahnya kecepatan aliran dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya kemiringan dasar saluran, lebar saluran, debit
air, dan lain-lain. Mengacu pada hukum kontinuitas, kecepatan aliran dapat
meningkat bila terjadi peralihan lebar penampang yang semakin
menyempit (Setiawan, 2013). Ada dua tipe aliran fluida yaitu aliran lurus
dan aliran turbulen. Pada aliran lurus partikel fluida mengikuti sebuah
lintasan lurus. Sedangkan aliran turbulen dicirikan oleh ketidaktentuan,
kecil dan melingkar seperti pusaran air (Giancoli, 1997).
Solusi kwantitatif yang menyangkut persamaan dinamika fluida
dapat digunakan untuk permasalahan yang berhubungan dengan laut dan
atmosfir. Permasalahan tersebut memerlukan suatu derajat tinggi
computational stabilitas dan konservasi yang akurat dari statistik tertentu.
Metode untuk menyelesaikanpermasalahan ini dapat diuraikan untuk
berbagai sistem persamaan bilangan dinamika fluida yang khas
(Lilly, 1965).
Vortex adalah massa fluida yang partikelpartikelnya bergerak
berputar dengan garis arus (streamline) membentuk lingkaran konsentris .
Gerakan vortex berputar disebabkan oleh adanya perbedaan kecepatan
antar lapisan fluida yang berdekatan. Penelitian ini bertujuan menganalisis
pengaruh posisi vortex pada pusat rotasi fluida terhadap proses difusi
penggabungan vortex. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen
pada sebuah tangki air. Vortex dibangkitkan dengan menghisap fluida
melalui saluran pada bagian bawah tangki dengan pompa. Pengujian
dilakukan dengan memvariasikan jarak terhadap pusat rotasi yaitu 4, 6, 8,
10 cm (Sunu, 2008).
Untuk aliran satu fluida mengalir mengikuti bentuk spiralnya,
sedang fluida yang lain mengalir secara aksial melintasi spiral. Dengan
kedua fluida mengalir secara spiral, aliran dapat berlawanan arah
walaupun tidak secara nyata dengan cara menaikkan atau menurunkan
debit dari fluida kerja. Fluida biasanya mengalir dengan arah yang
berlawanan, yaitu dengan mengalirkan fluida dingin pada sekelilingnya
sehingga mengalir kearah pusat, sedangkan fluida panas dimasukkan pada
pusat tersebut sehingga mengalir kearah sekelilingnya
(Utomo , 2002).
Pompa vacum dapat menggunakan pompa penyembur atau pompa
jet. Dengan prinsip dimana suatu semburan yang berkecepatan tinggi
dihasilkan di dalam lubang venturi, merubah energi bahan cair menjadi
energi kecepatan. Perubahan ini menghasilkan daerah tekanan rendah
mengakibatkan bahan cair di sekitarnya tertarik ke dalam kerongkongan
dan kemudian bahan cair yang terkumpul dikeluarkan (Early, 1982).
Manometer adalah alat ukur untuk mengukur tekanan. Dimana perubahan
ketinggian suatu zat cair setara dengan perbahan tekanan. Jadi suatu lajur
yang terdiri dari satu atau lebih zat cair atau gas yang statik dapat dipakai
untuk mengukur perbedaan tekanan antara dua titik (White, 1988). Ada
beberapa jenis manometer. Diantaranya yaitu manometer sederhana dan
manometer miring. Manometer sederhana adalah alat ukur tekanan dengan
tabung berbentuk U. Sedangkan manometer miring digunakan untuk
mengukur tekanan yang kecil-kecil dengan salah satu lengannya dipasang
miring (McCabe, 1985).
Beban pemompaan juga merupakan dasar yang digunakan untuk
pemilihan ukuran pompa vakum tinggi. Makin besar volume ruang vakum
yang akan divakumkan makin besar pula ukuran pompa vakum tinggi yang
sebaiknya digunakan. Untuk mengkalkulasi sistem vakum misal jika akan
menentukan waktu pemompaan sistem vakum maka pengetahuan
mengenai kecepatan pemompaan pompa vakum, sumber gas yang ada,
sistem vakum, konduktansi sistem vakum, volume ruang vakum harus
diketahui dengan pasti. Kecepatan pemompaan pompa vakum Kecepatan
pemompaan didefinisikan sebagai gas throughput dibagi tekanan pada
bidang dari tera tekanan. Untuk menentukan kecepatan pemompaan suatu
pompa vakum dilakukan dengan cara pengukuran uji standar AVS
(American Vacuum Society). Kecepatan pemompaan suatu pompa vakum
penting dalam mengkalkulasi dan menginstal sistem vakum karena akan
menentukan lama pemompaan. Jika kecepatan pemompaan pompa vakum
pada masukan dan konduktansi pipa penghubung diketahui maka
kecepatan pemompaan pada ruang vakum (chamber) dapat dihitung. Atau
waktu yang diperlukan untuk memvakumkan ruang vakum pada volume
tertentu dapat dihitung (Darsono, 1999).
Suatu sistem vakum terdiri dari pompa vakum, teravakum, kran
(valve) dan pipa-pipa yang menciptakan daerah bertekanan rendah. Untuk
mengekpresikan watak sistem vakum pada aksi pemompaan, berbagai
sumber gas yang ada dalam sistem harus dipertimbangkan. Jenis-jenis
pompa vakum, untuk mernvakumkan suatu sistem vakum digunakan suatu
pompa vakum. Secara garis besar pompa vakuni dibagi menjadi 3 jenis
pompa antara lain:
1. Pompa-pompa mekanik
2. Pompa uap
3. Pompa-pompa ionik dan sebagainya (Darsono, 1999).
Vacuum unit dapat diaplikasikan dengan VES (Vortex Ejector
Stage). Dimana pengaplikasiannya untuk proses pemisahan, retrifikasi,
pendinginan dan pemanasan dalam bidang pangan. Selain itu juga dapat
diaplikasikan dalam sistem proses pengolahan minyak (Levchenko, 2012).
Selain dapat diaplikasikan dengan VES, Vacuum unit juga dapat
diaplikasikan untuk destilasi. Namun memiliki struktur yang berbeda dari
vacuum unit convensional. Dimana untuk destilasi dikombinasi antara alat
destilasi atmosfer dengan alat destilasi vacuum (Ji, 2002).
Salah satu upaya yang dapat ditempuh guna mempertahankan mutu
dan daya simpan buah adalah pengolahan buah dalam bentuk rnakanan
kering (keripik buah). Permintaan makanan kering buah-buahan saat ini
terus meningkat karena masyarakat negara maju menyukai makanan sehat
(health foods) dimana proses pembuatannya tidak ditambah bahan
pengawet dan banyak mengandung sent (dietary fbre). Pengolahan buah
menjadi keripik perlu dukungan teknologi yang baik sehingga kualitas
keripik yang dihasilkan dapat diterima oleh konsumen. Salah satu cara
untuk menghasilkan makanan sehat tanpa mengubah bentuk aslinya adalah
dengan penggunaan teknologi penggorengan vakum. masyarakat.
Penggunaan mesin penggoreng vakum untuk pembuatan keripik buah
tidak mengakibatkan terjadinya perubahan pada buah utamanya warna rasa
dan aroma (Ruku, 2006).

C. Metodologi
1. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Air
2) Sumber listrik
b. Bahan
1) Alat ukur panjang (jangka sorong)
2) Alat ukur tekanan (manometer pipa terbuka)
3) Alat ukur volume
4) Alat ukur waktu
5) Ember (besar, kecil)
6) Pompa air
7) Selang selang
8) Vacum Unit

2. Cara Kerja

Pengukuran dimensi unit


penghisap; dalam pipa 2, luar
pipa 3, dan dalam pipa 3.
Penyusunan peralatan dan
bahan percobaan sesuai
dengan susunannya.
Penghidupan pompa air
dengan bukaan keran
awal mulai dari yang
terendah
Pengukuran saat aliran
sudah stabil, yakni
manometer juga stabil.

Pengukuran debit yang


bersamaan dengan
pengukuran tekanan
(manometer dibaca)

Pengulangan langkah 3-5


dengan variasi 4 bukaan
keran, hingga ke keran
dengan bukaan tertinggi

Pemplotingan
D. Hasil dan Pembahasan dalam
grafik, dan kemudian
Tabel 1.1 Pengamatan Unit Penghisap (Pompa Vacum)
dicari
P nilaiD1C D2 Q (cm3/s) A v
Kel
(cmHg) (cm) (cm) (cm2) (cm/s)
0,7 0,729 1,211
1,5 1,067 1,772
1 dan 2 1,905 0,876 0,602
3,7 1,676 2,784
8,8 2,586 4,296
0,2 0,562 0,661
0,7 1,052 1,239
3 dan 4 1,905 1,04 0,849
3,2 2,250 2,650
3,4 3,645 4,293
0,4 0,746 0,931
1,2 1,293 1,614
5 dan 6 1,905 1,01 0,801
2,6 1,903 2,376
8,5 3,440 4,295
0,5 0,743 1,039
1,8 1,409 1,970
7 dan 8 1,905 0,957 0,715
3,3 1,909 2,669
10,7 3,437 4,807
9 0,2 1,905 1,06 0,587 0,882 0,665
1,9 1,808 2,050
7,6 3,616 4,100
11,2 4,389 4,976
0,5 0,847 1,043
1,0 1,198 2,438
10 1,905 1,017 0,812
3,3 2,176 2,680
11,2 4,009 4,937
1,0 1,3200 1,4882
3,0 2,2864 2,5777
11 1,905 1,063 0,887
7,5 3,6152 4,0758
11,3 4,4375 5,0028
2 1,691 2,088
4 2,392 2,953
12 1,905 1,016 0,810
8 3,382 4,175
11,4 4,037 4,984

13 1,905

1,2 1,4460 1,6302


2,1 1,9133 2,1570
14 1,905 1,603 0,8870
4,1 2,6730 3,0135
11,2 4,4178 4,9812
Sumber: Laporan Sementara

Grafik hubungan antara Tekanan dan Debit


5

4
f(x) = 20587.99x - 2.92
3
R = 0.85
Tekanan
Tekanan (cmHg) 2
Linear (Tekanan)
1

0
0 0 0 0 0 0 0 0 0

Debit (m3/det)

Sumber : laporan sementara

Gambar 1.1 Grafik Hubungan Tekanan dengan Debit


Grafik Hubungan antara Tekanan dan Ke ce patan
5

4
f(x) = 1.05x - 2.93
3
R = 0.85
P
Tekanan (cmHg) 2
Linear (P)
1

0
3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5

Ke ce patan (m/de t)

Sumber : laporan sementara


Gambar 1.2 Grafik Hubungan Tekanan dengan Kecepatan
Dari hasil praktikum, menghitung luas penampang dengan 3 kali
percobaan diperoleh rata-rata luas penampang sebesar 0,887 cm2 dengan
diameter pertama 1,905 cm dan diameter kedua sebesar 1,063 cm.
Sedangkan pada praktikum menghitung data yang diperoleh menggunakan
4 kali bukaan kran yang berbeda. Pada bukaan pertama tekanan pada
manometer sebesar 1cmhg dengan debit aliran sebesar 1,3200 cm 3/s
diperoleh kecepatan aliran sebesar 1,4882 cm /s. Pada bukaan kedua
tekanan pada manometer sebesar 3 cmhg dengan debit aliran sebesar
2,2864 cm3/s diperoleh kecepatan aliran sebesar 2,5777 cm /s. Pada
bukaan ketiga tekanan pada manometer sebesar 7,5 cmhg dengan debit
aliran sebesar 3,6152 cm3/s diperoleh kecepatan aliran sebesar 4,0758
cm /s. Pada bukaan keempat tekanan pada manometer sebesar 11,3cmhg
dengan debit aliran sebesar 4,4375 cm3/s diperoleh kecepatan aliran
sebesar 5,0028 cm /s.
Pada hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin
tinggi tekanan maka kecepatan semakin rendah dan bila tekanan tinggi
maka kecepatan semakin rendah. Dimana kecepatan dan tekanan
berbanding lurus. Hal ini berkebalikan dengan teori dimana pada
persamaan Bernoulli menyatakan bahwa bilamana kecepatan fluida tinggi,
tekanannya rendah, dan bilamana kecepatannya rendah, tekanan tinggi
(Giancoli, 1997). Terjadinya perbedaan ini kemungkinan disebabkan
karena kurangnya ketelitian pratikan.
Berdasarkan gambar 1.1 diketahui hubungan antara tekanan (P)
dengan debit (Q), dimana Y menyatakan tekanan dan X menyatakan debit.
Dapat disimpulkan bahwa tingkat korelasi atau hubungan kedua variabel
tersebut tinggi dan positif artinya semakin besar debit maka tekanan akan
semakin besar pula. Hal tersebut sesuai dengan pada persamaan Bernoulli
yang menunjukkan bahwa P berbanding lurus dengan Q yaitu P 1 - P2 = 1/2

(v 2 v 2), jika debit (Q) = vA dan A = D2 (D : Diameter pipa) maka


2 1

P1- P2 = 8 Q2(1/D24 1/D14) / 2.

Berdasarkan gambar 1.2 diketahui hubungan antara tekanan (P)


dengan kecepatan (v), dimana Y menyatakan tekanan dan X menyatakan
kecepatan. Dapat disimpulkan bahwa tingkat korelasi atau hubungan
kedua variabel tersebut tinggi dan positif artinya semakin besar kecepatan
maka tekanan akan semakin besar pula. Hal tersebut juga sesuai dengan

persamaan Bernoulli yaitu P1 - P2 = 1/2 (v22 v12) dimana P berbanding

lurus dengan v.
Prinsip dari dinamika fluida adalah prinsip dasar fluida yaitu
mengenai debit aliran dengan persamaan

Q = V / t = v . A.
Sedangkan prinsip dari pompa vakum sendiri adalah menerapkan prinsip
bernoulli seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa Analisis teoritis
dikembangkan dari persamaan Bernoulli dalam menentukan aliran fluida
yang keluar dari tabung pancar dalam bentuk persamaan bernoulli,

v21 p v2 p
+ z 1 + 1 = 2 + z2 + 2
2g g 2g g
Bila pada permukaan tabung pancar semua energi dianggap head statis
dengan mengabaikan kecepatan masuk tabung pancar (Vm = 0), maka
persamaan menjadi:

v2n Pm-Ps
=
2g

Antar variabel dalam praktikum kali ini memiliki peran masing-


masing dalam pengaruhnya terhadap variabel lain. Variabel-variabel tersebut
antara lain adalah tekanan, waktu, debit, volume, luas penampang dan
kecepatan alir fluida. Dari tabel 1.1 diperoleh data delapan percobaan
dengan bukaan kran yang berbeda-beda. Volume dikontrol sebanyak 1,5 liter
untuk setiap percobaan. Secara umum, perubahan tekanan P2 akibat
perubahan bukaan kran mempengaruhi variabel lain, dimana waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai 1,5 liter volume, semakin besar tekanan maka
waktu yang dibutuhkan semakin sedikit. Debit (Q) dipengaruhi oleh volume
dan waktu, namun karena volume dikontrol, maka dalam praktikum
semakin sedikit waktu, maka debit semakin besar. Untuk kecepatan alir,
dipengaruhi oleh debit dan luas penampang. Dalam praktikum, luas
penampang aliran adalah sama, sedangkan hubungan debit dan kecepatan
alir adalah semakin besar debit yang berarti semakin besar tekanan dan
semakin kecil waktu, maka kecepatan alir fluida semakin besar. Hal ini telah
sesuai dengan persamaan-persamaan dan teori yang telah dijelaskan diatas
(Darsono, 1999).

Dinamika aliran melewati dua dan tiga silinder melingkar dengan


ukuran yang sama diatur berdampingan menggunakan visualisasi aliran
anemometri dan gambar partikel velosimetri (Kumar, 2009). Bila sebuah
benda bergerak relative terhadap fluida, fluida mengerjakan gesekan seperti
gaya perlambatan pada benda (Li, 2004). Sifat transportasi termodinamika
dan molekul setiap spesies gas diresepkan menggunakan empiris
(Gao, 2006).
Kecepatan aliran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
besarnya nilai energi. Tinggi rendahnya kecepatan aliran dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya kemiringan dasar saluran, lebar saluran, debit
air, dan lain-lain. Mengacu pada hukum kontinuitas, kecepatan aliran dapat
meningkat bila terjadi peralihan lebar penampang yang semakin
menyempit (Setiawan, 2013).
Salah satu upaya yang dapat ditempuh guna mempertahankan mutu
dan daya simpan buah adalah pengolahan buah dalam bentuk rnakanan
kering (keripik buah). Permintaan makanan kering buah-buahan saat ini
terus meningkat karena masyarakat negara maju menyukai makanan sehat
(health foods) dimana proses pembuatannya tidak ditambah bahan pengawet
dan banyak mengandung sent (dietary fbre). Pengolahan buah menjadi
keripik perlu dukungan teknologi yang baik sehingga kualitas keripik yang
dihasilkan dapat diterima oleh konsumen. Salah satu cara untuk
menghasilkan makanan sehat tanpa mengubah bentuk aslinya adalah dengan
penggunaan teknologi penggorengan vakum. masyarakat. Penggunaan
mesin penggoreng vakum untuk pembuatan keripik buah tidak
mengakibatkan terjadinya perubahan pada buah utamanya warna rasa dan
aroma (Ruku, 2006).

E. Kesimpulan
1. Fluida adalah kondisi apabila benda berada dalam bentuk cair atau gas
(Malau, 2012). Tinggi rendahnya kecepatan aliran dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya kemiringan dasar saluran, lebar saluran,
debit air, dan lain-lain (Setiawan, 2013).
2. Prinsip pompa vacum yaitu, dimana suatu semburan yang
berkecepatan tinggi dihasilkan di dalam lubang venturi, merubah
energi bahan cair menjadi energi kecepatan. Perubahan ini
menghasilkan daerah tekanan rendah mengakibatkan bahan cair di
sekitarnya tertarik ke dalam kerongkongan dan kemudian bahan cair
yang terkumpul dikeluarkan (Early, 1982).
3. Dari hasil praktikum diperoleh, sebesar 0,887 cm 2 dengan diameter
pertama 1,905 cm dan diameter kedua sebesar 1,063 cm. Sedangkan
pada praktikum menghitung data yang diperoleh bukaan pertama
tekanan pada manometer sebesar 1cmhg dengan debit aliran sebesar
1,3200 cm3/s diperoleh kecepatan aliran sebesar 1,4882 cm /s. Pada
bukaan kedua tekanan pada manometer sebesar 3 cmhg dengan debit
aliran sebesar 2,2864 cm3/s diperoleh kecepatan aliran sebesar 2,5777
cm /s. Pada bukaan ketiga tekanan pada manometer sebesar 7,5 cmhg
dengan debit aliran sebesar 3,6152 cm3/s diperoleh kecepatan aliran
sebesar 4,0758 cm /s. Pada bukaan keempat tekanan pada manometer
sebesar 11,3cmhg dengan debit aliran sebesar 4,4375 cm 3/s diperoleh
kecepatan aliran sebesar 5,0028 cm /s. Pada hasil perhitungan tersebut
dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tekanan maka kecepatan
semakin rendah dan bila tekanan tinggi maka kecepatan semakin
rendah, dimana kecepatan dan tekanan berbanding lurus. Hal ini sesuai
dengan hasil teori dimana luas penampang aliran adalah sama,
sedangkan hubungan debit dan kecepatan alir adalah semakin besar
debit yang berarti semakin besar tekanan dan semakin kecil waktu,
maka kecepatan alir fluida semakin besar. (Darsono, 1999).
4. Mengacu pada hukum kontinuitas, kecepatan aliran dapat meningkat
bila terjadi peralihan lebar penampang yang semakin menyempit
(Setiawan, 2013). Debit (Q) dipengaruhi oleh volume dan waktu,
namun karena volume dikontrol, maka semakin sedikit waktu, maka
debit semakin besar. Untuk kecepatan alir, dipengaruhi oleh debit dan
luas penampang. Luas penampang aliran adalah sama, sedangkan
hubungan debit dan kecepatan alir adalah semakin besar debit yang
berarti semakin besar tekanan dan semakin kecil waktu, maka
kecepatan alir fluida semakin besar (Darsono, 1999).
5. Vacuum unit dapat diaplikasikan dengan VES (Vortex Ejector Stage).
untuk proses pemisahan, retrifikasi, pendinginan dan pemanasan dalam
bidang pangan. Selain itu juga dapat diaplikasikan dalam sistem proses
pengolahan minyak (Levchenko, 2012). Vacum unit juga dapat
diaplikasikan untuk destilasi (Ji, 2002).

DAFTAR PUSTAKA

Budianto , Anwar. 2008. Metode Penentuan Koefisien Kekentalan Zat


Cair dengan Menggunakan Regresi Linier Hukum Stokes. Jurnal
Seminar Nasional IV SDM Teknologi Nuklir.
Bueche, Frederick J.1989. Teori dan Soal-Soal Fisika. Edisi ke-8.
Erlangga. Jakarta
Daood, Syed S. 2007. Study On a Concentric Tube Bulb Manometer and
Its Performance Compared to U -shaped Manometer. Jurnal Sensors
2007, 7, 2835-2845.
Darsono., Suprapto., Dja.'jiman. 1999. Dasar Disain Sistem Vakum Mesin
Berkas Elektron (MBE). Prosiding Pertemuan dan Presentasi llrniah
Teknologi Akselerator dan Aplikasinya, Vol.1, No. 1, 56-61.
Giancoli, Douglas C. 1997.Fisika. Edisi ke-4. Erlangga. Jakarta
Jati, Bambang Murdaka Eka. 2008.Fisika Dasar. Andi. Yogyakarta
Ji dan Bagajewicz. 2002. Design of Crude Distillation Plants with Vacuum
Units. I. Targeting.American Chemical Society .Oklahoma.
Kumar, M.B. Shyam., S. Vengadesan. 2009. Large eddy simulations of
flow interference between two unequal sized square cylinders.
International Journal of Computational Fluid Dynamics, 23: 10,
671 686
Levchenko etc. 2012. Regime Characteristics of Vacuum Unit With a
Vortex Ejector Stage With Different Geometry of Its Flow Path.
XIIIth International Scientific and Engineering Conference
HERVICON-2011. Ukraina.
Lilly, Douglas K. 1965. On The Computational Stability Of Numerical
Solutions Of Time Dependent Non-Linear Geophysical Fluid
Dynamics Problems. Jurnal Monthly Weather Review Vol. 93, No.1.
Mc Cabe etc. 1999. Operasi teknik Kimia. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Pada Pipa Spiral Terhadap Laju Perpindahan Panas.Jurnal Teknik
Mesin, Volume 2,No. 1, Januari 2002.
Ruku, Suaedah. 2006. Gelar Teknologi Penggunaan Alat Penggoreng
Vakum. WARTA - WIPTEK, Vol. 14, No. 02, ISSN 08544662.
Setiawan, Andi. 2013. Analisis Perubahan Kecepatan Aliran Akibat
Penyempitan Aliran Akibat Penyempitan Pada Saluran Terbuka.
Jurnal Teknik. Universitas Pendidikan Indonesia.
Streeter, Victor L. 1990. Mekanika Fluida. Edisi ke-8. Erlangga. Jakarta
Sunu, Putu Wijaya. 2008. Dinamika Pusat Rotasi Fluida pada Proses
Difusi PenggabunganVorteks. Jurnal Teknik Mesin Vol. 10, No. 1,
April 2008: 2834.
Suyanta. 2011. Pengolahan Air Sumur untuk Bahan Baku Air Minum.
Jurnal pengabdian. Universitas Negeri Yogyakarta.
Utomo , Budi. 2002. Studi Eksperimental Tentang Pengaruh Aliran Fluida
White, Frank M. 1988. Mekanika Fluida. Edisi ke-2. Erlangga. Jakarta.

You might also like