You are on page 1of 8

A.

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

B. Topik dan Bentuk Acara


Topik : Kunjungan kerja ke Museum Radyapustaka dan ReksoPustoko
Bentuk :Diskusi dari narasumber dan pengamatan

C. Pelaksanaan
Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat :Museum RadyaPustaka Penerima :
1. Sanjata dan Yanti (Pimpinan dan Staf Museum Radya Pustaka)
2. Basuki dan Amari (Staf Rekso Pustoko)

D. PESERTA
E. PROSES
Koleksi seperti naskah kuno terdapat 1000 judul, sedangkan peta kuno sekitar 4oo eksemplar
untuk naskah naskah kuno berhasil di rawat dengan penguat dengan tissue jepang yang
sebagain sudah direstorasi dikerjakan di Reksopustoko ada juga naskah naskah kuno yang
di reproduksi dengan scan sebagian. Keberadaan benda benda koleksi Reksopustaka
diharapkan tetap lestari sampai akhir zaman, mengingat begitu pentingnya nilai- nilai luhur
yang tersimpan di dalam koleksi tersebut. Nilai luhur tersebut merupakan rekaman sejarah
dan kebudayaan masa lalu tentang Puro Manhkunegaran dan rekaman sejarah kebudayaan
jawa pada umumnya. Sementara Puro Makunegaran mempunyai pertimbangan untuk
menjaga dan melestarikan atau melakukan preservasi koleksi naskah kuno Reksopustoko :
1. Terjemahan yaitu melakukan kegiatan terjemahan naskah naskah kuno yang telah di
transliteerasi ke dalam bahasa Indonesia, kegiatan bertujuan untuk membantu para pemustaka
yang kesulitan memahami bahasa jawa.
2. Transliterasi yaitu melakukan pengalihan huruf yang satu ke huruf yang lain.Reksopustoko
memilki koleksi kuno yang berhuruf jawa dan berhuruf Arab pegon. Kegiatan ini sudah
dilaksanan transliterasi naskah kuno berhuruf jawa ke huruf lain, sedangkan naskah yang
berhuruf Arab pegon belum dilakukan transliterasi karena keterbasan tenaga kantor
Reksopustoko. Upaya ini dilakukan untuk membantu pemustaka yang membaca naskah kuno
yang kesulitan membaca aksara jawa.
3. Penelitian naskah kuno yang berada di Reksopustoko dilakukan oleh para peneliti dari
berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Para peneliti mengajukan ijin penelitian dengan
memanfaatkan naskah kuno yang ada di Reksopustoko, kemudian peneliti menyerahkan
duplikat hasil penelitian untuk disimpan di Reksopustoko.
4. Digitalisai naskah kuno di Reksopustoko menggunakan komputer scan, ini dilakukan
untuk membuat duplikat naskah asli seperti apa adanya, kemudian dari hasil scan ini
nantunya yang akan disimpan untuk dibaca oleh para pemustaka perpustakaan Reksopustoko
bertujuan untuk mengurangi keruskan dari naskah aslinya.
5. Dibuatkan kotak naskah kuno, agar dapat digunakan untuk menyimpan naskah kuno yang
sudah rapuh, kerusakan ini dikarenakan sudah berumur ratusan tahun. Bahan yang digunakan
dalam pembuatan kotak naskah kuno terbuat dari karton jenis sirio black yang berkadar
netral, tidak mengandung asam maupun basa, sehingga karton sangat aman untuk menyimpan
naskah kuno sampai puluhan tahun.
6. Penggunaan laminasi naskah kuno merupakan bagian dalam pengelolaan bahan pustaka
koleksi naskah kuno untuk melindungi kertas yang sudah rapuh melakukan laminasi yang
bekerjasama dengan Arsip Nasional Jakarta, bahan ini digunakan untuk laminasi naskah kuno
dengan tissue jepang, tujuannya mengembalikan bentuk naskah asli agar menjadi kokoh.
7. Penggunaan katalogisasi koleksi naskah kuno dengan menggunakan sistem khusus ( Home
Klasifikasi) yaitu:
Golongan A, adalah naskah kuno yang berisi ajaran pendidikan
Golongan B adalah naskah kuno yang berisi tentang sejarah
Golongan C adalah naskah kuno yang berisi tentang sastra
Golongan D berisi tentang Wayang
Golongan E tentang cerita Menak
Golongan F tentang karawitan
Golongan G tentang Seni Tari
Golongan H tentang adat istiadat
Golongan I tentang Primbon
Golongan J Pariwisata
Golongan K tentang hukum
Golongan L tentang pertanian
Golongan M tentang kesehatan
Golongan N tentang Flora dan Fauna
Golongan O tentang dongeng
Golongan P tentang warna- warni
Golongan MN tentang Mangkunegaran
8. Fumigasi yang dilakukan di Reksopustoko Mangkunegaran dilaksanakan setiap setahun
sekali pelaksanaannya Fumigasi bertujuan untuk menghilangkan jamur dan serangga sebagai
perusak jamur, pada waktu dilakukan fumigasi tidak melayani pemustaka.
9. Ruang penyimpanan koleksi naskah kuno Reksopustoko berada di lantai sebelah timur
pendapa Puro Mangkunegaran, untuk menjaga keamanan tempat penyimpanan naskah
dibuatkan kunci pengaman 3 lapis disamping juga menghindari dari bencana kebakaran
disiapkan tabung pemadam kebakaran setiap tahun diganti.
Setiap koleksi naskah kuno yang berada dilantai 2 diberi akar wangi dan kapur barus untuk
mengusir serangga, ditaruh di sudut sudut almari penyimpanan

Museum Radya Pustaka Surakarta menyimpan beragam benda-benda kuno peninggalan dari
zaman Majapahit sampai Kasunanan Surakarta. Koleksinya kebanyakan milik Keraton
Surakarta, dan sebagian hadiah dari masyarakat. Walaupun Keraton Surakarta merupakan
warisan Kerajaan Mataram Islam, museum ini memiliki koleksi dari zaman Majapahit dan
zaman Mataram Hindu. Warisan Majapahit di mana kota Surakarta pernah menjadi pusat
pemerintahan pada masa akhir Kesultanan Mataram. Setelah perpecahan Mataram, Surakarta
menjadi pusat pemerintahan Kasunanan Surakarta dan Praja Mangkunagaran. Kedua pusat
feodalisme Jawa ini memiliki keterkaitan dengan Majapahit, karena dinasti Mataram
merupakan keturunan dari raja-raja Kesultanan Demak, yang juga merupakan penerus suksesi
dinasti Wijaya, sang pendiri Majapahit. Kota surakarta sendiri berdiri tahun 1745. Sedangkan
warisan Mataram Hindu karena sebelum ada Kerajaan Mataram Islam di Yogyakarta dan
sekitarnya pernah ada Kerajaan Mataram Hindu yang sangat terkenal pada zamannya.
Dalam laporan ini, hanya menyebutkan benda-benda atau naskah kuno dari zaman Majapahit
sampai Mataram Islam, sesuai tugas yang diberikan dalam tugas laporan kunjungan ini.
Kebanyakan koleksi dari masa tersebut adalah arca batu. Arca batu yang dimiliki museum
diperkirakan dari abad ke VII dan X yaitu pada zaman Hindu dan Budha mulai berkembang
di Indonesia. Arca-arca itu kebanyakan ditemukan di daerah sekitar Klaten, Boyolali,
Sukoharjo, Karanganyar, dan Solo. Ada pula arca-arca yang didatangkan dari sekitar
Mojokerto yang merupakan pusat pemerintahaan Kerajaan Majapahit tempo doloe. Koleksi
peninggalan Majapahit di museum ini tidak sebanyak di Mojokerto.
Adapun arca-arca tersebut antara lain :
DURGA MAHISA SURAMARDINI, sekitar abad IX saat pembangunan candi Prambanan.
AGASTYA, sekitar abad IX saat pembangunan candi Prambanan.
GANESHA, sekitar abad IX.
MAHAKALA, sekitar abad IX.
NANDI SAWAHANA MURTI, sekitar abad IX saat pembangunan candi Prambanan.
NANDISWARA, sekitar abad VII.
SHIWA MAHADEWA, sekitar abad IX saat pembangunan candi Prambanan.
LINGGA, sekitar abad IX.
ARCA DEWA, sekitar abad IX-X.
ARCA DEWI, sekitar abad VII.
JALADWARA, sekitar abad VII-VIII.
BODHISATWA AWALOGITESWARA, sekitar abad VIII.
SARASWATI, sekitar abad VII-VIII.

Gambar : Beberapa Arca yang ada di museum Radya Pustaka

Gambar : Naskah kuno

Gambar : Perbaikan naskah kuno


Gambar : Naskah kuno hasil perbaikan dengan tissu jepang

G. EVALUASI
Dari hasil pengamatan ini museum Radyapustaka menjadikan perjalanan suatu bangsa dan
suatu Negara. Masyarakat sudah banyak mengetahui sejarah dan bangsa melalui benda-
benda koleksi yang terdapat di museum. Museum memiliki manfaat yang ingin mencintai
peradaban bangsa untuk lebih giat untuk menggali sebagai sumber perdaban sudah tidak lagi
menjadi tempat yang dianggap menyeramkan dengan bangunan yang terlihat kaku dari segi
ruangan yang tidak kumunikatif. Maka perlunya kita akan peninggalan penting sejarah
generasi di masa datang, ini merupakan bukti adanya eksistensi kebudayaan, sehingga
pustakawan bisa menghargai dan memahami kehidupan itu sendiri adanya peradaban masa
lalu

H. PENUTUP
Dari hasil pengamatan bahwa Museum radya pustaka dan Rekso Pustoko memiliki sejarah
yang panjang, bisa dikatakan Perpustakaan Rekso pustoko dan menjadi pioner Perpustakaan
perpustakaan di Indonesia, dilihat dari sejarah yang panjang, tentunya rekso Pustoko telah
memberi peran bagi dunia pendidikan di Indonesia. Rekso Pustoko memiliki beberapa
kegiatan peningkatan peran dalam mengisi kemerdekaan serta menjaga dan melestarikan
benda- benda bersejarah yang memiliki nilai tinggi. Dari hasil pengamatan yang dilakukan
apa yang dilihat dan didengar dari nara sumber diketahui ReksoPustoko saat ini cukup
memprihatinkan dengan kesulitan merawat benda- benda bersejarah di karenakan kekurangan
dana yang mereka miliki. Perlunya aprisiasi dari masyarakat dan para pengunjung agar cagar
budaya perlu dikunjungi jangan hanya dikunjungi sebagaian turis asing dari manca negara
dan bukti bukti sejarah dan budaya diambil bangsa lain

berikut merupakan beberapa judul buku di Perpustakaan Radyapustaka :

Jawa Carik ;
- Babad Mataram
tentang sejarah berdirinya Kerajaan Mataram Islam pertama
- Primbon Mankuprajan
tentang mantera - mantera, bertuliskan huruf Arab Pegon
- Kawruh Empu
tentang pembuatan Keris dan bentuk bentuk Keris
- Babad Tang Tiau
Cerita legenda dari Kerajaan China, bertuliskan aksara Jawa
- Kuran Jawi
Al-quran dengan tulisan tangan yang beraksara Jawa

Buku - Buku Belanda ;


- Aanteekeningen bijnet oud Javansche Bishmaparwa
- Sumatera thes
- Encyclopaedie Nederlandsch Indie
- Javaansch - Nederlandsch Handwoordenboek
- Pararaton (Ken Arok)
- De Java - Oorlog Van 1825 1830
Alamat Museum Radya pustaka
Alamat Museum Radya Pustaka adalah di : Jl. Brigjen Slamet Riyadi 275
Sriwedari, Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia 57141
Telp: +62 271 712306
Email: info@radyapustaka.com

Sejarah Pendirian Museum Radya pustaka


Museum Radya pustaka didirikan pada masa pemerintahan Pakubuwono IX yaitu
oleh Patih Raden Adipati Sosrodiningrat IV pada tanggal 28 Oktober 1890.
Pendirian museum ini pertama kali sebenarnya di rumah seorang berkebangsaan
Belanda bernama Johannes Busselaar, kemudian pada tanggal 1 Januari 1913
dipindahkan ke Gedung saat ini berada, yaitu di Jalan Slamet Riyadi Solo.

Koleksi Terkenal Museum Radya pustaka


Museum Radya pustaka di Solo memiliki sejumlah koleksi yang sudah terkenal di
kalangan sejarawan. Diantara koleksi terkenal ini diantaranya adalah berupa
buku kuno karangan Pakubuwono IV berjudul Wulang Reh yang berisi tentang
petunjuk pemerintahan. Kemudian ada juga buku berjudul Serat Rama karangan
Pujangga Keraton Surakarta yaitu Yasadipura I yang bercerita tentang Wiracarita
Ramayana. Selain berupa buku ada juga koleksi terkenal berupa patung, yaitu
patung Kyai Rajamala. Patung ini berupa patung kepala raksasa yang terbuat
dari kayu hasil karya Pakubuwono V sendiri. Patung ini sangatlah bersejarah
karena patung ini merupakan hiasan depan sebuah perahu yang dipakai untuk
menjemput permaisuri yang berasal dari Madura.
Koleksi Museum paling banyak adalah Koleksi ARKEOLOGIKA terbagi 2 yakni:
1. Klasik :
- Arca Hindu :
~ Arca Shiwa ~ Arca Ganesha
~ Arca Wisnu ~ Fragment Candi
~ Arca Durga ~ Jaladwara / Nagamakara
- Arca Budha :
~ Arca Avalokitecvara
~ Arca Budha Gaotama
~ Arca Dewi Tara
Koleksi Keramik :
- Piring, gelas Kristal, Guci, gerabah
- Piala Porselain dari Kaisar Napoleon Bonaparte
Koleksi Etnhografi :
- Peralatan Tradisional :
~ Kudi, alat rumah tangga kuno, alat pertanian kuno
- Peralatan Upacara
~ Jodang Sesaji
- Perlatan Kesenian
~ Wayang Kulit, Beber, Gedhog, Krucil dll
~ Gamelan Slendro Pelog, Gamelan Tunggal
Koleksi Senjata :
- Keris, Tombak, Parang, Pedang, Panah, Gadha, Senapan dll
Koleksi Buku - Buku :
- Naskah Carik Jawa dan Naskah Cetak Jawa
~ Serat, Babad, Tembangan, Suluk dll
- Buku Indonesia Kuno dan Buku berbahasa Belanda
Koleksi Numemastik :
- Mata uang Kuno dari Indonesia dan dari Mancanegara
koleksi Masterpice :
- Chantik Kyai RAJAMALA (hiasan haluan kapal Keraton Surakarta pada masa
Paku Buwana IV)

Bukti yang dimaksud adalah vas bunga berbahan kaca yang dinamai Porselain
Napoleon. Benda antik itu merupakan hadiah pemberian Napoleon Bonaparte
untuk Paku Buwono (PB) IV pada 1811. Pemberian itu menjadi kado kelahiran
putra PB IV.

Hadiah lain dari Sang Jenderal Perancis adalah orgel alias kotak musik. Hadiah
tersebut diberikan kepada PB IV saat masih bertahta menjadi Raja Mataram
Islam pada 1788-1820.

Kedua benda koleksi berharga itu diletakkan di ruang sebelah kiri dari pintu
masuk. Seluruhnya dikemas dalam kotak kaca agar terhindar dari debu. Sayang,
penjelasan mendalam tentang hubungan Napoleon dan Raja Surakarta itu tak
dijabarkan secara detail.
Selain kado dari Napoleon, Museum Radya Pustaka Solo juga menyimpan
manuskrip kuno sebagai jejak peradaban zaman itu. Salah satunya adalah
naskah kuno keluaran abad 17.

Kurnia Heniwati, bagian pengelolaan manuskrip Museum Radya Pustaka


mengungkapkan museum ini menyimpan sekitar 400 naskah kuno. Naskah itu
belum seluruhnya didigitalisasi.

Baru sekitar 90 naskah yang sudah didigitalisasi," ucap Nia, panggilan akrabnya.

Menurut Nia, mahakarya naskah kuno museum tertua di Indonesia itu ada tiga
karya. Terdiri dari Serat Yusuf, Serat Iskandar dan Serat Ngusulbiah. Seluruh
serat itu ditulis pada 1729 oleh abdi dalem pamijen Keraton Kartasura dalam
aksara Jawa Carik.

"Serat Yusuf menceritakan kisah Nabi Yusuf. Manuskrip ini ditulis menggunakan
bahasa Jawa kuno. Serat Yusuf ini merupakan kado untuk permaisuri Ratu Balitar,
istri PB I, " Nia menjelaskan.

Serat Yusuf itu ditulis di atas kertas berukuran 24x36 cm. Ada 206 lembar dalam
serat yang dituliskan pada dhaluwang. Pada halaman pembuka, ada semacam
ukir-ukiran prada emas bercampur tinta warna hitam dan merah.

"Kalau Serat Iskandar ini berisi cerita tentang Sultan Iskandar. Sedangkan, Surat
Ngusulbiah bertuliskan tentang bertemunya Nabi Muhammad SAW dengan Nabi
Isa di Mekkah," ujar Nia.

You might also like