You are on page 1of 5

ISBN No.

978-602-98559-1-3 Prosiding SNSMAIP III-2012

IDENTIFIKASI BAKTERI PENYEBAB INFEKSI LUKA OPERASI


(ILO) NOSOKOMIAL PADA RUANG RAWAT INAP BEDAH DAN
KEBIDANAN RSAM DI BANDAR LAMPUNG

Efrida Warganegara, Etty Apriliana, dan Ryan Ardiansyah


Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Jl. Sumantri Brojonegoro No. 1. Bandarlampung

ABSTRAK

Infeksi luka operasi merupakan salah satu dari infeksi yang terjadi di Rumah Sakit (infeksi
nosokomial), terutama yang memiliki pelayanan perawatan dan tindakan pembedahan yang
kurang atau belum memadai. Terjadinya infeksi ini terutama dapat berasal dari internal
penderita sendiri, namun dapat juga berasal dari ekternal seperti peralatan medis dan
petugas kesehatan. Akibat infeksi nosokomial ini akan menyebabkan biaya perawatan dan
masa inap di RS akan bertambah. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi bakteri penyebab
infeksi luka operasi nosokomial pada ruang rawat inap bedah dan Kebidanan RSAM di
Bandar Lampung. Jenis bakteri penyebab infeksi dapat digunakan sebagai rujukan dalam
mengobati infeksi luka operasi nosokomial di RSAM. Metode penelitian adalah deskriptif
laboratorik, dengan sampel diambil dari masing-masing 30 pasien diruang rawat inap bedah
dan kebidanan. Identifikasi bakteri dilakukan dengan kultur, pewarnaan Gram dan uji
biokimiawi. Hasil penelitian didapatkan 4 jenis bakteri terbanyak, pada ruang rawat inap
bedah adalah Pseudomonas sp (29,27%), Staphylococcus epidermidis (21,95%), dan
Klebsiella sp. (14,63%), serta pada ruang rawat inap kebidanan adalah Pseudomonas sp.
(25%), Escherichia coli (19,44%) dan Klebsiella sp. (16,67%). Hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa bakteri penyebab infeksi luka operasi yang terbanyak adalah bakteri
Gram negatip batang yang merupakan flora normal dari usus (Pseudomonas sp,.
Escherichia coli dan Klebsiella sp.) selain flora normal dari kulit yaitu bakteri Gram positif
kokus (Staphylococcus epidermidis).
Kata kunci : Infeksi Nosokomial, Infeksi Luka Operasi (ILO), Bakteri penyebab ILO

1. PENDAHULUAN penyebab infeksi, baik bakteri Gram positip


maupun Gram negatip (Suparman, 2006).
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang Beberapa peneliti telah melaporkan angka
didapat oleh penderita rawat inap di rumah kejadian ILO dengan 3 jenis bakteri
sakit dalam waktu 3 kali 24 jam, dan penyebab infeksi terbanyak, misalnya di
penyebab utamanya adalah bakteri. Jenis RSU Bangladesh bakteri teridentifikasi
infeksi nosokomial yang terbanyak adalah adalah Pseudomonas sp., Staphylococcus
infeksi luka operasi (ILO), saluran kemih epidermidis dan Escherichia coli (Alsaimari
(ISK) dan pneumonia nosokomial. Infeksi dan Mezaal, 2009). Di RS M. Djamil
nosokomial dapat terjadi akibat bakteri yang Padang didapatkan Klebsiella sp.,
berada baik dalam tubuh penderita sendiri Staphylococcus aureus, dan Enterobacter
(endogen) maupun dari luar penderita aglomerans, sedangkan di RS Moewardi
(eksogen), seperti lingkungan rumah sakit, Surakarta didapatkan bakteri penyebabnya
udara ruang operasi, peralatan kesehatan, adalah Enterobacter sp., Pseudomonas sp.,
bahan cairan atau petugas rumah sakit yang dan Proteus sp. (Raihana, 2011). Karena
kurang menerapkan cara sterilisasi yang kedua RS di Indonesia tersebut adalah RS
baik dan benar sehingga terjadilah suatu Pendidikan type B seperti RSAM maka
infeksi. Akibat dari infeksi nosokomial ini, peneliti bertujuan ingin mengetahui
dapat menyebabkan biaya perawatan dan kejadian penyebab ILO di RSAM Bandar
masa inap di RS akan bertambah (Light RW, Lampung yang dipakai sebagai RS
2001). Pendidikan Fakultas Kedokteran Unila..
Diagnosis Infeksi luka operasi (ILO)
sebagai salah satu infeksi nosokomial
ditegakkan atas dasar adanya nanah, rasa 2. METODE PENELITIAN
nyeri, serta kemerahan pada luka bekas
operasi, dan pada biakan dari pus tersebut Desain penelitian adalah penelitian
didapatkan berbagai bakteri sebagai deskriptif laboratorik. Penelitian

344
ISBN No. 978-602-98559-1-3 Prosiding SNSMAIP III-2012

dilaksanakan di RSAM Bandar Lampung Tabel 2. Jenis Bakteri dari ILO di Ruang Rawat
Inap Bedah RSAM
dan Laboratorium Mikrobiologi FK Unila.
Pengambilan sampel dilakukan pada No. Spesies Bakteri Jumlah Isolat (%)
pasien 72 jam post operasi di ruang rawat
Staphylococcus
inap Bedah dan Kebidanan RSUD A. 1 9 (21.95)
epidermidis
Moeloek Bandar Lampung. Penelitian Staphylococcus
2 2 (4.88)
mikrobiologi dilakukan di laboratorium saprophyticus
Staphylococcus
mikrobiologi FK Unila, pada bulan Oktober 3 2 (4.88)
aureus
2011-Januari 2012. Sampel kemudian
4 Pseudomonas sp. 12(29.27)
diperiksa secara mikroskopik dengan
pengecatan Gram, baru dilakukan kultur 5 Klebsiella sp. 6 (14.63)
pada media yang sesuai dengan hasil 6 Escherichia coli 3 (7.32)
pengecatan Gram, setelah itu diidentifikasi 7 Enterobacter sp. 2 (4.88)
dengan reaksi biokimia untuk masing-
8 Proteus mirabilis 3 (7.32)
masing bakteri yang sesuai sampai
didapatkan genus dan spesies dari bakteri 9 Proteus vulgaris 1 (2.44)
tsb. 10 Alcaligenes sp. 1 (2.44)
Total 41

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 3. Jenis Bakteri dari ILO di Ruang Rawat Inap
Hasil dari penelitian mengenai jumlah Kebidanan RSAM
bakteri dan identifikasi jenis bakteri pada
masing-masing 30 sampel pada ruang Jumlah Isolat
No. Spesies Bakteri
(%)
rawat inap bedah dan kebidanan di RSAM,
dapat dilihat pada Tabel 1. 1 Staphylococcus epidermidis 5 (13.89)
Staphylococcus
Tabel 1. Jenis dan Jumlah bakteri dari isolat ILO di 2 saprophyticus 1(2.78)
ruang rawat inap RSAM 3 Staphylococcus aureus 3 (8.33)
Jumlah Jenis Identifikasi 4 Pseudomonas sp. 9 (25)
Ruang
Bakteri Bakteri Total
No. Rawat 5 Klebsiella sp. 6 (16.67)
Satu Dua Gram Gram Sampel
Inap
Jenis Jenis (-) (+) 6 Escherichia coli 7 (19.44)

(%) (%) (%) (%) (%) 7 Enterobacter sp. 2 (5.56)

1 Bedah 19 11 28 13 30 8 Proteus mirabilis 1 (2.78)

63.33 36.67 68.29 31.71 100 9 Providencia sp. 1 (2.78)


10 Alcaligenes sp. 1 (2.78)
2 Kebidanan 24 6 27 9 30
Total 36
80 20 75 25 100

Disini terlihat bahwa dari tiap sampel


kebanyakan disebabkan oleh satu jenis
bakteri, dan dua jenis bakteri saja, yang
menunjukkan bahwa bakteri tsb benar
penyebab infeksi dan bukan karena
kontaminasi saat pengambilan dan saat
pemeriksaan sampel tersebut. Selain itu
bakteri yang teridentifikasi adalah bakteri
Gram negatip batang sekitar 68.29-75%,
sedangkan bakteri Gram positif kokus
sekitar 25-31.71%.
Hasil identifikasi penentuan genus atau
spesies dari bakteri penyebab infeksi pada
masing-masing sampel di Ruang Rawat Gambar 1. Jenis Bakteri dari ILO di Ruang Rawat Inap
Inap Bedah dan Kebidanan RSAM dapat Bedah RSAM Bandar Lampung
dilihat pada Tabel 2 dan 3 serta Gambar 1
dan 2.

345
ISBN No. 978-602-98559-1-3 Prosiding SNSMAIP III-2012

dibandingkan dengan pasien kebidanan


Pseudomonas yang umumnya mereka tidak sakit.
sp. (25%)
Empat bakteri yang terbanyak baik pada
ruang rawat inap bedah dan kebidanan
Staphylococc adalah sama dalam jenisnya hanya
us berbeda dalam jumlah, yaitu Pseudomonas
epidermidis sp. (29.27% dan 25%), Kelbsiella sp.
(13.89%) (14.63% dan 16.67%), sedangkan
Escherichia Staphylococcus epidermidis (21.95%) pada
coli (19.44%) ruang rawat inap bedah dan Escherichia
coli (19.44%) pada ruang rawat inap
kebidanan. Pseudomonas sp. adalah
merupakan suatu flora normal pada usus
Gambar 2. Jenis Bakteri dari ILO di Ruang Rawat Inap dan kulit manusia, Klebsiella sp. dan
Kebidanan RSAM Bandar Lampung Escherichia coli adalah flora normal usus,
sedangkan Staphylococcus epidermidis
Tabel 2 dan 3 serta Gambar 1 dan 2 adalah suatu bakteri flora normal pada kulit,
menunjukan bahwa sebagian besar (63.33- hidung dan tenggorokan manusia. Dari
80%) isolat mengandung hanya 1 jenis hasil penelitian ini ternyata sesuai dengan
bakteri, yang menandakan jelas bakteri hasil penelitian oleh Alsaimary I.E. dan
tersebut sebagai penyebab infeksi, bukan Mezaal T.J. di RSU Bangladesh dan
suatu kontaminasi. Hasil identifikasi bakteri Masaadeh dkk. di FK Universitas Jordan
kedua ruang rawat inap bedah dan yang menyatakan bahwa bakteri penyebab
kebidanan RSAM didapat hampir semua ILO adalah Pseudomonas sp. (75.86% dan
jenis bakteri yang diidentifikasi adalah 27.8%), Selain itu Pseudomonas sp.
sama, hanya beda 1 jenis saja yaitu tumbuh subur pada air bak, juga pada
Proteus vulgarius pada Ruang Rawat Inap larutan desinfektans, sehingga bakteri ini
Bedah dan Providencia sp. pada Ruang dengan sangat mudah untuk menyebar
Rawat Inap Kebidanan. Namun jumlah dengan cepat pada pasien dan pada
isolate yang ditemukan yang memiliki lingkungan di rumah sakit (Ducel, 2002;
perbedaan, pada ruang rawat inap bedah Alsaimary I.E. dan Mezaal T.J., 2009;
didapatkan 41 isolat, sedangkan pada Masaadeh dkk. 2009). Pada penelitian di
ruang rawat inap kebidanan didapatkan 36 RS Moewardi Surakarta didapatkan bahwa
isolat bakteri dari 30 sampel klinik ILO. Pseudomonas sp. merupakan bakteri
Jumlah isolate yang banyak pada ruang terbanyak kedua sebagai penyebab ILO
rawat inap bedah adalah dikarenakan Nosokomial. Hal ini mungkin karena
banyaknya tipe-tipe operasi (16 jenis) dan terdapatnya kesamaan tipe rumah sakit
adanya jenis operasi yang kotor sehingga yaitu type b pendidikan seperti di RSAM,
memungkinkan banyaknya bakteri sebagai sehingga terdapat kesamaan sarana,
penyebab infeksi. Tiga jenis operasi yang prasarana dan lingkungan sekitarnya,
menempati urutan terbanyak adalah selain sterilitas ruang operasi turut
Craniotomi, Laparotomi dan Apendiktomi berperan serta dalam terjadinya ILO di
sekitar 43.3%. Selain itu dari data terlihat RSAM (Guntur, 2004; Nur Ayni T, 2006;
bahwa karena operasi dilakukan pada umur Mirza A, 2010).
muda, umur tua yang mungkin juga
menderita sakit kencing manis, yang Bakteri terbanyak kedua pada ruang rawat
semuanya ini sangat rentan terhadap inap bedah adalah bakteri Gram positif
infeksi, disamping operasi dilakukan kokus yaitu Stapylococcus epidermidis
melibatkan saluran pencernaan yang dihuni (21.95%). Karena bakteri ini merupakan
oleh bakteri flora normal dan dapat flora normal pada ku;it maka hampir setiap
menyebabkan infeksi bila berada diluar orang mempunyai bakteri ini pada kulit,
habitat normalnya (Broock, 2005). Pada hidung atau tenggorokan. Infeksi oleh
ruang rawat inap kebidanan, biasanya Staphylococcus epidermidis biasanya sulit
operasinya adalah operasi bersih disembuhkan karena beberapa strainnya
(direncanakan) dan jenis operasinya hanya telah menjadi resistensi terhadap sebagian
1 (satu) jenis saja yaitu sectio caesaria. besar antibiotic (multiresisten). Selain
Selain itu jumlah pengunjung juga berperan Pseudomonas sp., bakteri batang Gram
karena pada pasien bedah umumnya orang negative Klebsiella sp. merupakan bakteri
sakit sehingga banyak yang mengunjungi, terbanyak ketiga baik pada ruang rawat

346
ISBN No. 978-602-98559-1-3 Prosiding SNSMAIP III-2012

inap bedah (14.63%) maupun kebidanan rumah sakit sebaiknya mempunyai ventilasi
(16.67%). Klebsiella sp. di RS M.Djamil yang baik, udara keluar masuk bebas,
Padang ternyata merupakan penyebab lantai disapu dan dipel setiap hari, serta
yang dominan dari ILO diruang rawat sprei tempat tidur diganti setiap hari (Muslih
kebidanan. Hal ini dikarenakan Klebsiella M, 2006). Peralatan yang steril dan petugas
sp. merupakan flora normal multiresisten yang bekerja secara aseptic seperti
yang umum dijumpai pada saluran usus misalnya sterilitas semua peralatan yang
dan saluran kemih. Salah satu spesies dipakai baik diruang operasi, diruangan
Klebsiella adalah Klebsiella pneumonia rawat inap, tindakan cuci tangan,
terdapat dalam saluran nafas dan feces pemakaian sarung tangan, dan pemakaian
pada sekitar 5% orang normal. Operasi masker sangat berperan dalam mencegah
yang melibatkan saluran usus dan saluran terjadinya infeksi nosokomial seperti Infeksi
kemih berpeluang untuk terjadinya Luka Operasi.(Nurkusuma dan Dudy,
kontaminasi Klebsiella sp. yang 2009).
menyebabkan infeksi pada luka post
operasi. Pseudomonas sp. disini ternyata Terjadinya infeksi luka operasi nosokomial
merupakan penyebab ILO terbanyak ketiga, di RSAM dapat terjadi kemungkinan
berbeda dengan yang didapatkan di RSAM. disebabkan oelh beberapa hal seperti
Hal ini terjadi karena kemungkinan sampel misalnya perilaku tidak cuci tangan, tidak
operasi diambil dari ruang rawat inap memakai sarung tangan steril, tidak
kebidanan (laparoskopi) sehingga rentan menggunakan masker saat mengganti
terhadap kontaminasi bakteri flora normal balutan oleh petugas kesehatan. Di RSAM
usus (Raihana N, 2011). Bakteri flora penggunaan masker saat penggantian
normal usus lainnya yang ditemukan pada balutan belum rutin dilakukan sehingga ILO
ILO adalah Escherichia coli (19.44%) yang terjadi karena transmisi bakteri sulit dicegah
merupakan bakteri dominan kedua pada dari mulut dan ubang hidung petugas. Satu
ruang rawat inap kebidanan. Bakteri ini set alat ganti balut sebaiknya digunakan utk
akan berubah jadi pathogen dan satu pasien, namun karena keterbatasan
menyebabkan infeksi bila berada diluar alat dan bahan yang tersedia (kadang-
habitat normalnya (diluar usus) seperti kadang digunakan untuk luka kotor)
misalnya pada kulit luka operasi. sehingga alat ganti dipakai lagi dengan
Kontaminasi ini dapat terjadi bila operasi hanya disterilkan dengan merendamnya
laparoskopi ataupun konyak langsung dari pada cairan desinfektans. Ruang operasi
lingkungan rumah sakit, personal hygiene juga juga dapat meningkatkan resiko ILO
pasien sendiri ataupun dari petugas terutama pada ruang operasi yang padat
kesehatan yang merawat luka operasi jadwalnya, sehingga terkadang tidak
tersebut.(Brock,2005). sempat mensterilkan ruang operasi dalam
waktu 2 jam sebelum operasi dilaksanakan
Diketahui bahwa penyebab infeksi (Nurkusuma, 2009; Muslih M, 2006; Nur
nosokomial secara umum, termasuk ILO Ayni T, 2009; dan Mirza A, 2009). Selain itu
Nosokomial adalah berasal dari autoinfeksi yang tidak kalah pentingnya adalah bakteri
(endogen, self inection) yaitu suatu bakteri penyebab ILO umumnya bersifat resisten
yang memang sudah ada di tubuh manusia terhadap antibiotika sehingga sulit
dan berpindah ke tempat lain di tubuh kita dieliminasi, hal ini mungkin karena
dan berasal dari eksogen (cross infection) dilingkungan rumah sakit sangat banyak
yang berasal dari lingkungan rumah sakit dipergunakan antibiotika untuk
seperti udara ruang operasi, udara ruang menanggulangi penyakit infeksi, sehingga
rawat inap, peralatan yang tidak steril, bakteri sering terpapar dengan antibiotika
maupun petugas rumah sakit yang kurang dan kondisi ini menyebabkan terjadi mutasi
menerapkan perilaku aseptic dan antiseptic pada gen menjadikan bakteri resistensi
(Suparman, 2006). Agar tidak terjadi infeksi terhadap antibiotika yang biasa digunakan
nosokomial, ruang operasi setiap akan (Ducel, 2002).
digunakan wajib disterilkan terlebih
udaranya dan sebagai standar angka
kuman pada udara ruang operasi adalah 4. SIMPULAN DAN SARAN
sekitar 10 CFU/m3, sehingga angka kuman
lebih besar dari 10 dapat berpeluang Kesimpulan, didapatkan tiga spesies
menyebabkan infeksi luka operasi bakteri terbanyak hasil identifikasi dari luka
nosokomial (Nur Ayni T, 2009; Mirza A, operasi di ruang rawat inap bedah RSAM
2010). Selain itu udara ruang rawat inap di adalah Pseudomonas sp. (29.27%),

347
ISBN No. 978-602-98559-1-3 Prosiding SNSMAIP III-2012

Staphylococcus epdermidis (21.95%), Light R.W., 2001, Infectious disease,


Klebsiella sp. (14.63%), sedangkan hasil Nosocomial infection, Harrisons
identifikasi dari luka operasi di ruang rawat Principle of Internal Medicine,
ed
inap kebidanan RSAM adalah 15 . McGraw-Hill Professional, New
Pseudomonas sp. (25%), Escherichia coli York.
(19.44%), dan Klebsiella sp. (16.67%). Masaadeh, Hani M, and Adnan S Jaran,
Saran untuk peneliti lain adalah melakukan 2009, Incidence of Pseudomonas
identifikasi bakteri dari infeksi nosokomial aeruginosa in Post Operative Wound
lainnya dan melakukan tindakan Infection, American Journal of
pencegahan terhadap kejadian infeksi Infectious Disease, Faculty ofMedicine
nosokomial yang lebih intensif di rumah Jordan University of Sciences and
sakit, selain menggunakan hasil identifikasi Technology, Irbid Jordan Departement
bakteri untuk tindakan terapi terhadap of Biological science.
bakteri penyebab infeklsi nosokomial.
Mirza A, 2010, Pengaruh Frekuensi
Operasi dengan Angka Bakteri pada
Ruang Operasi Bedah Ortopedi RSUD
UCAPAN TERIMAKASIH
Dr.Hi.Abdul Moeloek Bandar Lampung
(Skripsi), Fakultas Kedokteran
Pada kesempatan ini saya mengkhaturkan
Universitas Lampung, Bandar
terimakasih yang tak terhingga pada dr.
Lampung.
Betta Kurniawa dan Bayu atas bantuannya
dalam memberikan masukan-masukan dan Muslih M, 2006, Faktor-faktor yang
membantu dalam pelaksanaan penelitian mempengaruhi Terjadinya Infeksi
ini hingga selesai tepat pada waktunya. Nosolomial pada Pasien Pasca
Operasi Bersih di Bangsal Bedah
RSUD Brebes, Fakultas Kesehatan
PUSTAKA Masyarakat, Universitas Diponegoro,
Semarang
Alsaimary I.E., and Mezaal T.J., 2009, Nur Ayni T, 2007, Sterilisasi Udara Ruang
Evaluation of efficiency of some Operasi Bedah Syaraf di RSUD Dr. Hi.
disinfectans and Antibacterial Abdul Moeloek Bandar Lampung
agents on bacterial pathogenesis (Skripsi), Fakultas Kedokteran
isolatated from postoperative wounds, Universitas Lampung, Bandar
The Journal of Microbiology, Vol. 6, Lampung.
No. 2. Nurkusuma dan Dudy Disyadi, 2009, Faktor
Brooks, Geo F., Butel, Janet S, Morse, yang Berpengaruh terhadap Kejadian
Stephen A, 2005, Jawetz, Melnicks & Methicillin-resistant Stapulococcus
Adelbergs Mikrobiologi aureus (MRSA) pada Kasus Infeksi
Kedokteran, Alih Bahasa Bagian Luka Pasca Operasi di Ruang
Mikrobiologi Fakultas Kedoolkteran Perawatan Bedah RS dr. Kariadi,
Universitas Airlangga, Semarang, Universitas Diponegoro,
Salemba Medika, Jakarta. Semarang
Ducel dkk., 2002, Prevention of Hospital- Raihana N, 2011, Profil Kultur dan Uji
acquired Infection, World Health Sensitifitas Bakteri Aerob dari Infeksi
Organization. Luka Operasi Laparotomi di Bangsal
Guntur H, 2004, Terapi secara empiris Bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang,
pada suatu daerah, dilakukan Fakultas Farmasi Universitas Andalas
berdasarkan pada pola kuman Padang
yang didapatkan pada ru mah sakit Soeparman dkk., 2006, Ilmu Penyakit
setempat berdasarkan pola kuman Dalam Edisi ke-3, Balai Penerbit FKUI,
dan kepekaan di RSUD Dr. Moewardi Jakarta
Fakultas Kedokteran UNS, Surakarta.

348

You might also like