You are on page 1of 33

BADAN PENGEMBANGAN

SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH


PROVINSI JAWA TENGAH

LAPORAN PELAKSANAAN
BENCHMARKING
DI DINAS PERTANIAN DAN PANGAN
KABUPATEN BADUNG BALI
Pada Selasa, 18 April 2017

DIKLATPIM IV ANGK. LXXXVI


KELOMPOK I
Krima Karmila (21)
Sri Kristiyani (29)
Zamroni (32)
Zaenal Arifin (13)
Abdul Hopir (09)
Nurcahyo (37)
Wijonarko (15)
Puji Basuki (19)
Istikharoh (33)
Kartika Nugraheni (34)
Sita Murti (24)
Syarifudin (06)
Sahid Joko Sembodo (26)

20171
KELOMPOK PERTANIAN
BENCHMARKING Dikpim IV/LXXXVI/2017

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN BENCHMARKING
DI DINAS PERTANIAN DAN PANGAN
KABUPATEN BADUNG, BALI
TAHUN 2017

Disusun oleh:

KELOMPOK I
DIKLATPIM IV/LXXXVI/2017

Telah dilaksanakan dan disusun pada:

Hari : Selasa
Tanggal : 18 April 2017
Tempat : Hotel Primebiz Kuta - Bali

Mengesahkan,
PEMBIMBING / COACH

Dr. Ir. NUGROHO IN SAPUTRO, MM


Widyaiswara Ahli Utama
NIP.19590218 198503 1 001

2
KELOMPOK PERTANIAN
BENCHMARKING Dikpim IV/LXXXVI/2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Benchmarking sebagai
rangkaian kurikulum Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV
Angkatan LXXXVI BPSDMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017 yang
dilaksanakan di Kabupaten Badung, Bali pada Selasa 18 April 2016.

Sebagaimana tujuan pelaksanaan Benchmarking ini adalah untuk


membuka wawasan serta memberikan pengetahuan bagi kami, para
peserta agar memiliki pola pikir yang lebih profesional dalam hal
memberikan pelayanan publik, berinovasi serta berkolaborasi dalam
mengadopsi maupun mengadaptasikan hasil tersebut ke dalam area
perubahan masing-masing peserta.

Untuk itu, tak lupa kami pun mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Dr. Ir. Nugroho In Saputro, MM sebagai pembimbing (coach)
kelompok pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, Bali
yang telah memberikan perhatian untuk tahap kegiatan ini serta para
Widyaiswara yang ikut mendampingi sejak awal hingga akhir kegiatan.

Kami menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat beberapa


kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
diharapkan untuk kesempurnaan penyusunan laporan ini. Namun
demikian, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.

Badung, April 2017

Kelompok I

3
KELOMPOK PERTANIAN
BENCHMARKING Dikpim IV/LXXXVI/2017

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................1


LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................2
KATA PENGANTAR ......................................................................................3
DAFTAR ISI ...................................................................................................4
1. PENDAHULUAN...................................... Error! Bookmark not defined.5
1.1 LATAR BELAKANG ........................ Error! Bookmark not defined.5
1.2 PROFIL DAN GAMBARAN LOKASI .................................................6
2. TUJUAN DAN MANFAAT ..........................................................................8
2.1 TUJUAN ...........................................................................................8
2.2 MANFAAT ........................................................................................9
3. INOVASI ....................................................................................................9
3.1 KONSEP INOVASI ...........................................................................9
3.2 INOVASI PERTANIAN KABUPATEN BADUNG.............................12
3.2.1 PROGRAM OVOP - PENGEMBANGAN ASPARAGUS ........12
3.2.2 FESTIVAL BUDAYA PERTANIAN (FBP) ..............................17
4. NILAI-NILAI INOVASI YANG BISA DIADOPSI ........................................22
5. PENUTUP................................................................................................24
5.1 KESIMPULAN.................................................................................24
5.2 SARAN ...........................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................25
LAMPIRAN FOTO........................................................................................26
LAMPIRAN LAPORAN INDIVIDU................................................................33

4
KELOMPOK PERTANIAN
BENCHMARKING Dikpim IV/LXXXVI/2017

1. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga gga Negara (LAN)


Nomor 12 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat
Kepemimpinan Tingkat IV (Diklatpim IV)bertujuan membentuk
kompetensi kepemimpinan operasional pada pejabat struktural
eselon IV, yang akan berperan dalam menyelenggarakan tugas dan
fungsi kepemerintahan pada instansi masing-masing. Kompetensi
yang diharapkan dari penyelenggaraan Diklatpim IV adalah sebagai
berikut:
1. Sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada
kepentingan masyarakat, bangsa, negara dan tanah air;
2. Kompetensi teknis, managerial dan/atau kepemimpinannya, dan;
3. Efisiensi, efektifitas dan kualitas pelaksana tugas yang dilakukan
dengan semangat kerjasama dan tanggung jawab sesuai
dengan lingkungan kerja organisasinya.

Selanjutnya, guna mendapatkan kompetensi yang


diharapkan diperlukan pengetahuan serta pemahaman dan
mengimplementasikan dalam hal:
1. Pengembangan potensi diri;
2. Kepemimpinan;
3. Administrasi;
4. Organisasi;
5. Managemen;
6. Tantangan/Kendala, dan;
7. Inovasi.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengambangkan


inovasi melalui kegiatan benchmarking kepada best practice unit
5
KELOMPOK PERTANIAN
BENCHMARKING Dikpim IV/LXXXVI/2017

kerja lain, yang dinilai memiliki terobosan dan keunggulan inovasi


tertentu. Kegiatan Benchmarking ke lokus yang dianggap dapat
mewakili terhadap proyek perubahan untuk dapat diadopsi dan
diadaptasi, guna melakukan inovasi sehingga dapat melengkapi
proyek perubahan yang dibuat oleh masing-masing peserta.

Kegiatan Benchmarking diharapkan dapat membuka


wawasan dan memberikan pengetahuan yang memiliki pola pikir
yang lebih profesional dalam hal memberikan pelayanan publik.
Untuk mendorong program pemerintah dalam hal pemberian
pelayanan publik secara profesional dan sebagai pembanding,
maka salah satu yang dipilih untuk Benchmarking adalah
Kabupaten Badung yang memiliki beberapa keunggulan dan
inovasi dalam pembangunan daerah. Salah satunya adalah inovasi
pada Dinas Pertanian dan Pangan Kab. Badung.

1.2 PROFIL DAN GAMBARAN LOKASI

Kabupaten Badung, satu dari delapan kabupaten dan satu


kota di Bali, secara fisik mempunyai bentuk unik menyerupai
sebilah "keris", yang merupakan senjata khas masyarakat Bali.
Keunikan ini kemudian diangkat menjadi lambang daerah yang
merupakan simbol semangat dan jiwa ksatria yang sangat erat
hubungannya dengan perjalanan historis wilayah ini, yaitu peristiwa
"Puputan Badung". Semangat ini pula yang kemudian melandasi
motto Kabupaten Badung yaitu "Cura Dharma Raksaka" yang
artinya Kewajiban Pemerintah adalah untuk melindungi kebenaran
dan rakyatnya.

Secara geografis, Kabupaten Badung terletak pada posisi


08014'17" 08050'57" Lintang Selatan dan 115005'02" 115015' 09"
Bujur Timur, membentang di tengah-tengah Pulau Bali. Mempunyai
6
KELOMPOK PERTANIAN
BENCHMARKING Dikpim IV/LXXXVI/2017

wilayah seluas 418,52 km2 ( 7,43% luas Pulau Bali ), Bagian utara
daerah ini merupakan daerah pegunungan yang berudara sejuk,
berbatasan dengan kabupaten Buleleng, sedangkan di bagian
selatan merupakan dataran rendah dengan pantai berpasir putih
dan berbatasan langsung dengan Samudra Indonesia. Bagian
tengah merupakan daerah persawahan dengan pemandangan
yang asri dan indah, berbatasan dengan Kabupaten Gianyar dan
kota Denpasar disebelah Timur, sedangkan di sebelah Barat
berbatasan dengan kabupaten Tabanan. Kabupaten Badung
merupakan daerah berikilim tropis yang memiliki dua musim yaitu
musim kemarau (April - Oktober) dan musim hujan (Nopember -
Maret), dengan curah hujan rata-rata pertahun antara 893,4 -
2.702,6 mm. Suhu rata-rata 25 300C dengan kelembaban udara
rata-rata mencapai 79%.

Secara administratif, Kabupaten Badung terbagi menjadi 6 (


enam ) wilayah Kecamatan yang terbentang dari bagian Utara ke
Selatan yaitu Kecamatan Petang, Abiansemal, Mengwi, Kuta, Kuta
Utara, & Kuta Selatan. Disamping itu di wilayah ini juga terdapat 16
Kelurahan, 46 Desa, 369 Banjar Dinas, 164 Lingkungan 8 Banjar
Dinas Persiapan dan 8 Lingkungan Persiapan.

Selain Lembaga Pemerintahan seperti tersebut di atas, di


Kabupaten Badung juga terdapat Lembaga Adat yang terdiri dari
120 Desa Adat, 523 Banjar dan 523 Sekaa Teruna. Di Kabupaten
Badung juga terdapat 1 BPLA Kabupaten dan 6 BPLA Kecamatan
serta 1 Widyasabha Kabupaten dan 6 Widyasabha Kecamatan.
Lembaga - lembaga adat ini memiliki peran yang sangat strategis
dalam pembangunan di wilayah Badung pada khususnya dan Bali
pada umumnya.

7
KELOMPOK PERTANIAN
BENCHMARKING Dikpim IV/LXXXVI/2017

Sebagaimana lazimnya sebuah lembaga, anggota


masyarakat adat ini terikat dalam suatu aturan adat yang disebut
awig - awig. Keberadaan awig-awig ini sangat mengikat warganya
sehingga umumnya masyarakat sangat patuh kepada adat. Oleh
karena itu keberadaan Lembaga Adat ini merupakan sarana yang
sangat ampuh dalam menjaring partisipasi masyarakat. Banyak
program yang dicanangkan Pemerintah berhasil dilaksanakan
dengan baik di daerah ini, berkat keterlibatan dan peran serta
lembaga adat yang ada.

2. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 TUJUAN

Adapun tujuan dari peserta Diklatpim IV Angkatan LXXXVI


kali ini melaksanakan Benchmarking di Kabupaten Badung adalah
dalam rangka untuk:

1. Melengkapi kurikulum program Diklatpim IV polabaru;

2. Menambah wawasan peserta terhadap pelayanan publik dalam


penyelenggaraan untuk mendapatkan program unggulan
(inovasi) baru di lokus yang dituju;

3. Meningkatkan level pembelajaran organisasi bagi peserta


Diklatpim IV;

4. Memperoleh Best Practice yang berguna bagi peserta Diklatpim


IV dalam merancang Proyek Perubahan, dan;

5. Diharapkan peserta dapat berinovasi dan berkolaborasi dalam


mengadopsi maupun mengadaptasikan hasil tersebut ke dalam
area perubahan masing-masing peserta.

8
KELOMPOK PERTANIAN
BENCHMARKING Dikpim IV/LXXXVI/2017

2.2 MANFAAT
Manfaat dari melaksanakan Benchmarking di Kabupaten
Badung diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Mengadopsi dan mengadaptasi best practice untuk merancang
inovasi ;
2. Memperbaiki kelemahan organisasi ;
3. Memantapkan dalam melakukan pelayanan prima kepada
masyarakat ;
4. Meningkatkan profesionalitas kerja organisasi ;
5. Mempercepat proses pembelajaran.

3. INOVASI

3.1 KONSEP INOVASI

Kabupaten Badung secara geografis bentuknya menyerupai


keris, dimana bagian hulunya (utara) sebagai kawasan pegunungan
(hutan), dibagian tengah sebagai kawasan pertanian, sedangan
dibagian hilir (selatan) merupakan kawasan pariwisata. Kabupaten
Badung, adalah pusat pengembangan kepariwisataan di Bali,
karena hotel-hotel berbindang, restoran dan fasilitas pendukung
lainnya ada di wilayah yang PAD-nya terbesar di Pulau Dewata.
Meskipun hotel dan restoran berjejer di sepanjang kawasan Nusa
Dua, Jimbaran, Kuta dan Legian, namun Kabupaten Badung itu
masih memiliki hamparan lahan yang luas untuk mengembangkan
sektor pertanian yakni di Badung Tengah (Mengwi) dan Badung
utara (Petang).

Untuk itu, Kabupaten Badung mempunyai komitmen untuk


membangun wilayah Badung utara sebagai sentra agribisnis untuk
menunjang sektor pembangunan kepariwisataan di Badung

9
KELOMPOK PERTANIAN
BENCHMARKING Dikpim IV/LXXXVI/2017

selatan. Karenanya, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten


Badung, Bali menyadari bahwa inovasi harus senantiasa
dilaksanakan hal ini berdasarkan pertimbangan, antara lain:
1. Menjawab aspirasi dan apresiasi publik tentang dikotomi
wilayah antara Badung Utara (Pertanian) dengan Badung
Selatan (Pariwisata);
2. Potensi Badung Utara perlu dioptimalkan sesuai dengan
agroekosistemnya yaitu sektor pertanian, khususnya
perkebunan dan hortikultura;
3. Mencari komoditas prospektif secara ekonomi sebagai titik
ungkit ekonomi Badung Utara, dan;
4. Menjawab sinergitas pertanian-pariwisata.

Gambar 1.

Program inovatif unggulan Dinas Pertanian dan Pangan


Kabupaten Badung, Bali ada 2 (dua), yakni: 1) Program OVOP
pada pengembangan asparagus, 2). Festival Budaya Pertanian.
Hal ini berdasarkan anatomi program pembangunan pertanian di

10
KELOMPOK PERTANIAN
BENCHMARKING Dikpim IV/LXXXVI/2017

Kabupaten Badung yang dikembangkan untuk menjadi ikon produk


unggulan antara lain melalui:
1. Produk organik;
2. Kampung bunga;
3. Kampung buah;
4. Program OVOP;
5. Festival Pertanian;
6. Program Tanimas;
7. RPH Mambal, dan
8. Sentra Peternakan.

Gambar 2.

Inovasi ini juga akan menunjukkan efisiensi ekonomi,


partisipasi stakeholders yang cukup luas, direspon dan diadopsi
institusi lain, serta membuka ruang yang cukup untuk saran
perbaikan. Dampaknya bagi masyarakat cukup besar, terlihat dari
jumlah kunjungan, nilai transaksi bisnis, sebagai ajang promosi,

11
KELOMPOK PERTANIAN
BENCHMARKING Dikpim IV/LXXXVI/2017

ruang dialog publik dan hiburan, serta bentuk nyata sinergi


pertanian dengan pariwisata. Semua hal tadi akhirnya bermuara
pada tumbuhnya icon/citra keberpihakan pada Badung Utara di
mata publik. Inisiatif ini dikemas dengan pengorganisasian
pelaksanaan yang terbagi dalam tiga tahap, yaitu : pre-event
(persiapan); summit-event (puncak pelaksanaan) dan post-event
(evaluasi). Hasil nyata, terukur dan berorientasi pada pengguna
jelas tercermin dalam inisiatif ini, sebagai ciri dari peningkatan
kualitas pelayanan publik

Keberlanjutan program dan anggaran sudah menjadi


komitmen Pemerintah Kabupaten Badung, untuk keseimbangan
pembangunan wilayah. Replikasi dan adopsi sudah mulai tumbuh,
bahkan event ini sangat berpeluang untuk disinergikan dengan
program sektor lain yang berorientasi pemberdayaan dan
penguatan ekonomi masyarakat yang berbasis pertanian. Secara
keseluruhan inisiatif ini juga mencerminkan dimensi reformasi
birokrasi, meliputi: perundang-undangan, organisasi, tata laksana,
akuntabilitas, pengawasan, pelayanan publik dan budaya kerja.

3.2 INOVASI PERTANIAN KABUPATEN BADUNG

Hasil peserta Diklatpim IV Angkatan LXXXVI kali ini


mengikuti kegiatan Benchmarking di Kabupaten Badung, Bali
adalah orientasi pada 2 (dua) program inovasi pertanian unggulan
yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten
Badung, Bali, yakni;

12
KELOMPOK PERTANIAN
BENCHMARKING Dikpim IV/LXXXVI/2017

3.2.1 PROGRAM OVOP (ONE VILLAGE ONE PRODUCT)


PENGEMBANGAN ASPARAGUS
Dalam hal ini Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten
Badung, Bali melaksanakan 5 (lima) prinsip pendekatan strategis
pada pembanguan berkelanjutan, yaitu;
a. Pro Growth (Pemerataan bagi seluruh lapisan masyarakat);
b. Pro Jobs (Penciptaan lapangan pekerjaan dan iklim usaha
yang baik);
c. Pro Poor (Penanggulangan kemiskinan);
d. Pro Culture (Melestarikan dan pengembangan budaya
masyarakat);
e. Pro environment (Pelestarian Lingkungan).

Gambar 3.

Pemerintah Kabupaten Badung, menargetkan 50 hektare


lahan pengembangan perkebunan Asparagus di Desa Pelaga,
Petang, Badung utara, mengingat permintaan dari hotel dan
perusahaan terus meningkat. Pengembangan jenis sayur mayur
13
KELOMPOK PERTANIAN
BENCHMARKING Dikpim IV/LXXXVI/2017

yang mempunyai nilai ekonomis tinggi itu kini telah menjangkau


46 hektare yang melibatkan delapan kelompok petani.

Petani yang mendapat pembinaan ahli pertanian dari


Yayasan International Cooperation and Development Fund
(ICDF), Taiwan hingga tahun 2015 mampu menghasilkan
asparagus untuk memenuhi kebutuhan hotel maupun konsumen
di pasaran. Hingga akhir masa pendampingan dari tim ahli luar
negeri tersebut sasaran pengembangan asparagus seluas 50
hektare di kawasan Plaga itu optimis dapat terlampaui.

Dalam sistem pengembangan asparagus tersebut


menerapkan produk OVOP (one village one product) dengan
komoditas unggulan sayur mayur kualitas terbaik sehingga
mampu mengangkat pendapatan dan tingkat kesejahteraan
petani.

Setiap petani yang mengembangkan asparagus seluas


tujuh are (700 meter persegi) mampu menghasilkan Rp 400.000
per hari atau sekitar Rp 12 juta per bulan. Pendapatan tersebut
sangat menjajikan dibanding dengan pegawai negeri sipil atau
pegawai perusahaan suasta lainnya.

Kegiatan utama dari program OVOP pengembangan


asparagus tersebut antara lain;
1. Identifikasi masalah dan potensi (Program, Regulasi dan
Anggaran);
2. Penetapan komoditas unggulan;
3. Menyusun strategi / rencana aksi;
4. Pemantapan Ikon, uji mutu dan promosi;
5. Membangun transfaransi dan partisipasi , dan;
6. Memperluas varian dan pemasaran

14
KELOMPOK PERTANIAN
BENCHMARKING Dikpim IV/LXXXVI/2017

Bahkan produksi aspragus Desa Plaga berdasarkan hasil


penelitian dari Insitut Teknologi Bandung (ITB) masuk paling baik
Asia. Hal itu menunjukkan potensi pertanian Asparagus di
Kabupaten Badung cukup menjajikan baik dari segi kondisi
lingkungan, maupun prospek penjualannya.

Asparagus merupakan salah satu jenis sayur mayur yang


memiliki khasiat kesehatan yang tinggi. tidak salah kalau
masyarakat yang mengerti kesehatan selalu mengkonsumsi
aspragus, meskipun harganya relatif tinggi yakni mencapai
kisaran Rp 35.000,-/kg sampai dengan Rp 50.000,-/kg.
Pengembangan jenis sayur mayur itu mencapai 46 hektare, yang
produksinya banyak diserap kalangan hotel dan pusat
perbelanjaan.Bahkan petani setempat telah menghimpun diri
dalam wadah koperasi yang siap bermitra dan membina petani
dalam mengembangkan asparagus. Berdasarkan hasil
perhitungan, petani yang mengembangkan asparagus secara
intensif itu investasi yang ditanam sudah bisa kembali pada
tahun pertama atau tahun kedua.

Dengan demikian selama enam tahun sisanya umur


asparagus tinggal merawat sambil menikmati hasil yang lumayan
besar, sehingga pengembangan asparagus itu sangat
menjanjikan. Petani bisa memanfaatkan modal dari koperasi
dengan bunga ringan, atau kredit perbankan, karena setelah
tanaman berumur enam bulan sudah bisa dipanen, sekaligus
memulai mencicil hutang yang digunakan untuk investasi.

Proses budidaya dari bibit bijian hingga penyemaian


membutuhkan waktu selama tiga bulan. Setelah itu bibit siap
ditanam di tanah. Selama enam bulan perawatan selanjutnya

15
KELOMPOK PERTANIAN
BENCHMARKING Dikpim IV/LXXXVI/2017

sudah mulai bisa dipanen, jika dihitung dalam setahun lahan


seluas sepuluh are itu menghasilkan sedikit Rp 30 juta sehingga
investasi yang ditanam bisa kembali pada tahun pertama atau
kedua. Pengembangan asparagus itu seluruhnya menggunakan
pupuk organik yang berimbang disamping persediaan air yang
tidak begitu banyak untuk penyiraman.

Keluaran terukur yang dianggap berhasil dari program


OVOP pengembangan asparagus di Pertanian Kabupaten
Badung, Bali adalah sebagai berikut:
1. Komoditas unggul dan berpeluang menjadi terbaik (number
one);
2. Mampu meningkatkan pendapatan 5 kali lipat (Rp 4.125.000,-
sampai dengan Rp 21.586.000,-);
3. Menjadikan desa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi (Rp
4.73 Milyar dalam 4 tahun);
4. Menyerap tenaga kerja (415 orang);
5. Badung sebagai Penggiat OVOP Terbaik tingkat Nasional
Tahun 2012;
6. Asparagus menjadi Ikon Badung Utara bahkan Nasional, dan;
7. Masuk Top 25 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2015 dari
Kemenpan-RB, Tahun 2017 maju ke UNPSA.

Sehingga, dapat dikatakan bahwa unsur kreatif dan


inovatif yang ada dalam program OVOP pengembangan
asparagus di Kabupaten Badung, Bali antara lain sebagai
berikut:
1. Dari tidak ada menjadi ada;
2. Berkembang dan berdampak pada sayuran lokal lain;
3. Membuka peluang kerja dan menarik minat generasi muda;
4. Meningkatkan pendapatan petani;
16
KELOMPOK PERTANIAN
BENCHMARKING Dikpim IV/LXXXVI/2017

5. Menjawab sinergitas pertanian-pariwisata, dan;


6. Membangun citra Badung Utara.

Sebagai hasil dari kegiatan Benchmarking, maka


pembelajaran yang dapat dipetik dari program OVOP
pengembangan asparagus di Kabupaten Badung, Bali adalah
sebagai berikut:
1. Anggapan pemberdayaan masyarakat desa sulit, terpatahkan
dalam program ini;
2. Kecermatan dalam memilih komoditas;
3. Model Location Driven berisiko tetapi berhasil dalam
program OVOP pengembangan asparagus ini;
4. Mematahkan egosektoral, dan;
5. Melestarikan budaya pertanian

3.2.2 FESTIVAL BUDAYA PERTANIAN (FBP)

Selanjutnya, berdasarkan tugas pokok dan fungsi Dinas


Pertanian dan pangan Kabupaten Badung, Bali
melaksanakanlah inovasi berupa Festival Budaya Pertanian
dengan tujuan, sebagai beriku :
1. Membangun Citra Badung Utara;
2. Menggali spirit budaya pertanian (Roh Pariwisata);
3. Menciptakan market untuk terjadinya transaksi;
4. Menyiapkan media dialog publik, pendidikan dan hiburan;
5. Menginisiasi tumbuhnya sinergi pertanian pariwisata, dan;
6. Merintis tumbuhnya ekonomi kreatif dan daya saing.

Festival Budaya Pertanian dengan mengangkat potensi


dan keunggulan Badung Utara yang berbasis sektor pertanian,
yang dikemas dalam balutan budaya telah mampu

17
KELOMPOK PERTANIAN
BENCHMARKING Dikpim IV/LXXXVI/2017

mempersempit kesenjangan pembangunan wilayah Kabupaten


Badung, khususnya antara Badung Utara dengan Badung
Selatan. Kesenjangan ini sering direpresentasikan sebagai
kesenjangan antara sektor pertanian dengan sektor pariwisata.
Dengan adanya even ini, nilai penguatan ekonomi dalam bentuk
transaksi bisnis dan konservasi ekologi juga tetap dimunculkan,
karena merupakan ciri dominan kawasan tersebut.

Dengan demikian, inisiatif ini sangat sejalan dengan


tujuan MDGs dengan dimensi keseimbangan meliputi: ekologi,
teknologi, budaya, spiritual dan ekonomi kreatif. Berikut Road
Map penyelenggaraan Festival Budaya Pertanian (FBP)
Kabupaten Badung, Bali:

Gambar 4.
Ini artinya, dalam Festival Budaya Pertanian terdapat
penggabungan penciptaan ekonomi kreatif berbasis pertanian
dan pariwisata. Festival Budaya Pertanian ini berkelanjutan
setiap satu tahun sekali pada bulan juli sejak tahun 2012.
Pendekatan sosio kultural adalah strategi yang digunakan dalam
18
KELOMPOK PERTANIAN
BENCHMARKING Dikpim IV/LXXXVI/2017

melaksanakan Festival Budaya Pertanian (FBP). Pendekatan


tersebut antara lain mencakup beberapa hal, yaitu:
1. Potensi dan emosi seni masyarakat bali memiliki kekuatan
luar biasa;
2. Lima isu pembangunan: Ekologi,Teknologi, Budaya, Spiritual
dan Ekonomi Kreatif;
3. Bagian dari Implementasi Tri Sakti.

Pengejawantahan strategi pendekatan sosio-kultural


tersebut memanglah sesuai dengan kearifan lokal di Pemerintah
Kabupaten Badung, Bali. Sehingga beberapa hal dapat
memobilisasi stakeholders dalam kegiatan Festival Budaya
Pertanian (FBP). Hal-hal tersebut, antara lain:
1. Angajap Lango (Merindukan Seni) mengandung dimensi
spiritual, seni dan budaya, totalital dan partisipasi.
2. Sesuai dengan Isu SDGs, terutama Goal 2 (Pertanian
berkelanjutan) dan Goal 10 (Mengurangi Kesenjangan
Pembangunan), dan;
3. Sesuai Tag Line Bapak Bupati, yaitu : membangun Badung
melalui pendekatan Budaya.
Dari strategi sosial cultural tersebur maka,
pengembangan nilai festival dapat dikemas dalam konsep
inovasi FBP, dengan perspektif festival antara lain: 1) Market, 2)
Ekonomi kreatif dan daya saing, dan 3) Sinergi pertanian dan
pariwisata. Selanjutnya, dengan menggali potensi pertanian yang
ada konse[p festival tersebut dilaksanakan dengan gambaran
piramida, sebagai berikut:

19
KELOMPOK PERTANIAN
BENCHMARKING Dikpim IV/LXXXVI/2017

Gambar 5.

Bentuk kegiatan dari FBP (Festival Budaya Pertanian)


Kabupaten Badung, Bali antara lain:
1. Upacara Pembukaan dan Pawai Budaya Pertanian;
2. Pameran produk pertanian dan Inovasi Pelayanan Publik
(OPD);
3. Pentas seni;
4. Stand kuliner dan pasar rakyat;
5. Gathering/keakraban masyarakat dengan wisatawan;
6. Lomba-lomba (edukatif, kreatif.
Penyelenggaraan Festival Budaya Pertanian (FBP)
Kabupaten Badung, Bali ini pun memakai 5 (lima) prinsip, antara
lain:
1. What to see: tujuannya untuk memperkenalkan daerah dan
produk local.
2. What to do: tujuannya untuk memotivasi para pelaku usaha
dan pengunjung melakukan aktivitas ekonomi.;

20
KELOMPOK PERTANIAN
BENCHMARKING Dikpim IV/LXXXVI/2017

3. What to learn: tujuannya untuk memberikan pengetahuan dan


wawasan baru baik bagi peserta, penyelenggara dan
utamanya pengunjung festival;
4. What to buy: tujuannya untuk meningkatkan pemasaran dan
transaksi atau daya jual sehingga meningkatkan pendapatan
asli daerah dan masyarakat.
5. What to eat: tujuannya untuk memperkenalkan makanan dan
hasil olahan yang berasal dari produk local.

Eksistensi Festival Budaya Pertanian (FBP) sampai saat


ini sangatlah menonjol dan unggul, sehingga inovasi ini terus
berkembang secara dinamis, bahkan tak ayal bila melahirkan
inovasi-inovasi lain sebagai replikasinya. Eksistensi tersebut
dapat ditunjukkan dari:
1. Sebagai agenda tetap (tahunan) untuk kawasan Badung Utara
sejak tahun 2012;
2. Mampu menghasilkan transaksi bisnis yang sangat besar (Rp
1,2 Milyar sampai dengan Rp 6,4 Milyar) pada setiap event;
3. Masuk nominasi nasional (Top 99) lomba inovasi pelayanan
publik (Sinovik) di Kemenpan-RB tahun 2014, dan;
4. Dokumen FBP telah disimpan sebagai arsip statis (Arsip
Bernilai Guna Sejarah) di Kantor Arsip Daerah Kabupaten
Badung, Bali.

Perihal yang tak kalah penting dari penyelenggaraan FPB ini


adalah nilai tambah untuk petani. Nilai tambah itu diantaranya:
1. Ada 11 Desa Wisata di Badung, 6 diantaranya di Badung
Utara sebagai dearah berbasis pertanian;
2. Sebagai Bentuk Sinergitas Pertanian-Pariwisata, dan;
3. Idealnya Petani sebagai Pelaku Primer-Sekunder-Tersier.

21
KELOMPOK PERTANIAN
BENCHMARKING Dikpim IV/LXXXVI/2017

4. NILAI-NILAI INOVASI YANG BISA DIADOPSI

Inovasi merupakan sebuah keharusan, persaingan yang cukup


ketat serta makin tingginya tuntutan konsumen membuat kreasi dan
inovasi menjadi sebuah tantangan tersendiri.

Dari hasil mengikuti paparan, diskusi dan tanya jawab di


lapangan serta studi pustaka bahan ajar Diklatpim IV BPSDMD
Provinsi Jawa Tengah, maka dapat disampaikan bahwa Dinas
Pertanian dan Pangan mengemban tujuan :
1. Membangun citra Kawasan Badung Utara;
2. Menggali spirit budaya pertanian;
3. Menciptakan market untuk terjadinya transaksi;
4. Menyiapkan media dialog publik, pendidikan dan hiburan;
5. Menginisiasi tumbuhnya sinergi pertanian-pariwisata, dan;
6. Merintis tumbuhnya ekonomi kreatif dan daya saing yang berbasis
pada sektor pertanian.

Selanjutnya dari inovasi yang dilakukan oleh Dinas Pertanian


dan Pangan Kabupaten Badung, Bali tersebut ada 4 (empat) nilai-nilai
yang dapat diadopsi, yakni:

1. Kepemimpinan:

Angajap Lango (Merindukan Seni) mengandung dimensi


spiritual, seni dan budaya, totalital dan partisipasi. Sesuai Tag
Line Bapak Bupati, yaitu: membangun Badung melalui pendekatan
Budaya (sosio-kultural). Ide pelaksaaan Festival Budaya Pertanian
ini berasal dari Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten
Badung yang didukung oleh semua stakeholder internal dan
ekternal, sehingga festival ini menjadi event berskala internasional.

22
KELOMPOK PERTANIAN
BENCHMARKING Dikpim IV/LXXXVI/2017

2. Komitmen:

Mendukung SDGs yang merupakan agenda pembangunan


dunia yang bertujuan untuk kesejahteraan manusia dan planet bumi
diterbitkan pada tanggal 21 Oktober 2015 disepakati oleh berbagai
Negara dalam forum resolusi perserikatan bangsa-bangsa (PBB).
Ini artinya Indonesia juga mendukung SDGs tersebut. Kabupaten
Badung menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan SDGs.
Sesuai dengan isu SDGs, terutama Goal 2 (Pertanian
berkelanjutan) dan Goal 10 (Mengurangi Kesenjangan
Pembangunan). Hal ini diketemukan dalam inovasi Dinas Pertanian
dan Pangan yang mensinergikan antara sektor pertanian dan sektor
pariwisata.

3. Kerjasama

Menjalin kerjasama dengan stakeholder eksternal baik


pemerintah dan non pemerintah. Kerjasama ini dilaksanakan dari
mulai pengembangan pertanian sampai dengan penyelenggaraan
event festival budaya pertanian. Pengembangan pertanian
budidaya asparagus didukung oleh ICDF (International Cooperation
and Development Fund Taiwan).

4. Kreativitas

Festival Budaya Pertanian (FBP) merupakan kegiatan event


berskala internasional yang tidak hanya seremonial semata, akan
tetapi merupakan manifestasi dari kegiatan mandiri pertanian
dengan kreatifitas, inovasi pengembangan potensi dan
mengemasnya dalam ikon promosi. Terutama pada Model
Location Driven berisiko tetapi berhasil dalam program OVOP
pengembangan asparagus.
23
KELOMPOK PERTANIAN
BENCHMARKING Dikpim IV/LXXXVI/2017

5. PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
1. Meningkatkan tumbuhnya ekonomi kreatif dan daya saing
daerah dengan mensinergikan pertanian dan pariwisata;
2. Festival Budaya Pertanian merupakan event yang
menampung hasil pertanian untuk dipromosikan dan
dipasarkan skala internasional dengan tujuan pemasaran
komoditas pertanian, peningkatan kunjungan wisata, dan
kepeminatan investasi,
3. Ada 4 (empat) komponen yang dapat diadopsi dan diadaptasi
dari inovasi Program OVOP pengembangan asparagus dan
Festival Budaya Pertanian (FBP) oleh Dinas Pertanian dan
Pangan Kabupaten Badung yakni: 1) Kepemimpinan, 2)
Komitmen, 3) Kerjasama dan 4) Kreativitas.

5.2 SARAN
1. Festival Budaya Pertanian (FBP) masih fokus pada pertanian
murni belum pertanian secara luas yaitu gabungan pertanian
dan peternakan;
2. Mengangkat komoditi pertanian local untuk diperkenalkan ke
skala internasional, dan;
3. Menjalin kerjasama antar daerah di Indonesia yang
mempunyai potensi pertanian unggulan.

24
KELOMPOK PERTANIAN
BENCHMARKING Dikpim IV/LXXXVI/2017

DAFTAR PUSTAKA

Bahan Ajar Diklat Kepemimpinan Tingakt IV. Lembaga Administrasi


Negara Republik Indonesia. Jakarta.

Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung. 2017. Handout


Presentasi Inovasi OVOP Asparagus. Dinas Pertanian dan Pangan
Kabupaten Badung.

Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung. 2017. Handout


Presentasi Inovasi Festival Budaya Pertanian (FBP). Dinas Pertanian
dan Pangan Kabupaten Badung.
Kabupaten Badung. 2017. Website Kabupaten Badung. (online).
Available: www.badungkab.go.id. Diakses pada tanggal 18 April
2017.

25
KELOMPOK PERTANIAN
BENCHMARKING Dikpim IV/LXXXVI/2017

LAMPIRAN FOTO

Kedatangan dan orientasi peserta Diklatpim IV Angkatan LXXXVI


Tahun 2017 pada Benchmarking di Kabupaten Badung Bali
Selasa, 18 April 2017 Pukul 08.30 WITA

26
KELOMPOK PERTANIAN
BENCHMARKING Dikpim IV/LXXXVI/2017

Penyambutan dan ramah- tamah bersama rombongan


Benchmarking Diklatpim IV Angkatan LXXXVI
BPSDMD Provinsi Jateng Tahun 2017
di Ruang Sidang DPRD Kabupaten Badung Bali
Selasa, 18 April 2017 Pukul 10.00 WITA

27
KELOMPOK PERTANIAN
BENCHMARKING Dikpim IV/LXXXVI/2017

Paparan materi Benchmarking tentang inovasi pada Dinas


Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung Bali
Selasa, 18 April 2017 Pukul 10.30 WITA

28
KELOMPOK PERTANIAN
BENCHMARKING Dikpim IV/LXXXVI/2017

Sesi tanya jawab tentang materi paparan inovasi


pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung Bali
Selasa, 18 April 2017 Pukul 11.00 WITA

29
KELOMPOK PERTANIAN
BENCHMARKING Dikpim IV/LXXXVI/2017

Dokumentasi kegiatan inovasi


Program OVOP Pengembangan Asparagus
oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kab. Badung Bali

30
KELOMPOK PERTANIAN
BENCHMARKING Dikpim IV/LXXXVI/2017

Dokumentasi kegiatan inovasi


Festival Budaya Pertanian (FBP)
oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kab. Badung Bali

31
KELOMPOK PERTANIAN
BENCHMARKING Dikpim IV/LXXXVI/2017

Sesi diskusi, bimbingan dan penyusunan Laporan Benchmarking


Diklatpim IV Angkatan LXXXVI
pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung Bali
di Hotel Prembiz, Kuta - Bali
Selasa, 18 April 2017 Pukul 19.30 23.00 WITA

32
KELOMPOK PERTANIAN
BENCHMARKING Dikpim IV/LXXXVI/2017

LAMPIRAN

LAPORAN INDIVIDU

33

You might also like