You are on page 1of 39

1.

JUDUL PROYEK
a. Judul Identitas Proyek
PENGURANGAN RESIKO BENCANA BERBASIS MITIGASI
BENCANA DENGAN MEDIA ONLINE DI KABUPATEN TEGAL.

b. Deskripsi Singkat Rancangan Proyek Perubahan


Rencana kegiatan ini sebagai terobosan dalam menyikapi
kondisi belum adanya pengurangan resiko bencana dengan
menggunakan media online di Kabupaten Tegal.
Bentuk terobosan yang akan dilaksanakan dalam rancangan
proyek perubahan ini adalah pengurangan resiko bencana berbasis
mitigasi dengan media online di kabupaten tegal
Dengan adanya Kegiatan Pengurangan resiko bencana di
kabupaten tegal maka diharapkan :
1) Visi dan misi badan Penanggulangan bencana daerah di
bidang penanganan bencana dapat dilaksanakan dengan baik.
2) Memudahkan masyarakat dalam memperoleh fasilitas
penanganan bencana yan cepat dan efisien
3) Adanya kepastian tindak lanjut dari salah satu program
kegiatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Tegal.

2. LATAR BELAKANG

Kabupaten Tegal merupakan daerah teritorial dengan kondisi


geografis, hidrologis dan demografis yang memiliki ancaman
bencana seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung,
kekeringan, kebakaran, gempa bumi dan erupsi Gunung Slamet.
Ancaman bencana tersebut berpotensi menimbulkan kerugian
korban jiwa, kehilangan harta benda, kerusakan sarana dan
prasarana serta kerugian sosial dan ekonomi.

Dengan memperhatikan kondisi tersebut maka perlu


diupayakan suatu kebijakan dalam penanggulangan bencana yang
sistematis, terarah dan terpadu.
Kebijakan dan perencanaan tersebut mengacu kepada
Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan

1
bencana yang menjelaskan bahwa penanggulangan bencana
bertujuan untuk :
1. Memberikan perlindungan terhadap masyarakat dari ancaman
bencana ;
2. Menyelaraskan Peraturan Per undang-undangan yang sudah
ada;
3. Membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta ;
4. Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara
terencana, terpadu, terkoordinai dan menyeluruh ;
5. Menghargai budaya lokal ;
6. Mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan dan
kedermawanan ;
7. Menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

Dengan dasar tersebut Pemerintah Kabupaten Tegal dalam


hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tegal
mempunyai kewajiban menyusun Perencanaan teknik
penanggulangan bencana yang inovatif dan kreatif
Mitigasi bencana adalah merupakan serangkaian upaya
untuk mengurangi resiko bencana baik melalui pembangunan fisik
maupun peningkatan kemampuan dalam menghadapi ancaman
bencana.dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 21
Tahun 2008 dimana mitigasi bencana terbagi menjadi dua yaitu :

1) Mitigasi Bencana Struktural ; Dengan cara membuat chekdam


Bendungan, tanggul Sungai, Rumah tahan gempa,
Pengadaan Sarpras (pengadaan pralatan berat dan ringan).
2) Mitigasi Bencana Non Struktural : dengan pola pendekatan
mengadakan Pelatihan, Sosialisasi, Pendidikan formal dan
non formal dan lain-lain. Hal ini bertujuan untuk meningkatan
pengetahuan dan kemampuan di bidang kebencanaan.

Seperti diketahui bencana yang terjadi di Indonesia terdiri dari


3 (tiga) jenis yaitu :
1) Bencana Alam Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, seperti

2
Gempa Bumi, Tanah Longsor, Puting Beliung dan Kekeringan,
Banjir dan Erupsi Gunung Api.
2) Bencana Non Alam, yaitu Bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau serangkaian peristiwa Non alam yang berupa
Kegagalan Teknologi, Gagal Modernisasi, Epidemi dan wabah
penyakit.
3) Bencana Sosial, Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia,
yang meliputi Konflik Sosial antar Kelompok atau antar Etnis
dan teror.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten


Tegal dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tegal
Nomor 11Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tegal. Berdasarkan
Peraturan Daerah tersebut Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal dibentuk dalam rangka
melaksanakan tugas dan fungsi untuk melaksanakan
Penanggulangan Bencana.

3
Wilayah kerja yang luas beraneka ragam bencana yang ada
maka Sarana dan Prasarana Mitigasi Bencana menjadi perhatian
khusus BPBD Kabupaten Tegal yang merupakan upaya
Pengurangan Risiko Bencana apabila terjadi ancaman bencana,
hal ini merupakan solusi terbaik guna memberikan pelayan dan
perlindungan kepada masyarakat korban bencana dalam
penyelamatan evakuasi.

Kabupaten Tegal terdiri dari 18 Kecamatan yang meliputi 281


desa dan 6 kelurahan dengan jumlah penduduk 1.421.001 jiwa,
total luas Kabupten Tegal adalah seluas 87.8769 ha.
Berdasarkan kelompok penggunaan lahan, yang merupakan
lahan sawah adalah sekitar 40.173 ha atau sekitar 45,7 %,
dimana sekitar 33,791 ha merupakan sawah irigasi dan sekitar
6.317 ha merupakan sawah tadah hujan, sedangkan 47,706 ha
atau sekitar 54,29 % dari total luas wilayah adalah lahan bukan
sawah, dimana 34.567 ha merupakan lahan pertanian bukan
sawah dan 13.113 ha lahan bukan sawah.
Kabupaten Tegal merupakan salah satu bagian dari wilayah
Provinsi Jawa Tengah, yang terletak diantara 158 576 27.30
bujur timur dan 641 715.30 lintang selatan dan berbatasan
dengan beberapa wilayah Kabupaten yaitu :

- Sebelah Utara dengan kota Tegal dan Laut Jawa ;


- Sebelah Timur dengan Kabupaten Pemalang ;
- Sebelah Selatan dengan Kabupaten Brebes dan Banyumas ;
- Sebelah Barat dengan Kabupaten Brebes.

Kabupaten Tegal secara geografis, geologis, demografis dan


klimatologis merupakan daerah rawan bencana, baik yang
disebabkan oleh faktor alam dan / atau faktor non alam, yang
disebabkan faktor manusia dengan skor 170 tingkat nasioanl
(DIBI 2013). Hal ini terbukti dengan semakin meningkatnya
jumlah kejadian bencana setiap tahunnya. Kejadian bencana
yang sering terjadi setiap tahunnya di Kabupaten Tegal adalah

4
banjir, tanah longsor, angin Puting beliung, kekeringan dan
kebakaran. Seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1 Bencana Alam Tahun 2016 sampai April 2017.

No. Jenis Bencana Frekuensi Jml desa Jml Kec.


terdampak terdampak
1. Banjir 10 8 5
2. Tanah Longsor 5 4 3
3 Angin P. Beliung 27 15 8
4 Kekeringan 100 40 10
5 Kebakaran 12 11 4
Sumber : Data Statistik BPBD Kabupaten Tegal tahun 2016

Melihat dari berbagai bencana seperti yang terdapat pada tabel


diatas, penanganan bencana harus dilakukan secara cepat, tepat dan
terpadu, permasalahan bencana merupakan permasalahan yang
sangat serius yang harus segera ditangani, keterlambatan dalam
penanganan bencana akan meningkatkan tingginya korban jiwa
manusia kerusakan lingkungan, harta benda serta dampak psikologis.

Penanggulangan bencana harus dipahami dan


diimplementasikan oleh semua pihak baik pemerintah, masyarakat
maupun dunia usaha. Peran aktif masyarakat maupun dunia usaha
diharapkan mampu menjadi pendukung dalam suksesnya
pelaksanaan Penanggulangan Bencana.

Salah satu tujuan dari peraturan perundangan tersebut adalah


untuk memberikan perlindungan terhadap masyarakat dari
ancaman bencana. Berdasarkan hasil kajian di lapangan dan
kenyataan di Organisasi Badan Penanggulangan Bencana daerah
Kabupaten Tegal, kurangnya perencanaan penanggulangan
bencana mengakibatkan proses penanganan bencana belum
mencapai target yang diharapkan. Dengan melaksanakan
pengurangan resiko bencana berbasis mitigasi melalui media online
maka proses penanggulangan bencana dapat dilaksanakan sesuai
visi dan misi organisasi.

5
Dalam rangka mendukung pencapaian visi Kabupaten tegal,
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tegal
mempunyai Visi yaitu Menjadikan bangsa yang tangguh dalam
menghadapi bencana sedangkan Misi Badan Penanggulangan
Bencana Daerah kabupaten Tegal adalah Melindungi Masyarakat
dari ancaman bencana melalui pengurangan resiko serta
menyelenggarakan penanggulangan bencana secara terpadu dan
terkoordinir

Kurangnya teerobosan di bidang penanggulangan bencana


selama ini disebabkan oleh berbagai faktor, namun yang paling
krusial yaitu tidak adanya komitmen dari pemangku kepentingan
dalam merencanakan penanggulangan bencana..
Berdasarkan pertimbangan tersebut, diperlukan upaya inovasi
bidang penanggulangan bencana,
Salah satu unsur pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten
Tegal tersebut adalah Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan
yang terdiri dari dua Subid yaitu :
1) Subid Pencegahan dan Subid Kesiapsiagaan.
Tugas pokok dan fungsi Subid Kesiapsiagaan diantaranya :
- Melakukan pengumpulan pengelolaan dan pelaksanaan
data informasi sebagai bahan penyusunan rencana kerja
(renja).
- Melakukan pengorganisasian Permasalahan yang
berhubungan pengembangan kapasitas dan sarana
teknologi lingkungan, serta menyajikan alternatif
pemecahannya.

- Melakukan pengorganisasian penyuluhan dan pelatihan.


- Penyiapan bahan perumusan kebijakan penyelamatan,
evakuasi perumusan kebijakan teknis pembinaan
bencana dan penyediaan sarana dan prasarana mitigasi.
bencana
- Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan
yang sesuai dengan kemampuan yang ada,

6
sebagaimana yang tercantum dalam Bagan Struktur
Organisasi dibawah ini
- Memeriksa hasil kerja bawahan melalui pemantauan
pelaksanaan kerja agar diketahui tingkat pemahaman
dan kedisiplinannya.

Berdasarkan tupoksi tersebut, Kasubid Kesiapsiagaan


sebagai Project Leader membuat analisis kegiatan inovasi berupa
Pengurangan Resiko Bencana berbasis mitigasi melalui media
online di kabupaten tegal, sebagai berikut :
A. Man
Jumlah tenaga PNS dan relawan yang ada di BPBD Kabupaten
Tegal 34 orang.
B. Money
Tersedianya anggaran untuk menunjang sarana dan prasarana
Mitigasi bencana.
C. Material
Tersedianya peralatan yang diperlukan sehingga mitigasi
bencana dapat dilakukan sesuai dengan rencana termasuk
praktek simulasi dalam pelatihan.
D. Machine
Sarana prasarana penunjang proses mitigasi bencana berupa
mobil rescue 2 buah, roda dua trail 5 buah, mobil operasional 6
buah, mobil tangki 1 buah.

E. Methods
Penanggulangan bencana mengacu Peraturan Daerah
Kabupaten Tegal tentang Penanggulangan bencana Nomor.
12 Tahun 2015.

F. Environment
Belum secara keseluruhan masyarakat Kabupaten Tegal
menyadari akan bahaya bencana, karena masih kurangnya
sosialisasi.

7
Ketika organisasi menghadapi masalah seperti tidak
tercapainya tujuan secara efektif, atau gagalnya pelaksanaan
program pemberdayaan masyarakat, dan lain sebagainya, maka
dapat dilakukan diagnosis dengan menggunakan Teori Sistem
Terbuka ( Open System Theory). Teori Sistem Terbuka tepat
digunakan untuk menganalisa organisasi yang melibatkan
lingkungan dan cukup lengkap memuat semua unsur dalam
manajemen dalam suatu organisasi.
Model Diagnosa Organisasi Analisis Open System Theory
adalah sebagai berikut :
(Badan Pendidikan dan Pelatihan, 2014)

LINGKUNGAN

INPUT TRANSFORMATION OUTPUT

Gambar 1. Bagan Open System Theory

Tabel 1. Diagnosa Organisasi dengan Analisis Open System Theory

NO INPUT OUTPUT INOVASI (Terobosan


( Kondisi ( Kondisi yang yang akan
Sekarang ) Diinginkan ) Dilaksanakan)

8
1 Man :
semua relawan Semua relawan dan Pembinaan dan
dan PNS belum PNS memahami pelatihan kepada
memahami Teknik Teknik mitigasi Relawan dan PNS
mitigasi bencana bencana terkait

Perangkat Semua Perangkat Pembinaan kepada


Organisasi belum organisasi perangkat organisasi
memahami arti memahami arti tentang arti
pentingnya pentingnya mitigasi
pentingnya kegiatan
kegiatan Mitigasi bencana
bencana mitigasi bencana

2 Money :
Pengadaan Teranggarkannya Mengajukan
sarpras mitigasi sarpras mitigasi anggaran melalui
belum bencana APBD
dianggarkan

3 Machine :
Belum Tersedianya Menyediakan
tersedianya bandwidth internet bandwidth internet
bandwifth internet untuk kegiatan untuk kegiatan
untuk kegiatan mitigasi bencana mitigasi bencana
mitigasi bencana

4 Material :
Belum tersedia Tersedianya Menyediakan
notebook,hard notebook hard disk notebook, hard disk
disk eksternal
5 Methods :
Belum ada SOP Tersedianya SOP Membuat SOP
efkektif untuk yang efektif untuk
kegiatan mitigasi kegiatan mitigasi
bencana

6 Environment :
Belum melibatkan Terlibatnya Membentuk Tim
masyarakat, masyarakatdalam pokmas bencana
dalam kegiatan kegiatan mitigasi
mitigasi bencana bencana

9
Sumber : Bahan ajar Diklatpim IV :Diagnostic reading,2017

Dari hasil pendekatan identifikasi permasalahan melalui Model


Diagnosis Organisasi Analisis Open System Theory dapat
diketahui masalah utama yang akan diintervensi adalah belum
adanya pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan mitigasi
bencana. Faktor input ( man, money, material, machine, methode
dan environment ) semuanya berperan penting dalam membantu
mengatasi permasalahan yang ada. Oleh karena itu perlu adanya
transformasi kegiatan yang dapat menjembatani antara kondisi saat
ini dan kondisi yang diharapkan yaitu kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat di bidang mitigasi bencana di kabupaten Tegal.
Untuk memperoleh gambaran nyata perbandingan antara
kondisi yang ada pada organisasi dan kondisi yang diharapkan
untuk perubahan organisasi pada tanggal 17 April 2017 sampai
dengan 20 April 2017 telah dilaksanakan kegiatan benchmarking ke
Pemerintah Kabupaten Badung, Provinsi Bali di 3 (tiga) Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) yaitu Dinas Pertanian Perkebunan dan
Kehutanan, Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten
BandungDinas Kesehatan Kabupaten Badung. Adapun nilai-nilai
unggulan dan inovasi yang dapat diambil serta diadopsi dari
kegiatan benchmarking antara lain :
1). Tema Festival Budaya Pertanian yaitu "Bhupalaka Raksa
Raksitah" atau diartikan memimpin dan mengayomi.
Merupakan ekspresi dan apresiasi masyarakat Badung
terhadap pemimpinnya, sekaligus juga mengandung banyak
pengharapan.
2). Optimalisasi sumber daya yang ada dan membangun komitmen
bersama.
3). Sinergitas lintas sektor dalam mengimplementasikan inovasi
dengan tetap menjunjung tinggi kebudayaan dan adat istiadat
daerah.

Manfaat dari melaksanakan Benchmarking di Kabupaten Badung


diantaranya adalah sebagai berikut:

10
1). Mengadopsi dan mengadaptasi best practice untuk merancang
inovasi ;
2). Memperbaiki kelemahan organisasi ;
3). Memantapkan dalam melakukan pelayanan prima kepada
masyarakat ;
4). Meningkatkan profesionalitas kerja organisasi ;
5). Mempercepat proses pembelajaran.
.
Dengan adanya Inovasi di Dinas Pertanian dan Pangan
Kabupaten Badung maka akan menambah pengetahuan yang
dapat di aplikasikan dalam melaksanakan Pengurangan Resiko
Bencana Berbasis Mitigasi Bencana Dengan Media Online Di
Kabupaten Tegal. Pengetahuan yang dapat diambil antara lain
adanya teladan kepemimpinan, Tim Efektif, Komunikasi yang baik,
komitmen bersama dari semua perangkat organisasi dan
stakeholder terkait, serta selalu berfikir Kreatif dan Inovatif.

3. TUJUAN
Tujuan dari proyek perubahan ini adalah Melaksanakan
Pengurangan resiko bencana berbasis Mitigasi Bencana melalui
media online di Kabupaten Tegal.
4. MANFAAT
a. Manfaat Bagi Organisasi
- Visi dan misi organisasi di sektor pengurangan resiko
bencana dapat dilaksanakan
- Penanganan bencana dapat dilaksanakan secara cepat.
b. Manfaat Bagi Pelayanan Publik
- masyarakat terlindungi dari ancaman bencana
c. Manfaat Bagi Instansi lain
- Adanya kepastian tindak lanjut dari salah satu program
kegiatan pemberdayaan masyarakat di bidang kesadaran
akan ancaman bencana baik tingkat Kelurahan, Kecamatan
dan Kabupaten
-
5. RUANG LINGKUP PERUBAHAN
Adapun batasan dalam penyusunan rencana proyek perubahan
adalah sebagai berikut :

11
a. Pengurangan resiko bencana dengan mitigasi bencana melalui
pemberdayaan masyarakat.
b. Penanganan kejadian bencana lebih cepat.
c. Peringatan dini adanya kejadian bencana.

6. PENTAHAPAN (MILESTONES)
Tahapan dalam proyek perubahan sebagai berikut :

Tabel 2.Pentahapan Milestone

TAHAPAN OUTPUT WAKTU

Jangka pendek

1. Pembentukan tim efektif Terbentuknya tim Minggu I Mei 2017


- Penyusunan draf kerja dan SK Tim
SK Tim Efektif
- Perumusan dan
pembagian tugas
Tim Efektif
- Penyusunan jadwal
kegiatan Tim
Efektif

2. Pembuatan SOP SOP Minggu I Mei 2017


Penyelamatan dan
Evakuasi bencana.
3. Sosialisasi SOP Pemahaman Minggu II Mei 2017
Penyelamatan dan peserta
Evakuasi bencana di sosialisasi
desa Rembul
4. Pembuatan papan jalur
evakuasi dan titik kumpul
5. Sosialisasi dan Bimtek Teknik mitigasi Minggu III Mei 2017
mitigasi bencana di desa bencana difahami
Rembul warga

6. Pembentukan Relawan Terbentukan Minggu IV Mei


tanggap bencana Relawanya 2017
tanggap bencana

7. Monitoring dan Evaluasi Laporan Monev Minggu I-IV Juli


2017

Jangka menengah

1. Pengembangan Pemahaman Juli Desember

12
Sosialisasi pengembangan peserta 2017
SOP Penyelamatan dan sosialisasi
Evakuasi bencana
2. Pengembangan Teknik mitigasi Juli Desember
Sosialisasi dan Bimtek bencana 2017
mitigasi bencana difahami warga

3. Pengembangan Terbentukan Juli Desember


Pembentukan Relawan Relawanya 2017
tanggap bencana tanggap bencana

4. Monitoring dan Evaluasi Laporan Monev Juli Desember


2017

Jangka Panjang

1. Pengembangan Pemahaman Tahun 2018


Sosialisasi peserta
pengembangan SOP sosialisasi
Penyelamatan dan
Evakuasi bencana
2. Pengembangan Teknik mitigasi Tahun 2018
Sosialisasi dan Bimtek bencana difahami
mitigasi bencana warga

3. Pengembangan Terbentukan Tahun 2018


Pembentukan Relawan Relawanya
tanggap bencana tanggap bencana

5. Monitoring dan Evaluasi Laporan Monev Tahun 2018

7. IDENTIFIKASI STAKEHOLDER

A. Stakeholder Internal dan Eksternal

Stakeholder adalah perorangan maupun kelompok yang


tertarik, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi

13
yang berpengaruh maupun terpengaruh oleh tujuan tujuan dan
tindakan tindakan sebuah tim
dalam penyusunan proyek perubahan, Stakeholder terdiri dari
Stakeholder Internal dan Eksternal.
a. Stakeholder Internal adalah :
1. Bupati
2. Camat
3. Kasi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat
4. Sekretaris Kelurahan
5. Kasi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan
6. Kasi Tata Pemerintahan dan Pelayanan Umum Kelurahan

b. Stakehoder eksternal adalah:


1. TP PKK Tingkat Kabupaten Wonogiri
2. TP PKK Tingkat Kecamatan Slogohimo
3. TP PKK Tingkat Kelurahan Karang
4. PPL BPP Dinas Pertanian Kec.Slogohimo
5. Petugas Kesling UPT Puskesmas Slogohimo
6. Bidan Desa/Kel UPT Puskesmas Slogohimo
7. Tokoh Masyarakat
8. Tokoh Agama
9. LPM
10. RT/RW
11. Karang Taruna
12. Kepala desa/Lurah
13. Kapolsek
14. Danramil
15. Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab.wonogiri
16. Dinas Kesehatan Kab Wonogiri
17. Disnakperla Kab.Wonogiri
18. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Wonogiri
19. BPR Wonogiri Kota
20. Radio Swara Bengawan
21. LSM

14
Bupati
B. Net Map TP PKK Kec Kadin
Ka Din LH
LH
Ka UPT
Ka UPT Pusk
Pusk
Ka Dispertan
Ka Kadisnakperla
Kadisnakperla
Kadinkes TP.PKK KAB
Petugas
Dispertan
Kesling

Kapolsek TP PKK Kab Camat

Kasi PPM
Kasi Kec
PPM
PL BPP kEC
Dispertan
Seklur Project
Danrami TP PKK KEL
Leader
l Petugas
Nakperla
Kasi PPM

Radio SB
Tokoh
Kasi Tapem kel
Bidan kel LSM Masyarakat
BPR
MASYAR Tokoh Karang
RT/RW
AKAT Agama Taruna

Keterangan Gambar :

Stakeholder Internal Hubungan


Hierarki
Stakeholder Eksternal Hubungan
Koordinasi
Gambar 1.Net Map Stakeholder Proyek 15
Perubahan
Analisis stakeholder adalah proses mengidentifikasi
stakeholder suatu proyek atau program, mengetahui dan menilai
kepentingan mereka, dan dengan cara apa serta bagaimana
kepentingan mereka itu berpengaruh terhadap resiko dan
keberhasilan proyek. Pemetaan dan analisis stakeholder berguna
untuk :
a. mendiskripsikan kepentingan stakeholder terkait dengan
masalah utama dan/atau tujuan utama dari suatu proyek.
b. mengidentifikasikan adanya konflik kepentingan diantara
stakeholder. Adanya konflik kepentingan akan meningkatkan
resiko proyek yang berimplikasi pada berkurangnya
keberhasilan proyek.
c. mengidentifikasikan tipe dan kualitas hubungan yang dapat
dibentuk diantara stakeholder untuk membangun koalisi,
kemitraan atau sponsorship bagi proyek yang akan dijalankan.
Mengidentifikasikan dan menentukan tipe, tingkat dan kualitas
partisipasi stakeholder yang dapat diharapkan dan didorong
dalam suatu proyek atau program.

B. Jenis Stakeholder

Menurut Jenisnya stakeholder dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu :


1) Stakeholder Utama :
Yaitu stakeholder yang bisa memiliki pengaruh terhadap
kegiatan yang dilaksanakan dan keberadaan mereka sangat
penting bagi organisasi yang memiliki program tersebut,
meliputi : Bupati, TP PKK Kabupaten, Camat, TP PKK
Kecamatan, Kasi PPM Kecamatan, TP PKK Kelurahan,
Sekretaris Kelurahan, Kasi PPM Kelurahan, Karang Taruna.

2) Stakeholder Primer

16
yaitu stakeholder yang langsung dipengaruhi oleh kegiatan
yang dijalankan, meliputi :Mayarakat, LPM, RT/RW.

3) Stakeholder Sekunder
merupakan stakeholder yang tidak memiliki kaitan secara
langsung terhadap proyek perubahan tetapi memiliki
kepentingan dari hasil dan manfaat proyek perubahan, yaitu :
PPL BPP Dinas Pertanian Kec.Slogohimo
Petugas Kesling UPT Puskesmas Slogohimo
Bidan Desa/Kel UPT Puskesmas Slogohimo
Petugas Nakperla
Tokoh Masyarakat
Tokoh Agama
Kepala desa/Lurah
Kapolsek
Danramil
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab.wonogiri
Dinas Kesehatan Kab Wonogiri
Disnakperla Kab.Wonogiri
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Wonogiri
BPR Wonogiri Kota Kecamatan Slogohimo
Radio Swara Bengawan
LSM

C. Analisis Pengaruh dan Kepentingan


Menggunakan Indikator sebagaimana tabel di bawah ini :

Tabel 3
Diskripsi Indikator Prioritas Stakeholder
Definisi
Prefensi Definisi operasional
konsep
Power Kewenangan 1 2 3 4
formal untuk Tidak Memiliki Memiliki Memiliki
memiliki kewenanga kewenanga kewena

17
mengambil kewenanga n terbatas n pada gan
keputusan n hanya pada beberapa penuh
1 fungsi fungsi pada
semua
fungsi

1 2 3 4
Proximit Keterlibatan Tidak Terlibat Terlibat Terlibat
y langsung terlibat hanya pada pada pada
pada proyek langsung 1 tahap saja beberapa setiap
tahap tahapan
1 2 3 4
Interest Kepentingan Tidak Memiliki Memiliki Memiliki
terhadap memiliki sebatas 1 beberapa kepenti
proyek kepentingan kepentingan kepentingan ngan
penuh

Sumber : Bahan Ajar diklatpim IV :Membangun tim Efektif

Tabel 4
Analisis Stakeholder untuk penempatan pada kuadran penuh dan
kepentingan
No Stakeholder Pengaruh Kepentingan Peran

Internal
1 Bupati + + Launching
Kegiatan

2 Camat + + Memberi
arahan

3 Kasi PPM + + Memberi


Bimtek

18
4 Seklur + + Pelaksana
5 Kasi PPM Kel + + Pelaksana

6 Kasi Tapem Kel + + Pelaksana

Eksternal
7 TP PKK KAB + + Memberi
Arahan

8 TP PKK KEC + + Memberi


Arahan
9 TP PKK KEL + + Motivasi
dan arahan
teknis
10 Masyarakat + + Obyek
Kegiatan

11 TO MA + - Motivator
12 TO GA + - Motivator
13 LPM - + Motivator
14 Ketua RT/RW - + Motivator
15 Kades/Lurah - - promosi
16 Kapolsek - - Keamanan

17 Danramil - - Keamanan

18 PPL BPP Dinas + + Melaksanakan


Pertanian Bimtek

19 Petugas + + Melaksanakan
Kesling UPT Bimtek
Puskesmas I
20 Bidan Kel + + Pembinaan

21 Ka. UPT - + Mengusulkan


Puskesmas Anggaran
Slogohimo

19
22 Ka.Dinas - + Mengusulkan
Pertanian dan Anggaran
Perkebunan

23 Ka Dinas - + Mengusulkan
Kesehatan Anggaran

24 Ka.Dinas LH - + Mengusulkan
Anggaran
25 Ka.Disnakperla - + Mengusulkan
Anggaran
26 Petugas + + Melaksanakan
Nakperla Bimtek
27 BPR - - Menyediakan
Bantuan CSR

28 Radio Swara - - Promosi


Bengawan
29 LSM + - Monitoring
evaluasi
Sumber : Fatwadi M , 2015 , Bahan Ajar Diklatpim IV : Membangun Tim
Efektif,

Kategori peringkat dan strategi kerjasama dengan stakeholder


berdasarkan pengaruh / keterlibatan dan ketertarikan / kepentingan
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
- Apathetics (low power, less interested people) nilai 3-5,25
simbul (- -) tidak punya minat/kepentingan dan tidak
berpengaruh kelompok ini terus dimonitor, tapi jangan sampai
membuat bosan dengan komunikasi yang berlebihan.
- Latens (high power, less interested people) nilai 5,26-7,51
simbul (+ -) punya minat/kepentingan dan tidak berpengaruh
cukup bekerja dengan mereka agar tetap puas, tapi tidak perlu
terlalu banyak sehingga mereka malah bosan dengan pesan
kita.

20
- Defender (low power, high interested people) nilai 7,52-9,77
simbul (- +) punya minat / kepentingan dan sedikit pengaruh
pertahankan agar orang yang masuk golongan ini tetap dijaga
mendapatkan informasi, dan usahakan bicara dengan mereka
untuk memastikan tidak ada masalah.
- Promoters (high power, high interested people) 9,78-12 simbul
(- +) punya minat / kepentingan dan punya pengaruh harus
melibatkan orang orang tersebut karena memiliki pengaruh
besar.

PENGARUH
/POWER
Latens (+-) Promoters(++)
- Tokoh Masyarakat - Bupati
- Tokoh Agama - Camat
- LSM - TP PKK Kab
- TP PKK Kec
- TP PKK Kel
- Kasi PPM
- Perangkat
Kel(Seklur,Kasi PPM) K
- Bidan Desa E
- Petugas T
Defender (-+) Kesling E INTEREST
- PPL BPP
R
Apathetics (--) -- Masyarakat
LPMK T
- RT/RW A
- Sekcam
- PPL BPP R
- Kapolsek I
- Ka UPT Puskesmas
- Danramil K
- Ka Dinas Pertanian
- BPR A
- Ka Disnakperla
- Radio Swara Bengawan N
- Ka Dinas Kesehatan
- Karang Taruna 21
Gambar 2 . Kuadran stakeholder

Sumber : Fatwadi M , 2015 , Bahan Ajar Diklatpim IV : Membangun Tim


Efektif,

D. Strategi Mobilisasi Stakeholder


Strategi perlakuan dan komunikasi yang dilakukan terhadap masing
masing kelompok stakeholder baik internal maupun erksternal untuk
dapat mendukung proyek perubahan sebagaimana gambar di bawah ini :

PERAN

Latens (+-) Promoters (++)


- Menginformasikan akan - Meminta dukungan,
pentingnya Proper ini; arahan, saran dan
- Memberikan masukan terkait Proyek
pemahaman bahwa perubahan; T
proper ini akan - Menjalin Komunikasi aktif E
menciptakan efektif dan dan Selalu Berkoordinasi; R
efisiensi T
- Meyakinkan dengan
Apathetics (--) Defender (-+) A
penyelenggarakan menunjukkan data dan
- Mensosialisasikan - Menginformasikan R
program manfaat Proyek I
akan manfaat pentingnya proper ini
K
proper ini untuk peningkatan
- Menampung aspirasi pelayanan publik
Gambar
dan 3. Kuadran Startegi Perlakuan
aduannya dan Komunikasi
- Melakukan komunikasi
Sumber : Materi bahan ajar Diklat Pim IV Pola baru
dan ,Membentuk
koordinasitim Efektif

22
8. STRUKTUR TATA KELOLA PROYEK PERUBAHAN DAN
PEMBENTUKAN TIM EFEKTIF
a. Susunan Tim efektif pada rencana proyek perubahan ini
sebagaimana tabel berikut :
Tabel 5.
Susunan, Kedudukan dan Uraian Tugas Tim efektif

Jabatan Dalam Kedudukan


No Uraian Tugas
Dinas Dalam Tim

1 Camat Sponsor Mendukung gagasan,


rencana dan memantau
pelaksanaan serta
memberikan dukungan
fasilitasi sarpras dalam
rangka proyek
perubahan

2 Kasi PPM Sponsor memberikan dukungan


fasilitasi sarpras dalam
rangka proyek
perubahan

3 TP PKK Kab Sponsor memberikan dukungan


fasilitasi sarpras dalam
rangka proyek
perubahan

4 TP PKK Kec Sponsor memberikan dukungan


fasilitasi sarpras dalam
rangka proyek
perubahan

5 Lurah Project Bertanggung jawab


Leader terhadap proyek
perubahan

6 Seklur Tim Inventarisasi data

23
Pelaksana

7 Kasi PPM Kel Tim menginventarisasi data


Pelaksana dan memberikan
informasi Teknis
Pemberdayaan
Masyarakat

8 TP PKK Kel Tim membantu


Pelaksana menginventarisasi data
dan memberikan
informasi Teknis
Sosialisasi kepada
masyarakat

9 Tokoh Tim Memsosialisasikan


Masyarakat Sosialisasi Kegiatan

10 Tokoh agama Tim Memsosialisasikan


Sosialisasi Kegiatan

11 Bidan Desa Tim Memsosialisasikan


Sosialisasi Kegiatan

12 PPL BPP Tim Bintek Memberikan bimbingan


teknis Kegiatan

13 Petugas Kesling Tim Bintek Memberikan bimbingan


UPT Puskesmas teknis Kegiatan

14 Petugas Tim Bintek Memberikan bimbingan


Nakperla teknis Kegiatan
Sumber : Materi bahan ajar Diklat Pim IV Pola baru ,Membentuk tim Efektif
b. Struktur Organisasi Pelaksana
Untuk mempertegas tata kerja dan memudahkan koordinasi
pelaksanaan proyek perubahan, maka perlu dibentuk tim
dengan susunan keanggotaan tim kerja sebagaimana tabel
berikut proyek :

Sponsor

24
Coach Project Leader
Ir.Djoko Sutrisno,M.Si

Tim Pelaksana Tim Sosialisasi Tim Teknis


Gambar 4. Struktur Organisasi Tim Efektif

Keterangan :
1. Sponsor
a. Camat
b. Kasi PPM
c. TP PKK Kab
d. TP PKK Kec

2. Tim Pelaksana
a. Seklur
b. Kasi PPM Kelurahan
c. TP PKK Kelurahan
3. Tim Sosialisasi
a. Tokoh Masyarakat
b. Tokoh Agama
c. Bidan Kelurahan
4. Tim Teknis
a. PPL BPP Dinas Pertanian
b. Petugas Kesling UPT Puskesmas
c. Petugas nakperla

c. Tugas, Masa Berlaku, Etika Dan Mekanisme Kerja


Adapun tugas, masa berlaku, etika dan mekanisme kerja
pada proyek perubahan ini penulis sajikan dalam tabel 7
sebagai berikut :

Tabel 6..
Deskripsi Struktur Organisasi Tim Efektif

25
NO DESKRIPSI

1. Tugas Tim
a. Tim Pengarah (Sponsor dan Project Leader)
1. mendukung gagasan, rencana dan pelaksanaan kegiatan
proyek perubahan;
2. memantau pelaksanaan kegiatan proyek perubahan;
3. memberikan dukungan fasilitasi sarana dan prasarana
dalam rangka pelaksanaan kegiatan proyek perubahan.
b. Tim Pelaksana
1. Membantu Project leader dalam menyusun mekanisme
kerja dan jadwal kegiatan;
2. Membuat data Tokoh masyarakat dan agama yang
ditunjuk sebagai pelaksana kegiatan:
3. Membuat jadwal pelaksanaan kegiatan
c. Tim Sosialisasi
1. Mengumpulkan dan menyusun bahan materi untuk
disosialisasikan
2. Melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait untuk
mendapatkan data dukung bahan sosialisasi
3. Menentukan sasaran target dan jadwal prioritas
sosialisasi
d. Tim Teknis
1. Mengumpulkan dan menyusun bahan materi untuk bintek
pembuatan demplot bibit, kolam ikan disertai teknik
perawatan dan pemeliharaannya.
2. Memberikan penyuluhan teknis Perawatan bibit sayuran
dan pemeliharaan ikan.
2. Masa Berlaku TIM
Masa berlaku Tim (Pengarah, Pelaksana, Teknis, Sosialisasi)
sampai dengan berakhirnya tahapan dan kegiatan proyek
perubahan Jangka Pendek yaitu selama 2 (dua) bulan terhitung
sejak tanggal ditetapkannya Surat Keputusan Camat Slogohimo
Kabupaten Wonogiri tentang pembentukan Tim Efektif. Sedangkan
masa berlaku TIM pada pelaksanaan tahapan dan kegiatan proyek
perubahan Jangka Menengah dan Jangka Panjang akan dilakukan
penjadwalan ulang (reschedule).
3 Etika
Guna kelancaran pelaksanaan kegiatan proyek perubahan, Project

26
Leader beserta Tim menyusun dan menetapkan etika dan
mekanisme kerja secara mufakat. Adapun untuk kesepakatan
susunan etika dan mekanisme kerja dalam pelaksanaan kegiatan
proyek perubahan adalah sebagai berikut :
a. Tim (Pelaksana, Teknis, Sosialisasi bertanggung jawab
kepada Project Leader dan/ atau Sponsor;
b. Dalam pelaksanaan kegiatan proyek perubahan, TIM
berpedoman pada mekanisme kerja dan jadwal kegiatan
yang telah disusun bersama;
c. Kegiatan proyek perubahan dilaksanakan pada saat hari
kerja dan jam kerja, sehingga pokja harus bisa membagi
secara merata antara kegiatan proyek perubahan dengan
tugas rutinnya;
d. Setiap menghadapi permasalahan yang tidak dapat
dipecahkan sendiri harus dikonsultasikan dengan Project
Leader dan/ atau Sponsor.
e. Rapat koordinasi Project Leader dengan Tim untuk
membahas progress kegiatan proyek perubahan terkait
dengan hambatan dan kendala yang dihadapi serta evaluasi
terhadap hasil yang telah dicapai dalam pelaksanaan
tahapan kegiatan proyek perubahan;
f. Koordinator masing-masing Tim melaporkan progress
kegiatan proyek perubahan yang telah dilaksanakan;
g. Koordinasi dan komunikasi secara aktif antar Tim untuk
kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan tahapan (milestone) proyek perubahan;
h. Saling menjaga keharmonisan dan sinergi antar Tim dalam
rangka mencapai tujuan bersama yaitu keberhasilan
implementasi proyek perubahan.
4. Mekanisme Kerja
a. Project leader membagi tugas kepada semua tim sesuai
dengan perumusan pembagian tugas pada SK pembentukan
tim efektif;
b. Tim Pelaksana menyiapkan segala administrasi,
dokumentasi dan logistik yang berkaitan dengan
pelaksanaan proyek perubahan berupa persiapan, rapat-

27
rapat dan surat menyurat, rancangan Brosur, survei lokasi ke
desa/kelurahan hingga terlaksananya lounching Kegiatan;
c. Tim Teknis melakukan penyempurnaan kegiatan yang telah
dirancang oleh Tim Pelaksana kemudian menyusun petunjuk
pelaksana dan petunjuk teknis pemeliharaan tanaman dan
ikan air tawar. selanjutnya tim Teknis melakukan koordinasi
dan kerjasama dengan stakeholder baik internal maupun
eksternal untuk mendapatkan data penunjang optimalisasi
kegiatan ;
d. Tim Sosialisasi menyusun persiapan pelaksanaan sosialisasi
dan mempelajari petunjuk pelaksana dan petunjuk teknis
pelaksanaan kegiatan;
e. Project leader mengevaluasi dan melaporkan hasil capaian
dari masing-masing tim serta melaunchingkan kegiatan.

9. IDENTIFIKASI POTENSI KENDALA DAN MASALAH


PELAKSANAAN
a. Potensi Kendala Hambatan
1. Tingkat kesadaran masyarakat rendah terhadap kegiatan
2. Tokoh masyarakat tidak aktif dalam sosialisasi
3. Anggaran Kegiatan lewat CSR belum ada
b. Resiko (jika potensi tersebut tidak diatasi)
1. Kegiatan tidak terlaksana dengan baik
2. Kegiatan Sosialisasi tidak berjalan
3. Kelurahan tidak dapat memfasilitasi Kegiatan
c. Strategi menghadapi kendala
1. Mengadakan bintek secara berkelanjutan
2. Berkomunikasi dengan tokoh masyarakat
3. Swadaya Masyarakat

10. FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN PROYEK PEUBAHAN


Proyek perubahan bertujuan untuk melaksanakan Program
Kegiatan Rumah Hijau Plus-Plus berbasis Pemberdayaan
Masyarakat di kelurahan Karang, Kecamatan Slogohimo,Kabupaten
Wonogiri dimana masyarakat berperan aktif memanfaatkan lahan
pekarangan masing masing untuk ditanami sayuran dan dibuat
kolam ikan sederhana guna pemenuhan kebutuhan gizi keluarga dan

28
menambah pendapatannya.Adapun faktor kunci keberhasilan proyek
ini sebagaimana tabel berikut :
Tabel 7.
Faktor Kunci Keberhasilan

No Uraian Output

1 Adanya dukungan Adanya Izin melaksanakan proper,


Mentor/atasan langsung adanya dukungan dan arahan

2 Adanya Pertemuan dengan Tersedianya atk, undangan,


tim efektif notulen, sk tim, daftar hadir, dan
terbentuknya komitmen bersama
untuk melaksanakan proyek
perubahan

3 Adanya Demplot bibit (bibit Tersedianya demplot bibit (Bibit


sayuran dan benih ikan) sayuran dan benih Ikan)

4 Adanya Bimbingan teknis Masyarakat tau cara perawatan


Kegiatan dan pemeliharaan tanaman dan
ikan

5 Adanya Sosialisasi kegiatan diketahuinya kegiatan oleh


terhadap masyarakat masyarakat

6 Adanya Monitoring dan Mengetahui efektif dan efisiensi


evaluasi terhadap kegiatan kegiatan

29
11. RENCANA KEGIATAN DAN SCHEDULE PELAKSANAAN

Tabel 8.
Rencana Kegiatan

NO TAHAPAN OUTPUT WAKTU Penanggung Porto folio


Jawab

Jangka pendek

Pembuatan Lokasi demplot bibit dan lahan Percontohan Kegiatan rumah hijau plus-plus di lingkungan RW.10 Kecik

1. Rakor penjelasan umum tahapan Penjelasan umum Minggu I Mei 2017 Project leader Undangan, daftar hadir notulen,
kegiatan proyek perubahan tahapan proyek kegiatan
perubahan
difahami peserta

2. Menyiapkan personil tim efektif calon personil tim Minggu I Mei 2017 Project Leader Daftar personil dan posisi dalam tim
efektif

30
3. Pembentukan tim efektif Terbentuknya tim Minggu I Mei 2017 Project leader Draf SK, Daftar uraian tugas tim, Jadw
- Penyusunan draf SK Tim kerja dan SK Tim kegiatan tim
Efektif Tim pelaksana
- Perumusan dan
pembagian tugas Tim
Efektif
- Penyusunan jadwal
kegiatan Tim Efektif

4 Menyiapkan surat keputusan Ditanda Minggu I Mei 2017 Project leader SK Tim efektif
tentang Pembentukan tim efektif tanganinya Sk
untuk ditanda tangani camat Tim Efektif oleh
Camat

5. Sosialisasi tentang adanya Masyarakat Minggu I Mei 2017 Project leader Undangan, daftar hadir, foto kegiatan,
kegiatan menanam sayuran dan mengetahui out
pemeliharaan ikan adanya kegiatan Tim sosialisasi
menanam
sayuran dan
pemeliharaan
ikan

6 Bimtek tentang proses tanam Masyarakat Minggu I Mei 2017 Project leader Undangan, daftar hadir, foto kegiatan,
sayuran dan pemeliharaan ikan faham tata cara out
proses menanam Tim Bimtek

31
dan memelihara
ikan yang benar

7 Pembuatan demplot penyemaian Terbangunnya Minggu II Mei 2017 Project leader Foto Kegiatan
bibit dan pembuatan lokasi demplot
percontohan kegiatan Penyemaian bibit Tim Bimtek
dan lokasi
percontohan
kegiatan

8 Pembuatan kolam ikan kecil di Terbangunnya Minggu II Mei 2017 Project leader Foto Kegiatan
lokasi percontohan kolam ikan
Tim Bimtek

9. Perawatan dan pemeliharaan Tanaman dan Minggu III Mei 2017 Project leader Foto Kegiatan
ikan berkembang
dengan baik Tim Bimtek

Monitoring dan Evaluasi Laporan Monev Minggu IV Juli Project leader Buku laporan kegiatan
2017
Tim
Pelaksana

Jangka menengah

32
Pengembangan Kegiatan Rumah Hijau Plus plus di Lingkungan Karang dan Kandangan

10 Membuat Banner untuk Kegiatan Tercetaknya Minggu IV Juli Project leader Banner MMT
bimtek dan sosialisasi banner untuk 2017
kegiatan bimtek Tim
dan sosialisasi Pelaksana

11. Sosialisasi Tentang Proses Tanam Terlaksananya Minggu IV Juli 2017 Project leader Undangan,daftar hadir, foto kegiatan,
Sayuran Dan Pemeliharaan Ikan Di kegiatan out
Lingkungan Karang Dan sosialisasi Tim sosialisasi
Kandangan
tentang proses
tanam sayuran
dan
pemeliharaan
ikan

12 Bimtek tentang proses tanam Terlaksananya Minggu IV Juli 2017 Project leader Undangan,daftar hadir, foto kegiatan,
sayuran dan pemeliharaan ikan di bimtek tentang out
lingkungan karang dan kandangan proses tanam Tim Bimtek
sayuran dan
pemeliharaan
ikan

13 Pembuatan media tanam sayuran Terlaksananya Minggu I Agustus Project leader Video dan foto kegiatan
pembuatan

33
media tanam 2017 Tim Bimtek
sayuran

14 Pembuatan demplot penyemaian Terbangunnya Minggu I Agustus Project leader Video dan foto kegiatan
bibit dan pembuatan lahan kegiatan demplot 2017
di lingkungan Karang dan Penyemaian bibit Tim Bintek
Kandangan
dan lahan
kegiatan

15 Penyediaan sarpras Kolam (Terpal, Tersedianya Minggu I Agustus Project leader Video dan foto kegiatan
paralon mesin pompa) sarpras 2017
pembuatan Tim Bintek
kolam

16 Pembuatan kolam ikan kecil di Tersedianya Minggu II Agustus Project leader Video dan Foto Kegiatan
lingkungan Karang dan Kandangan kolam ikan 2017
Tim Bintek

17 Monitoring dan Evaluasi Laporan Monev Minggu IV Project leader Buku catatan monitoring dan evaluasi
September 2017 kegiatan
Tim Bintek

Jangka Panjang

34
Pengembangan Kegiatan Rumah Hijau Plus plus di Lingkungan Dawung dengan Sub Kegiatan Pengelolaan Bank
sampah dan sanitasi air bersih

18 Sosialisasi dan Bimtek tentang Masyarakat Minggu I April 2018 Project leader Undangan,daftar hadir, foto kegiatan
proses tanam sayuran dan Faham Proses out
pemeliharaan ikan tanam sayuran Tim sosialisasi
dan pemeliharaan
ikan

19 Sosialisasi dan Bimtek tentang Masyarakat Minggu II April 2018 Project leader Foto Kegiatan
Pengelolaan Bank sampah dan Faham Proses
sanitasi air bersih Pengelolaan Tim
Bank sampah dan Sosialisasi
sanitasi air bersih

20 Penyediaan Demplot Penyemaian Terbangunnya Minggu III April Project leader Foto Kegiatan
Bibit dan pembuatan lahan demplot 2018
kegiatan di lingkungan Dawung Penyemaian bibit Tim Bintek
dan lahan
kegiatan

21 Pembuatan kolam ikan kecil di Terbangunnya Minggu III April Project leader Foto Kegiatan
lokasi Kegiatan kolam ikan 2018
Tim Bintek

35
22 Penataaan Saluran Pralon Sumber Tertatanya pralon Minggu IV April Project leader Foto Kegiatan
Mata Air Sumber mata air 2018
Tim Bintek

23 Pembuatan Bank Sampah Terbangunnya Minggu I Mei 2018 Project leader Foto Kegiatan
bank sampah
Tim Bintek

24 Monitoring Evaluasi Laporan Monev Minggu I Agustus Project Leader Buku laporan kegiatan
2018 Tim pelaksana

36
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Perundang-Undangan
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009 tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 88 Tahun 2011 tentang Pengawasan
Keamanan pangan
Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor :40 Tahun 2016 tentang
Keamanan Pangan
Peraturan Bupati Wonogiri Nomor 28 Tahun 2010 Petunjuk Teknis
Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan

Peraturan Bupati Wonogiri Nomor 11 Tahun 2014 tentang Uraian Tugas


Jabatan Struktural Dan Jabatan Fungsional Umum Pada Kelurahan

Literatur

Fatwadi.M, 2015, Bahan ajar Diklat Kepemimpinan Tingkat IV : Koordinasi


dan Kolaborasi, Penerbit Lembaga administrasi Negara republik
Indonesia, Jakarta.

Fatwadi.M, 2015, Bahan Ajar Diklat Kepemimpinan Tingkat IV :


Membangun tim efektif, Penerbit Lembaga Administrasi negara Republik
Indonesia, Jakarta.

Herawati Lily, 2015, Bahan Ajar Diklat kepemimpinan Tingkat IV :


Merancang Proyek Perubahan, Penerbit lembaga administrasi Negara
Republik Indonesia, Jakarta

Setiabudi, 2015, Bahan Ajar Diklat Kepemimpinan Tingkat IV : Diagnostic


Reading, Lembaga Administrasi Negara Republik indonesia Jakarta

Suprapti Wahyudi, 2015, Bahan ajar diklat Kepemimpinan Tingkat


IV :Berfikir Kreatif dan inovatif, Lembaga Administrasi Negara Republik
indonesia, Jakarta

37
38
39

You might also like